Anda di halaman 1dari 40

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK


ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L)
TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
Candida albicans

SHOFIAH JEAN NASUTION


P07539017072

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
2020

i
STUDI LITERATUR UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN
SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
Candida albicans

Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

SHOFIAH JEAN NASUTION


P07539017072

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL :STUDI LITERATUR UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL


DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP PERTUMBUHAN
JAMUR Candida albicans

NAMA : SHOFIAH JEAN NASUTION


NIM : P07539017072

Telah diterima dan diseminarkan dihadapan penguji

Medan, Juni 2020

Menyetujui
Pembimbing

Adhisty Nurpermatasari, Apt.


NIP.198507212010122001

Ketua Jurusan Farmasi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Dra.Masniah, M.Kes., Apt


NIP. 196204281995032001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : STUDI LITERATUR UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL


DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP PERTUMBUHAN
JAMUR Candida albicans

NAMA : SHOFIAH JEAN NASUTION


NIM : P07539017072

Karya Tulis Ilmiah ini Telah di Uji Pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan
Farmasi Poltekkes Medan

Medan, Juni 2020

Penguji I Penguji II

Ahmad Purnawarman F., M. Farm., Apt Riza Fahlevi Wakidi, S.Farm, Apt. M.Si
NIP. 199005282019021001 NIP. 198602112011011012

Ketua Penguji

Adhisty Nurpermatasari, Apt.


NIP.198507212010122001

Ketua Jurusan Farmasi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Dra.Masniah, M.Kes., Apt


NIP. 196204281995032001

iii
SURAT PERNYATAAN

STUDI LITERATUR UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH


HIJAU ( Piper betle L ) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida
albicans

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang perah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini.

Medan, Juni 2020

Shofiah Jean Nasution


NIM. P07539017072

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JURUSAN FARMASI
KTI, JUNI 2020

Shofiah Jean Nasution


Studi Literatur Uji Efek Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau
(Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans
XIII+ 25 halaman, 3 gambar, 2 tabel, lampiran

ABSTRAK
Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita yang
menjadi tanda awal dari penyakit vaginal candidiasis, gonorrhea, Chlamydia,
kemandulan hingga kanker yang disebabkan oleh jamur Candida. Salah satu
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat herbal adalah Daun Sirih hijau (Piper
betle L) diyakini memiliki khasiat sebagai antikuman dan antijamur. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya hambat mengekstraksi Daun Sirih
hijau yaitu Maserasi, Dekokta dan Minyak atsiri yang dibuat dengan variasi
konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80%, 100% dengan metode sumuran.
Metode yang digunakan analisa deskriptif, dilakukan dengan penelusuran
jurnal, seleksi jurnal, dokumentasi, analisis data serta penarikan kesimpulan.
Hasil rata-rata, metode maserasi konsentrasi 100% (28,01mm), 40%
(21,76mm), 20% (17,3mm) dan 10% (13,62mm), metode maseri jurnal berbeda
konsentrasi 100% (30mm), 80% (24,25mm), 40% (19,25mm) dan 20%
(18,25mm), metode minyak atsiri konsentrasi 20% (40,67mm) dan 10%
(33,67mm) dan metode dekokta konsentrasi 20% (20,77mm) dan 10%
(18,43mm).
Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil bahwa Ekstrak Daun
sirih dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, tetapi metode
ekstraksi minyak atsiri konsentrasi 20% memiliki daya hambat sangat kuat jika
dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi dan dekokta, sekalipun
menggunakan konsentrasi 100%.

v
Kata kunci : Ekstrak Daun Sirih hijau, Variasi Konsentrasi, Candida albicans
Daftar Bacaan: 17( 1979-2019 )

