i
STUDI LITERATUR UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN
SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
Candida albicans
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini Telah di Uji Pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan
Farmasi Poltekkes Medan
Penguji I Penguji II
Ahmad Purnawarman F., M. Farm., Apt Riza Fahlevi Wakidi, S.Farm, Apt. M.Si
NIP. 199005282019021001 NIP. 198602112011011012
Ketua Penguji
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang perah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini.
iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JURUSAN FARMASI
KTI, JUNI 2020
ABSTRAK
Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita yang
menjadi tanda awal dari penyakit vaginal candidiasis, gonorrhea, Chlamydia,
kemandulan hingga kanker yang disebabkan oleh jamur Candida. Salah satu
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat herbal adalah Daun Sirih hijau (Piper
betle L) diyakini memiliki khasiat sebagai antikuman dan antijamur. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya hambat mengekstraksi Daun Sirih
hijau yaitu Maserasi, Dekokta dan Minyak atsiri yang dibuat dengan variasi
konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80%, 100% dengan metode sumuran.
Metode yang digunakan analisa deskriptif, dilakukan dengan penelusuran
jurnal, seleksi jurnal, dokumentasi, analisis data serta penarikan kesimpulan.
Hasil rata-rata, metode maserasi konsentrasi 100% (28,01mm), 40%
(21,76mm), 20% (17,3mm) dan 10% (13,62mm), metode maseri jurnal berbeda
konsentrasi 100% (30mm), 80% (24,25mm), 40% (19,25mm) dan 20%
(18,25mm), metode minyak atsiri konsentrasi 20% (40,67mm) dan 10%
(33,67mm) dan metode dekokta konsentrasi 20% (20,77mm) dan 10%
(18,43mm).
Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil bahwa Ekstrak Daun
sirih dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, tetapi metode
ekstraksi minyak atsiri konsentrasi 20% memiliki daya hambat sangat kuat jika
dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi dan dekokta, sekalipun
menggunakan konsentrasi 100%.
v
Kata kunci : Ekstrak Daun Sirih hijau, Variasi Konsentrasi, Candida albicans
Daftar Bacaan: 17( 1979-2019 )
vi
KATA PENGANTAR
vii
8. Dan teman-teman seperjuangan Lisa Pratiwi, Rina Ariski, Ummi khadijah,
Yulisetiawati, Arifah Iryani, Nurjamiah, Nesya, Rika Febrianti, Hanna
Hutasoit, Cica Simbolon, Ercha Minanda, Desy tiarma.
9. Kepada seluruh Pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan
dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi keluarga, bapak, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh
balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah atau tulisan penulis berikutnya. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermamfaat
bagi pembaca
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv
SURAT PERNYATAAN.............................................................................v
ABSTRAK..................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Perumusahan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Uraian Tanaman.................................................................................. 4
2.1.1 Nama Ilmiah dan Nama Daerah ................................................ 4
2.1.2 Sistematika Tumbuhan .............................................................. 4
2.1.3 Morfologi Tumbuhan................................................................... 5
2.1.4 Zat yang dikandung.................................................................... 5
2.1.5 Khasiat Daun Sirih Hijau............................................................. 5
2.2 Fungi (Jamur) ...................................................................................... 5
2.3 Candida albicans.................................................................................. 6
2.4 Antifungi (Anti Jamur).......................................................................... 7
2.4.1 Pengujian Aktivitas Mikroba.............................................................. 7
2.5 Ekstrak................................................................................................. 8
2.5.1 Jenis-jenis ekstrak...................................................................... 9
ix
BAB III METODE PENELITIAN................................................................11
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................11
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................11
3.3 Prosedur Kerja.....................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................13
4.1 Hasil.....................................................................................................13
4.2 Pembahasan........................................................................................14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................17
5.1 Kesimpulan..........................................................................................17
5.2 Saran....................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................18
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.................................................................................................20
Lampiran 2.................................................................................................21
Lampiran 3.................................................................................................22
Lampiran 4.................................................................................................23
Lampiran 5.................................................................................................24
Lampiran 6.................................................................................................25
Lampiran 7.................................................................................................25
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya yang telah dilakukan oleh sebagian besar kaum perempuan untuk
mencegah hal tersebut adalah dengan menggunakan obat keputihan, sabun
pembersih organ kewanitaan, pelembab vagina, krim anti-gatal, tisu kewanitaan,
semprotan, bedak, atau krim cukur rambut kemaluan bahkan antibiotik. Pada
kenyataannya, penggunaan sabun pembersih organ kewanitaan cenderung
dapat menyebabkan alergi dalam penggunaannya. ( Crann, et al. 2018 )
1
2
merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut,
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. ( Wasito Hendri, 2013 ).
