Anda di halaman 1dari 11

Literature Review Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III

Asraria Arsfansi2, Hapsari Windayanti2, Hartini3, Siti Aisyah4, Yuli Nur Aisyah5,

Intan Permata Sari6


1
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo,
arsfandiasraria@gmail.com
2
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ,
hapsari.email@gmail.com
3
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ,
karimhartini8@gmail.com
4
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo,
intanpermatasarii938@gmail.com
5
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo,
sitiaisyaguwij@gmail.com
6
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo,
yulinuraisyah29@gmail.com
Article Info Abstract
Article History ..
Submitter,

Abstrak
.
Pendahuluan dalam kehamilan sudah dimulai sejak
AKI merupakan salah satu indikator kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya
yang peka terhadap kualitas dan dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. (Wiknjosastro, 2008).
Berdasarkan Survei Demografi dan Secara nasional cakupan ibu hamil
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%,
AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, data tersebut belum mencapai target program
persalinan, dan nifas) sebesar 359 per tahun 2014 sebesar 95%..
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
cukup tinggi jika dibandingkan dengan Anemia adalah suatu kondisi dimana
negara– negara tetangga di Kawasan jumlah dan ukuran sel darah merah atau
ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas
Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura normal (11 gr/dL), akibatnya dapat
hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut
Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan
Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, indikator gizi buruk dan kesehatan yang buruk.
serta Malaysia dan Vietnam sama-sama Anemia pada Ibu hamil sangat terkait dengan
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi,
(Kemenkes RI, 2015) termasuk resiko keguguran, lahir mati,
prematuritas, dan berat bayi lahir rendah
Prevalensi anemia pada ibu hamil (WHO, 2014)
diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Kebutuhan zat besi akan meningkat dari
Di negara-negara berkembang ada sekitar hanya 0,8 mg per hari selama trimester pertama,
40% kematian ibu berkaitan dengan anemia menjadi 6-7 mg dan volume darah akan
dalam kehamilan. Kebanyakan anemia meningkat sampai 35% memasuki trimester dua
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi dan ketiga, ini ekuivalen dengan 450mg zat besi
besi dan pendarahan akut, bahkan, jarak untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel
keduanya saling berinteraksi. Indonesia darah merah harus mengangkut oksigen lebih
termasuk salah satu negara berkembang banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan
dengan tingkat kesehatan yang rendah hal perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat
ini ditandai dengan masih tingginya angka kehilangan darah (Cunningham et al, 2014).
kematian pada ibu hamil. Dari hasil Survei Anemia menyebabkan peningkatan resiko
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) komplikasi pada saat kehamilan, persalinan, dan
yang dilakukan pada tahun 2007 nifas.
menyatakan bahwa angka kematian ibu
secara nasional yaitu sebesar 248 per Kekurangan zat besi sejak sebelum
100.000 kelahiran hidup sedangkan Propinsi kehamilan bila tidak diatasi dapat
Jawa Tengah 116 per 100.000 kelahiran mengakibatkan ibu hamil menderita anemia.
hidup (SDKI, 2007). Data Riskesdas tahun Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian
2013, terdapat 37,1% ibu hamil dari total pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan
populasi yang mengalami anemia dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah
proporsi yang hampir sama antara di terkena infeksi, keguguran, dan meningkatkan
kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan risiko bayi lahir prematur. Sedangkan menurut
(37,8%). Darah akan bertambah banyak Guyton. Hall. (2011). Kekurangan Anemia besi
dalam kehamilan yang lazim disebut mengakibatkan terjadinya abortus, persalinan
hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, prematur, perkembangan janin terhambat,
bertambahnya sel darah kurang resiko infeksi, hiperemesis gravidarum,
dibandingkan dengan bertambahnya plasma perdarahan antepartum, ketuban pecah dini,
sehingga terjadi pengenceran darah. meningkatnya insiden preeklamsi dan sepsis
Perbandingan tersebut adalah sebagai serta peningkatan curah jantung dan
berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan peningkatan beban kerja pemompaan jantung .
haemoglobin 19%. Bertambahnya darah
Sepertiga kasus anemia pada kehamilan terjadi
pada trimester 3. Apabila konsentrasi
hemoglobin (HB) dalam kehamilan trimester 3
mencapai di bawah 11 mg/dl maka ibu hamil
tersebut dikatakan menderita anemia. Anemia
dalam kehamilan dapat menyebabkan
komplikasi-komplikasi yang berdampak pada
peningkatan morbiditas dan mortalitas
maternal maupun perintal. Seorang ibu hamil
yang menderita anemia memiliki resiko
menderita atonia uteri akibat ganggauan
kontratilitas iterus yag diakibatkan gangguan
transportasi oksigen sehingga terjadi disfungsi
enzim di tingkat jaringan dan selular, sehingga
bisa terjadi gangguan kontraksi uterus
sehingga dapat menyebabkan pendarahan
pasca bersalin. Selain itu dampak ibu hamil
yang menderita anemia dapat menyebabkan
abortus, persalinan premature, perdarahan
antepartum, rentan terserang infeksi, gangguan
his baik primeer maupun sekunder, retensio
plasenta, luka persalinan, dan sukar sembuh,
sepsis puerperalis dan gangguan involusi uteri.
Sedangkan dampak anemia dalam kehamilan
pada janin dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin dalam Rahim, berat badan
lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatal,
kelainan kongenital, anemia pada janin hingga
kematian janin pada rahim, (Aryanto E, dkk,
2021)