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Literatur Uji Efek Antifungi Ekstrak
Etanol Daun Sirih Hijau (Piper Betle L) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida albicans”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan Program Diploma III di Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan, dalam pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, arahan dan semangat dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dra.Ida Nurhayati, M.Kes., Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Medan
2. Ibu Dra.Masniah, M.Kes., Apt., Selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing
penulis selama menjadi mahasiswi di Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan
3. Ibu Adhisty Nur Permatasari, Apt selaku pembimbing Karya Tullis Ilmiah
sekaligus Ketua Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
4. Bapak Ahmad Purnawarman F., M. Farm., Apt selaku penguji I dan
Bapak Riza Fahlevi Wakidi, S.Farm, Apt. M.Si., Apt selaku penguji II saya
yang telah memberikan kritik dan saran.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen berserta staff Program Studi Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan
6. Teristimewa kepada Kedua Orangtua yang sangat penulis sayangi dan
cintai, Ayahanda Awaluddin Nasution dan Ibunda Saudah Nasution,
saudara-saudari penulis Riski Padilah Nasution dan Anwar Saputra
Nasution, yang telah memberikan semangat, nasehat, doa serta
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kepada sahabat saya Lia Mariana Lubis dan Marwah Bulan Lubis yang
telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

vii
8. Dan teman-teman seperjuangan Lisa Pratiwi, Rina Ariski, Ummi khadijah,
Yulisetiawati, Arifah Iryani, Nurjamiah, Nesya, Rika Febrianti, Hanna
Hutasoit, Cica Simbolon, Ercha Minanda, Desy tiarma.
9. Kepada seluruh Pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan
dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi keluarga, bapak, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh
balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah atau tulisan penulis berikutnya. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermamfaat
bagi pembaca

Medan, Juni 2020

Shofiah Jean Nasution


NIM. P07539017072

viii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv
SURAT PERNYATAAN.............................................................................v
ABSTRAK..................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Perumusahan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Uraian Tanaman.................................................................................. 4
2.1.1 Nama Ilmiah dan Nama Daerah ................................................ 4
2.1.2 Sistematika Tumbuhan .............................................................. 4
2.1.3 Morfologi Tumbuhan................................................................... 5
2.1.4 Zat yang dikandung.................................................................... 5
2.1.5 Khasiat Daun Sirih Hijau............................................................. 5
2.2 Fungi (Jamur) ...................................................................................... 5
2.3 Candida albicans.................................................................................. 6
2.4 Antifungi (Anti Jamur).......................................................................... 7
2.4.1 Pengujian Aktivitas Mikroba.............................................................. 7
2.5 Ekstrak................................................................................................. 8
2.5.1 Jenis-jenis ekstrak...................................................................... 9

ix
BAB III METODE PENELITIAN................................................................11
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................11
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................11
3.3 Prosedur Kerja.....................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................13
4.1 Hasil.....................................................................................................13
4.2 Pembahasan........................................................................................14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................17
5.1 Kesimpulan..........................................................................................17
5.2 Saran....................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................18

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daun Sirih hijau......................................................................4


Gambar 2.2 Candida albicans...................................................................6
Gambar 2.3 Rumus bangun Metronidazol.................................................10

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Seleksi Jurnal.............................................................................11


Tabel 4.1 Proses Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans......................................................13

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.................................................................................................20
Lampiran 2.................................................................................................21
Lampiran 3.................................................................................................22
Lampiran 4.................................................................................................23
Lampiran 5.................................................................................................24
Lampiran 6.................................................................................................25
Lampiran 7.................................................................................................25

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah kesehatan reproduksi adalah keputihan ( leukorea )
yang dialami oleh wanita. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita
menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali
seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau
lebih. Keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, dari
vaginal candidiasis, gonorrhea, Chlamydia, kemandulan hingga kanker ( Pribakti,
2012 ). Faktor penyebab keputihan paling umum yaitu, infeksi yang disebabkan
oleh jamur Candida albicans ( candidiasis ).

Candida albicans adalah suatu jamur lonjong, bertunas, yang menghasilkan


pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan. Candida adalah
flora normal selaput lendir yang terdapat di saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan genital wanita. Pada genitalis wanita Candida albicans
menyebabkan vulvovaginitis, yaitu suatu penyakit yang menyerupai sariawan
tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran sekret.
Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis candida.
Dalam keadaan normal , pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina
(Jawetz et al., 1986 ). Candida dapat tumbuh pada pH asam antara 2,5 – 7,5
dengan suhu 20˚C - 38˚C.