Salah satu obat tradisional yang di dapat dari alam adalah Daun sirih hijau
yang secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati sariawan dan
keputihan, bahkan sering digunakan untuk obat kumur, atau antiseptik sebagai
penyembuh luka bakar karena mengandung senyawa saponin dan juga sebagai
zat antimikroba ( Zuraidah, 2015 ).
Berdasarkan uraian diatas, serta banyaknya manfaat daun sirih hijau (Piper
betle L) membuat penulis tertarik untuk melakukan studi literatur tentang “Uji
Efek Antifungi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans”.
4
5
2.5 Ekstrak
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, ekstrak adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Tujuan Ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan komponen
kimia yang terdapat dalam simplisia.
9
Lokasi penelitian dilakukan melalui penelusuran pustaka melalui textbook dalam bentuk
e-book, jurnal cetak hasil penelitian, jurnal yang diperoleh dari pangkalan data, karya tulis
ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi, serta makalah yang dapat dipertanggungjawabkan yang
diperoleh secara daring/ online.
Waktu pelaksanaan penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berlangsung selama 3 bulan,
mulai bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2020.
Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Galuh Martin Maytasari 2010
Sirih Hijau, Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan
Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan
Candida albicans Secara In Vitro
11
12
Setelah literatur ditemukan, selanjutnya memilah mana yang tepat untuk dimasukkan
ke dalam penelitian dan mana yang tidak.Hal ini perlu dilakukan agar tidak membuang
halaman dengan teori yang saling tumpang tindih dan menumpuk.Cara menyeleksinya yaitu
dengan melihat apakah topiknya relevan, individu dan tempat relevan, masalah dan
pertanyaan penelitian yang relevan, dan apakah relevan untuk dapat diakses.
a. Dokumentasi
Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur dan ditulis
kembali. Penulisan dapat dilakukan dengan menulis abstrak atau membuat catatan-catatan
kecil serta membuat diagram dan sebagainya.
b. Analisis Data
Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode deskriptif.
Metode analisa deskriptif dilakukan dengan cara mendeksripsikan data-data yang kemudian
disusun dengan analisis tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan
pemahaman dan penjelasan secukupnya.
c. Penarikan Kesimpulan
Setelah data dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan Kesimpulan yang diberikan
merupakan hasil dari rangkuman analisis dan pembahasannya terhadap rumusan masalah
yaitu,bagaimana perbedaan daya hambat dari metode Ekstraksi Maserasi, Sokletasi dan
Minyak atsiri yang digunakan untuk mengekstrak Daun Sirih hijau ( Piper betle L ) dan
metode Ekstraksi manakah yang lebih efektif dalam menghambat Candida albicans ?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil uji aktivitas antijamur pada semua kelompok perlakuan dapat diamati pada
Tabel 4.1. Berdasarkan hasil uji aktivitas antijamur menunjukkan adanya efek antijamur dari
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) konsentrasi 10%, 20%, 40%,80% dan 100% terhadap
jamur Candida albicans dengan terbentuknya zona hambat (area jernih/zona bening) di
sekitar sumuran. Adapun hasil penelitian berdasarkan studi literatur yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Proses Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans
Keterangan:
A. Siti Chairunnisa. 2015 Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against
Candida albicans.
B. Diana Etika Rahman. 2015 Pengaruh Jenis Sirih dan Variasi Konsentrasi Ekstrak
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albians.
13
14
C. Galuh Martin Maytasari. 2010 Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih
Hijau, Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap
Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro
D. Umi Yuniarni. 2014 Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, dan Sirih serta
Kombinasinya sebagai Obat Keputihan Candida albicans.
