Anda di halaman 1dari 16

MODUL FARMAKOTERAPI

“DISPOSISI OBAT PADA IBU HAMIL & MENYUSUI”

Dosen Pengampu :

Herda Ariyani, M. Farm., Apt

Disusun Oleh :

1. Achmad Aprian Noor 1848201110001


2. Anisa Desriyanti 1848201110013
3. Dewi Ira Nurjanah 1848201110031
4. Firda Muzdalifah 1848201110043
5. Latipah 1848201110061
6. Muhammad Raihan Fadil 1848201110064
7. Muhammad Satrio Wibowo 1848201110082
8. Nadya Ayu Puspita Sari 1848201110088
9. Nor Izzatil Hasanah 1848201110100
10. Nurul Tasya Asnadiah 1848201110112
11. Sari Ena Safitry 1848201110136
12. Syahida Purnama 1848201110148

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Karbohidrat” ini guna
menyelesaikan tugas mata kuliah Biokimia.
Materi ini kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan dari resep
kapsul yang kami dapatkan. Mencakup kelengkapan resep, uraian bahan,
perhitungan dosis, penimbangan, dan cara kerja.
Mungkin dalam penyusunan materi karbohidrat ini masih terdapat banyak
kekurangan yang tidak kami sadari.Untuk itu, kami memohon maaf atas segala
kekurangan yang ada dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sebagai penyempurnaan untuk kedepannya.

Banjarmasin, 10 Oktober 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I DISPOSISI OBAT PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI .........
1.1 Tujuan Pembelajaran ............................................................................
1.2 Pendahuluan .........................................................................................
1.3 Isi .........................................................................................................
1.3.1 Pengetian Obat Ibu Hamil dan Menyusui ..........................
1.3.2 Penggolongan Ibu Hamil dan Menyusui ............................
1.3.3 Cara Penggunaan Obat Ibu Hamil dan Menyusui ..............
BAB II ANALISIS KASUS ...........................................................................
2.1 Deskripsi Kasus ...................................................................................
2.2 Penatalaksanaan ...................................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
DISPOSISI OBAT IBU HAMIL DAN MENYUSUI

1.1 Tujuan Pembelajaran


1. Memahami pengertian tentang Obat untuk ibu hamil.
2. Menganalisis obat-obat yang dapat digunakan oleh ibu hamil.
3. Menjelaskan tentang disposisi obat ibu hamil dan menyusui.
4. Memahami pemakai obat ibu hamil dan menyusui yang benar.
1.2 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang


didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat
masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari
ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak
melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada
tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah,
jumlah ibu hamil mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018). Kondisi
kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi
tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi
yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan
agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup yang sehat dan menghindari
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa
kehamilan (Johnson, 2016).

