Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE FGD


DAN LEAFTLET TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
ANEMIA TERHADAP IBU HAMIL DI DESA LELEULU
KECAMATAN TOLALA

Disusun Oleh:
NOVA
(040219004)

Pembimbing:
1. Samsinar, S, ST., M. Kes
2. Hendriawan Patandungan, SE, MM

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekitar 160 juta wanita di dunia setiap tahun mengalami kehamilan.

Sebagian besar kehamilan tersebut berjalan dengan aman. Namun sebanyak 15

% wanita mengalami komplikasi selama kehamilan yang dapat mengancam

keadaan ibu. (Saifuddin, 2010; h.53) Untuk mempersiapkan fisik dan mental

ibu secara maksimal, pada ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan dan

pengawasan teratur sehingga pendeteksian terhadap kelainan, komplikasi dan

penyakit dapat dicegah maupun diobati. (Marmi, 2015; h.11)

Menurut WHO 2020 prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia

telah mengalami penurunan sebanyak 4,5% selama 19 tahun terakhir, dari

tahun 2000 sampai dengan tahun 2019, sedangkan di Indonesia pada tahun

2019 angka kejadian anemia pada ibu hamil meningkat 44,2% dari tahun 2015

sebesar 42,1%. Berdasarkan Hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa di

Indonesia sebesar 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6%

anemia pada ibu hamil terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun (Kementerian

Kesehatan RI, 2018).

Anemia yang terjadi pada kehamilan dapat menyebabkan abortus, partus

prematurus, partus lama, atonia uteri yang menyebabkan perdarahan, IUFD,

kematian janin waktu lahir, dan cacat bawaan. (Marmi, 2015; h.52-53)

Berdasarkan data dari Puskesmas Kaliangkrik dari bulan Januari 2016 sampai

Februari 2017, terjadinya komplikasi pada ibu hamil dengan anemia adalah

1
sebesar 19 (18%) ibu, dengan kejadian partus lama 7 (36,8%) ibu, abortus 2

(10,5%) ibu, prematuritas 2 (10,5%) ibu dan kelahiran operasi 8 (42,2%) ibu.

Berdasarkan hasil penelitian Hannan, dkk (2012; h.53) faktorfaktor yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil adalah tingkat pengetahuan

dengan p value sebesar 0,006 (< 0,05). Menurut Astuti, dkk (2012; h.13)

pendidikan kesehatan berpengaruh positif terhadap pengetahuan dan sikap ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet Fe. Selain itu, penelitian menurut Aprilina

dan Kris (2015; h.125) menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dapat

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan

bahaya anemia bagi ibu hamil.

FGD ini merupakan metode atau teknik pengumpulan data kualitatif

melalui wawancara secara kelompok. FGD juga didefinisikan sebagai suatu

metode maupun teknik untuk memperoleh pengumpulan data kualitatif yang

mana sekumpulan orang tersebut melakukan kegiatan diskusi mengenai suatu

fokus persoalan, masalah atau topik tertentu yang dituntun oleh seorang

moderator atau fasilitator.

Leaflet adalah selebaran kertas cetak yang berlipat 2-3 halaman. Leaflet

merupakan media penyampai informasi dan himbauan. Penggunaan gambar,

warna, layout, dan informasi yang disampaikan merupakan hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam leaflet (Fitriah, 2018). Leaflet merupakan bentuk media

komunikasi yang termasuk salah satu publikasi singkat berupa selebaran.

Leaflet berisi keterangan atau informasi tentang perusahaan, produk, organisasi

dan jasa yang bertujuan untuk informasi umum. Leaflet juga merupakan suatu

2
informasi yang dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang

(Kawuriansari, Fajarsari, & Mulidah, 2010). Leaflet juga dapat menjadi sebuah

media pembelajaran didalam dunia pendidikan.

