DISUSUN OLEH
: UNI DESTRI
11194992110037
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
1
Daftar Isi
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
Daftar Isi............................................................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah...................................................................................2
2. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
3. Hasil Telaah Jurnal Penelitian..........................................................................4
4. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal..................................................................12
5. Implikasi Dalam Kebidanan............................................................................14
6. Kesimpulan dan Saran...................................................................................14
7. Lampiran : Jurnal............................................................................................14
2
1. Latar Belakang Masalah
Secara fisiologis peredaran darah ibu pada saat hamil akan
mengalami perubahan yaitu peningkatan volume darah dimana jumlah
serum darah lebih besar daripada pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi) yang dimulai pada usia kehamilan 16
minggu dan puncaknya pada usia kehamilan 32-36 minggu (Hidayati,
2012). Anemia merupakan masalah kesehatan yang penting diseluruh
dunia dengan 51% ibu hamil menderita anemia dua kali lipat dari pada
wanita tidak hamil.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dan belum mencapai
target Millenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015. Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 melaporkan AKI sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas.
Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
(Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Tingginya angka kematian ibu di
Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama langsung yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi ( riskesdas. 2013).
Sedangkan tidak langsung yaitu karena penyakit yang timbul selama
kehamilan, persalinan dan nifas. Seperti anemia, penyakit ginjal, hepatitis atau
kecelakaan.
Perdarahan menempati urutan tertinggi sebagai penyebab kematian ibu
sepanjang periode perinatal. Anemia merupakan salah satu akibat dari
Perdarahan menempati urutan tertinggi sebagai penyebab kematian ibu
sepanjang periode perinatal. Anemia ibu hamil terjadi bila kadar hemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0% sebagau akibat ekspansi volume
plasma yang lebih besar dari pada peningkatan konsentrasi Hemoglobin
dalam sel darah merah (Nuraysih,2015).
Kebijakan pemerintah terkait dengan usaha dalam pencapaian target
SDGs berkaitan dengan peningkatan kesehatan ibu hamil dalam
mengatasi masalah perbaikan gizi diantaranya adalah pemberian tablet
penambah darah. Pemberian tablet tambahan dan peningkatan nutrisi
akan menurunkan kematian ibu dan dilakukan pemeriksaan ibu hamil juga
merupakan salah satu menurunkan angka kematian ibu (Nuraysih,2015).
Untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil bisa
dilakukan secara medis dan non medis (komplementer).Terapi
komplementer merupakan terapi alternatif yang digunakan bersama atau
sebagai tambahan terhadap pengobatan konvensional (vita health,
2010).Terapi herbal biasanya sangat diminati oleh masyarakat selain
merasa aman karena terbuat dari bahan yang berasal dari alam.
Pembuatan dan bahannya juga mudah didapat untuk di konsumsi sehari-
hari.
Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab perdarahan
pada masa persalinan dan nifas, selain itu anemia juga merupakan penyebab
kesakitan dan kematian perinatal yang bermakna. Kasus ini masih menarik
dipelajari terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, terutama di
RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin.
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui apa saja terapi Kompelementer untuk
meningkatkan HB Pada Ibu Hamil dengan Anemia di Rg VK RSUD
Sultan Suriansyah Banjarmasin
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui Peningkatan Kadar Hb Ibu Hamil Dengan Jus
Kurma Dan Sari Kacang Hijau Di Kota Pekalongan Di Rg VK
RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin
3) Metode
P : ibu hamil trimester ii yang berada di wilayah kerja
puskesmas nilam sari bukittinggi yang berjumlah 73 orang.
i : mengukur kadar hemoglobin responden sebelum dan
sesudah pemberian jus tomat. mengukur kadar hemoglobin
responden sebelum dan sesudah pemberian jus jeruk.