Upaya yang telah dilakukan oleh sebagian besar kaum perempuan untuk
mencegah hal tersebut adalah dengan menggunakan obat keputihan, sabun
pembersih organ kewanitaan, pelembab vagina, krim anti-gatal, tisu kewanitaan,
semprotan, bedak, atau krim cukur rambut kemaluan bahkan antibiotik. Pada
kenyataannya, penggunaan sabun pembersih organ kewanitaan cenderung
dapat menyebabkan alergi dalam penggunaannya. ( Crann, et al. 2018 )

Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat


atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintetis. ( Katno,
2002 ). Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati yang cukup
besar yang dapat dikembangkan terutama untuk obat tradisional yang

1
2

merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut,
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. ( Wasito Hendri, 2013 ).

Salah satu obat tradisional yang di dapat dari alam adalah Daun sirih hijau
yang secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati sariawan dan
keputihan, bahkan sering digunakan untuk obat kumur, atau antiseptik sebagai
penyembuh luka bakar karena mengandung senyawa saponin dan juga sebagai
zat antimikroba ( Zuraidah, 2015 ).

Daun sirih mengandung minyak atsiri yang komponen penyusunnya


merupakan senyawa fenol yang mampu menjadi senyawa anti bakterisidal,
fungisidal, maupun germisidal. Minyak atsiri dan Ekstrak Etanol Daun Sirih
mempunyai aktivitas anti cendawan terhadap Candida albicans.

Berdasarkan uraian diatas, serta banyaknya manfaat daun sirih hijau (Piper
betle L) membuat penulis tertarik untuk melakukan studi literatur tentang “Uji
Efek Antifungi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans”.

1.2 Perumusah Masalah


a. Bagaimana perbedaan daya hambat dari metode Ekstraksi Maserasi,
Dekokta dan Minyak atsiri yang digunakan untuk mengekstrak Daun Sirih
hijau ( Piper betle L ) ?
b. Metode Ekstraksi manakah yang lebih efektif dalam menghambat
Candida albicans ?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam studi literatur ini yaitu membandingkan hasil
daya hambat Candida albicans dari 3 metode ekstraksi yang digunakan yaitu,
Maserasi, Dekokta dan Minyak atsiri.

1.4 Tujuan Penelitian


3

Untuk mengetahui perbedaan daya hambat dari ketiga metode yang


digunakan untuk mengekstraksi daun Sirih hijau ( Piper betle L ) yaitu Maserasi,
Dekokta dan Minyak atsiri.

1.5 Manfaat Penelitian


a. Bagi Masyarakat penelitian ini memberikan informasi bahwa Daun Sirih hijau
( Piper betle L ) bermamfaat sebagai antifungi.
b. Menambah ilmu pengetahuan serta memberikan pengalaman kepada
penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjalani
perkuliahan.
c. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan

Gambar 2.1 Sirih hijau ( Piper betle L )

Uraian tumbuhan meliputi: nama ilmiah dan nama daerah, sistematika


tumbuhan, morfologi tumbuhan, zat-zat yang dikandung dan kegunaannya.

2.1.1 Nama Ilmiah dan Nama Daerah ( Fauzi Arif, 2017 )


Nama ilmiah : Daun Sirih hijau (Piper betle L)
Nama daerah : Suruh, sedah ( Jawa ), seureuh ( Sunda ), ranub ( Aceh),
belo ( Batak Karo ), cambai ( Lampung ), uwit ( Dayak ), base ( Bali ),
nahi ( Bima ), gapura ( Bugis ), mota ( Flores ) dan afo ( Sentani ).

2.1.2 Sistematika Tumbuhan


Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika daun Sirih hijau ( Piper betle
L ) diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonaea
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

4
5

2.1.3 Morfologi Tumbuhan


Daun Sirih hijau mempunyai ciri-ciri morfologi. Tumbuh merambat, tinggi
mencapai 5-15 m tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya, batang
berwarna hijau kecoklatan, daun berbentuk jantung, agak kasar bila diraba
berwarna hijau tua, tempat tumbuh di tempat yang terbuka atau sedikit terlindung
yang penting ada rambatan. (Fauzi Arif, 2017 )

2.1.4 Zat yang dikandung


Senyawa kimia yang tergantung dalam daun Sirih hijau minyak atsiri,
hidroksivacikol, kavicol, kavibetol, eugenol, eugenol methyl ether, caryophyllene,
estragol, terpenena, fenil, propana, tanin, diastase, gula, pati. (Fauzi Arif, 2017 )

