Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini disajikan hasil analisis data dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif

dan analisis inferensial.

1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika

1) Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal (Prertest) Siswa Kelas VIIB
sebelum diajar dengan Model Problem Based Learning (PBL)
Dari hasil analisis statistika deskriptif sebagaimana terlampir pada

lampiran, maka statistik skor hasil tes kemampuan awal siswa sebelum diajar

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) (Pretest) dirangkum

dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Deskripsi Skor Hasil Tes Kemampuan Awal (pretest) Siswa
Kelas VIIB SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Statistik Nilai Statistik


Sampel 30
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 45
Skor Terendah 10
Rentang Skor 35
Skor Rata-rata 25,2
Standar Deviasi 10,182
Sumber: Data Olah Lampiran D.2

50
51

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata

kemampuan awal siswa sebelum diajar dengan menggunakan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah 25,2 dari skor ideal 100.

Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 45 dan skor terendah adalah 10 dengan

standar deviasi 10,182.

Jika skor hasil tes kemampuan awal siswa sebelum diajar dengan

menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh Tabel distribusi frekuensi

dan persentase skor sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Ketetapan


Departemen Pendidikan Nasional
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Rendah 30 100


Rendah 0 0
Sedang 0 0
Tinggi 0 0
Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 30 100
Sumber: Data Olah Lampiran D.2

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa dari 30

siswa SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang dijadikan sampel penelitian pada

pretest, pada umumnya memiliki tingkat hasil tes kemampuan awal dalam

kategori sangat rendah dengan skor rata-rata 25,2 dari skor ideal 100.
52

2) Statistik Skor Hasil Belajar (Posttest) Siswa Kelas VIIB setelah diajar
dengan Model Problem Based Learning (PBL)
Dari hasil analisis statistika deskriptif sebagaimana terlampir pada

lampiran, maka statistik skor hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) (Posttest) dirangkum dalam

tabel berikut.

Tabel 4.3 Deskripsi Skor Hasil Belajar (posttest) Siswa Kelas VIIB SMP
Muhammadiyah 6 Makassar

Statistik Nilai Statistik


Sampel 30
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 98
Skor Terendah 45
Rentang Skor 53
Skor Rata-rata 79,07
Standar Deviasi 11,157
Sumber: Data Olah Lampiran D.2

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar

matematika siswa setelah diajar dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) adalah 79,07 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai

siswa adalah 98 dan skor terendah adalah 45 dengan standar deviasi 11,157.

Jika skor hasil belajar siswa setelah diajar menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh

Tabel distribusi frekuensi dan persentase skor sebagai berikut:


53

Tabel 4.4 Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB Berdasarkan
Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Rendah 1 3,3


Rendah 2 6,7
Sedang 10 33,3
Tinggi 13 43,3
Sangat Tinggi 4 13,4

Jumlah 30 100
Sumber: Data Olah Lampiran D.2

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa dari 30

siswa SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang dijadikan sampel penelitian pada

posttetst, pada umumnya memiliki tingkat hasil tes hasil belajar dalam kategori

sedang dengan skor rata-rata 79,07 dari skor ideal 100.

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika

siswa setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIB
SMP Muhammadiyah 6 Makassar
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tidak Tuntas 7
23,3
Tuntas 23 76,7
Jumlah 30 100
Sumber: Data Olah Lampiran D.2

Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila

memiliki nilai minimal 75. Dari Tabel 4.5 di atas dapat digambarkan bahwa

jumlah siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 23 orang

dari jumlah keseluruhan 30 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 76,7%.


54

b. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Data hasil pengamatan aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif.

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan

lembar observasi aktivitas siswa yang diisi setiap pertemuan selama proses

pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran matematika setiap kali pertemuan selama empat kali tatap muka

dinyatakan dengan persentase. Hasil tersebut secara ringkas disajikan dalam Tabel

4.6 sedangkan secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran.