Penggunaan metode FGD dan Leaftlet dapat membantuh meningkatkan

pengetahuan Ibu hamil tentang anemia dan semua yang berkaitang dengan

anemia mungkin dapat menurunkan kasus anemia terhadap ibu hamil karena

pengaruh pengetahuan ibu hamil sudah luas dan dapat mencegahnya dan

menghindari segala kegiatan yang menyebabkan anemia.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas mendorong penulis untuk

melakukan penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan

Leaftlet terhadap Pengetahuan tentang Anemia terhadap Ibu Hamil di Desa

Leleulu Kecamatan Tolala

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah penelitian

ini yaitu apakah Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan Leaftlet berpengaruh

terhadap Pengetahuan tentang Anemia terhadap Ibu Hamil di Desa Leleulu

Kecamatan Tolala ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan

Leaftlet terhadap Pengetahuan tentang Anemia terhadap Ibu Hamil di Desa

Leleulu Kecamatan Tolala

3
D. Manfaat Penalitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang bias diperoleh adalah menambah pengetahuan

dan wawasan mengenai pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan

Leaftlet terhadap Pengetahuan tentang Anemia bagi peneliti, responden

maupun orang-orang yang membaca penelitian ini sehingga Pendidikan

Kesehatan Metode FGD dan Leaftlet ini dapat digunakan ataupun

dimanfaatkan sebagai salah satu jenis metode pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai

masukan bagi tenaga kesahatan agar lebih meningkatkan perhatian

terhadap program kesehatan ibu hamil dan pengetahuan tentang

anemia

b. Bagi Keluarga dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

keluarga dan masyarakat agar dapat memberikan penjelasan pada ibu

hamil tentang anemia .

c. Bagi Institut Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

tenaga pendidik dalam memberikan pendidikan kesehatan remaja

khususnya tentang pengetahuan ibu hamil tentang anemia.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti menggunakan hasilm riset sebelumnya untuk menjadi bahan

perbedaan maupun referensi, sehingga dapat menghindari asumsi kesamaan

terhadap penelitian ini.

1. Chandra Wijaya, dkk, 2022, Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Media

Leaflet Mengenai Anemia Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Ibu

Hamil Di Desa Ngemplak, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

Peserta penyuluhan sebanyak 20 orang ibu hamil di Desa Ngemplak,

Sukoharjo. (2) Peserta terdiri dari 8 ibu hamil normal dan 12 ibu hamil

dengan anemia, 8 ibu hamil normal dan 12 ibu hamil dengan anemia. (3)

Dari tinjauan yang memiliki pengetahuan dengan kategori rendah

sebanyak 10 orang dengan prevalensi (50%), dan kategori tinggi

sebanyak 10 orang dengan prevalensi (50%). (4) Berdasarkan hasil yang

didapat yang memiliki pengetahuan dengan kategori rendah sebanyak 1

orang dengan prevalensi (5%), dan kategori tinggi sebanyak 19 orang

dengan prevalensi (95%).

2. Dessy Hidayati Fajrin, 2021, Pengaruh Media Leaflet Dalam Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia. Analisa

data yang digunakan adalah paired T-Test. Hasil uji statistic

menggunakan Paired Sample Statistics diperoleh nilai p value 0,000

(p< 0,05) ada pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan media leaflet

5
terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Puskesmas Saigon.

Terdapat perubahan tingkat pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan dengan media leaflet dengan nilaip 0,000 <

0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh pemberian

media leaflet dalam Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan ibu

hamil temtang anemia di Puskesmas Saigon Pontianak.

3. Siti Santy Sianipar, dkk, 2019, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Anemia Pada Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Upt

Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya, Hasil penelitian Hasil analisa

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Anemia Pada Kehamilan

Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Bukit Hindu

Palangka Raya. Untuk pendidikankesehatan tentang anemia pada

kehamilan (p=0,000, sehingga dapat di simpulkan bahwa signifikan < p

value (0,000 < 0,05), maka Ha di terima artinya ada pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil di UPT

Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya.

