ABSTRAK
Latar Belakang : Anemia Dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang sering
terjadi dan diketahui berdampak buruk bagi ibu dan janin. Berdasarkan Riskesdas (2013),
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%, meningkat menjadi 48,9%
pada tahun 2018. Oleh karena itu, anemia dalam kehamilan memerlukan perhatian serius
dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Banyak Faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil trimester III diantaranya yaitu status
KEK, paritas, frekuensi ANC, jarak kehamilan, dan umur ibu. Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan status anemia pada ibu
hamil trimester III di PMB Fauzia Hatta Kota Palembang Tahun 2021. Metode
Penelitian : Penelitian ini adalah jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi,
sebanyak 43 orang dengan Total Sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat,
bivariat yaitu Chi-Square dan Continuity Correction dengan a = 0,05. Hasil Penelitian :
Prevalensi anemia pada ibu hamil trimester III yang ditemukan pada penelitian ini sebesar
48,8%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan status KEK dengan status
anemia pada ibu hamil trimester III (p = 0,009), ada hubungan paritas dengan status
anemia pada ibu hamil trimester III (p = 0,020), ada hubungan frekuensi ANC dengan
status anemia pada ibu hamil trimester III (p = 0,004), ada hubungan jarak kehamilan
dengan status anemia pada ibu hamil trimester III (p = 0,022), tidak ada hubungan umur
ibu dengan status anemia pada ibu hamil trimester III (p = 0,073). Kesimpulan: Faktor
yang berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil trimester III di PMB Fauzia
Hatta Kota Palembang yaitu status KEK, paritas, frekuensi ANC, dan Jarak kehamilan.
ABSTRACT
Background: Anemia in pregnancy is a health problem that often occurs and is known to
have a negative impact on the mother and fetus. Based on Riskesdas (2013), the
prevalence of anemia in pregnant women in Indonesia is 37.1%, increasing to 48.9% in
2018. Therefore, anemia in pregnancy requires serious attention from all parties involved
in health services. Many factors can cause anemia in 3rd trimester pregnant women
including KEK status, parity, frequency of ANC, gestational interval, and maternal age.
Research Objective : To determine the factors associated with the incidence of anemia
in 3rd trimester pregnant women at PMB Fauzia Hatta, Palembang City in 2021. Research
Methods : This research is an analytic observational research with a cross
sectional approach . Samples were taken from the population that met the inclusion
criteria, as many as 43 people with total sampling . Data analysis used univariate,
bivariate analysis, namely Chi-Square and Continuity Correction with a = 0.05. Research
Results : The prevalence of anemia in 3rd trimester pregnant women found in this study
was 48.8%. The results of statistical tests showed that there was a relationship between
KEK status and the incidence of anemia in 3rd trimester pregnant women (p = 0.009),
there was a parity relationship with the incidence of anemia in 3rd trimester pregnant
women (p = 0.020), there was a relationship between ANC frequency and anemia in
pregnant women 3rd trimester (p = 0.004), there was a relationship between gestational
distance and the incidence of anemia in 3rd trimester pregnant women (p = 0.022), there
was no relationship between maternal age and the incidence of anemia in 3rd trimester
pregnant women (p = 0.073). Conclusion: Factors related to the incidence of anemia in
3rd trimester pregnant women at PMB Fauzia Hatta Palembang City are KEK status,
parity, ANC frequency, and pregnancy distance.
PENDAHULUAN
HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan status anemia, status KEK, umur ibu,
paritas, frekuensi ANC, dan jarak kehamilan.
No Variabel n %
1 Status Anemia
Anemia 21 48,8
Tidak Anemia 22 51,2
2 Status KEK
KEK 17 39,5
Tidak KEK 26 60,5
3 Umur Ibu
Risiko 12 27,9
Tidak Risiko 31 72,1
4 Paritas
Risiko 24 55,8
Tidak Risiko 19 44,2
5 Frekuensi ANC
Tidak Standar 30 69,8
Standar 13 30,2
6 Jarak Kehamilan
Risiko 18 41,9
Tidak Risiko 25 58,1
Total 43 100,0
Bedasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa dari 43 ibu hamil trimester III, hampir
setengah ibu hamil trimester III yang mengalami anemia yaitu sebanyak 21 ibu hamil (
48,8 % ), sedangkan yang tidak mengalami anemia sebanyak 22 ibu hamil (51,2 % ).