2.1.5 Khasiat Daun Sirih hijau ( Piper betle L )


Sirih memiliki sejumlah kegunaan dalam pengobatan alami. Kandungan
minyak atsirinya juga dapat bekerja sebagai antikuman dan antijamur. Oleh
sebab itu, sirih dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan yang
disebabkan oleh bakteri dan jamur. Juga dapat menghentikan pendarahan
(hemostatik), menyembuhkan luka pada kulit, mengatasi gangguan saluran
cerna, mengerutkan, mengerutkan jaringan (adstringen) dan mengeluarkan
sputum.
Air rebusan Daun Sirih hijau (Piper betle L) dipercaya dapat
menghilangkan bau mulut, digunakan untuk kumur-kumur. Selain itu juga dapat
digunakan untuk mengurangi jerawat apabila dibasuhkan ke muka. Daun sirih
yang dimakan dengan pinang dan kapur juga diyakini mampu menguatkan gigi
agar tak mudah tanggal. (Fauzi Arif, 2017)

2.1 Fungi (Jamur)


Jamur atau fungi adalah tumbuh-tumbuhan yang berbentuk satu sel atau
bentuk benang bercabang-cabang, mempunyai dinding dari selulosa atau khitin
atau kedua-duanya mempunyai protoplasma (miselium) yang mengandung satu
atau lebih inti, berkembang biak secara aseksual dan seksual, untuk hidupnya
jamur memerlukan zat organik sebagai sumber tenaga sehingga jamur
digolongkan sebagai Heterotrof. Jamur juga menggunakan enzim untuk merubah
zat organik untuk pertumbuhannya sehingga jamur selain Heterotrof juga
6

merupakan Saprofit. (Hasyimi M, 2010)


Golongan Jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jamur
merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai
diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus ( thallophyta ) yang tidak
berklorofil. ( Dwidjoseputro D, 2005 ).

2.2 Candida albicans

Gambar 2.2 Candida albicans

Sistematika bakteri Candida albicans menurut C. P. Robin Berkhout


(1923) sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans

Candida albicans adalah suatu jamur lonjong, bertunas, yang


menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan.
Candida adalah flora normal selaput lendir yang terdapat di saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan genital wanita. Pada genitalis wanita Candida
albicans menyebabkan vulvovaginitis, yaitu suatu penyalkit yang menyerupai
sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran
7

sekret. Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis


candida. Dalam keadaan normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri
vagina (Jawetz et al., 1986).
Candida berkembang biak dengan membentuk tunas yang terus
memanjang membentuk hifa semu. Candida dapat tumbuh pada pH asam antara
2,5 – 7,5 dengan suhu 20˚C - 38˚C. Candida dapat tumbuh pada kondisi aerob
dan anaerob serta dapat tumbuh pada media padat tetapi lebih cepat pada
media cair (Komariah dan Ridhawati, 2012).
Candida albicans dibiakkan pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)
yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar, berbentuk koloni-koloni lunak
berwarna coklat yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan
terdiri atas sel-sel bertunas lonjong. Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas
pseudomiselium (massa pseudohifa) yang membentuk blastospora pada nodus-
nodus dan kadang-kadang klamidospora pada ujung-ujungnya ( Jawetz, dkk.,
1995 ).

2.4 Anti Fungi( Anti Jamur)


Antijamur merupakan zat berkhasiat yang digunakan untuk penanganan
penyakit jamur. Umumnya suatu senyawa dikatakan sebagai zat antijamur
apabila senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan jamur
(Siswandono, 1995). Zat antijamur bekerja menurut salah satu dari berbagai
cara, antara lain menyebabkan kerusakan dinding sel, perubahan permeabilitas
sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim,
atau penghambatan sintesis asam nukleat dan protein. Kerusakan pada salah
satu situs ini dapat mengawali terjadinya perubahan-perubahan yang menuju
pada matinya sel tersebut ( Pelzar dan Chan, 1998 ).