B. Landasan Teori

1. Fokus group discussion (FGD)

a. Fokus group discussion (FGD)

Fokus group discussion (FGD) disebut juga fokus diskusi kelompok

atau metode sokratif, merupakan metode yang menggunakan komunikasi

dua arah (two-waycommunication) sehingga dalam metode ini

memungkinkan terjadinya tukar pendapat dan terdapat interaksi

6
didalamnnya. Sehingga memungkinkan terjadinya proses tanya jawab dan

komunikasi yang terjalin pun akan menjadi lebih interaktif. Biasanya

Diskusi Kelompok ini mencakup 6-12 orang peserta yang tertarik pada satu

topik atau program tertentu. Di dalamnya terdapat fasilitator, moderator dan

asisten yang akan memandu peserta untuk mendiskusikan beberapa

pertanyaan sesuai dengan topik yang dibicarakan. (Krueger, RA.,1988)

Keuntungan diskusi kelompok 1) Aspek yang didiskusikan oleh

peserta bisa berkembang bahkan melebihi aspek-aspek yang dikemukakan

oleh penyuluh 2) Peserta adalah pengamat yang lebih baik dari pada

penyuluh dalam penyelesaian praktis. Hal ini terjadi karena peserta adalah

orang yang merasakan langsung masalah-masalah yang mereka hadapi. 3)

Dalam diskusi kelompok ada hubungan yang kuat antara pengetahuan dan

praktek sehari-hari, yang biasanya tidak terdapat dalam metode lain. 4)

Bahasa yang digunakan dalam diskusi lebih akrab bagi peserta, sehingga

memungkinkan peserta tidak malu untuk berbicara b)

Kelemahan Diskusi Kelompok 1) Peserta seringkali tidak mewakili

seluruh kelompok sasaran. 2) Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk

dikendalikan. 3) Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi oleh

pandangan atau pendekatan dari fasilitator.

b. Fasilitator

Dalam memoderasi kelompok diskusi kelompok, penting bahwa

seorang fasilitator memiliki kualitas sebagai berikut: (Krueger, RA.,1988)

yaitu: Keakraban dengan topik diskusi, kemampuan untuk berbicara sesuai

7
bahasa yang digunakan di daerah tersebut, sensitivitas budaya, termasuk

tidak bertindak sebagai hakim, guru, tidak melihat bawa pada responden,

kepekaan terhadap pria dan wanita, kesopanan, empati, menghormati

peserta.

c. Pedoman dalam melakukan diskusi kelompok (FGD) (Krueger, RA.,1988)

1) FGD adalah kesempatan bagi peneliti untuk mendengar dan belajar, dan

bukan untuk kuliah.

2) Tetap berpikiran terbuka dan lebih banyak mendengar. Jangan

memaksakan agenda sendiri.

3) Hindari pertanyaan yang menghasilkan jawaban ya atau tidak.

4) Peka terhadap norma-norma lokal dan adat istiadat

5) Upayakan untuk menyelesaikan FGD dalam jangka waktu yang

disebutkan kepada peserta.

6) Jangan lupa mengucapkan terimakasih kepada peserta setelah

pelaksanaan FGD

d. Langkah-langkah dalam melakukan sesi FGD (Krueger, RA.,1988)

1) Setelah pengantar singkat, tujuan dan ruang lingkup diskusi dijelaskan

2) Para peserta diminta untuk memberikan nama mereka dan informasi

singkat tentang latar belakang

3) Diskusi ini disusun di sekitar tema kunci dan dipersiapkan dimuka

4) Dalam diskusi tersebut, semua peserta diberi kesempatan untuk

berpartisipasi

8
5) Menggunakan berbagai taktik moderat untuk memfasilitasi kelompok.

Diantara taktik ini bahwa, moderator dapat menggunakan meliputi: a)

Merangsang peserta untuk berbicara satu sama lain, tidak selalu

moderator. b) Mendorong peserta tidak malu untuk berbicara. 3)

Mencegah peserta dominan melalui isyarat verbal dan nonverbal.

2. Leaflet

Leaflet adalah selebaran kertas cetak yang berlipat 2-3 halaman. Leaflet

merupakan media penyampai informasi dan himbauan. Penggunaan gambar,

warna, layout, dan informasi yang disampaikan merupakan hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam leaflet (Fitriah, 2018). Leaflet merupakan bentuk media

komunikasi yang termasuk salah satu publikasi singkat berupa selebaran.