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan


normal juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015).
Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau
penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil (Sukarni & Wahyu, 2013)
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu
kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu
bahkan setelah persalinan (Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami
gangguan medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori
risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada
kehamilan menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012). Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat
disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah
melahirkan. Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan
atau diperberat oleh 3 kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan,
tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil yang diakibatkan karena
kecelakaan (Maternity & Putri, 2017). Organisasi Kesehatan Dunia atau
World Health Organization (WHO) mencatat sekitar 830 wanita diseluruh
dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait dengan
kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat
pada negara berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka
Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan
dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2018).
Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu
hamil meliputi kondisi sosial ekonomi yang menjadi salah satu indikator
terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang kurang baik pada saat
sebelum maupun dalam masa kehamilan, adanya komplikasi pada
kehamilan dan saat melahirkan, adanya ketersediaan fasilitas kesehatan
khususnya pelayanan terhadap prenatal dan obstetri. Selain itu, terdapat 4
kriteria “terlalu” yang juga menjadi penyebab kematian dalam maternal,
yaitu terlalu muda usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun), terlalu tua
usia ibu saat melahirkan (usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah anak
(anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar setiap kelahiran (jarak < 2
tahun) (Dinkes Jawa Tengah, 2017)
1.3 Isi
1.3.1 Pengertian Obat Ibu Hamil dan Meyusui
Obat ibu hamil dan menyusui adalah obat-obat yang diberikan
kepada ibu hamil dan menyusui dengan indakasi tertentu yang aman
dan tidak menimbulkan efek berbahaya pada janin maupun anak yang
disusui.
1.3.2 Penggolongan Obat Ibu Hamil dan Menyusui
Berikut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu
hamil dari FDA (Food and Drug Administration):
a. Kategori A
Aman untuk janin. Studi kontrol tidak memperlihatkan adanya
resiko pada wanita terhadap janin pada kehamilan trimester I dan
trimester selanjutnya. Sangat rendah kemungkinannya untuk
membahayakan janin. Contoh: Vitamin C, asam folat, vitamin B6,
zinc, levotiroksin.
b. Kategori B
Cukup aman untuk janin. Kategori ini telah melewati studi yang
dilakukan pada sistem reproduksi binatang percobaan, tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin; tetapi studi
terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau
studi dilakukan pada reproduksi binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping obat yang tidak diperlihatkan
tanda-tanda pada studi terkontrol wanita hamil trimester I (dan
tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya). Contoh:
acarbose, acyclovir, amiloride, amoxicillin, ampicillin,
azithromycine, bisacodyl, buspirone, caffeine, cefaclor, cefadroxil,
cefepime, cefixime, cefotaxime, ceftriaxone, cetirizine, clavulanic
acid, clindamycine, clopidogrel, clotrimazole, cyproheptadine,
dexchlorpheniramine oral, dicloxaciline, dobutamin, erythromycin,
famotidin, fondaparinux sodium, fosfomycin, glibenclamide +
metformin oral, glucagon, ibuprofen oral, insulin, kaolin, ketamine,
lansoprazole, lincomycin, loratadine, meropenem, metformin,
methyldopa, metronidazole, mupirocin, pantoprazole, paracetamol
oral, ranitidine, sucralfat, terbutalin, tetracycline topical,
tranexamic acid, ursodeoxycholic acid, vancomycin oral.
c. Kategori C
Dapat berisiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya jika
manfaat yang diperoleh oleh ibu atau janin melebihi risiko yang
mungkin timbul pada janin. Contoh: acetazolamide, albendazole,
albumin, allopurinol, aminophylin, amitriptyline, aspirin,
astemizol, atropine, bacitracin, beclometasone, betacaroten,
bupivacaine, calcitriol, calcium lactate, chloramphenicol,
ciprofloxacin, clidinium bromide, clobetasol topical, clonidine,
cotrimoxazole, codein + paracetamol, desoximetasone topical,
dextromethorphan, digoxin, donepezil, dopamine, enalapril,
ephedrine, fluconazole, fluocinonide topical, gabapentin,
gemfibrozil, gentamycin (parenteral D), griseofulvin, guaifenesin,
haloperidol, heparin, hydrocortisone, INH, isosorbid dinitrate,
ketoconazole, lactulosa, levofloxacine, miconazole, nalidixic acid,
nicotine oral, nimodipine, nystatin (vaginal A), ofloxacin,
omeprazole, perphenazine, prazosin, prednisolone, promethazine,
pseudoephedrine, pyrantel, pyrazinamide, rifampicin, risperidone,
salbutamol, scopolamine, simethicon, spiramycin, spironolactone,
streptokinase, sulfacetamide opth & topical, theophyline, thiopental
sodium, timolol, tramadol, triamcinolone, trifluoperazine,
trihexyphenidil.
d. Kategori D
Digunakan jika darurat. Terbukti menimbulkan risiko terhadap
janin, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada
wanita hamil dapat dipertimbangkan seperti situasi yang
mengancam jiwa atau kritis. Contoh: alprazolam, amikacin,
amiodarone, atenolol, bleomycin, carbamazepine,
chlordiazepoxide, cisplatin, clonazepam, cyclosphosphamide,
diazepam, kanamycin, minocycline,phenytoin, povidon iodine
topical, propylthiouracil, streptomycin inj, tamoxifen, tetracycline
oral dan ophthalmic, valproic acid.
e. Kategori X
Memiliki kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin. Studi
untuk kategori obat ini telah memperlihatkan adanya abnormalitas
janin dan besarnya risiko pada wanita hamil. Dikontraindikasikan
bagi wanita hamil atau wanita usia subur. Contoh: alkohol dalam
jumlah banyak dan pemakaian jangka panjang, amlodipin +
atorvastatin, atorvastatin, caffeine + ergotamine, chenodeoxycholic,
clomifene, coumarin, danazol, desogestrel + ethinyl estradiol,
dihydroergotamine, ergometrine, estradiol, (+ norethisterone),
fluorouracil, flurazepam, misoprostol, oxytocin, simvastatin,
warfarin.