2.4.1 Pengujian Aktivitas Mikroba


Uji senyawa antijamur adalah uji untuk mengetahui apakah suatu
senyawa uji dapat menghambat pertumbuhan jamur dengan mengukur respon
pertumbuhan populasi mikroorganisme (jamur) terhadap agen antijamur ( Pratiwi,
2008 ).
8

Beberapa metode uji antijamur diantaranya:


a. Metode difusi
Metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu:
i. Metode silinder
ii. Metode lubang ( sumuran ) yaitu membuat lubang pada agar
padat yang telah diinokulasi dengan jamur. Pada lempeng
agar yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji dibuat suatu
lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji,
Kemudian setiap lubang itu diisi dengan zat uji. Setelah
diinkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai dengan mikroba
uji, dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya
zona hambatan disekeliling lubang.
iii. Metode cakram kertas
b. Metode dilusi dibuat dengan cara larutan uji diencerkan hingga
diperoleh beberapa konsentrasi, kemudian masing-masing
konsentrasi larutan uji ditambahkan suspensi jamur dalam media.
Pada dilusi padat, tiap konsentrasi larutan uji dicampurkan kedalam
media agar. Setelah padat kemudian ditanami jamur ( Hugo dan
Russel, 1987 ).

2.5 Ekstrak
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, ekstrak adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Tujuan Ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan komponen
kimia yang terdapat dalam simplisia.
9

2.5.1 Jenis-jenis Ekstrak


a. Berdasarkan bentuk substansi dalam campuran
a. Ekstraksi padat-cair
Ditemukan dalam mengisolasi suatu substan yang terbuat dari bahan
alam. Proses ini melibatkan substan bentuk padat di dalam
campurannya dan memerlukan kontak yang sama lama antara
pelarut dan zat padat. Kesempurnaan sangat ditentukan dari bahan
alam dan sifat bahan yang di estrak.

ii. Ekstraksi padat-cair


Dilakukan apabila substansi yang akan di ekstraksi berbentuk
cairan di dalam campurannya.

b. Berdasarkan penggunaan panas


i. Ekstraksi secara Dingin
Ekstraksi secara dingin bertujuan untuk mengekstrak senyawa-
senyawa yang terdapat dalam simplisia yang tidak tahan panas.
Ekstraksi secara dingin dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
a) Maserasi
Maserasi berasal dari bahasa latin “macerasi” yang berarti
merandam. Sehingga maserasi dilakukan dengan cara
merendam simplisia dalam satu atau campuran pelarut selama
waktu tertentu pada temperatur kamar dan terlindung dari
cahaya dengan sesekali dilakukan pengadukan.
b) Perkolasi
Proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara
mengalirkan pelarut secara kontinu pada simplisia selama
waktu tertentu.

ii. Ekstraksi secara Panas


10

Metode ekstraksi yang membutuhkan panas diantaranya:


a) Seduhan
b) Infusa
c) Digesti
d) Dekokta
e) Refluks
f) Soxhletasi
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
yaitu yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu
fenomena, yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara satu variabel dengan
variabel yang lain. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan
menginterprestasikannya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan melalui penelusuran pustaka melalui textbook dalam bentuk
e-book, jurnal cetak hasil penelitian, jurnal yang diperoleh dari pangkalan data, karya tulis
ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi, serta makalah yang dapat dipertanggungjawabkan yang
diperoleh secara daring/ online.

Waktu pelaksanaan penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berlangsung selama 3 bulan,
mulai bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2020.

3.3 Prosedur Kerja


a. Penelusuran Jurnal
Penelusuran artikel atau penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan
daring/online, searching literatur dilakukan dengan menggunakan kata kunci “Sirih hijau” dan
“Candida albicans“ kriterianya sesuai dengan judul penelitian.
b.Seleksi Jurnal

Judul Jurnal Nama Penerbit Tahun


Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Siti Chairunnisa 2015
Against Candida albicans
Uji Fungistatik Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Nurul Rahmah, Aditya 2010
L.) Terhadap Candida albicans Rahman

Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Galuh Martin Maytasari 2010
Sirih Hijau, Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan
Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan
Candida albicans Secara In Vitro

11
12

Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, Umi Yuniarni 2014


dan Sirih serta Kombinasinya sebagai
Keputihan Candida albicans.
Pengaruh Jenis Sirih dan Variasi Konsentrasi Diana Etika Rahman 2015
Ekstrak Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida
albians.
Pengaruh Pemberian Ekstrak DAun Sirih (Piper Adi Gunawan 2015
sp) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida
albicans