Mayoritas ibu hamil trimester III tidak mengalami KEK yaitu sebanyak 26 ibu hamil
(60,5 %). Mayoritas ibu hamil trimester III memiliki umur tidak berisiko yaitu sebanyak
31 ibu hamil (72,1 %). Mayoritas ibu hamil trimester III memiliki paritas berisiko yaitu
sebanyak 24 ibu hamil (55,8 %). Mayoritas ibu hamil trimester III melakukan ANC tidak
sesuai standar yaitu sebanyak 30 ibu hamil (69,8 %) dan Mayoritas ibu hamil trimester III
memiliki jarak kehamilan tidak berisiko yaitu sebanyak 25 ibu hamil (58,1 %).
Umur Ibu
Paritas
Frekuensi ANC
PEMBAHASAN
1. Hubungan Status KEK Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester III
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester III dengan
anemia banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki lila < 23,5 cm sebesar 76,5%
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki lila ≥ 23, 5 cm sebesar 30,8%. Hasil uji
statistik diperoleh p = 0,009 ( p < 0,05) hal ini menunjukkan adanya hubungan antara
status KEK dengan status anemia pada ibu hamil trimster III.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siregar
(2019) Di Klinik Aminah Amin Samarinda, yang menyimpulkan bahwa ada hubungan
antara status KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III6. Penelitian lain
yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara status KEK dengan anemia pada ibu
hamil adalah penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2018) di RSKDIA Siti Fatimah
Makassar tahun 20187.
Status gizi pada ibu hamil salah satunya dapat digambarkan dengan ukuran LILA,
ambang batas LILA pada ibu hamil dengan risiko KEK sebesar 23,5 cm. apabila ukuran
LILA < 23,5 cm, maka ibu hamil tersebut mengalami KEK (Winarsih, 2018). KEK
merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein),
Menurut Almatsier (2011) dalam Sab’ngatun (2018) protein merupakan salah satu unsur
pembentuk sel darah merah8. Jika ibu hamil kekurangan protein, maka pembentukan sel
darah merah pun akan terhambat sehingga kadar hemoglobin dalam tubuh pun akan
menurun dan menyebabkan terjadinya anemia dalam kehamilan. maka dari itu petugas
kesehatan perlu memperhatikan peningkatan status gizi ibu hamil dengan memberikan
pengetahuan mengenai kebutuhan gizi selama kehamilan.
2. Hubungan Umur Ibu Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester
III
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester III dengan
anemia banyak mterjadi pada ibu hamil umur < 20 tahun dan > 35 tahun sebesar 75, 0 %
dibandingkan ibu hamil umur 20 – 35 tahun. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,073 ( p >
0,05) hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan status anemia
pada ibu hamil trimster III.
Meskipun tidak terdapat hubungan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya
kesesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh Astriana (2017) yang menyebutkan
bahwa umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun, umur ibu yang
dapat mempengaruhi anemia adalah < 20 tahun dan > 35 tahun9. Pada umur < 20 tahun
memiliki sistem reproduksi yang belum optimal dengan emosi yang cendrung labil serta
mental yang belum matang sehingga mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan zat – zat gizi selama kehamilannya dan pada
kelompok umur > 35 tahun akan rentang terkena anemia, karena daya tahan tubuh mulai
menurun dan mudah terkena infeksi selama masa kehamilan, salah satunya berisiko
terjadi anemia dalam kehamilan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmaniah
(2019) di wilayah kerja Puskesmas Totoli tahun 201710. Namun juga ada beberapa
penelitian yang mendukung hasil penelitian ini, yaitu penelitian oleh Sarwinanti (2020) di
Puskesmas Kotagede II menghasilkan nilai p = 0,094 yang berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara umur ibu dan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Majidah (2018) di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta
tahun 2017 juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur
ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III11.
Berdasarkan analisis situasi dilapangan, usia reproduksi sehat belum tentu menjamin
kesehatan ibu hamil karena ada faktor – faktor lain seperti status KEK, paritas, frekuensi
Anc, dan Jarak Kehamilan yang dapat mempengaruhi status anemia dalam kehamilan.
3. Hubungan Paritas Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester III dengan
anemia banyak terjadi pada ibu hamil dengan paritas ≤ 1 dan > 3sebesar 66,7 %
dibandingkan dengan ibu hamil paritas 2 dan 3 sebesar 26, 3 %. Hasil uji statistik
diperoleh p = 0,020 ( p < 0,05) hal ini menunjukkan adanya hubungan antara paritas
dengan status anemia pada ibu hamil trimster III.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwandari (2016) di
Puskesmas Tonsea Lama Kecamatan Tondano Utara Kabupaten Minahasa yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan anemia pada
ibu hamil trimester III12. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mardha (2019) di Rumah
Bersalin Hj. Dermawati Nasution Tembung juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia13.