Leaflet berisi keterangan atau informasi tentang perusahaan, produk, organisasi

dan jasa yang bertujuan untuk informasi umum. Leaflet juga merupakan suatu

informasi yang dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang

(Kawuriansari, Fajarsari, & Mulidah, 2010).

Leaflet juga dapat menjadi sebuah media pembelajaran didalam dunia

pendidikan. Penggunaan leaflet sebagai media pembelajaran diharapkan dapat

membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Leaflet disusun dari

berbagai sumber belajar, dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti

siswa, serta ditambahkan ilustrasi yang mendukung materi pembelajaran,

sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat tertarik untuk membacanya.

Siswa diharapkan akan termotivasi untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi (Futriyah, Achmad, & Marpaung, 2013).

9
Kelebihan Leaflet menurut Notoatmojo yaitu tahan lama, menjangkau

banyak orang, dalam segi biaya terbilang rendah, mudah dibawa kemanamana,

menampilkan estetika keindahan, mempermudah pemahaman dengan bahasa

yang singkat, dan juga dapat meningkatkan minat (Kawuriansari et al., 2010).

Kelebihan lain dalam dunia pendidikan, leaflet merupakan salah satu bahan

ajar yang lebih menarik dari buku paket, karena bahan ajar leaflet sangatlah

sederhana dan lebih menarik dalam segi tampilan (Septiani et al., 2014). Selain

itu, menurut Purnomo leaflet juga memberikan pemahaman yang lebih mudah

bagi siswa bahwa matematika tidak serumit buku cetak yang tebal, tetapi

matematika dapat diringkas menjadi hal yang indah dan menarik (Winarso &

Yuliyanti, 2017).

Selain kelebihan, syarat pembuatan leaflet juga perlu diperhatikan.

Syarat pembuatan leaflet menurut Agustiansyah antara lain: (1) leaflet harus

dibuat 5 menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti pembaca,

(2) pemberian judul harus dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat

pemabaca, (3) tidak banyak tulisan yang nantinya akan membuat bosan

pembaca, (4) mengkombinasikan anatara tulisan, gambar, dan tampilan agar

menimbulkan kesan menarik bagi pembaca, dan (5) materi harus sesuai dengan

target sasaran yang dituju (Kawuriansari et al., 2010). Supaya materi leaflet

sesuai dengan target sasaran yang dituju, dalam hal ini leaflet tidak berdiri

sendiri, namun dengan memasukkan investigasi matematis dalam pertanyaan

yang akan dicantumkan.

10
3. Anemia pada Ibu Hamil

a. Definisi Anemia Pada Kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah dimana kondisi ibu kadar

haemoglobinnya dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar

dibawah 10,5 gr% pada trimester II. Anemia defisiensi besi pada wanita

merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia

terutama dinegara berkembang (Susiloningtyas, 2012).

b. Penyebab Anemia Pada Kehamilan

Menurut Mochtar (2013) pada umumnya, penyebab anemia pada

kehamilan adalah:

1) Kurang zat besi Kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat

dipenuhi dari mengkonsumsi makanan saja, walaupun makanan yang

dikonsumsi memiliki kualitas yang baik ketersediaan zat besi yang

tinggi. Peningkatan kebutuhan zat besi meningkat karena kehamilan.

Sebagian kebutuhan zat besi dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan

presentase zat besi yang diserap, namun apabila simpanan zat besi

rendah atau zat besi yang diserap sedikit maka diperlukan suplemen

preparat zat besi agar ibu hamil tidak mengalami anemia (Bakta, I.M.,

& Dkk, 2009).

2) Ibu yang mempunyai penyakit kronik Ibu yang memiliki penyakit

kronik mengalami inflamasi yang lama dan dapat mempengaruhi

produksi sel darah merah yang sehat. Ibu hamil dengan penyakit kronis

11
lebih berisiko mengalami anemia akibat inflamasi dan infeksi akut

(Bothamley & Maureen, 2013).