4.2 Pembahasan
Pengukuran pemberian Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans dilihat dengan mengukur zona bening yang terbentuk
dari setiap Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) yang dibuat dengan konsentrasi 10%,
20%, 40%, 80%, dan 100%. Terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
Berdasarkan penelitian A. Peneliti ini menguji daun sirih hijau yang diekstrak melalui
proses maserasi yang dibuat dengan empat konsentrasi yaitu 100%, 40%, 20% dan 10%
selanjutnya dilakukan uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan
metode sumuran dengan media SDA hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih
dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat
yang terbentuk pada konsentrasi 100%, 40%, 20% dan 10% berturut-turut yaitu 28,01 mm,
21,76 mm, 17,3 mm dan 13,62 mm.
Pada Penelitian B dilakukan pengujian daun sirih hijau yang diekstrak melalui proses
maserasi yang dibuat dengan empat konsentrasi yaitu 100%, 80%, 40% dan 20%
selanjutnya dilakukan uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan
metode sumuran dengan media SDA hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih
dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat
yang terbentuk pada konsentrasi 100%, 80%, 40% dan 20% berturut-turut yaitu, 30mm,
24,25mm, 19,25mm dan 18,25mm.
Penelitian C melakukan pengujian daun sirih hijau yang diekstrak melalui proses
minyak atsiri yang dibuat dengan dua konsentrasi yaitu 20% dan 10% selanjutnya dilakukan
uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan metode sumuran dengan
media SDA hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih dapat menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada
konsentrasi 20% dan 10% berturut-turut yaitu, 40,67mm dan 33,67mm.
Bedasarkan Penelitian D. Peneliti ini menguji daun sirih hijau yang diekstrak melalui
proses dekokta yang dibuat dengan dua konsentrasi yaitu 20% dan 10% selanjutnya
dilakukan uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan media SDA
hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih dapat menghambat pertumbuhan jamur
15
Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 20%
dan 10% berturut-turut yaitu, 20,77mm dan 18,43mm.
Berdasarkan jurnal A,B,C dan D, Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk di
sekitar sumuran dan kadar hambat minimal Ekstrak terhadap Candida albicans dari
penelitian ini adalah pada konsentrasi 10%.
Kategori daya hambat jamur dapat ditentukan dengan melihat rata-rata diameter
zona hambat dari setiap konsentrasi Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L). Menurut
Davis dan Stout berdasarkan zona jernihnya, daya hambat dibagi atas : sangat kuat > 20
mm, kuat 10-20 mm, sedang 5-10 mm dan lemah < 5 mm. Dari keempat jurnal yang
dibandingkan metode ekstraksi minyak atsiri dengan konsentrasi 20% rerata 40,67mm yang
daya hambatnya sangat kuat jika dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi dan
dekokta, sekalipun menggunakan konsentrasi 100%.
Sementara Menurut Rahmah dan Rahman (2010) konsentrasi 20%, 40%, dan 60%,
Ekstrak daun sirih belum dapat mempengaruhi atau menghambat pertambahan massa sel.
Hal ini terjadi karena pada ketiga konsentrasi tersebut, zat-zat aktifnya seperti fenil propane
dan tanin belum mampu menembus dinding sel. Sebaliknya pada konsentrasi 80% dan
100%, ekstrak daun sirih sudah dapat mempengaruhi pertambahan massa sel C. albicans
yang berarti mengganggu metabolismenya. Namun, karena antar kedua perlakuan tidak
berbeda nyata secara statistik, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak daun sirih dengan
konsentrasi 80% sudah memberikan efek fungistatik yang terbaik terhadap C. albicans.
Kecendrungan daya fungistatik daun sirih adalah semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun sirih maka semakin kecil jumlah sel Candida albicans. Hal ini di sebabkan karena
semakin tingginya konsentrasi ekstrak daun sirih tersebut berarti semakin banyak
kandungan zat atau senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Zat-zat atau senyawa aktif
tersebut bersifat fungistatik.
Salah satu dari senyawa-senyawa yang bersifat fungistatik yang terkandung dalam
Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) adalah minyak atsiri yang mengandung
seskuiterpen, pati, diastase, gula, dan kavikol serta vitamin C. Sirih dapat membantu
mengurangi peradangan, pembengkakan, menghilangkan gatal, bakteriosida, antiseptik, anti
jamur dan stimulans. fenil propane (senyawa fenolik) (Damayanti dan Mulyono, 2008).