Anemia berdasarkan penyebab secara


garis besar digolongkan menjadi 3, yaitu
defisiensi nutrient (defisiensi besi, vitamin A,
vitamin B2, B6, B12, vitamin C, vitamin D,
vitamin E, folat dan tembaga), anemia karena
penyakit kronis (tuberculosis, HIV dan infeksi
parasite) dan defekgenetif pada hemoglobin.
Dalam kehamilan yang menjadi penyebab
utama anemia adalah defisiensi besi dan
defisiensi asam folat. Sehingga anemia dalam
kehamilan dapat dengan mudah dan murah
untuk di cegah dan diobati, (Aryanto E, dkk,
2021). Hal lain yang menjadi penyebab
terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu
Hasil dan Pembahasan
No Penulis/Judul Metode Hasil
1 Anjelina Puspita Sari, Jenis penelitian ini Berdasarkan analisis data
Romlah merupakan jenis Statistik Chi Square tentang
penelitian analitik faktor yang berhubungan
Faktor yang berhubungan kuantitatif dengan dengan kejadian anemia pada
dengan kejadian anemia menggunakan desain ibu hamil trimester III, Hasil
pada ibu hamil trimester III cross sectional. Populasi penelitian ini menunjukkan
target dalam penelitian ini terdapat hubungan yang
adalah semua Ibu Hamil signifikan antara gravida
Trimester III di dengan kejadian anemia pada
Kecamatan 11 Ilir Kota ibu hamil trimester III
Palembang. Sampel pada (p=0,041). Hasil penelitian ini
penelitian ini adalah juga menunjukkan hubungan
bagian dari populasi yang yang signifikan antara jarak
dipilih secara purposive kehamilan dengan kejadian
sampling berjumlah 50 anemia pada ibu hamil
Ibu hamil trimester III trimester III (p=0,04). Hasil
yang memenuhi kriteria penelitian ini menunjukkan
inklusi. Teknik analisa tidak terdapat hubungan yang
data menggunakan signifikan antara frekuensi
analisis chi-square. ANC dengan kejadian anemia
Pengambilan sampel pada ibu hamil trimester III
dilakukan setelah calon (p=0,30)
responden diberikan
penjelasan tentang latar
belakang, tujuan dan
manfaat penelitian serta
mendapatkan persetujuan
tertulis dari subjek
penelitian, selanjutnya
dibagikan kuesioner
penelitian dan dilakukan
pemeriksaan Hb dengan
Metode
Sianemethemoglobin.
Responden dikelompokan
menjadi dua yaitu tidak
anemia dengan kadar Hb
≥ 11 g/dL dan anemia
dengan kadar Hb < 11
g/dL.
2 Ike Ate Yuviska Jenis penelitian ini Berdasarkan hasil analisis
adalah kuantitatif univariat dan bivariate dengan
Faktor-faktor yang dengan desain penelitian menggunakan uji chi-square
berhubungan dengan cross secsional. Populasi pada penelitian diketahui,
kejadian anemia pada ibu dalam penelitian ini pengetahuan responden
hamil trimester III di BPS adalah ibu hamil dengan kategori kurang baik
Desi Andriani kelurahan trimester III yang sebanyak 21 orang (61,8%).
Sukaraja Bandar melakukan pemeriksaan Status gizi responden dengan
Lampung Tahun 2016 kehamilan sebanyak 34 kategori cukup sebanyak 22
orang.Penelitian ini orang (64,7%). Konsumsi
menggunakan teknik tablet Fe responden dengan
total sampling. Sampel kategori tidak teratur
dalam penelitian ini sebanyak 19 orang (55,9%),
sebanyak 34 orang dan kejadian anemia dengan
penelitian ini dilakukan kategori tidak anemia
pada bulan maret 2016. sebanyak 18 orang (52,9%).
Analisa yang digunakan Ada hubungan konsumsi
yaitu analisa univariat tablet Fe dengan kejadian
dan bivariat dengan anemia, dengan nilai pvalue =
menggunakan uji 0,014, OR = 8,667. Ada
chisquare. hubungan pengetahuan
dengan kejadian anemia,
dengan nilai pvalue = 0,011,
OR = 8,667. Ada hubungan
status gizi dengan kejadian
anemia, dengan nilai pvalue =
0,006, OR = 8,667.
Diharapkan ibu hamil dapat
mencari sumber informasi
lain melalui buku bacaan dan
mengikuti berbagai
penyuluhan yang
diselenggarakan oleh petugas
kesehatan guna menambah
pengetahuan ibu tentang
penanganan anemia pada
kehamilan.
3 Elsy Noverstiti Penelitian ini Berdasarkan hasil analisis
menggunakan desain univariat dan bivariate
Faktor-faktor yang cross sectional dan dengan menggunakan uji chi-
berhubungan dengan dilakukan pada bulan square. Hasil penelitian
kejadian anemia pada ibu Januari 2011 sampai Juli diperoleh 45,9% responden
hamil trimester III di 2012 di wilayah kerja mengalami anemia, 68,9%
Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Air Dingin responden dengan tingkat
kota Padang. Populasi
Air Dingin Kota Padang pendidikan tinggi, 77,0%
penelitian adalah seluruh
tahun 2012 responden dengan paritas
semua ibu hamil trimester
III. Sampel penelitian rendah, 67,21% responden
berjumlah 61 orang dengan jarak kehamilan jauh,