3) Kehilangan banyak darah saat persalinan sebelumnya Perdarahan yang

hebat dan tiba-tiba seperti perdarahan saat persalinan merupakan

penyebab tersering terjadinya anemia, jika kehilangan darah yang

abnyak, tubuh segera menarik cairan dari jaringan diluar pembuluh

darah agar darah dalam pembuluh darah tetap tersedia. Banyak

kehilangan darah saat persalinan akan mengakibatkan anemia (Ananya,

2012). Dibutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi fisiologis ibu dan

memenuhi cadangan zat besi ibu hamil (Manuaba & Dkk, 2010).

4) Jarak kehamilan Hasil penelitian dari Amiruddin (2007) menyatakan

kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1 sampai 3 anak

dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2

tahun menunjukkan kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan

yang terlalu dekat dapat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat

untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi

sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat dapat

menyebabkan resiko terjadi anemia dalam kehamilan. Dibutuhkan

waktu untuk memulihkan kondisi fisiologis ibu adalah dua tahun.

Karena cadangan zat besi ibu hamil belum pulih. 10 Akhirnya

berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya (Manuaba & Dkk,

2010).

12
5) Paritas Hasil penelitian Herlina (2013) menyatakan paritas merupakan

salah satu faktor penting dalam kejadian anemia pada ibu hamil. Ibu

hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko lebih besar untuk

mengalami anemia dibandingkan dengan paritas rendah. Adanya

kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka

akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

6) Ibu dengan hamil gemeli dan hidramnion Derajat perubahan fisiologis

maternal pada kehamilan gemeli lebih besar dari pada dibandingkan

kehamilan tunggal. Pada kehamilan gemeli yang dikomplikasikan

dengan hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi

yang serius dan besar. Peningkatan volume darah juga lebih besar pada

kehamilan ini. Rata-rata kehilangan darah melalui persalinan

pervaginam juga lebih banyak (Wiknjosastro, 2010).

c. Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan

Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh

karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada

trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan

meningkat sekita 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali

normal pada 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume

plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi

aldesteron (Rukiyah, 2010).

13
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut

Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah menjadi

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma

30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis, pengenceran

darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat

dengan adanya kehamilan (Manoe, 2010).

d. Klasifikasi Anemia Pada Kehamilan

Klasifikasi anemia pada kehamilan menurut Proverawati (2009)

adalah:

1) Anemia Defisiensi Besi Anemia defisiensi besi adalah anemia yang

terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Diagnosa anemia

defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa

didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunangkunang

dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pemeriksaan dan

pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachili,

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.

Klasifikasi anemia menurut kadar haemoglobin pada ibu hamil menurut

WHO (2011):

Hb ≥ 11,0 g/dL : Tidak Anemia

Hb 10,0 – 10,9 g/dL : Anemia Ringan

Hb 7,0 – 9,9 g/dL : Anemia Sedang

Hb < 7,0 g/dL : Anemia Berat 12 .

14
2) Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik dimana anemia

disebabkan karena defisiensi asam folat (Pterylgutamic Acid) dan

defisiensi vitamin B12 (Cyanocobalamin) walaupun jarang.

3) Anemia Hipoplastik Anemia hipoplastik dan aplastic adalah disebabkan

oleh hipofungsi sel-sel tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk

diagnosis memerlukan pemeriksaan darah fungsi lengkap, pemeriksaan

fungsi eksternal, dan pemeriksaan retikulosit.

4) Anemia Hemolitik Gejala anemia hemolitik anatara lain adalah kelainan

gambaran darah, kelelahan, kelemahan, dampak organ vital. Anemia

hemolitik adalah anemia yang disebabkam karena penghancuran sel

darah merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.

e. Tanda Dan Gejala Anemia Pada Kehamilan

Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lelah, letih, lesu,

nafas pendek, muka pucat, susah berkosentrasi serta fatique atau rasa lelah

yang berlevuhan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami

kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung biasanya

kebih cepat karena berusaha untuk mengkompensasi kekurangan oksigen

dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan

kebugaran tubuh akan berkurang. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja

jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif

(Pharmaceutical et al., 2010). 13

15
Menurut FKM-UI (2009) tanda anemia adalah pucat (lidah, bibir

dalam, muka, telapak tangan), mudah letih, detak jantung lebih cepat,

apatis, pusing, mata berkunang-kunang dan mengantuk.

f. Dampak Anemia Pada Kehamilan

Menurut Proverawati (2009) dampak anemia pada kehamilan sampai

pasca persalinan adalah:

1) Trimester Pertama Abortus, missed abortus, dan kelainan congenital.