Doktrin atau kepercayaan yang umum dipakai adalah


bahwa: “Tidak ada obat yang aman untuk ibu hamil“. Efikasi,
kemanjuran (benefit) VS. risiko (risk) adalah pertimbangan utama
menggunakan obat khususnya untuk kategori A dan B. Dan untuk
obat yang masuk kategori C dan D dianjurkan untuk benar-benar
melalui pertimbangan dokter dengan mempertimbangkan manfaat,
keselamatan jiwa yang lebih besar dibandingkan resikonya. Untuk
obat dengan kategori X TIDAK BOLEH DIGUNAKAN pada
masa kehamilan.
Kategori Penggunaan Obat pada Masa Menyusui
L1: Paling aman, contohnya: asetaminofen, ibuprofen, loratadin
L2: Aman, contohnya: cetrizin, dimenhidrinat, guaifenesin
L3: Cukup Aman, contohnya: pseudoefedrin, lorazepam, aspirin
L4: Kemungkinan berbahaya, contohnya: sibutramin,
kloramfenikol
L5: Kontra-indikasi, contohnya: amiodaron, siklofosfamid

Pada umumnya hampir semua obat yang diminum dapat


terdeteksi dalam ASI, namun dengan konsentrasi yang umumnya
rendah. Konsentrasi obat dalam darah ibu merupakan factor dalam
adalah factor utama dalam transfer obat ke ASI. Bagaimana pun
juga segera konsultasi dahulu kepada dokter maupun apoteker
untuk obat Karena setiap tubuh akan memberikan respon yang
berbeda selama kehamilan sekalipun obat-obatan OTC (over the
counter).

1.3.3 Cara Penggunaan Obat Ibu Hamil dan Menyusui

a. Pengobatan pada masa kehamilan :