Tabel 4.6 Deskripsi Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran


Matemateka melalui Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) pada Siswa Kelas VIIB SMP Muhammadiyah 6 Makassar
No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata- Persentase
I II III IV rata (%)
Aktivitas Positif (aktif)
1 Mendengarkan/memerhati 9 9 8 10 9 90
kan penjelasan guru atau
siswa.
2 Mampu menghubungkan 7 6 7 8 7 70
mata pelajaran dengan
kehidupan nyata.
3 Berdiskusi/tanya jawab 9 10 9 9 9,3 93
antarsiswa/guru
4 Membaca/mengerjakan 9 8 9 10 9 90
LKS
5 Bekerja sama dengan 9 9 10 9 9,3 93
teman dalam mencari
solusi dari permasalahan.
6 Kritis pada setiap 8 8 7 9 8 80
permasalahan yang
muncul.
7 Mencatat apa yang telah 10 10 9 10 9,8 98
dipelajari.
Jumlah 614
Rata-rata Persentase 87,7
55

Aktivitas Negatif (pasif)


1 Tidak mengerjakan soal- 1 1 2 0 1 10
soal yang diberikan guru.
2 Perilaku lain yang tidak 3 4 3 2 3 30
relevan dalam
pembelajaran
Jumlah 40
Rata-rata Persentase 20
Sumber: Data Olah Lampiran D.4

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh bahwa rata-rata persentase

aktivitas siswa aktif 87,7 % dan persentase siswa pasif 20% Hal ini menunjukkan

bahwa secara umum dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat,

kesepuluh siswa yang diobservasi telah melaksanakan aktivitas dalam penerapan

model Problem Based Learning (PBL) sesuai yang diharapkan yaitu minimal 75%

siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

c. Deskripsi Hasil Respon Siswa

Instrumen yang digunaka untuk memperoleh data respons siswa adalah

angket respons siswa. Hasil analisis data respons siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran matematika melalui penerapan model Problem Based Learning

(PBL) yang diisi oleh 30 siswa secara singkat ditunjukkan sebagai berikut :
56

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Respon Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran


Matemateka melalui Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) pada Siswa Kelas VIIB SMP Muhammadiyah 6 Makassar
No Pertanyaan Jawaban Ya Jawaban Tidak

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Apakah Anda senang belajar 28 93,3% 2 6,7%


menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) ?
2 Apakah Anda semakin percaya diri 24 80% 6 20%
untuk belajar matematika setelah
guru menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) ?
3 Apakah Anda merasa terbantu 30 100% 0 0%
dengan adanya Lembar kerja siswa
?
4 Apakah dengan model Problem 26 86,7% 4 13,3%
Based Learning (PBL) anda merasa
bisa berbagi ilmu dengan teman
yang lainnya ?
5 Apakah dengan menggunakan 26 86,7% 4 13,3%
Problem Based Learning (PBL)
anda lebih mudah memahami
materi dengan baik?
6 Apakah Anda merasa lebih aktif 27 90% 3 10%
dalam pembelajaran dengan
diterapkannya model Problem
Based Learning (PBL) ?
7 Apakah anda setuju jika model 25 83,3% 5 16,7%
Problem Based Learning (PBL)
diterapkan dalam pembelajaran
matematika?

Jumlah 186 24
Persentase 88,6% 11,4%
Sumber: Data Olah Lampiran D.6
57

Berdasarkan tabel 4.7 dapat digambarkan bahwa dari 30 siswa SMP

Muhammadiyah 6 Makassar yang dijadikan sampel penelitian terdapat 186 dari

yang menjawab Ya dan 24 menjawab tidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

memberi respon positif dengan persentase respon positif 88,6%.

d. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yang diobservasi adalah keterlaksanaan

pembelajaran yang berkaitan dengan model Problem Based Learning (PBL).