Menurut Manuaba (2007) dalam Fatkhiyah (2018) semakin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan maka semakin banyak kehilangan zat besi dan
semakin berisiko mengalami anemia dalam kehamilan14. Paritas anak kedua dan ketiga
( 2 dan 3 ) merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal, ibu yang
sedang hamil anak pertama dan lebih dari anak ketiga memiliki risiko terhadap kematian
maternal, karena pada ibu hamil yang memiliki paritas ≤ 1 dan ≥ 3 belum begitu mengerti
tentang kehamilan dan pentingnya pemeriksaan kehamilan (Walyani, 2016). Maka dari
itu, sangat penting bagi petugas kesehatan memberikan KIE mengenai keluarga
berencana pada ibu hamil untuk mengatur jumlah anak, sehingga tidak terjadi anemia
pada kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester III dengan
anemia banyak terjadi pada ibu hamil frekuensi Anc < 4 kali selama kehamilan sebesar
75,0 % dibandingkan dengan ibu hamil frekuensi Anc ≥ 4 kali sebesar 26, 1 %. Hasil uji
statistik diperoleh p = 0,011 ( p < 0,05) hal ini menunjukkan adanya hubungan antara
frekuensi ANC dengan status anemia pada ibu hamil trimster III. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Antono Di RSUD Nganjuk Tahun 2017, yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi ANC dengan
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dengan nilai p = 0,01315. Penelitian ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmasari (2019)16 dan Nanda (2018)17.
Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya sangat berpengaruh
terhadap kejadian anemia. Hal ini sesuai dengan tujuan ANC menurut Walyani (2016)
adalah mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pendarahan. Kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan untuk mendeteksi secara
dini kejadian anemia pada ibu hamil dan penangananya yaitu dengan pemberian tablet zat
besi. Menurut Astutik & Ertiana (2018) ibu hamil yang enggan melakukan ANC biasanya
rentan terkena anemia, karena ibu hamil tidak mendapatkan informasi mengenai
pentingnya memenuhi gizi selama hamil dan mendapatkan tablet Fe untuk mencegah
terjadinya anemia dalam kehamilan. maka dari itu, sangat penting bagi petugas kesehatan
untuk memberikan KIE kepada ibu hamil mengenai pentingnya Antenatal Care (ANC)
dan pentingnya tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
5. Hubungan Jarak Kehamilan Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester
III
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester III dengan
anemia banyak terjadi pada ibu hamil jarak kehamilan < 2 tahun sebesar 72,2%
dibandingkan dengan ibu hamil jarak kehamilan ≥ 2 tahun sebesar 32,0%. Hasil uji
statistik diperoleh p = 0,022 ( p < 0,05) hal ini menunjukkan adanya hubungan antara
jarak kehamilan dengan status anemia pada ibu hamil trimster III.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Heriansyah (2020)
di Puskesmas Danau Marsabut Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2019 yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dan
kejadian anemia dalam kehamilan dengan nilai p = 0,000 ( p < 0,05)18. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Sari & Romlah (2019) di Kecamatan 11 ilir Kota Palembang juga
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III19.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Astutik & Ertiana
(2018) yang menyebutkan bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat atau < 2 tahun dapat
menyebabkan anemia dalam kehamilan, hal ini karena kondisi ibu masih belum pulih dan
pemenuhan gizi belum optimal, sudah harus memenuhi nutrisi janin yang dikandung.
Menurut Krisnadi (2007) dalam Heriansyah (2020) menyebutkan bahwa jarak persalinan
terakhir dengan kehamilan berikutnya (pregnancy spacing) sebaiknya antara 2 sampai 5
tahun18. Maka dari itu, sangat penting bagi petugas kesehatan untuk memberikan KIE
tantang jarak kehamilan aman pada ibu hamil agar memperhatikan jarak kehamilan,
sehingga tidak terjadi anemia pada kehamilan.
Hasil uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling
mempengaruhi status anemia pada ibu hamil trimester III yaitu variabel Frekuensi ANC.