1. Obat hanya diresepkan pada ibu hamil jika manfaat untuk ibu
lebih besar dan resiko pada janin kecil
2. Sedapat mungkin HINDARI SEGALA OBAT pada Trimester
Pertama
3. Bila harus minum obat, pilih yang paling aman, dosis efektif
serendah mungkin, jangka waktu sesingkat mungkin.
4. Bila punya penyakit kronis, diskusi dengan dokter saat
merencanakan kehamilan.
b. Pengobatan pada masa menyusui:
1. Sedapat mungkin HINDARI OBAT pada saat menyusui atau
HENTIKAN ASI jika obat harus dilanjutkan
2. Jika perlu obat, pilih yang paling aman, terutama obat-obat
yang diijinkan untuk bayi
3. Bila minum obat selama menyusui, bayi harus dipantau dengan
teliti terhadap efek samping yang mungkin terjadi
4. Sebaiknya minum obat SEGERA SETELAH MENYUSUI.
1.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil dan Menysui
Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu
hamil adalah :
1. Umur Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam
penyelidikan epidemiologi. Angkaangka kesakitan maupun
kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan
hubungan dengan umur dan juga biasanya semakin
bertambah umur seseorang maka pengetahuan akan status
kesehatan ibu hamil akan luas (Notoatmodjo, 2003).
2. Pendidikan Pendidikan orang tua merupakan salah satu
factor yang penting dalam tumbuh kembang anak karena
pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan
anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikan dan sebagainya. Seseorang yang berpendidikan
akan berbeda tingkah lakunya dengan orang yang hanya
berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat pendidikan
seseorang atau masyarakat sangat berpengaruh juga
terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap
masyarakat terbuka dengan hal-hal atau motivasi baru
(Notoatmodjo, 2003).
3. Psikologis Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu
rentang waktu, dimana tidak hanya terjadi perubahan
fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang
memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan
berperilaku yang berlanjut hingga lahir bayi. Untuk alasan
ini sehingga kehamilan harus dipandang sebagai proses
panjang yang mempunyai efek tidak hanya pada ibu tetapi
juga keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek
fisik saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa (Kusmiyati,
2008).
4. Pengetahuan pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya sikap seseorang (Notoatmodjo, 2003)
5. Gizi Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan
pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh
terhadap status kesehatan ibu hamil selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara
gizi ibu hamil dengan faktor ekonomi, sosial, atau keadaan
lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil dengan
penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan fisik
untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil secara garis
besar adalah asam folat, energi, protein, zat besi (Fe),
kalsium, pemberian supleman vitamin D terutam pada
kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan dinegara
dengan musim dinggin yang panjang dan pemberian
yodium pada daerah yang endemik kretinisme (Kusmiyati,
2008).
6. Aktivitas Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas
sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan
rasa tidak enak.bagi wanita pekerja ia boleh tetap masuk
kantor sampai menjelang partus. Menurut analisa
profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu
hamil bukan hanya pekerjaan keluar rumah atau institusi
tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu
rumah tangga didalam rumah, termasuk pepkerjaan sehari-
hari didalam rumah dan juga mengasuh anak. Sering ada
rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil
dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak
terbukti efektif.
BAB II
ANALISIS KASUS

2.1 Deskripsi Kasus


Seorang wanita bernama SR berumur 26tahun dengan usia kehamilan 32
minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dengan anemia ringan dengan
gejala pusing, pandangan menjadi kabur saat bangun dari posisi tidur ke
posisi duduk, badan lemas, mudah capek dan mudah mengantuk. Selain itu
pasien juga mengatakan sering mengkonsumsi tablet Fe dengan
menggunakan teh hangat, ada beberapa kemungkinan dampak atau pengaruh
anemia saat hamil diantaranya :
a. Abortus atau keguguran
b. Petal distress
c. Pada ibu hamil dengan anemia julah eritrosit atau sel darah merah akan
berkurang, hal ini akan mempengaruhi jumlah hemoglobin yang
membawa Oksigen dan sari sari makan ke janin apabila jumlah oksigen
yang dibawa tidak mencukupi maka pembuluh darah akan mengalami
atrofi atau pengecilan, klasifikasi bahkan infark yang akan
menyebabkan gangguan pada fungsi plasenta.