dengan menggunakan 59,0% responden dengan
teknik total sampling. tingkat pengetahuan tinggi,
Data primer diperoleh dan 83,6% responden tidak
langsung dengan patuh mengkonsumsi tablet
wawancara menggunakan Fe sesuai dengan aturan dan
kuesioner dan Data cara yang benar.
sekunder didapatkan dari
Profil Dinas Kesehatan
Povinsi Sumatera Barat,
Profil Dinas Kesehatan
Kota Padang, Catatan
kohort ibu Puskesmas Air
Dingin Kota Padang
tahun 2012, dan Profil
Kesehatan Indonesia.
Analisis data dilakukan
dengan 2 tahap yaitu
analisis univariat, dan
bivariat dengan
menggunakan uji
Chisquare.
4 Naomi Isabella Hutabarat Research design is a part Based on the results of the
of the research that analysis
Factors Associated with the contains descriptions of using the Chi Square test, it
Level of Anemia in Third the research flow shows that the significant
Trimester Pregnant Women describing the probability value
in the Work Area of the researcher's mindset in (Asymp.Sig) is that there is a
Situmeang Habinsaran conducting research relationship between parity
Community Health Center which is commonly and anemia in pregnant
in 2020 called the research women with a
paradigm. (4) p-value = 0.003, there is a
The design used in this relationship between
study is an analytical antenatal care in pregnant
survey in which research women with a p-value =
that tries to explore 0.005. There is a knowledge
how and why this relationship with anemia in
phenomenon can occur pregnant women with a p-
with a cross sectional value = 0.011, there is a
approach (cross relationship between
sectional surgery), compliance with anemia in
namely the dependent pregnant women with a p-
variable and the value = 0.028.
independent variable are
carried out at the same
time.
(5)The aim is to find out
"what factors are related
to the level of anemia in
third trimester pregnant
women in the work area
of the Situmeang
Habinsaran Community
Health Center in 2020".
The
location which is the
research site is in the
work area of the
Situmeang Habinsaran
Community
Health Center. When the
research was carried out
in November 2020 until
it was finished and
started from literature
search, title consultation,
data collection, initial
survey and as well as
data
processing, and data
analysis. The population
in this study amounted
to 30 trimester III
pregnant
women and the sample
was the total sampling
5 Ummu Nida Ilwihda, Gisely This study uses a case- The results of the Chi-Square
Vionalita control research design. test showed a relationship
This research was between nutritional status (p
Factors Related to Anemia conducted in the Work = 0.002), ANC visits (p =
in Trimester of III among Area of the Cengkareng 0,000), parity (p = 0.022) and
Pregnant Women in the District Health Center, the incidence of anemia in
Working Area of West Jakarta, in October third trimester pregnant
Puskesmas, Cengkareng 2019. The population women
District, 2019 in this study were all
mothers who were
pregnant in the third
trimester in the work
area of the Cengkareng
District Health Center in
October 2019. In this
study, cases were found
in October 2019. as
many as 40 people with
case sampling technique
using total sampling, for
control as many as 40
people using purposive
sampling. This sample
was selected using a
comparison of the case:
control groups, which is
1:1 for cases and
controls in this study.
The research instrument
was the filling sheet by
filling in the medical
records based on the
health center for all
third-trimester pregnant
women who have been
diagnosed with anemia
by the midwife. The
sample calculation in
this study was carried
out using a two-
proportion hypothesis
test to obtain the
relationship between the
dependent variable and
the independent
variable. After
performing the chi-
square test, some
conditions must be met,
namely, if the table
is 2x2 and there is no
value of E <5, then the
test for continuity
correction is acceptable.
The
second stage, namely
measuring the risk of the
independent variable
against the dependent
variable. Measuring the
amount of risk in the
study was carried out by
looking at the OR value.
This study uses a 95%
confidence level, a test
of 80% with a
significance test of 5%.
If the Pvalue ≤ is 0.05,
then there is a close
relationship between the
dependent and
independent
variables. If the P value>
0.05, then there is no
close relationship
between the dependent
and
independent variables.
Pembahasan

