DISUSUN OLEH
Setelah mengalami berbagai rintangan, halangan dan cobaan, serta pasang surutnya semangat yang
penulis hadapi, akhirnya telah sampai pada tahapan penyusunan Laporan Timbang Terima Pasien dan
Sentralisasi obat pada Stase Manajemen Kebidanan di Ruang Bayi Lantai II RSUD Dr H Moch Ansari
Saleh Banjarmasin yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan stase Manajemen Kebidanan
pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia.
Pada penyusunan dan penyelesaian Laporan Timbang Terima Pasien pada Stase Manajemen
Kebidanan di Ruang Bayi Lantai II RSUD Dr H Moch Ansari Saleh Banjarmasin ini, penulis banyak
mendapat bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin.
2. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sistem Informasi
4. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas Sari Mulia
6. Hj.Helmina S.kep.NS, selaku Kepala Ruangan dan Perseptor Klinik di Ruang Bayi Lantai II yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dalam penyusunan laporan
manajemen ini.
7. Zulliati M.Keb., selaku Preseptor Pendidikan yang telah banyak memberikan arahan dan waktu tenaga
serta fikiran
8. Seluruh dosen pengajar dan staf Universitas Sari Mulia yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dorongan dalam menyelesaikan tahap profesi ini.
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu serta teman-teman berikan mendapatkan ridho hati penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Laporan Steralisasi obat Pasien pada Stase
Manajemen Kebidanan di Ruang Bayi Lantai II RSUD Dr H Moch Ansari Saleh Banjarmasin ini
memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Banjarmasin, September 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang ....................................................................................
B Tujuan .................................................................................................
BAB II TARGET DAN LUARAN
A Target ..................................................................................................
B Luaran .................................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN
A Kegiatan ..............................................................................................
B Waktu..................................................................................................
C Tempat ................................................................................................
D Metode ................................................................................................
E Media ..................................................................................................
F Kepanitiaan .........................................................................................
BAB IV LAPORAN HASIL KEGIATAN
A Input ....................................................................................................
B Proses ..................................................................................................
C Output .................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi yang didukung dengan perkembangan IPTEK membuat perubahan
yang mendasar dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku masyarakat. Sudah bukan rahasia
lagi meningkatnya sarana informasi baik media cetak dan elektronik serta perubahan
kondisi sosial politik di negara ini membuat semua orang berfikir kritis dalam mensikapi
hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Termasuk dalam mendapatkan haknya
mendapat pelayanan kesehatan yang optimal. Masyarakat semakin kritis akan pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Bidan sebagai bagian dalam pelayanan
kesehatan berperan penting dalam pemenuhan hak pasien secara optimal, yaitu dengan
memberikan asuhan kebidanan secara profesional.
Profesionalisme dalam pelayanan kebidanan dapat dicapai mengoptimalkan peran
dan fungsi bidan, terutama peran dan fungsi mandiri bidan. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif baik antar bidan, maupun dengan petugas
kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkakan efektivitafnya
adalah pada saat pergantian shift, yaitu saat serah terima pasien.
Serah terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan komplit tentang tindakan mandiri bidan, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan kebidanan dapat berjalan dengan sempurna.
Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif merupakan metode terbaik dalam
memenuhi nutrisi pada bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, baik dalam jangka
waktu pendek maupun jangka waktu panjang. ASI mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara optimal. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan sebaiknya bayi diberikan ASI selama paling sedikit 6 bulan. ASI
merupakan cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam
melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat gizi dalam ASI berada pada tingkat
terbaik dan ASI memiliki bentuk yang paling baik bagi tubuh bayi. ASI juga sangat kaya
akan sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel – sel otak dan perkembangan
sistem saraf. Makanan untuk bayi yang dibuat menggunakan teknologi masa kini tidak
mampu menandingi keunggulan dari ASI (Saleha, 2014).
Penyimpanan ASI perah yang merupakan suatu inovasi yang perlu dikembangkan
dan diteliti lebih lanjut agar ditemukan cara penyimpanan yang sesuai untuk memperkecil
kehilangan zat-zat gizi yang terdapat di dalam ASI serta kedepannya menjadi solusi bagi
permasalahan ibu yang tidak dapat menyusui bayinya secara langsung.