Adapun observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran tersebut mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasi terhadap

keterlaksanaan pembelajaran pada kegiatan dalam proses pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran


Penilaian Rata-
ASPEK PENGAMATAN Rata Ket
1 2 3 4 (̅)
I. KEGIATAN PENDAHULUAN
a. Guru mengawali pembelajaran dengan salam
4 4 4 4 4 SB
dan mengecek kehadiran siswa.
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan
4 4 4 4 4 SB
dipelajari
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 3 3 4 3,5 SB
yang ingin dicapai
d. Guru menginformasikan cakupan materi yang
4 4 4 4 4 SB
akan dipelajari
II. Kegiatan Inti
a. Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan dengan cara menjelaskan materi
sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan 4 4 4 4 4 SB
membantu siswa mengorganisasikan tugas
belajar yang terkait dengan materi.
58

b. Guru membagi siswa kedalam kelompok


4 4 4 4 4 SB
belajar.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa dan
4 4 4 4 4 SB
teman kelompoknya untuk mengerjakan LKS.
d. Guru membimbing kelompok-kelompok
4 4 3 4 3,8 SB
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
e. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
4 4 4 4 4 SB
informasi yang sesuai dengan materi.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
4 4 3 4 3,8 SB
untuk melaksanakan eksperimen.
g. Guru menyelidiki hasil karya setiap kelompok
dan memberi arahan untuk mengembangkan 4 3 4 3 3,5 SB
hasil karyanya jika diperlukan.
h. Guru memanggil salah satu kelompok secara
acak untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka dan memberikan 4 4 4 4 4 SB
kesempatan kepada siswa lain yang ingin
bertanya
i. Guru membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan 4 4 3 4 3,8 SB
keterampilan penyelidikan intelektual siswa
j. Guru meminta siswa untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan 4 3 3 4 3,5 SB
selama proses kegiatan belajarnya.
I. KEGIATAN PENUTUP
a. Guru memberikan penghargaan berupa pujian
terhadap upaya dan hasil belajar individu dan 3 3 2 3 2,8 B
kelompok.
b. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
3 2 1 3 2,3 B
memberikan pesan untuk tetap belajar.
c. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
4 4 4 4 4 SB

Jumlah 63
SB
Rata-Rata 3,7
Sumber: Data Olah Lampiran D.5
59

Untuk hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan

dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.9 Hasil Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran setiap pertemuan


Rata-Rata
Pertemuan Jumlah skor Interval skor Kategori
(̅)
I 66 3,9 3,00 < ̅ ≤ 4,00 Sangat Baik
II 61 3,6 ̅
3,00 < ≤ 4,00 Sangat Baik
III 59 3,5 3,00 < ̅ ≤ 4,00 Sangat Baik
IV 65 3,8 3,00 < ̅ ≤ 4,00 Sangat Baik
Jumlah 14,8
3,00 < ̅ ≤ 4,00 Sangat Baik
Rata-Rata 3,7
Sumber: Data Olah Lampiran D.5

Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 hasil pengamatan rata-rata keterlaksanaan

pembelajaran melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) selama

empat pertemuan yaitu 3,7. Dalam kriteria keterlaksanaan pembelajaran yang

telah dipaparkan pada bab III, nilai rata-rata total yang diperoleh berada pada

interval 3,00 ˂ ̅ ≤ 4,00 yang artinya berada pada kategori terlaksana dengan

sangat baik sehingga dapat dikatakan efektif.

2. Hasil Analisis Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian

hipotesis yang telah dirumuskan, dan sebelum melakukan analisis statistik

inferensial terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji gain.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah skor rata-rata hasil

belajar siswa (pretest-posttest) berdistribusi normal atau tidak. Kriteria

pengujiannya adalah:

Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.


60

Jika Pvalue < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

Dengan menggunakan bantuan program komputer dengan program

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20 dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas


Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
PRETEST .135 30 .169
POSTTEST .127 30 .200
GAIN SCOR .110 30 .200
Sumber: Data Olah Lampiran D.3

Hasil analisis skor rata-rata untuk pretest menunjukkan nilai Pvalue> α yaitu

0,169 > 0,05 dan skor rata-rata untuk posttest menunjukkan nilai Pvalue > α yaitu

0,200 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa skor pretest dan posttest termasuk

kategori normal.

b. Uji Gain

Pengujian Normalized gain bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

ketuntasan hasil belajar siswa. Dari hasil pengujian Normalized gain yang dapat

dilihat pada lampiran D.3 menunjukkan bahwa indeks gain = 0,7260. Hal ini

berarti berada pada interval g ≥ 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan

hasil belajar di kategorikan tinggi.