2.2 Penatalaksanaan
a. Melakukan anamnesa apakah ibu sudah benar cara mengkonsumsi
tablet Fe
b. Menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, baik yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Contohnya seperti :
kacang hijau, bayam, telur ayam, kacang kedelai, daging ayam,
kangkung dan daging sapi.
c. Memaksimalkan penyerepan Fe atau zat besi dengan cara
menganjurkan ibu untuk menkonsumsi tablet Fe dengan makanan atau
minuman yang mengandung Vitamin C. Misalnya air jeruk atau stoberi
agar penyerapan zat besi bisa maksimal serta tidak menganjurkan atau
melarang ibu meminum tablet Fe dengan teh atau kopi karena akan
menghambat penyerapan zat besi.
d. Memberikan terapi obat, yaitu kombinasi dari 60mg elemen zat besi
dan 500mg asam folat untuk anemia ringan 1x1, anemia sedang 2x1
dengan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan dan
anemia berat maka dirujuk ke instansi yang lebih tinggi untuk dilakukan
transfusi darah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibu hamil dan menyusui memiliki kerentaan terhadap obat agar janin
amupun anak yang disusui oleh sang ibu mendapatkan perlindungan dan
asupan terbaik, maka dari itu ibu harus tau obat-obatan yang memang boleh
dikonsumsi saat hamil dan menyusui dan mana yang tidak boleh dikonsumsi.
Doktrin atau kepercayaan yang umum dipakai adalah bahwa: “Tidak ada obat
yang aman untuk ibu hamil“. Efikasi, kemanjuran (benefit) VS.
risiko (risk) adalah pertimbangan utama menggunakan obat khususnya untuk
kategori A dan B. Dan untuk obat yang masuk kategori C dan D dianjurkan
untuk benar-benar melalui pertimbangan dokter dengan mempertimbangkan
manfaat, keselamatan jiwa yang lebih besar dibandingkan resikonya. Untuk
obat dengan kategori X TIDAK BOLEH DIGUNAKAN pada masa kehamilan.

Sedangkan Kategori Penggunaan Obat pada Masa Menyusui


L1: Paling aman, contohnya: asetaminofen, ibuprofen, loratadin
L2: Aman, contohnya: cetrizin, dimenhidrinat, guaifenesin
L3: Cukup Aman, contohnya: pseudoefedrin, lorazepam, aspirin
L4: Kemungkinan berbahaya, contohnya: sibutramin, kloramfenikol
L5: Kontra-indikasi, contohnya: amiodaron, siklofosfamid

Ibu Hamil dan menyusui tidak hanya harus memperhatikan obat-obatan


yang dikonsumsi, tetapi juga harus memperhatikan seperti penyekit-penyakit
maupun keadaan sang ibu sendiri.
3.2 Saran
Disarankan untuk dapat memberikan informasi kesehatan terhadap ibu
hamil dan keluarga terdekat, khsususnya suami tentang penyakit penyerta yang
bisa terjadi selama kehamilan maupun penyakit yang ada sebelum hamil dan
bisa mempengaruhi masa kehamilan. Pemberian informasi ini bertujuan agar
ibu bisa menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya perdarahan saat
melahirkan, persalinan yang sulit dan lama, kondisi bayi dengan berat badan
berlebih (Makrosomia), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), serta komplikasi
lanjut dalam kehamilan dan mengurangi angka kematian ibu.
DAFTAR PUSTAKA

- Dinkes Jawa Tengah. (2017). Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2016.
Semarang
- Johnson, J.Y. (2016). Keperawatan Maternitas Buku Wajib Bagi Praktisi dan
Mahasiswa Keperawatan. Penerjemah : Diana Kurnia S. Yogyakarta : Rapha
Publishing.
- Kusmiyati. (2008). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitra Mya
- Kuswanti, I (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
- Kemenkes RI. (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Jakarta.
- Maternity, D., Putri, R.D., Aulia, D.L.N. (2017). Asuhan Kebidanan
Komunitas Disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Kebidanan.
Yogyakarta : ANDI
- MIMS Edisi Bahasa Indonesia Tahun 2018; MIMS, Referensi Obat, Informasi
Ringkas Produk Obat Bahasa Indonesia. Indonesia: Bhuana Ilmu Populer
- Notoadmojo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.
Jakarta
- Robson, E.S., and Waugh, J. (2012). Medical Disorders in Pregnancy : a
Manual for Midwives. Penerjemah : Devi Yulianti. Jakarta : EGC
- Sukarni, K.I., & Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta : Nuha Medika
- Walyani, E.S. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres
- WHO. (2018). Fact Sheet on Maternal Mortality : Key Fact, Where do
Maternal Death Occur?.

Anda mungkin juga menyukai