Saat ini di Ruang Merah Delima RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin sudah
melaksanakan Penyerahan dan penerimaan ASI. Penanggung jawab pengelolaan ASI di
ruang Merah Delima dikelola bagian tenaga Medis. Dari hasil observasi, didapatkan
Penyerahan penerimaan Asi belum berjalan dengan baik. Penyimpanan ASI masih menjadi
satu sesuai dengan nama tidak dipisahkan sesuai nama, nomor, rekam medis, dan tanggal
lahir pasien.
Belum ada petugas khusus diruang merah delima yang menerima sekaligus
melakukan pengecekan terhadap ASI yang diminta dan yang diserahkan.
Pelaksanaan Serah terima dilakukan sesuai dengan SPO dari rumah sakit yang
berlaku
Kontroling penggunaan ASI merupakan salah satu peran bidan/perawat oleh
karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu ditingkatkan lagi sehingga resiko-
resiko penyimpangan dapat diminimalisir. Dalam praktek manajemen ini kami
melaksanakan sent.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya asuhan kebidanan terhadap klien yang berkesinambungan. dan mampu
melaksanakan peran perawat/bidan dalam pengelolaan Penyimpanan ASI dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan Penyimpanan Asi dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah melakukan role play mengenai manajemen Kebidanan, mahasiswa Profesi
Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan diharapkan mampu mengikuti perkembangan
klien secara paripurna dan konsep dasar Penyimpanan ASI dengan kriteria 85 %
benar.
b. Setelah melakukan role play mengenai manajemen kebidanan diruang bayi,
mahasiswa profesi kebidanan universitas sari mulia Banjarmasin,diharapkan
mampu menerapkan dan melakukan Penyimpanan Asi dengan kriteria 85 % benar.
c. Setelah melakukan role play mengenai manajemen kebidanan, mahasiswa Profesi
kebidanan diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang muncul dalam
Penyimpanan Asi dengan pendekatan teoritis dengan kriteria 85 % benar.
C. MANFAAT
1. Bagi klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
2. Bagi Bidan
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat/bidan.
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan kebidanan professional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ASI
Air susu ibu adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk konsumsi bayi dan
merupakan sumber gizi utama bayi yang belum bisa mencerna makanan padat. Fungsinya
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi dalam melawan penyakit (Nirwana,
2014).
B. Manfaat ASI
Manfaat ASI untuk bayi sejak jam pertama kelahiran memberikan perlindungan
dari kejadian kesakitan neonatal, ibu dengan pengalaman pertama diberikan support skills
oleh tenaga kesehatan untuk menyusui bayinya, pertumbuhan sel otak secara optimal dan
menambah perkembangan kecerdasaan pada bayi dan dapat merangsang pertumbuhan
sistem kekebalan tubuh (Khanal, 2015). Kandungan dalam ASI memberikan gizi yang
cukup pada perkembangan dan pertumbuhan bayi sehingga bayi dapat bertahan hidup
diluar kandungan ibu. Penelitian ini juga senada dengan Pantenburg (2014) dengan
pemberian ASI Eksklusif dapat mempercepat penyembuhan penyakit diare pada bayi, bayi
dengan diare dapat menghilangkan 40% cairan dalam tubuh bayi sehingga dapat
mengakibatkan kematian pada bayi, khususnya di negara berkembang dengan hygiens
lebih rendah akan semakin menyebabkan tingginya kematian pada bayi.
ASI yang baru saja diperah atau ASI segar, bisa bertahan rata-rata 4 jam dalam
suhu ruangan. Kolostrum berbentuk cairan kekuningan yang lengket dan kental,
keluar pada beberapa hari setelah kelahiran hingga hari ke lima setelah persalinan,
kolostrum masih aman disimpan selama 4 jam setiap kali perah dalamsuhu ruang
yaitu:
1) ASI yang disimpan dalam suhu ruang 16-29oC aman dikonsumsi dalam 3-6 jam.