2) Trimester Kedua dan Trimester III Persalinan premature, perdarahan

antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam Rahim, Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR), mudah terkena infeksi, Intetlligence Guotient

(IQ) rendah (Proverawati, 2009). Bahaya anemia dapat menyebabkan

terjadinya partus premature, perdarahan antepartum, gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

gestosisdan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga

kematian ibu (Mansjoer, 2008).

3) Saat Inpartu Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan

anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Proverawati, 2009).

4) Pascapartus Antonia uteri menyebabkan perdarahan, retensic plasenta,

perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi perperalis, gangguan involusi

uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi peurperalis, gestrosis)

(Proverawati, 2009)

16
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yag

dilakukan dan memberikan landasan yang kuat terhadap judul yang telah

dipilih sesuai demgam identifikasi masalahnya (Nursalam, 2016). Berdasarkan

judul penelitian yaitu “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan

Leaftlet Terhadap Pengetahuan Tentang Anemia terhadap Ibu Hamil di Desa

Leleulu Kecamatan Tolala” maka adapun kerangka konsep yang dibuat oleh

peneliti yaitu sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis

Hipotesis
Pendidikan adalahMetode
Kesehatan suatu jawaban sementara Pengetahuan
dari suatu pernyataan
Ibu Hamil
penelitian. Hipotesis berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya

hipotesa ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo,

2012).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Metode FGD dan Leaftlet terhadap Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia”.

17
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan

jenis penelitian Quasi eksperimental. “Metode penelitian merupakan cara

pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat

dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami,

menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan”. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah (one-group pra-post test design),

dimana penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab–akibat yang dilakukan

pada satu kelompok subjek yang diobservasi sebelum dilakukan perlakuan,

kemudian di observasilagi setelah diberi perlakuan. Membandingkan

pengetahuan ibu hamil tentang anemia sebelum dan sesudah Pendidikan

Kesehatan Metode FGD dan Leaftlet (Nursalam, 2016).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakeristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono,

2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu Hamil di Desa

Leleulu Kecamatan Tolala.

18
2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel yang digunakan yaitu probability sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang kepada setiap

unsur anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Teknik

pengambilan sampel ini yaitu random sampling yaitu penarikan sampel

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan pada populasi untuk

dijadikan sampel penelitian. Adapun rumus perhitungan sampel yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

n = NN (d)2+ 1

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang cicari

N = Jumlah populasi

D = Nilai presesi (ditentukan a = 0,1)

Berdasarkan jumlah populasi tersebut, dengan tingkat kelonggaran

ketidak telitian ditetapkan sebesar a = 0,1, maka dengan menggunakan

rumus di atas diperoleh sampel sebagai berikut:

C. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam peneltian ini yaitu:

1. Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan Leaftlet yang menjadi variabel

bebas atau biasa disebut dengan variabel X. Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

19
2. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia yang menjadi variabel terikat atau

biasa disebut dengan variabel Y. Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

D. Definisi Operasional

Proposal yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode FGD

dan Leaftlet Terhadap Pengetahuan Tentang Anemia terhadap Ibu Hamil di

Desa Leleulu Kecamatan Tolala” agar mudah untuk dipahami tentang

gambaran judul diatas, maka peneliti menjelaskan point=point penting dalam

penelitian ini dalam bentuk tabel yaitu:

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


Penelitian

Pendidikan kegiatan memberikan - - -


Kesehatan pendidikan kesehatan
Metode untuk meningkatkan
FGD dan pengetahuan dalam
Leaftlet dengan metode FGD dan
Leaftlet