Setelah literatur ditemukan, selanjutnya memilah mana yang tepat untuk dimasukkan
ke dalam penelitian dan mana yang tidak.Hal ini perlu dilakukan agar tidak membuang
halaman dengan teori yang saling tumpang tindih dan menumpuk.Cara menyeleksinya yaitu
dengan melihat apakah topiknya relevan, individu dan tempat relevan, masalah dan
pertanyaan penelitian yang relevan, dan apakah relevan untuk dapat diakses.

a. Dokumentasi
Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur dan ditulis
kembali. Penulisan dapat dilakukan dengan menulis abstrak atau membuat catatan-catatan
kecil serta membuat diagram dan sebagainya.

b. Analisis Data
Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode deskriptif.
Metode analisa deskriptif dilakukan dengan cara mendeksripsikan data-data yang kemudian
disusun dengan analisis tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan
pemahaman dan penjelasan secukupnya.

c. Penarikan Kesimpulan
Setelah data dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan Kesimpulan yang diberikan
merupakan hasil dari rangkuman analisis dan pembahasannya terhadap rumusan masalah
yaitu,bagaimana perbedaan daya hambat dari metode Ekstraksi Maserasi, Sokletasi dan
Minyak atsiri yang digunakan untuk mengekstrak Daun Sirih hijau ( Piper betle L ) dan
metode Ekstraksi manakah yang lebih efektif dalam menghambat Candida albicans ?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil uji aktivitas antijamur pada semua kelompok perlakuan dapat diamati pada
Tabel 4.1. Berdasarkan hasil uji aktivitas antijamur menunjukkan adanya efek antijamur dari
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) konsentrasi 10%, 20%, 40%,80% dan 100% terhadap
jamur Candida albicans dengan terbentuknya zona hambat (area jernih/zona bening) di
sekitar sumuran. Adapun hasil penelitian berdasarkan studi literatur yang diperoleh adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.1 Proses Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans

JURNAL METODE METODE KONSENTRASI RERATA DIAMATER


EKSTRAKSI KHM DAYA HAMBAT
A Maserasi SUMURAN 10% 13,62mm
20% 17,3mm
40% 21,76mm
100% 28,01mm

B Maserasi SUMURAN 20% 18,25mm


40% 19,25mm
80% 24,25mm
100% 30mm

C Minyak Atsiri SUMURAN 10% 33,67mm


20% 40,67mm

D Dekokta - 10% 18,43mm


20% 20,77mm

Keterangan:

A. Siti Chairunnisa. 2015 Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against
Candida albicans.
B. Diana Etika Rahman. 2015 Pengaruh Jenis Sirih dan Variasi Konsentrasi Ekstrak
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albians.

13
14

C. Galuh Martin Maytasari. 2010 Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih
Hijau, Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap
Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro

D. Umi Yuniarni. 2014 Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, dan Sirih serta
Kombinasinya sebagai Obat Keputihan Candida albicans.

4.2 Pembahasan
Pengukuran pemberian Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans dilihat dengan mengukur zona bening yang terbentuk
dari setiap Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) yang dibuat dengan konsentrasi 10%,
20%, 40%, 80%, dan 100%. Terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
Berdasarkan penelitian A. Peneliti ini menguji daun sirih hijau yang diekstrak melalui
proses maserasi yang dibuat dengan empat konsentrasi yaitu 100%, 40%, 20% dan 10%
selanjutnya dilakukan uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan
metode sumuran dengan media SDA hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih
dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat
yang terbentuk pada konsentrasi 100%, 40%, 20% dan 10% berturut-turut yaitu 28,01 mm,
21,76 mm, 17,3 mm dan 13,62 mm.

Pada Penelitian B dilakukan pengujian daun sirih hijau yang diekstrak melalui proses
maserasi yang dibuat dengan empat konsentrasi yaitu 100%, 80%, 40% dan 20%
selanjutnya dilakukan uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan
metode sumuran dengan media SDA hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih
dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat
yang terbentuk pada konsentrasi 100%, 80%, 40% dan 20% berturut-turut yaitu, 30mm,
24,25mm, 19,25mm dan 18,25mm.