2) ASI yang disimpan dalam kulkas dengan suhu 0-4oC bisa bertahan hingga 3-8
3) ASI yang disimpan dalam freezer lemari es satu pintu dengan suhu kurang dari
15oC aman dikonsumsi hingga 2 minggu. Jika ASI disimpan dalam freezer lemari
es dua pintu dengan suhu kurang dari 18oC waktu penyimpanan bisa lebih lama,
4) ASI yang disimpan dalam freezer tunggal/khusus dengan suhu kurang dari
b. ASI Beku
ASI yang sudah disimpan dalam jangka waktu tertentu dalam freezer dan
menjadi beku. ASI yang menjadi beku sebelum diberikan pada bayi, sebaiknya
dihangatkan ke dalam mangkuk yang diisi air hangat dan segera diberikan kepada
bayi. Batas maksimal penyimpanan ASI beku dalam suhu ruangan rata-rata selama
4 jam, meskipun 5-6 jam masih ditoleransi jika kondisinya sangat bersih. ASI yang
masih tersisa jangan disimpan dalam freezer kembali tapi harus segera dibuang.
1) ASI perah disimpan dalam botol kaca dan pengisian maksimal 3/4 dari daya
tampung botol.
3) Menempelkan label jam dan tanggal pada botol kaca atau tempat yang akan
lebih baik lagi jika mempunyai lemari es khusus untuk menyimpan ASI. Bila ASI
keluar dalam jumlah banyak, simpan sebagian di freezer untuk jangka panjang dan
5) Menyimpan ASI di bagian dalam freezer atau lemari es, bukan dibagian pintu.
Karena bagian pintu berpeluang mengalami perubahan dan variasi suhu udara.
6) ASI beku yang tersimpan di freezer dan akan diberikan kepada bayi, sehari
sebelumnya diturunkan ke lemari es bagian bawah agar pelelehan ASI perah yang
7) Jika ASI perah belum benar-benar meleleh sempurna, masukkan botol yang
berisi ASI ke dalam mangkuk yang berisi air hangat (Maryunani, 2009)
ASI perah yang sudah dicairkan dengan air hangat sebaiknya langsung
diberikan kepada bayi atau sampai jadwal minum ASI berikutnya. Menyimpan
1) Berikan ASI dengan hari dan tanggal yang paling lama disimpan dalam freezer.
2) Amati bau dan rasanya, jika tercium basi jangan gunakan ASI tersebut untuk
dikonsumsi
3) Cairkan ASI yang sudah beku dengan memindahkannya dari freezer ke dalam
4) Hangatkan ASI dengan cara meletakkan botol atau wadah ASI kedalam
5) Tidak memanaskan atau merebus ASI diatas kompor, atau memanaskan ASI
6) Periksa suhu ASI yang sudah dihangatkan dan mencicipi ASI tersebut sebelum
ASI dalam botol atau wadah yang melebihi takaran penggunaan (tersisa), sebaiknya
ASI harus dibuang. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah diminum bayi dari
A. TARGET
1. Terlaksananya asuhan kebidanan terhadap klien yang
berkesinambungan
2. Bidan dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
3. Terjalinnya suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim bidan maupun perawat
B. LUARAN
1. Menghindari kesalahan, tumpang tindih, dan ketidak lengkapan
informasi dalam asuhan kebidanan.
2. Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama atau
dengan pihak lain melalui dokumentasi kebidanan yang efektif.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tenaga kebidanan
4. Terjaminnya kualitas asuhan kebidanan.
5. Tersedianya bidan dari suatu keadaan yang memerlukan penanganan
secara hukum
6. Tersedianya data-data dalam penyelenggaraan penelitian karya ilmiah,
pendidikan, dan penyusun/penyempurnaan standar asuhan kebidanan
7. Melindungi klien dari tindakan malpraktek
C. KEGIATAN
1. Kelompok dinas sudah siap.
2. Bidan/perawat yang melaksanakan pengelolaan Asi menyampaikan
secara penuh masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama pasien dalam
masa perawatan (tanggung jawab).
3. Teknik pengelolaan Asi adalah Penanggung jawab pengelolaan Asi
adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pemberian asi tersebut
dilakukan oleh perawat kepada pasien.
4. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam tekhnik pengelolaan Asi:
a. Penerimaan ASi
b. Pembagian Penempatan Asi (Asi di tempatkan di tempat yang sudah
di sediakan, Asi yang ada selajutnya diperiksa setiap shift oleh
perawat yang bertugas berdasarkan format pemberian Asi)
D. WAKTU
1. Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2022 2022
2. Waktu : 08.00 WITA
3. Tempat : di Ruang Merah Delima Lantai II
E. KEPANITIAAN
1. Kepala Ruangan : Sofa Marwahti
2. Ketua Tim : Esti Susilowati
3. Pengelola Asi : Dina
4. Bidan Pelaksana II : Chintya Yolanda Wulandari
F. Peran Masing-Masing Anggota Tim
1. Kepala Ruangan
a. Memfasilitasi alat yang diperlukan dalam menunjang kinerja
pelayanan
b. Mengevaluasi semua tindakan yang sudah diberikan
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Mengelola asuhan keperawatan/kebidanan pasien
b. Membuat penkajian rencanan asuhan menegakan diagnosa
c. Pembagian tugas kepada bidan ususiasi kepada pasien
d. Mengadakan serah terima tugas setiap pergantian dinas
e. Mengikuti visite dokter
3. Petugas yang penerima dan penyerahan ASI
a. Menyiapkan ASI bayi dan stikernya
b. Menyerahkan kpd penanggung jawab bidan pelaksana
c. Melengkapi lembar penerimaan ASI dan Penyerahaen ASI
d. Memeriksa stok ASI dan kadaluwarsa ASI
e. Menyiapkan catatan pemberian ASI sesuai anjur dokter
f. Mengelola ASI sesuai kebutuhan bayi APD dan alat-alat yang lain
g. Merapikan ASI ke loker/tempat ASI masing-masing pasien
4. Anggota tim
a. Memberikan ASI secara oral/OGT kepada pasien sesuai nama dan
jadwal yang sudah ditentukan
b. dokumentasi
c. Memberitahukan keluarga/ibu untuk memberikan ASI setiap hari
5. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana Persiapan
1. Katim mengucapkan salam dan melaporkan pasien baru ke Karu
2. Karu menanyakan persiapan pasien baru dan memberikan intruksi
sesuai prosedur
3. Katim mengikuti visite dokter dan mengidentifikasi masalah, dan obat
yang diresepkan oleh dokter serta pemberian ASI pada bayi
4. Katim memberitahukan petugas bidan pelaksanan berapa banyak ASI
yang diberikan
5. Keluarga/orang tua pasien datang mengantkan ASI untuk hari ini
6. Petugas ASI menerima ASI dan melakukan pengecekan sekaligus
memberikan stiker pasien untuk ASI yang baru
7. Katim mengetahui ada ASI baru dari keluarga
8. Katim dan anggota tim mengetahuan keluarga telah memnyerahkan
ASI
9. Petugas ASI menyimpan diruang penyimpanan ASI sekaligus
mengecek berapa banyak ASI yang tersedia, ASI mana yang belum
digunakan dilihat dari tanggal pemerahan ASI.
10. Anggota pelaksana/ tim melakukan dokumentasi
G. Pelaksanaan Kegiatan
H. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana Persiapan
11. Katim mengucapkan salam dan melaporkan pasien baru ke Karu
12. Karu menanyakan persiapan pasien baru dan memberikan intruksi
sesuai prosedur
13. Katim mengikuti visite dokter dan mengidentifikasi masalah, dan obat
serta kebutuhan minum ASI bayi yang diresepkan oleh dokter
BAB IV
LAPORAN HASIL KEGIATAN
A. Input
1. Petugas Kesehatan berkumpul di Nurse Station sudah siap
2. Kartu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP
3. Kelompok bertugas yang akan menyiapkan catatan (Work Sheet), PP yang
akan mengoperkan, menyiapkan buku timbang terima & nursing kit.
4. Kepala ruangan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa.
B. Proses
Bidan Pelaksana dinas malam melakukan timbang terima kepada dinas pagi.
Hal-hal yang perlu disampaikan Bidan Pelaksana pada saat timbang terima.
1. Identitas Klien dan diagnosa termasuk medis hari keberapa atau post op rawat
hari keberapa.
2. Masalah kebidanan.
3. Data yang mendukung.
4. Tindakan kebidanan yang sudah/belum dilaksanakan
5. Rencana umum yang perlu dilakukan, seperti pemeriksaan penunjang,
konsultasi, atau prosedur tindakan tertentu.
6. Katim Menerima laporan BP dinas malam, selanjutanya Mengkordinasikan
dengan BP pelaksana dinas pagi, tentang rencana asuhan yang akan diberikan
pada klien dri jam 08.00-14.30 Wita.Selanjutnya,
7. Timbang terima dilaksanakan ke dalam ruangan pasien/masing2 bed pasien.
8. Katim membuka dan memberi salam kepada klien dan memperkenalkan diri
dan anggota tim, selanjutnya BP dinas pagi menjelaskan tentang bidan
penanggung jawab, serta asuhan yang akan diberikan kepada pasien.
