Asraria Arsfansi2, Hapsari Windayanti2, Hartini3, Siti Aisyah4, Yuli Nur Aisyah5,
Abstrak
.
Pendahuluan dalam kehamilan sudah dimulai sejak
AKI merupakan salah satu indikator kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya
yang peka terhadap kualitas dan dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. (Wiknjosastro, 2008).
Berdasarkan Survei Demografi dan Secara nasional cakupan ibu hamil
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%,
AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, data tersebut belum mencapai target program
persalinan, dan nifas) sebesar 359 per tahun 2014 sebesar 95%..
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
cukup tinggi jika dibandingkan dengan Anemia adalah suatu kondisi dimana
negara– negara tetangga di Kawasan jumlah dan ukuran sel darah merah atau
ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas
Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura normal (11 gr/dL), akibatnya dapat
hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut
Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan
Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, indikator gizi buruk dan kesehatan yang buruk.
serta Malaysia dan Vietnam sama-sama Anemia pada Ibu hamil sangat terkait dengan
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi,
(Kemenkes RI, 2015) termasuk resiko keguguran, lahir mati,
prematuritas, dan berat bayi lahir rendah
Prevalensi anemia pada ibu hamil (WHO, 2014)
diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Kebutuhan zat besi akan meningkat dari
Di negara-negara berkembang ada sekitar hanya 0,8 mg per hari selama trimester pertama,
40% kematian ibu berkaitan dengan anemia menjadi 6-7 mg dan volume darah akan
dalam kehamilan. Kebanyakan anemia meningkat sampai 35% memasuki trimester dua
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi dan ketiga, ini ekuivalen dengan 450mg zat besi
besi dan pendarahan akut, bahkan, jarak untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel
keduanya saling berinteraksi. Indonesia darah merah harus mengangkut oksigen lebih
termasuk salah satu negara berkembang banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan
dengan tingkat kesehatan yang rendah hal perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat
ini ditandai dengan masih tingginya angka kehilangan darah (Cunningham et al, 2014).
kematian pada ibu hamil. Dari hasil Survei Anemia menyebabkan peningkatan resiko
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) komplikasi pada saat kehamilan, persalinan, dan
yang dilakukan pada tahun 2007 nifas.
menyatakan bahwa angka kematian ibu
secara nasional yaitu sebesar 248 per Kekurangan zat besi sejak sebelum
100.000 kelahiran hidup sedangkan Propinsi kehamilan bila tidak diatasi dapat
Jawa Tengah 116 per 100.000 kelahiran mengakibatkan ibu hamil menderita anemia.
hidup (SDKI, 2007). Data Riskesdas tahun Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian
2013, terdapat 37,1% ibu hamil dari total pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan
populasi yang mengalami anemia dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah
proporsi yang hampir sama antara di terkena infeksi, keguguran, dan meningkatkan
kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan risiko bayi lahir prematur. Sedangkan menurut
(37,8%). Darah akan bertambah banyak Guyton. Hall. (2011). Kekurangan Anemia besi
dalam kehamilan yang lazim disebut mengakibatkan terjadinya abortus, persalinan
hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, prematur, perkembangan janin terhambat,
bertambahnya sel darah kurang resiko infeksi, hiperemesis gravidarum,
dibandingkan dengan bertambahnya plasma perdarahan antepartum, ketuban pecah dini,
sehingga terjadi pengenceran darah. meningkatnya insiden preeklamsi dan sepsis
Perbandingan tersebut adalah sebagai serta peningkatan curah jantung dan
berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan peningkatan beban kerja pemompaan jantung .
haemoglobin 19%. Bertambahnya darah
Sepertiga kasus anemia pada kehamilan terjadi
pada trimester 3. Apabila konsentrasi
hemoglobin (HB) dalam kehamilan trimester 3
mencapai di bawah 11 mg/dl maka ibu hamil
tersebut dikatakan menderita anemia. Anemia
dalam kehamilan dapat menyebabkan
komplikasi-komplikasi yang berdampak pada
peningkatan morbiditas dan mortalitas
maternal maupun perintal. Seorang ibu hamil
yang menderita anemia memiliki resiko
menderita atonia uteri akibat ganggauan
kontratilitas iterus yag diakibatkan gangguan
transportasi oksigen sehingga terjadi disfungsi
enzim di tingkat jaringan dan selular, sehingga
bisa terjadi gangguan kontraksi uterus
sehingga dapat menyebabkan pendarahan
pasca bersalin. Selain itu dampak ibu hamil
yang menderita anemia dapat menyebabkan
abortus, persalinan premature, perdarahan
antepartum, rentan terserang infeksi, gangguan
his baik primeer maupun sekunder, retensio
plasenta, luka persalinan, dan sukar sembuh,
sepsis puerperalis dan gangguan involusi uteri.