Umur untuk ibu hamil dan melahirkan tapi perlu juga


Ningrum dan Syaifudin (2012) yang diwaspadai kemungkinan terjadinya anemia,
menyatakan bahwa ibu hamil dengan usia karena secara biologis mental sering
tidak aman < 20 tahun dan > 35 tahun terguncang pada periode ini yang berdampak
sebanyak 26,1% mengalami anemia dalam pada pemunduran dan penurunan daya tahan
kehamilan, dan umur merupakan salah satu tubuh sehingga bisa berdampak pada
faktor terjadinya anemia pada ibu hamil. Umur kesehatan tubuh seperti anemia.
< 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur Gravida
yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan Penelitian Oktaviani dkk, (2016) yang
persalinan. Peneltian ini juga bertolak menyatakan bahwa kadar Hb normal
belakang dengan penelitian Amini dkk, (2018) cenderung ditampilkan responden dengan
yang menyatakan bahwa ada hubungan paritas kurang dari 2, dimana pada responden
bermakna antara usia ibu dengan kejadian dengan paritas multi lebih beresiko mengalami
anemia. Penelitian Astriana (2017) anemia. Qudsiah (2012) menyatakan semakin
menunjukan ada hubungan yang bermakna sering wanita melahirkan maka akan lebih
antara umur dengan kejadian anemia pada ibu besar resiko terjadi anemia. Penelitian
hamil, menurutnya ibu hamil >35 tahun terkait Amirudin (2014) menunjukan bahwa paritas
dengan berbagai penyakit yang sering tinggi beresiko 1,454 kali terkena anemia
menimpa diusia ini. Penelitian Mariana, D., dibandingkan dengan paritas rendah pada ibu
Wulandari, D., & Padila, P. (2018) hamil. Kehamilan yang berulang menimbulkan
menunjukkan Hasil dari 30 responden adalah kerusakan pada pembuluh darah dan dinding
hampir setengah dari responden (26,7%) uterus dan mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke
mengalami anemia pada rentang usia 25-34 janin. Jumlah persalinan juga berhubungan
tahun. Data ini menunjukan mayoritas ibu dengan anemia, jadi semakin sering Frekuensi
hamil berada pada usia reproduktif yaitu 20-35 kehamilan maka semakin sering resiko
tahun, walaupun ini merupakan usia aman kehilangan darah dan zat besi yang berdampak
pada penurunan Hb. Pada tubuh seorang ibu hamil yang normal
terdapat beberapa perubahan, terutama yang
Jarak Kehamilan
berhubungan dengan darah, sisten
Jarak kehamilan yang tidak terlalu dekat (> kardiovaskuler, system pencernaan, jaringan
dari 2 tahun) dapat menciptakan suasana lemak dan saluran urogenitalis. Pada keadaan
keluarga yang bahagia dan perhatian ibu ini di samping makanan ibu hamil
beserta keluarga dapat terpusat pada ditingkatkan , ibu perlu mendapat tambahan
kehamilan sehingga kondisi kehamilan dalam tablet zat besi sejak mulai hamil sampai
keadaan baik. Jarak kehamilan > 2 tahun periode menyusui (Banudi, 2012).
adalah jarak ideal kehamilan karena kondisi Menurut Yuviska (2017) adanya hubungan
antara status nutrisi dengan kejadian anemia
ibu sudah sepenuhnya siap untuk memulai
pada ibu hamil disebabkan karena adanya
kehamilan lagi, karena kalau jarak kehamilan
budaya pantang minum tablet Fe dan mitos-
yang terlalu dekat (< 2 tahun) kondisi ibu mitos yang ada di masyarakat yang dapat
belum sepenuhnya pulih sehingga saat terjadi mempengaruhi kurangnya asupan zat gizi
kehamilan lagi kebutuhan zat besi terbagi pada ibu hamil sehingga dapat menyebabkan
untuk kebutuhan pemenuhan ibu dan terjadinya anemia dimana ibu hamil percaya