9. Lama timbang terima setiap klien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi yang
memerlukan keterangan lebih rinci.
C. Output
Klarifikasi hasil validasi data oleh Bidan Pelaksana
1. Penyampaian alat- alat kesehatan
2. Laporan timbang terima ditandatangani oleh kedua BP dan mengetahui Karu
(kalau pagi saja).
3. Reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai bertug
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima sudah dilakukan sesuai dengan SOP terlaksananya ronde
keperawatan/kebidanan dan tersedianya tempat duduk / sarana prasarana tempat
khusus yang dilengkapi dengan leaflet yang memberikan informasi atau
pendidikan tentang kesehatan dan perawatan nifas sehingga pasien atau keluarga
dapat duduk untuk menunggu antrian urusan keluarga yang berkaitan dengan
pasien sehingga keluarga pasien tidak perlu menunggu berdiri, adapun hal yang
menurut kelompok kurang yaitu penggunaan media dalam membantu
penyampaian informasi sehingga perawat atau bidan tidak perlu menyampaikan
berulang ( Speaker aktif), serta perlu adanya pelatihan dalam meningkatkan
pengetahuan serta mutu dalam pelayanan kebidanan maupun keperawatan.
B. Saran
Adapun saran yang kami berikan yaitu, diharapkan dapat mengusulkan /
permintaan penyediaan sarana berupa speaker yang dapat berfungsi untuk
memberikan informasi tentang masa nifas, serta perlu adanya pelatihan dalam
meningkatkan pengetahuan serta mutu dalam pelayanan kebidanan maupun
keperawatan.
LAMPIRAN 1.1
JADWAL ROLPLAY MAHASISWA PROFESI BIDAN
: Esti Susilowati
: Sofa Marwahti
Senin, 12 September 2022 Katim Sofa Marwahti
Karu Dina
Ea
Dokementasi Roll Play
Senin, 12 November 2022
No Gambar Peran
Kepala
Ruangan
1
Dina
Ketua TIM
2
Sofa Marwahti
Bidan
Pelaksana
3
Chintya
Yolanda WD
Lampiran
Roll Play
Selasa, 13 September 2022
No Gambar Peran
Kepala Ruangan
1
Chintya Yolanda WD
Ketua TIM
2
Dina
Bidan Pelaksana
3
Sofa Maewahti
Lampiran
Roll Play
Rabu, 17 september 2022
No Gambar Peran
Kepala Ruangan
1
Sofa Marwahti
Ketua TIM
2
Chintya Yolanda WD
Bidan Pelaksana
3
Dina
Lampiran
Roll Play
Kamis, 15 september 2022
No Gambar Peran
Kepala Ruangan
1
Esti Susilowati
Ketua TIM
2
Dina
Bidan Pelaksana I
3
Chintya Yolanda WD
Bidan Pelaksana II
4
Sofa Marwahti
Lampiran
Roll Play
Jumat, 16 September 2022
No Gambar Peran
Kepala Ruangan
1
Sofa Marwahti
Ketua TIM
2
Esti Susilowati
Bidan Pelaksana I
3 Chintya Yolanda
WD
Bidan Pelaksana II
4
Dina
PROSES PELAKSANAAN ROLE PLAY
1. Katim mengucapkan salam dan melaporkan pasien baru ke Karu ( Proses timbang
terima), kemudian Karu menanyakan persiapan pasien baru dan memberikan
intruksi sesuai prosedur
2. Katim mengikuti visite dokter dan mengidentifikasi masalah, dan obat serta ASI
yang diresepkan oleh dokter, Katim meminta dan menyerahkan resep obat serta
ASI ke petugas farmasi
7. Kemudian Katim menyerahkan buku catatan pemberian ASI yang sudah diberikan
petugas Farmasi ke anggota pelaksana.
8. Anggota Pelaksana/ tim memberikan obat sesuai nama, dan jadwal yang sudah
ditentukan.
9. Anggota pelaksana/ tim melakukan dokumentasi
JADWAL ROLPLAY MAHASISWA PROFESI BIDAN
: Esti Susilowati
: Sofa Marwahti
Karu Dina
Ea