Sedangkan dampak anemia dalam kehamilan
pada janin dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin dalam Rahim, berat badan
lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatal,
kelainan kongenital, anemia pada janin hingga
kematian janin pada rahim, (Aryanto E, dkk,
2021)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil literature review dari 5 tahun) menyebabkan kebutuhan zat besi
artikel, faktor-faktor yang berhubungan terbagi untuk pemenuhan ibu dan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil kehamilannya, kunjungan antenatal yang
trimester adalah umur, gravida, jarak baik dapat menurunkan angka kejadian
kehamilan, ANC, status gizi, status anemia pada ibu hamil, budaya pantang
ekonomi, pendidikan tingkat pengetahuan, minum tablet Fe dan mitos-mitos yang ada
dan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Ibu di masyarakat dapat mempengaruhi
hamil dengan usia tidak aman < 20 tahun kurangnya asupan zat gizi pada ibu hamil,
dan > 35 tahun sebanyak 26,1% diperlukan konseling dalam memilih
mengalami anemia dalam kehamilan dan makanan yang mengandung protein tinggi
merupakan resiko tinggi terhadap dengan harga yang murah, pendidikan
kehamilan dan persalinan, kehamilan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
berulang menimbulkan kerusakan pada dalam penerimaan informasi gizi. Untuk
pembuluh darah dan dinding uterus dan mencegah terjadinya anemia pada ibu
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin, hamil diperlukan pemantauan dan
jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2 pendampingan oleh bidan.
Saran
1. Disarankan agar petugas kesehatan dapat menerima semua informasi yang telah
mengembangkan pendidikan kesehatan diperoleh sehingga menambah
untuk meningkatkan pengetahuan dalam pengetahuan yang kelak dapat aplikasikan
pengaturan gizi yang optimal saat dalam kehidupan sehari-hari sehingga
kehamilan akan memberikan hasil akhir menjadi salah satu langkah awal dalam
yang positif, tetapi keadaan malnutrisi pencegahan terhadap kejadian anemia.
dapat membawa akibat yang merugikan
kesehatan dan tumbuh kembang janin. 4. Bagi ibu hamil dengan tingkat sosial
ekonomi rendah, dapat diberikan
2. Perlu adanya peningkatan pengetahuan penyuluhan mengenai pemenuhan akan
ibu hamil dari petugas kesehatan melalui bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
penyuluhan dan konseling tentang dampak dan terjangkau, serta cara pengolahan
anemia terhadap janin, bayi dan ibu makanan yang baik dan benar. Selain itu,
sendiri. petugas kesehatan dapat juga memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang cara
3. Kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengkonsumsi Fe dengan benar dan
diharapkan dapat membuka diri dan teratur.
Daftar Pustaka
Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap III, L. C., Wenstrom, K. D.
(2014). Obstetri William Edisi 24. Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
SDKI, 2012. Profil kesehatan.jakarta.
SDKI, 2007. Profil kesehatan.jakarta
Sherwood., Iee, L. (2011). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, dkk. 2008.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Materna dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP.
World Health Organization. (2014). Maternal Mortality. WHO. Retrieved from
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality.
Fatimah, St; Hadju, F; Bahar, B; Abdullah, Z. 2011. Pola Konsumsi dan kadar hemoglobin pada ibu
hamil di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makara, Kesehatan. 15(1): 31-36.
Septiasari, Yeti. 2019. Status Ekonomi Berperan dalam Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Bernung Pesawaran. 8(1): 14-18.
Noverstiti, (2012).Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan KejadianAnemia padaIbu Hamil
Trimester III di Wilayah Kerja PuskesmasAir Dingin Kota Padang Tahun 2012, Tesis, FKM –
UNAND, Padang.
Melku M, Assis Z, Alem M & Enawgaw B. (2014). Prevalence and Preditors of Maternal Anemia
During Pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia: An Institusional Based Cross-Sectional
Study. Hindawi Publishing Corporation, 2014, 9