kehamilannya, keadaan seperti ini yang bahwa mengkomsumsi tablet Fe dapat
menyebabkan ibu mengalami defiseinsi zat menyebabkan anak atau bayi yang dikandung
besi sehingga terjadi anemia defisiensi zat besi menjadi besar.
pada ibu hamil. Status Ekonomi
Jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun, Jumlah keluarga akan mempengaruhi jumlah
jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun distribusi makanan dalam keluarga. Ibu hamil
memungkinkan kondisi ibu belum pulih, dengan keluarga yang besar akan lebih mudah
sehingga zat besi yang ada dalam tubuhnya anemia karena jumlah makan harus dibagi
terbagi untuk pemulihan tubuhnya dan dengan keluarga lainnya, hal ini diperparah
kebutuhan selama kehamilan berikutnya bila jumlah makanan tidak mencukupi bagi
(Fatimah dkk, 2011). keluarga karena ekonomi kurang yang akan
ANC berdampak kekurangan nutrisi (Melku M et
al., 2014)
Menurut Tanziha (2016) yang menyatakan
bahwa antenatal care tidak berhubungan Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan
dengan kejadian anemia, menurutnya antenatal berkurangnya lokasi dan untuk pembelian
care merupakan faktor protektif, sehingga makanan sehari-hari sehingga mengurangi
masih perlu peningkatan kualitas pelayanan. jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian berdampak pada penurunan status gizi.
Nanda, Rodiani (2017) yang menyatakan Gangguan gizi yang umum pada wanita hamil
bahwa keteraturan kunjungan antenatal yang adalah anemia.Sumber makanan yang
baik dapat menurunkan angka kejadian anemia diperlukan untuk mencegah anemia umumnya
pada ibu hamil. Pelayanan standar ANC paling berasal dari sumber protein yang lebih mahal
sedikit 4 kali kunjungan diharapkan dengan dan sulit terjangkau oleh mereka yang
kunjungan ini ibu dapat memperoleh berpenghasilan rendah. Kekurangan tersebut
penyuluhan terkait masalah kehamilannya memperbesar resiko anemia pada ibu hamil
seperti penyuluhan gizi dan konsumsi tablet serta mempercepat resiko kesakitan pada ibu
tambah darah, antenatal care bersifat protektif (Noverstiti, 2012)
sebelum terjadi masalah pada kesehatan ibu Menurut Septiasari (2019) ibu hamil dengan
hamil sehingga diperlukan peningkatan status ekonomi rendah lebih berisiko
kualitas pelayanan. terjadinya anemia. Hal ini berhubungan
Status Gizi dengan daya beli masyarakat. Konseling yang
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai diberikan adalah untuk meningkatkan
akibat konsumsi makanan dan penggunaan kepatuhan dalam konsusmi tablet fe dan
gizi.Status gizi dibedakan antara status buruk, memilih makanan yang mengandung protein
kurang, baik dan lebih.Secara klasik, kata gizi tinggi dengan harga yang murah.
hanya di hubungkan dengan kesehatan tubuh,
Pendidikan
yaitu untuk menyediakan energi, membangun
dan memelihara jaringan (Banudi, 2012). Beberapa faktor diduga berhubungan erat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, salah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
satunya adalah tingkat pendidikan. Penelitian janin. Untuk itu pengetahuan ibu hamil tentang
Mangihut Silalahi (2007) menunjukkan zat besi sangat diperlukan untuk mencegah ibu
adanya hubungan antara tingkat pendidikan hamil mengalami anemia. Pengetahuan ibu
ibu dengan kejadian anemia pada kehamilan. hamil yang cukup mengenai anemia dan faktor
Pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan yang mempengaruhinya tidak akan berarti jika
seseorang dalam penerimaan informasi gizi. ibu hamil tidak mengaplikasikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan (lama pengetahuannya tersebut sehingga konsumsi
sekolah) seseorang, semakin mudah menerima makanan yang mengandung zat besi tetap
hidup sehat secara mandiri, kreatif dan kurang.
berkesinambungan. Oleh karena itu, tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
pendidikan mempunyai hubungan yang Faktor lain yang juga diduga mempengaruhi
eksponensial terhadap status gizi dan kejadian anemia pada ibu hamil adalah
kesehatan (Fatimah dkk, 2011). kepatuhan konsumsi tablet Fe. Penelitian
Tingkat Pengetahuan Swandi Simanjuntak (2004), menunjukkan
Tingkat pengetahuan ibu juga berhubungan adanya hubungan antara kepatuhan konsumsi
dengan kejadian anemia dalam kehamilan. tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu
Menurut Mangihut Silalahi (2006), terdapat hamil. Menurut Hutabarat (2021) pentingnya
hubungan yang signifikan antara jarak mengkonsumsi tablet besi secara teratur dan
kehamilan dan tingkat pengetahuan dengan sesuai anjuran untuk menghindari anemia
kejadian anemia dalam kehamilan. selama kehamilan. Penyuluhan mengenai ibu
Menurut Yuviska (2017) faktor penyebab hamil yang tidak patuh minum tablet Fe akan
terjadinya anemia pada ibu hamil adalah berisiko lebih tinggi terkena anemia dan
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya membantu ibu hamil mengatasi efek samping
mengkomsumsi makanan bergizi yang dapat minum tablet Fe. Kejadian anemia juga dapat
memenuhi kebutuhan ibu dan bayinya selama dihindari dengan memenuhi nutrisi yang
kehamilan. Zat gizi yang sangat penting bagi optimal agar janin dapat tumbuh dan
ibu hamil adalah zat besi jika asupan ibu berkembang dengan baik dan dapat
kurang maka akan menyebabkan ibu hamil memotivasi ibu hamil untuk patuh minum
mengalami anemia yang berakibat pada tablet besi untuk mengurangi kejadian anemia.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil literature review dari 5 tahun) menyebabkan kebutuhan zat besi
artikel, faktor-faktor yang berhubungan terbagi untuk pemenuhan ibu dan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil kehamilannya, kunjungan antenatal yang
trimester adalah umur, gravida, jarak baik dapat menurunkan angka kejadian
kehamilan, ANC, status gizi, status anemia pada ibu hamil, budaya pantang
ekonomi, pendidikan tingkat pengetahuan, minum tablet Fe dan mitos-mitos yang ada
dan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Ibu di masyarakat dapat mempengaruhi
hamil dengan usia tidak aman < 20 tahun kurangnya asupan zat gizi pada ibu hamil,
dan > 35 tahun sebanyak 26,1% diperlukan konseling dalam memilih
mengalami anemia dalam kehamilan dan makanan yang mengandung protein tinggi
merupakan resiko tinggi terhadap dengan harga yang murah, pendidikan
kehamilan dan persalinan, kehamilan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
berulang menimbulkan kerusakan pada dalam penerimaan informasi gizi. Untuk
pembuluh darah dan dinding uterus dan mencegah terjadinya anemia pada ibu
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin, hamil diperlukan pemantauan dan
jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2 pendampingan oleh bidan.
Saran

