Anda di halaman 1dari 9

1

TEKNIK
ANALISIS DATA

Bagian teknik analisis data menjelaskan teknik apa yang digunakan untuk
menganalisis data penelitian. Setelah data dianalisis nantinya dengan
menggunakan teknik yang ada, maka akan tercapailah hal-hal berikut ini:
• Terjawablah rumusan masalah
• Tercapailah tujuan penelitian
• Terujilah hipotesis

Dilihat dari bentuk penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitiannya maka


analisis data dibagi menjadi 3, yakni:
1). Analisis data deskriptif: menganalisis gambaran satu atau beberapa variabel
yang sifatnya adalah “variabel mandiri”. Contoh statistik yang digunakan:
• Distribusi frekuensi
• Mean (Rata-rata)
• Median (Nilai Tengah)
• Modus (Nilai Sering muncul)
• Minimum (nilai terendah)
• Maksimum (nilai tertinggi)
• dll
2). Analisis data komparatif: menganalisis perbandingan dua atau lebih objek
yang diamati/dikaji. Contoh statistik yang digunakan:
• One sample T-Test
• Independent Sample T-Test
• Paired sample T-Test
• Anova
• Chi-Square,
• dll
3). Analisis data asosiatif: menganalisis hubungan dua variabel atau lebih. Contoh
statistik yang digunakan:
• Korelasi: Sederhana (simple); Berganda (multiple)
• Regresi: Sederhana (simple); Berganda (multiple)
• Analisis Jalur: Satu jalur; Lebih dari satu jalur
• Dll
2

CONTOH ANALISIS DATA


DENGAN DESKRIPTIF (MEAN)
DAN ASOSIATIF (KORELASI)

 Judul:
Hubungan Stress Kerja (x1) dan Motivasi Kerja (x2) dengan Kinerja
Karyawan (y) di PT. X Medan

 Rumusan Masalah:
1. Bagaimana tingkat stress kerja karyawan PT. X?
2. Bagaimana tingkat motivasi kerja karyawan PT. X?
3. Bagaimana tingkat kinerja kerja karyawan PT. X?
4. Adakah hubungan stress dengan kinerja karyawan PT. X?
5. Adakah hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. X?
6. Adakah hubungan stress kerja dan motivasi kerja dengan kinerja
karyawan PT. X?
Catatan: rumusan masalah ke 1,2,3 adalah deskriptif; rumusan masalah ke 4
dan 5 adalah asosiatif sederhana (hanya ada satu variabel bebas); rumusan
masalah ke 6 adalah asosiatif berganda (ada lebih dari satu variabel bebas).

 Tujuan Penelitian:
1. Mengetahui tingkat stress kerja karyawan PT. X
2. Mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan PT. X
3. Mengetahui tingkat kinerja kerja karyawan PT. X
4. Menguji hubungan stress dengan kinerja karyawan PT. X
5. Menguji hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. X
6. Menguji hubungan stress kerja dan motivasi kerja dengan kinerja
karyawan PT. X
Catatan: tujuan penelitian ke 1,2,3 adalah deskriptif; tujuan penelitian ke 4
dan 5 adalah asosiatif sederhana (hanya ada satu variabel bebas); tujuan
penelitian ke 6 adalah asosiatif berganda (ada lebih dari satu variabel
bebas).

 Hipotesis
1. Ada hubungan stress dengan kinerja karyawan PT. X
2. Ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. X
3. Ada hubungan stress kerja dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan
PT. X
Catatan: rumusan masalah dan tujuan ke-1,2,3 tidak memerlukan hipotesis
karena tergolong deskriptif (mengkaji variabel mandiri)
3

 Teknik Analisis Data


Hal-hal yang akan dianalisis Teknik Statistik yang digunakan
1. Mengetahui tingkat stress Mean (rata-rata)
kerja karyawan PT. X
2. Mengetahui tingkat motivasi Mean (rata-rata)
kerja karyawan PT. X
3. Mengetahui tingkat kinerja Mean (rata-rata)
kerja karyawan PT. X
4. Menguji hubungan stress  Korelasi sederhana/simple
dengan kinerja karyawan PT. correllation/korelasi product moment
X
5. Menguji hubungan motivasi  Korelasi sederhana/simple
kerja dengan kinerja correllation/korelasi product moment
karyawan PT. X
6. Menguji hubungan stress  Korelasi berganda/multiple correllation
kerja dan motivasi kerja
dengan kinerja karyawan PT.
X