Pengetahuan Pengetahuan tentang


Ibu Hamil dimana kondisi ibu kadar
tentang haemoglobinnya dibawah
Anemia 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar
dibawah 10,5 gr% pada
trimester II. Anemia
defisiensi besi pada
wanita merupakan
problema kesehatan yang

20
dialami oleh wanita
diseluruh dunia terutama
dinegara berkembang

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan

untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan

dengan permasalahan penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa

Leleulu Kecamatan Tolala

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan waktu yang telah

ditentukan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis (Sujarweni, 2014). Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner,

terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuiesioner tentang

konsep Anemia pada Ibu Hamil. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

21
G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Angket

Angket disusun berdasarkan indikator variabel penelitian yang

disesuiakan dengan kajian teori. Teknik angket dimaksudkan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Metode FGD dan Leaftlet Terhadap Pengetahuan Tentang

Anemia terhadap Ibu Hamil di Desa Leleulu Kecamatan Tolala Kemudian

butir-butir angket disajikan dalam skala likert untuk mengukur tentang

variabel yang diteliti. Penggunaan skala likert pada setiap variabel yaitu

Sangat setuju (SS), Setuju (S), Kurang setuju (KS) dan Tidak setuju (TS).

Jawaban setiap item diberi bobot dimulai dari 4, 3, 2, 1.

Sebelum angket dibagikan terlebih dahulu angket dilakukan uji

validasi dan uji realibilitas. Adapun uji validitas yang digunakan yaitu uji

validitas isi oleh tiga validator yang ahli dibidangnya. Tolak ukur dalam

validitas isi yaitu kisi-kisi instrumen yang berisi pernyataan yang

dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Validator diberikan lembar validasi

setiap instrumen untuk diisi dengan tanda centang pada skala likert 1-4

seperti berikut ini:

Skor 1 : Tidak Baik

Skor 2 : Kurang Baik

Skor 3 : Baik

Skor 4 : Sangat Baik

22
Tahap selanjutnya yaitu mengolah dan menganalisis instrumen

angket yang sudah divalidasi dengan mempertimbangkan masukan dan

saran-saran yang diberikan oleh validator. Adapun rumus yang digunakan

dalam mengolah validitas data angket yaitu rumus statistik aikens sebagai

berikut:

∑s

V=

[n(c-1)]

Keterangan:

S = r – lo

r = skor yang diberikan oleh validator

lo = skor penilaian validitas terendah

n = banyaknya validator

c = skor penilaian validitas tertinggi.

Selanjutnya hasil perhitungan validitas ini setiap butirnya

dibandingkan dengan menggunakan interprestasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Interprestasi Validitas Isi

Interval Interprestasi
0,00 – 0,199 Sangat Tidak Valid

0,20 – 0,399 Tidak Valid

0,40 – 0,599 Kurang Valid

0,60 – 0,799 Valid

0,80 – 1,00 Sangat Valid

23
Syarat lainnya yaitu dengan melakukan realibilitas. Uji reliabilitas isi

angket dalam penelitian ini diolah berdasarkan hasil penilaian beberapa

ahli. Untuk mencari reliabilitas item untuk angket digunakan rumus

Croanbach’s alpha sebagai berikut:

r11 = [kk-1][1- ∑σ2bσ2t]


Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen.

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

∑σ2b =
Jumlah varians butir.

σ2t = Varians total.

Adapun tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas

instrumen yang diperoleh adalah sebagai berikut:

24
Tabel 3.3 Interprestasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80 < r < 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r < 0,80 Tinggi

0,40 < r < 0,60 Cukup

0,20 < r < 0,40 Rendah

0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dengan mencari informasi mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pemahaman Pengetahuan Tentang Anemia terhadap Ibu

Hamil di Desa Leleulu Kecamatan Tolala

H. Analisis Data

Analisa data mengetahui hasil penelitian dengan cara analisa univariat

dan bivariat

1. Analisa Univariat

Menurut Nursalam (2016), analisa data adalah analisa statistik, digunakan

pada data kuantitatif dan kualitatif. Analisa univariat bertujuan untuk

menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian sehingga dihasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel (Notoatmojo,

2018). Data univariat yang dianalisis ini untuk mengetahui skala nyeri

pada Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia sebelum dan sesudah

melakukan Pendidikan Kesehatan dengan metode Metode FGD dan

25
Leaftlet berupa nilai mean, median, standar deviasi, nilai minimum dan

maksimum.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariate merupakan uji terhadap dua variabel yang diduga

atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini analisis bivariate

yaitu menganalisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode FGD dan

Leaftlet Terhadap Pengetahuan Tentang Anemia terhadap Ibu Hamil.