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui

apakah pembelajaran matematika materi Pecahan efektif melalui penerapan model

Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas VIIB SMP Muhammadiyah 6

Makassar.
61

Tabel 4.11 Hasil Output One-Sample Test


Test Value = 0
t df Sig. (2- Mean 95% Confidence Interval of
tailed) Difference the Difference
Lower Upper
pretest 13.555 29 .000 25.200 21.40 29.00
posttest 38.816 29 .000 79.067 74.90 83.23
gain_scor 31.711 29 .000 .72595 .6791 .7728
Sumber: Data Olah Lampiran D.3

Uji hipotesis minor

1) Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran

model Problem Based Learning (PBL) dihitung dengan menggunakan uji-t

one sample test yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : μ ≤ 74,9 melawan H1: μ ˃ 74,9

Keterangan:

μ = Parameter skor rata-rata hasil belajar siswa

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.11 di atas tampak bahwa nilai t

hitung posttest lebih besar dari t tabel (38,816 > 2,04523) dengan tingkat

signifikan Nilai p (sig.(2- tailed)) adalah 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata hasil belajar (posttes) siswa

kelas VIIB SMP Muhammadiyah 6 Makassar lebih dari 74,9.

2) Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) dihitung dengan menggunakan uji-t one

sample test yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : μg ≤ 0,29 melawan H1: μg ˃ 0,29


62

Keterangan:

μg = Parameter skor rata-rata gain ternormalisasi

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.11 di atas tampak bahwa nilai t

hitung Gain skor lebih besar dari t tabel (31.711 > 2,04523) dengan tingkat

signifikan Nilai p (sig.(2- tailed)) adalah 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni gain ternormalisasi berada pada

kategori sedang.

3) Ketuntasan belajar siswa setelah di ajar dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) secara klasikal yang dirumuskan dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0: π ≤ 74,9% melawan H1: π ˃ 74,9%

Keterangan:

π = Parameter ketuntasan belajar secara klasikal

Pengujian ketuntasan klasikal siswa dilakukan dengan menggunakan uji

proporsi. Untuk uji proporsi dengan menggunakan taraf signifikan 5%

diperoleh Ztabel = 1,64, berarti H0 diterima jika Zhitung < 1,64. Karena

diperoleh nilai Zhitung = 0,25 maka H0 diterima, artinya proporsi siswa yang

mencapai kriteria ketuntasan minimal kurang dari atau sama dengan 79,9% dari

keseluruhan siswa yang mengikuti tes.

4) Persentase respons siswa setelah diajar dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL). Secara statistik dapat dituliskan sebagai berikut:

H0: π ≤ 79,9% melawan H1: π ˃ 79,9%

Keterangan:
63

π = Parameter respons siswa

Pengujian respons siswa dilakukan dengan menggunakan uji proporsi. Untuk

uji proporsi dengan menggunakan taraf signifikan 5% diperoleh Ztabel = 1,64,

berarti H0 diterima jika Zhitung < 1,64. Karena diperoleh nilai Zhitung = 4

maka H0 ditolak, artinya proporsi respons siswa terhadap penerapan model

Problem Based Learning (PBL) minimal 80% berada pada kategori merespons

positif dari keseluruhan pertanyaan respons siswa yang diberikan.

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

penerapan model Problem Based Learning (PBL) telah memenuhi kriteria

keefektifan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka pada

bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yaitu pembahasan hasil analisis

deskriptif dan pembahasan hasil analisis inferensial.

1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Pada pembahasan hasil analisis deskriptif meliputi hasil belajar siswa,

aktivitas siswa, respon siswa dan keterlaksanaan pembelajaran terhadap proses

pembelajaran melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dikatakan efektif jika rata-rata hasil belajar siswa

minimal mencapai 75
64

1) Hasil Tes Kemampuan Awal (Prertest) Siswa Kelas VIIB sebelum diajar
dengan Model Problem Based Learning (PBL)
Hasil analisis data tes kemampuan awal siswa sebelum diterapkan

pembelajaran matematika melalui penerapan model Problem Based Learning

(PBL) menunjukkan bahwa dari 30 siswa, keseluruhan siswa tidak ada yang

mencapai ketuntasan individu (mendapat skor ketuntasan minimal 75), dengan

kata lain hasil belajar siswa sebelum diterapkan model Problem Based Learning

(PBL) umumnya masih tergolong sangat rendah.