Penelitian C melakukan pengujian daun sirih hijau yang diekstrak melalui proses
minyak atsiri yang dibuat dengan dua konsentrasi yaitu 20% dan 10% selanjutnya dilakukan
uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan metode sumuran dengan
media SDA hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih dapat menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada
konsentrasi 20% dan 10% berturut-turut yaitu, 40,67mm dan 33,67mm.
Bedasarkan Penelitian D. Peneliti ini menguji daun sirih hijau yang diekstrak melalui
proses dekokta yang dibuat dengan dua konsentrasi yaitu 20% dan 10% selanjutnya
dilakukan uji daya hambat pada jamur Candida albicans yang menggunakan media SDA
hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daun sirih dapat menghambat pertumbuhan jamur
15

Candida albicans. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 20%
dan 10% berturut-turut yaitu, 20,77mm dan 18,43mm.
Berdasarkan jurnal A,B,C dan D, Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk di
sekitar sumuran dan kadar hambat minimal Ekstrak terhadap Candida albicans dari
penelitian ini adalah pada konsentrasi 10%.
Kategori daya hambat jamur dapat ditentukan dengan melihat rata-rata diameter
zona hambat dari setiap konsentrasi Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L). Menurut
Davis dan Stout berdasarkan zona jernihnya, daya hambat dibagi atas : sangat kuat > 20
mm, kuat 10-20 mm, sedang 5-10 mm dan lemah < 5 mm. Dari keempat jurnal yang
dibandingkan metode ekstraksi minyak atsiri dengan konsentrasi 20% rerata 40,67mm yang
daya hambatnya sangat kuat jika dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi dan
dekokta, sekalipun menggunakan konsentrasi 100%.

Sementara Menurut Rahmah dan Rahman (2010) konsentrasi 20%, 40%, dan 60%,
Ekstrak daun sirih belum dapat mempengaruhi atau menghambat pertambahan massa sel.
Hal ini terjadi karena pada ketiga konsentrasi tersebut, zat-zat aktifnya seperti fenil propane
dan tanin belum mampu menembus dinding sel. Sebaliknya pada konsentrasi 80% dan
100%, ekstrak daun sirih sudah dapat mempengaruhi pertambahan massa sel C. albicans
yang berarti mengganggu metabolismenya. Namun, karena antar kedua perlakuan tidak
berbeda nyata secara statistik, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak daun sirih dengan
konsentrasi 80% sudah memberikan efek fungistatik yang terbaik terhadap C. albicans.
Kecendrungan daya fungistatik daun sirih adalah semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun sirih maka semakin kecil jumlah sel Candida albicans. Hal ini di sebabkan karena
semakin tingginya konsentrasi ekstrak daun sirih tersebut berarti semakin banyak
kandungan zat atau senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Zat-zat atau senyawa aktif
tersebut bersifat fungistatik.
Salah satu dari senyawa-senyawa yang bersifat fungistatik yang terkandung dalam
Ekstrak Daun Sirih hijau (Piper betle L) adalah minyak atsiri yang mengandung
seskuiterpen, pati, diastase, gula, dan kavikol serta vitamin C. Sirih dapat membantu
mengurangi peradangan, pembengkakan, menghilangkan gatal, bakteriosida, antiseptik, anti
jamur dan stimulans. fenil propane (senyawa fenolik) (Damayanti dan Mulyono, 2008).
Senyawa tersebut dapat menyebabkan denaturasi protein, yaitu kerusakan struktur tersier
protein sehingga protein kehilangan sifat-sifat aslinya (Jawetz dkk, 1996). Protein
merupakan komponen yang sangat penting bagi semua sel hidup termasuk sel-sel Candida
albicans. Terdenaturasinya protein dinding sel C. albicans tentunya akan menyebakan
kerapuhan pada dinding sel khamir tersebut sehingga mudah di tembus zat-zat aktif lainnya
16

yang juga bersifat fungistatik. Jika protein yang terdenaturasi adalah protein enzim maka
enzim tidak dapat bekerja yang menyebabkan metabolisme terganggu sehingga proses
reproduksi pun terhambat. Denaturasi protein pada enzim-enzim eksternal yang di produksi
sel-sel C. albicans menyebabkan enzim-enzim tersebut tidak dapat mendegradasi senyawa-
senyawa kompleks yang terdapat di sekelilingnnya menjadi senyawa sederhana sehingga
proses penyerapan nutrisi terganggu.