I. Etika Penelitian

Menurut Masturoh & T (2018), dalam melakukan penelitian ini

dilakukan dengan mempertimbangkan etika penelitian dengan empat prinsip

yang harus di diterapkan dalam penelitian, yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Menghormati harkat dan martabat responden penelitian, peneliti

mempersiapkan formulir persetujuan responden (inform consent) yang

mencakup hal berikut :

a) Peneliti menjelaskan manfaat dari penelitian ini terhadap responden.

Manfaat penelitian ini bermanfaat untuk menentukan menurunkan

tingkat kasus Anemia pada ibu hamil.

b) Peneliti bersedia dan dapat menjawab secara benar sesuai teori terhadap

prosedut penelitian yang dilakukan.

2. Menghormati privasi dan keberhasilan responden penelitian (privacy and

confidentiality)

26
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik

nama maupun aIamat asal responden daIam kuesioner dan alat ukur

apapun untuk menjaga anomitas dan kerahasiaan identitas responden.

Peneliti dapat menggunakan koding (inisial) sebagai pengganti identitas

responden.

3. Keadilan dan inklusivitas (justice and inclusiveness)

Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian

membagikan keuntungan dan beban secara merata dan menurut kebutuhan,

kemampuan, konstribusi dan pilihan bebas masyarakat. Peneliti perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua responden penelitian mendapatkan perlakuan dan keuntungan yang

sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.

4. Manfaat dan kerugian (harms and benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil bermanfaat semaksimal mungkin bagi responden

penelitian dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi (beneficence).

Peneliti menimalisasi dampak yang merugikan bagi responden

(nonmaIeficence).

27
DAFTAR PUSTAKA

Chandra Wijaya, dkk, Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Media Leaflet Mengenai
Anemia Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Ibu Hamil Di Desa
Ngemplak, National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

Dessy Hidayati Fajrin, Pengaruh Media Leaflet Dalam Pendidikan Kesehatan


Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Ibu dan Anak, Vol. 1 No. 1 November 2021

Siti Santy Sianipar, dkk, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Anemia Pada
Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Upt Puskesmas Bukit
Hindu Palangka Raya, Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Vol 7. No. 1 2019

. (Krueger, RA.,1988) Focus Groups: A practical guide for applied research.


Newbury Park: Sage Publications.

Febriana Emmytha, dkk, Media Leaflet Keanekaragaman Jenis Burung Desa


Tunang dengan Pengayaan Informasi Cerita Rakyat, Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Biologi Vol 6. No. 2 2022

Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan (4th ed.) Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Mochtar, Rustam, (2013). Sinopsis Obstetri Fisiolgi dan Patologi edisi 2. EGC
Jakarta.

Ananya, M, News Medical Life Sciences, ( Jakarta: 2012)

Westriningsih. Solusi Praktis dan Mudah Menguasai SPSS 20 Untuk Pengolahan


Data Edisi 1.(Yogyakarta:Penerbit Andi. 2012)

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Sjahriani,T., & Faridah, V. Faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian


anemia pada ibu hamil. Jurnal Kebidanan, Vol. 5, No. 2, 2019

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.


Jakarta: Kemenkes RI.

28
Trisnawati, E. Reineldis et.al. Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Melalui
Pendidikan Kesehatan Tentang anemia Dan Penatalaksanaanya Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Waso RutengKab.
Manggarai Nusa Tenggara Timur. Jurnal kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM), Vol. 3, No. 2, 2020.

29

Anda mungkin juga menyukai