2) Hasil Tes Belajar matematika (Posttest) Siswa Kelas VIIB setelah diajar
dengan Model Problem Based Learning (PBL)
Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran

matematika melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL)

menunjukkan bahwa terdapat 23 orang siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) dengan ketuntasan klasikal 76,7 % sedangkan siswa yang tidak

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 7 siswa atau 23,3%.

Dengan kata lain, hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model

Problem Based Learning (PBL) berada pada kategori sedang.

b. Aktivitas Siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui

penerapan model Problem based Learning (PBL) pada siswa kelas VIIB SMP

Muhammadiyah 6 Makassar menunjukkan bahwa siswa aktif dalam pembelajaran

baik sebelum dan sesudah pembelajaran, hubungan sosial siswa semakin baik,

siswa dengan guru telah memenuhi kriteria aktif karena sesuai dengan indikator

aktivitas siswa bahwa aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika rata-rata


65

frekuensi persentase aktivitas siswa telah mencapai minimal 75%. Berdasarkan

hasil analisis diperoleh bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa aktif 87,7%. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran

matematika melalui penerapan model Problem based Learning (PBL).

c. Respons Siswa

Kriteria yang ditetapka untuk mengatakan bahwa para siswa memiliki

respons positif terhadap kegiatan pembelajaran adalah minimal 80% dari mereka

memberi respons positif dari jumlah aspek yang ditanyakan. Respons posistif

siswa terhadap pembelajaran dikatakan tercapai apabila kriteria respons posistif

siswa untuk kegiatan pembelajaran terpenuhi. Berdasarkan jawaban siswa dari

angket yang dibagikan diperoleh data bahwa 88,6% memberikan respons positif

dari sejumlah pertanyaan yang diajukan, berarti kriteria respons positif untuk

kegiatan pembelajaran terpenuhi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil belajar, aktivitas dan respons

siswa telah memenuhi kriteria kefektifan

d. Keterlaksanaan Pembelajaran

Hasil analisis data observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran melaui

penerapan model Problem Based Learning (PBL) dari pertemuan I sampai dengan

pertemuan IV menunjukkan rata-rata total 3,7. Nilai rata-rata yang diperoleh

berada pada interval 3,00 < ̅ ≤ 4,00 yang artinya berada pada kategori terlaksana

dengan sangat baik sehingga dapat dikatakan efektif.

.
66

2. Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Hasil analisis inferensial yang dimaksudkan adalah pembahasan terhadap

hasil pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil analisis

inferensial menunjukkan bahwa data pretest dan posttest telah memenuhi uji

normalitas yang merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji hipotesis. Data

pretest dan posttest telah terdistribusi dengan normal karena nilai P > α = 0,05

(Lampiran D.3).

Karena data berdistribusi normal maka memenuhi kriteria untuk

digunakannya uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji-t one sample test dengan sebelumnya melakukan

Normalized gain pada data pretest dan data posttest. Pengujian Normalized gain

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah

diberi perlakuan. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t one sample test

dengan sebelumnya melakukan Normalized gain pada data pretest dan data

posttest. (Lampiran D.3) telah diperoleh nilai p (sig.(2-tailed)) adalah 0,000 <

0,05 = , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa “terjadi

peningkatan hasil belajar matematika setelah diterapkan model Problem Based

Learning (PBL) pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar dimana

nilai gainnya minimal mencapai 0,3 yaitu 0,72 dengan kategori tinggi”.

Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) sebanyak 23 orang dari jumlah keseluruhan 30

orang dengan persentase 76,7% sedangkan yang tidak mencapai kriteria


67

ketuntasan belajar sebanyak 7 orang dari jumlah keseluruhan dengan persentase

23,3%.

Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, ternyata cukup

mendukung teori yang telah dikemukakan pada kajian pustaka. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa “Model Problem Based Learning (PBL) efektif

diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIIB SMP

Muhammadiyah 6 Makassar”.

Anda mungkin juga menyukai