C : Memberikan jus tomat dan jus jeruk kepada responden
setiap hari. Melakukan selama 7 hari berturut-turut pada 10
responden untuk jus tomat
O : Peningkatan kadar Hb
4) Hasil
a. Efektifitas Pemberian Jus Tomat terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia
Menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum
dilakukan intervensi jus tomat adalah 9,510 dengan standar
deviasi 0,8279. Setelah dilakukan intervensi jus tomat didapat
rata-rata kadar hemoglobin adalah 10,680 dengan standar
deviasi 0,9964. Terlihat nilai mean perbedaan kadar
hemoglobin antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
jus tomat adalah 1,17 dengan standar deviasi 0,9604. hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,004 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan pemberian jus tomat efektif untuk meningkatkan
kadar hemoglobin pada ibu hamil.
b. Efektifitas Pemberian Jus Jeruk terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia
Menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil
sebelum, dilakukan intervensi jus jeruk adalah 9,730 dengan
standar deviasi 0,6913. Setelah dilakukan intervensi jus jeruk
didapat rata-rata kadar hemoglobin adalah 10,360 dengan
standar deviasi 0,5296. Terlihat nilai mean perbedaan kadar
hemoglobin antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
jus jeruk adalah 0,63 dengan standar deviasi 0,3974. hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan pemberian jus jeruk efektif untuk meningkatkan
kadar hemoglobin pada ibu hamil.
5) Bahasan Analisa Pembahasan
Efektifnya jus tomat untuk meningkatan kadar Hb ibu hamil
dikarenakan oleh jus tomat yang mengandung zat besi yang dapat
membantu penyerapan besi. Selain mengandung banyak zat besi,
tomat juga merupakan buah yang enak untuk di konsumsi serta
mengandung banyak vitamin dan yang zat yang dibutuhkan saat
kehamilan.
Jus jeruk untuk meningkatan kadar Hb ibu hamil dikarenakan oleh
jus jeruk yang mengandung zat besi dan vitamin C yang dapat
membantu penyerapan besi. Selain mengandung banyak vitamin
C jeruk juga merupakan buah yang enak untuk di konsumsi serta
mengandung banyak vitamin dan yang zat yang dibutuhkan saat
kehamilan. Ibu hamil juga harus memperharikan kombinasi
makanan untuk Meningkatkan Hb (Jafar, 2013).
c. Jurnal Ketiga
Judul : Pengaruh Pemberian Jus Bayam Merah, Jeruk
Sunkis, Madu Terhadap Kadar Hemoglobin Pada
Ibu Hamil Yang Mengalami anemia di upt
Puskesmas kampar Tahun 2019
Tahun : 2019
Penulis : Yenny Safitri
1) Abstrak
Anemia yaitu kadar hemoglobin <11 gr%. Anemia defisiensi
zat besi adalah kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang
mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah. Anemia
defisiensi zat besi pada ibu hamil ini dapat menimbulkan dampak
besar bagi kehamilan seperti perdarahan, kematian ibu,
prematuritas, kematian perinatal dan BBLR. Untuk mengatasi
anemia pada kehamilan ini salah satunya dengan menggunakan
terapi kombinasi jus bayam merah-jeruk sunkis-madu. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian jus bayam
merah-jeruk sunkis-madu terhadap kadar hemoglobin pada ibu
hamil yang mengalami anemia. Metode penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif.Desain penelitian
menggunakan quasi experiment, rancangan yang digunakan one
group pre-test-posttest. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas yang mengalami
anemia dari bulan januari-juli 2018 sebanyak 228 orang. Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 orang dengan usia
kehamilan Trimester 3. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan alat pengukur kadar hemoglobin digital. Data di
analisis melalui dua tahapan yaitu analisa univariat dan
bivariatdengan menggunakan uji T dependent (paired sample
test). Hasil penelitian terapi kombinasi jus bayam merah-jeruk
sunkis-madu berpengaruh dalam meningkatkan kadar hemoglobin
pada ibu hamil yang mengalami anemia (p : 0.000 < 0,05) di UPT
Puskesmas Kampar Tahun 2019. Penelitian ini sebagai alternatif
bagi ibu hamil agar dapat mengkonsumsi jus bayam merah-jeruk
sunkis-madu untuk mengurangi prevalensi angka kejadian anemia
pada ibu hamil selain mengkonsumsi tablet Fe.
2) Introduction
Untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil bisa
dilakukan secara medis dan non medis (komplementer).Terapi
komplementer merupakan terapi alternatif yang digunakan
bersama atau sebagai tambahan terhadap pengobatan
konvensional (vitahealth, 2008).Terapi herbal biasanya sangat
diminati oleh masyarakat selain merasa aman karena terbuat dari
bahan yang berasal dari alam. Pembuatan dan bahannya juga
mudahdidapat untuk di konsumsi sehari-hari.Terapi kombinasi
yang berasal dari herbal ini dua diantaranya adalah bayam merah
dan jeruk sunkis dikombinasikan dengan madu.
3) Metode