Hasil Penelitian ini memberikan informasi bahwa penggunaan Ekstrak Daun Sirih
hijau ( Piper betle.L ) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang
merupakan agen utama penyebab utama keputihan ( kandidiasis ) sehingga bisa dijadikan
pencengahan untuk penyebaran atau infeksi oleh Candida albicans.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

a. Ekstrak Daun Sirih hijau ( Piper betle.L ) dapat menghambat pertumbuhan jamur
Candida albicans yang merupakan agen utama penyebab utama keputihan (
kandidiasis ) sehingga bisa dijadikan pencengahan untuk penyebaran atau infeksi oleh
Candida albicans.
b. Dari keempat jurnal yang digunakan sebagai acuan dari penelitian kadar terendah yang
dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu pada konsentrasi 10%
dan kadar tertinggi menggunakan metode ekstraksi minyak atsiri pada konsentrasi
20%.

5.2 SARAN
Untuk peneliti lain yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memisahkan masing-
masing senyawa penyusun Ekstrak Daun sirih dan menentukan aktivitas antijamur dari
masing-masing senyawa tersebut serta perlu dilakukan pengujian efek Ekstrak Daun Sirih
secara in vivo sebelum digunakan sebagai pengobatan alternatif di masyarakat.

17
Daftar Pustaka

Adi Gunawan. 2015 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper sp.) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albican; Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry

Chairunnisa Siti. 2015 Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against Candida
albicans; Medika Tadulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope indonesia Edisi III. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope indonesia Edisi V. Jakarta

Dwidjoseputro. 2005 Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta.

Ester Rampa. 2013 Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau ( Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans; Jurnal Biologi Papua

Fauzi Arif. 2017 Aneka Tanaman Obat dan Khasiatnya, Yogyakarta.

Hasyimi.M. 2010 Mikrobiologi Prasitologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta.

Hendri Wasito. 2013 Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Yogyakarta;


Graha ilmu.

Made Nita. 2019 Aktivitas Antifungi Kombinasi Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) dan Ekstrak
Kulit Buah Jeruk P (Citrus reticulata) untuk Menghambat pertumbuhan Candida
albicans. Singaraja, Indonesia; Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha

Mutammima Nur. 2017 Uji Aktivitas Antijamur, Penentuan Konsentrasi Hambat Minimu
(KHM) dan konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Serta KLT-Bioautografi Ekstrak
Etanol Daun Plethekan (Ruellia tuberosa L.) Terhadap Candida albicans; UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Maytasari Galuh Martin. 2010 Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau,
Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan
Candida albicans Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.

Pratiwi, ST. 2008 Mikrobiologi Farmasi, Jakarta: Erlangga

Rahmah Nurul. 2010 Uji Fungistatik Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Candida
albicans.Kalimantan Selatan; Fakultas MIPA UNLAM

18
19

Riza Marjoni. 2016 Dasar-Dasar Fitokimia, Jakarta ; Trans Info Media.

Septiyana Ria. 2013 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanolik Daun Sirih (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans ATCC 10231 dan Candida albicans
Hasil Isolasi Penderita Keputihan. Jurnal Farmasetis; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kendal.

Yuniarni Umi. 2014 Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, dan Sirih Serta
Kombinasinya sebagai Obat Keputihan Candida albicans. Universitas Islam
Bandung.
20

Lampiran 1
21

Lampiran 2
22

Lampiran 3

Berdasarkan Jurnal A yang diperoleh dari Jurnal Siti Chairunnisa. 2015 Inhibition Of
Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against Candida albicans.
23

Lampiran 4

Jurnal A
Siti Chairunnisa. 2015 Inhibition Of Betel Leaf Extract (Piper betle L) Against Candida
albicans.
24

Lampiran 5
Jurnal B

Diana Etika Rahman. 2015 Pengaruh Jenis Sirih dan Variasi Konsentrasi Ekstrak Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albians.
25

Lampiran 6
Jurnal C
Galuh Martin Maytasari. 2010 Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau,
Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans Secara In Vitro
26

Lampiran 7
Jurnal D
Umi Yuniarni. 2014 Pengaruh Dekok Daun Beluntas, Jawa Kotok, dan Sirih serta
Kombinasinya sebagai Obat Keputihan Candida albicans.

Anda mungkin juga menyukai