Senyawa tersebut dapat menyebabkan denaturasi protein, yaitu kerusakan struktur tersier
protein sehingga protein kehilangan sifat-sifat aslinya (Jawetz dkk, 1996). Protein
merupakan komponen yang sangat penting bagi semua sel hidup termasuk sel-sel Candida
albicans. Terdenaturasinya protein dinding sel C. albicans tentunya akan menyebakan
kerapuhan pada dinding sel khamir tersebut sehingga mudah di tembus zat-zat aktif lainnya
16
yang juga bersifat fungistatik. Jika protein yang terdenaturasi adalah protein enzim maka
enzim tidak dapat bekerja yang menyebabkan metabolisme terganggu sehingga proses
reproduksi pun terhambat. Denaturasi protein pada enzim-enzim eksternal yang di produksi
sel-sel C. albicans menyebabkan enzim-enzim tersebut tidak dapat mendegradasi senyawa-
senyawa kompleks yang terdapat di sekelilingnnya menjadi senyawa sederhana sehingga
proses penyerapan nutrisi terganggu.
Hasil Penelitian ini memberikan informasi bahwa penggunaan Ekstrak Daun Sirih
hijau ( Piper betle.L ) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang
merupakan agen utama penyebab utama keputihan ( kandidiasis ) sehingga bisa dijadikan
pencengahan untuk penyebaran atau infeksi oleh Candida albicans.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
a. Ekstrak Daun Sirih hijau ( Piper betle.L ) dapat menghambat pertumbuhan jamur
Candida albicans yang merupakan agen utama penyebab utama keputihan (
kandidiasis ) sehingga bisa dijadikan pencengahan untuk penyebaran atau infeksi oleh
Candida albicans.
b. Dari keempat jurnal yang digunakan sebagai acuan dari penelitian kadar terendah yang
dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu pada konsentrasi 10%
dan kadar tertinggi menggunakan metode ekstraksi minyak atsiri pada konsentrasi
20%.
5.2 SARAN
Untuk peneliti lain yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memisahkan masing-
masing senyawa penyusun Ekstrak Daun sirih dan menentukan aktivitas antijamur dari
masing-masing senyawa tersebut serta perlu dilakukan pengujian efek Ekstrak Daun Sirih
secara in vivo sebelum digunakan sebagai pengobatan alternatif di masyarakat.
17
Daftar Pustaka
Adi Gunawan. 2015 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper sp.) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albican; Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry
Chairunnisa Siti. 2015 Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against Candida
albicans; Medika Tadulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
Ester Rampa. 2013 Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau ( Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans; Jurnal Biologi Papua
Made Nita. 2019 Aktivitas Antifungi Kombinasi Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) dan Ekstrak
Kulit Buah Jeruk P (Citrus reticulata) untuk Menghambat pertumbuhan Candida
albicans. Singaraja, Indonesia; Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha
Mutammima Nur. 2017 Uji Aktivitas Antijamur, Penentuan Konsentrasi Hambat Minimu
(KHM) dan konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Serta KLT-Bioautografi Ekstrak
Etanol Daun Plethekan (Ruellia tuberosa L.) Terhadap Candida albicans; UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Maytasari Galuh Martin. 2010 Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau,
Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan
Candida albicans Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
Rahmah Nurul. 2010 Uji Fungistatik Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Candida
albicans.Kalimantan Selatan; Fakultas MIPA UNLAM
18
19
Septiyana Ria. 2013 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanolik Daun Sirih (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans ATCC 10231 dan Candida albicans
Hasil Isolasi Penderita Keputihan. Jurnal Farmasetis; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kendal.
Yuniarni Umi. 2014 Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, dan Sirih Serta
Kombinasinya sebagai Obat Keputihan Candida albicans. Universitas Islam
Bandung.
20
Lampiran 1
21
Lampiran 2
22
Lampiran 3
Berdasarkan Jurnal A yang diperoleh dari Jurnal Siti Chairunnisa. 2015 Inhibition Of
Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against Candida albicans.
23
Lampiran 4
Jurnal A
Siti Chairunnisa. 2015 Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against Candida
albicans.
24
Lampiran 5
Jurnal B
Diana Etika Rahman. 2015 Pengaruh Jenis Sirih dan Variasi Konsentrasi Ekstrak Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albians.
25
Lampiran 6
Jurnal C
Galuh Martin Maytasari. 2010 Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau,
Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans Secara In Vitro
26
Lampiran 7
Jurnal D
Umi Yuniarni. 2014 Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, dan Sirih serta
Kombinasinya sebagai Obat Keputihan Candida albicans.