1. Disarankan agar petugas kesehatan dapat menerima semua informasi yang telah
mengembangkan pendidikan kesehatan diperoleh sehingga menambah
untuk meningkatkan pengetahuan dalam pengetahuan yang kelak dapat aplikasikan
pengaturan gizi yang optimal saat dalam kehidupan sehari-hari sehingga
kehamilan akan memberikan hasil akhir menjadi salah satu langkah awal dalam
yang positif, tetapi keadaan malnutrisi pencegahan terhadap kejadian anemia.
dapat membawa akibat yang merugikan
kesehatan dan tumbuh kembang janin. 4. Bagi ibu hamil dengan tingkat sosial
ekonomi rendah, dapat diberikan
2. Perlu adanya peningkatan pengetahuan penyuluhan mengenai pemenuhan akan
ibu hamil dari petugas kesehatan melalui bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
penyuluhan dan konseling tentang dampak dan terjangkau, serta cara pengolahan
anemia terhadap janin, bayi dan ibu makanan yang baik dan benar. Selain itu,
sendiri. petugas kesehatan dapat juga memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang cara
3. Kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengkonsumsi Fe dengan benar dan
diharapkan dapat membuka diri dan teratur.

Daftar Pustaka

Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap III, L. C., Wenstrom, K. D.
(2014). Obstetri William Edisi 24. Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
SDKI, 2012. Profil kesehatan.jakarta.
SDKI, 2007. Profil kesehatan.jakarta
Sherwood., Iee, L. (2011). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, dkk. 2008.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Materna dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP.
World Health Organization. (2014). Maternal Mortality. WHO. Retrieved from
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality.
Fatimah, St; Hadju, F; Bahar, B; Abdullah, Z. 2011. Pola Konsumsi dan kadar hemoglobin pada ibu
hamil di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makara, Kesehatan. 15(1): 31-36.
Septiasari, Yeti. 2019. Status Ekonomi Berperan dalam Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Bernung Pesawaran. 8(1): 14-18.
Noverstiti, (2012).Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan KejadianAnemia padaIbu Hamil
Trimester III di Wilayah Kerja PuskesmasAir Dingin Kota Padang Tahun 2012, Tesis, FKM –
UNAND, Padang.
Melku M, Assis Z, Alem M & Enawgaw B. (2014). Prevalence and Preditors of Maternal Anemia
During Pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia: An Institusional Based Cross-Sectional
Study. Hindawi Publishing Corporation, 2014, 9

Anda mungkin juga menyukai