 Analisis Data/Pembahasan

Berikut ini rekapitulasi jawaban responden sebagai hasil dari pengumpulan


data dengan kuisioner, dengan spesifikasi sebagai berikut:

Rekapitulasi Jawaban Kuisioner


4

Untuk menjawab rumusan masalah/tujuan penelitian 1,2, dan 3 maka dapat


digunakan cara analisis berikut ini
1. Tingkat stress kerja karyawan PT. X?
Untuk menentukan tingkat stres kerja karyawan, dapat digunakan tabel berikut
ini:
Interval Keterangan
4,24-5,00 Sangat tinggi
3,43-4,23 Tinggi
2,62-3,42 Sedang
1,81-2,61 Rendah
1,00-1,80 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel Rekapitulasi Jawaban Kuisioner, total rata-rata variabel
stres kerja (X1) adalah 4,04, nilai ini berada pada interval 3,43-4,23, dengan
demikian tingkat stres kerja karyawan tergolong dalam kategori ”tinggi”.

Catatan: Untuk menentukan interval kelas di atas digunakan cara berikut ini :
Rentang* 4
Interval kelas= = = 0,80
Banyak Kelas** 5
*
Rentang = opsi jawaban tertinggi-opsi jawaban terendah=5-1=4
**
Banyak kelas ada 5 yakni kelas sSangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
sangat rendah

Maka :
 Interval kelas "sangat rendah" adalah 1 s.d. (1+0,80) hasilnya 1 s.d. 1,80
 Interval kelas "rendah" adalah 1 s.d. (1,81+0,80) hasilnya 1,8 s.d. 2,61
 Interval kelas "sangat tinggi" adalah 1 s.d. (4,24+0,80) hasilnya 4,24 s.d.
5,04 atau dibulatkan menjadi 4,24 s.d. 5.

2. Tingkat motivasi kerja karyawan PT. X?


Untuk menentukan tingkat motivasi kerja karyawan, dapat digunakan tabel
berikut ini:
Interval Keterangan
4,24-5,04 Sangat tinggi
3,43-4,23 Tinggi
2,62-3,42 Sedang
1,81-2,61 Rendah
1,00-1,80 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel Rekapitulasi Jawaban Kuisioner, total rata-rata variabel


motivasi kerja (X1) adalah 3,63, nilai ini berada pada interval 3,43-4,23,
dengan demikian tingkat motivasi kerja karyawan tergolong dalam kategori
”tinggi
5

3. Tingkat kinerja kerja karyawan PT. X?


Untuk menentukan tingkat kinerja karyawan, dapat digunakan tabel berikut
ini:
Interval Keterangan
4,24-5,04 Sangat tinggi
3,43-4,23 Tinggi
2,62-3,42 Sedang
1,81-2,61 Rendah
1,00-1,80 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel Rekapitulasi Jawaban Kuisioner, total rata-rata variabel


kinerja (X1) adalah 3,79, nilai ini berada pada interval 3,43-4,23, dengan
demikian tingkat kinerja karyawan tergolong dalam kategori ”tinggi

Untuk menjawab rumusan masalah/tujuan penelitian 4,5, dan 6 maka dapat


digunakan cara analisis berikut ini

4. Hubungan stress kerja dengan kinerja karyawan PT. X


Untuk menganalisis hubungan stress kerja dengan kinerja karyawan
digunakan statistik korelasi sederhana/simple correlation/korelasi product
monent dengan rumus:

Catatan: skor-skor yang digunakan untuk menghitung korelasi adalah skor


rata-rata variabel bebas dan variabel terikat (lihat tanda panah gambar di
atas) atau boleh juga skor total variabel bebas dan variabel terikat.
6

Langkah-langkah menganalisisnya adalah berikut ini:


1. Koefisien korelasi (r): Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi
(r)= -0,23. Nilai ini menunjukkan hubungan yang negatif (berlawanan)
antara stres kerja dengan kinerja, artinya meningkatnya stress kerja diikuti
dengan menurunnya kinerja.
2. Uji Hipotesis: Untuk menguji hipotesis yakni untuk melihat ada tidaknya
hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan
dapat digunakan uji t dengan langkah-langkah seperti berikut ini:
a. Menentukan hipotesis statistiknya:
- H0: =0 (Tidak ada hubungan signifikan stres kerja dengan kinerja)
- Ha: 0 (Ada hubungan signifikan stres kerja dengan kinerja)
b. Menentukan kriteria pengujiannya:
- Tolak H0 jika nilai t >t tabel
- Terima H0 jika nilai t <t tabel
c. Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dan menarik
kesimpulan:

-0,23 (10-2)
= = -0,668
(1-(-0,23))

Catatan:
r=koefisien korelasi
n=sampel

Nilai t yang diperoleh dari rumus di atas adalah=0,668 (hasil positif dan
negatif adalah sama karena uji yang digunakan adalah uji dua pihak; lihat
contoh gambar di bawah).

Dari nilai t tabel diperoleh nilai sebesar 2,306 (nilai t tabel diperoleh
dengan cara melihat tabel t pada degree of freedom (df) atau derajat
kebebasan (dk)=n-2=10-2=8, uji dua pihak/two tailed, taraf signifikan
0,05).

Karena nilai t<t tabel yakni 0,668<2,306, maka H0 diterima, sehingga


kesimpulannya ”Tidak ada hubungan signifikan stres kerja dengan kinerja
karyawan”. Hubungan yang signifikan berarti ada hubungan yang
nyata/berarti.
7

Lihat nilai t hitung di atas, nilai t hitung yakni -0,668 dan 0,668 berada di
daerah penerimaan H0

5. Hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. X


Analisis hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan menggunakan cara
yang sama dengan menganalisis hubungan stress kerja dengan kinerja
karyawan seperti contoh sebelumnya.

6. Hubungan stress kerja dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. X
Untuk menganalisis hubungan stress kerja dan motivasi kerja dengan kinerja
karyawan menggunakan statistik korelasi berganda/multiple correllation. Pada
prinsipnya analisis data dengan statistik korelasi berganda ini sama saja
dengan cara menganalisis korelasi sederhana seperti contoh sebelumnya.
Perbedaannya terletak pada pengujian hipotesis. Jika korelasi sederhana
menggunakan uji t untuk menguji hipotesisnya, maka korelasi berganda
menggunakan uji F untuk menguji hipotesisnya. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:

Catatan: skor-skor yang digunakan untuk menghitung korelasi adalah skor


rata-rata variabel bebas dan variabel terikat (lihat tanda panah gambar di
atas) atau boleh juga skor total variabel bebas dan variabel terikat.
8

R=Korelasi berganda
r2yx1 = kuadrat dari korelasi antara x1 dengan y
r2yx2 = kuadrat dari korelasi antara x2 dengan y
ryx1 = korelasi antara x1 dengan y
ryx2 = korelasi antara x2 dengan y
rx1x2 = korelasi antara x1 dengan x2
r2x1x2 = kuadrat dari korelasi antara x1 dengan x2

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas diperoleh koefisien


korelasi berganda (R) sebesar 0,313.

Selanjutnya nilai R ini digunakan di dalam uji F untuk menguji hipotesis


dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis statistiknya:
- H0: =0 (Tidak ada hubungan signifikan stres kerja dan motivasi
kerja dengan kinerja)
- Ha: 0 (Ada hubungan signifikan stres kerja dan motivasi kerja
dengan kinerja)
b. Menentukan kriteria pengujiannya:
- Tolak H0 jika nilai F >F tabel
- Terima H0 jika nilai F <F tabel
c. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dan menarik
kesimpulan:

0,3132/2
= = 0,380
2
(1-0,313 )/(10-2-1)
Catatan:
R= Koefisien korelasi berganda
k= Jumlah variabel bebas
n=sampel
9

Nilai F yang diperoleh dari rumus di atas adalah=0,380.

Sedangkan nilai F tabel adalah sebesar 4,74 (diperoleh dengan cara


melihat tabel F pada dk pembilang=k=2; dk penyebut=n-k-1=10-2-1=7,
uji dua pihak/two tailed, taraf signifikan 0,05) Catatan: k adalah
banyaknya variabel bebas.

Karena nilai F<F tabel yakni 0,380<4,74, maka H0 diterima, sehingga


kesimpulannya ”Tidak ada hubungan signifikan stres kerja dan motivasi
dengan kinerja”.

Lihat nilai F hitung di atas, nilai F hitung yakni -3,80 dan 0,380 berada di
daerah penerimaan H0.

Anda mungkin juga menyukai