Hasil uji interaksi antara variabel bebas dan variabel terikat didapatkan OR sebesar 0, 090
yang berarti ibu hamil trimester III yang tidak melakukan kunjungan ANC sesuai standar
memiliki kecendrungan tidak mengalami anemia sebesar 0, 090 kali dibandingkan dengan
ibu hamil trimester III yang melakukan ANC sesuai standar.
Sebagian besar (53,5 %) atau 23 ibu hamil trimester III di PMB Fauzia Hatta Kota
Palembang melakukan kunjungan ANC sesuai standar (K4). Output cakupan kunjungan
ANC K4 tersebut belum memenuhi target renstra 2018, yaitu sebesar 78%. Faktor lainnya
yang menyebabkan keteraturan melakukan ANC menjadi variabel paling dominan adalah
didapatkan pelaksanaan pelayanan ANC di PMB Fauzia Hatta Kota Palembang belum
berjalan sesuai standar pelayanan ANC yang ada, yaitu pemeriksaan kadar Hb hanya
dilakukan pada kunjungan awal (K1) saja dan dilakukan pemeriksaan kembali jika
terdapat indikasi. Hal ini tidak sesuai dengan standar pemeriksaan kadar Hb pad ibu
hamil yang ditetapkan oleh Permenkes RI, yaitu pemeriksaan kadar Hb ibu hamil
dilakukan minimal sekali pada trimester I, dan sekali pada trimester III, serta dilakukan
atas indikasi pada trimester III.
Kunjungan ANC bertujuan untuk mendeteksi kelainan – kelainan yang mungkin ada
atau timbul pada kehamilan tersebut, sehingga dapat terdeteksi secara dini dan segera
dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan
melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Maka dari itu, untuk menurunkan angka
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
kesadaran pentingnya melakukan kunjungan ANC sesuai standar bagi ibu hamil, sehingga
cakupan kunjungan ANC (K4) meningkat, serta perlu dilakukan evaluasi dan peningkatan
kualitas ANC di fasilitas kesehatan.
KESIMPULAN
Faktor – faktor yang berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil trimester
III adalah status KEK, paritas, frekuensi ANC, dan jarak kehamilan. sedangkan faktor
yang paling berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil trimester III adalah
frekuensi ANC dengan OR sebesar 0, 090 yang berarti ibu hamil trimester III yang tidak
melakukan kunjungan ANC sesuai standar memiliki kecendrungan tidak mengalami
anemia sebesar 0, 090 kali dibandingkan dengan ibu hamil trimester III yang melakukan
ANC sesuai standar.
Bagi tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat lebih maksimal
memberikan upaya-upaya untuk meningkatkan strategi promosi kesehatan melalui
penyuluhan-penyuluhan yang langsung kepada sasaran seperti penyuluhan pada ibu hamil
mengenai bahaya anemia dalam kehamilan, pentingnya mengkonsumsi tablet fe,
pentingnya memenuhi kebutuhan gizi selama hamil, dan pentingnya menggunakan Kb
(keluarga berencana) dalam mengatur jarak kehamilan untuk meningkatkan kesadaran ibu
hamil tentang bahaya anemia bagi ibu dan janin dan dapat mengurangi angka kematian
ibu dan bayi di Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada jajaran direksi,
staff, dan dosen Poltekkes Kemenkes Palembang yang telah memfasilitasi, membimbing,
dan mendukung penelitian ini. Pimpinan PMB Fauzia Hatta Kota Palembang yang telah
menyediakan tempat dilaksanakannya penelitian, teman-teman angkatan Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan 2017, keluarga, serta responden yang telah berpatisipasi
sepenuhnya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
2. Larasajeng Permata Sari S, Sittti ND. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kotagede Ii Yogyakarta. J Cakrawala
Promkes. 2020;2(1):24. doi:10.12928/promkes.v2i1.1576
4. Diah M. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskemas Tinggede. 2019;5(2):42-48.
5. Dina M, Dwi W, Padila. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas. J Keperawatan Silampari.
2017;26(1):79-87. http://mmep.isme.ir/article_25341.html
8. Sab’ngatun. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu
Hamil Trimester III. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952. 1967;1(1):55-65.
9. Astriana W. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. J
Aisyah J Ilmu Kesehat. 2017;2(2):123-130. doi:10.30604/jika.v2i2.57
10. Rahmaniah. Hubungan Umur Ibu Dan Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli Tahun 2017. J Heal Educ Lit.
2019;2(1):24-28. doi:10.31605/j-healt.v2i1.442
11. Majidah A. Hubungan Antara Paritas dan Umur Ibu dengan Anemia pada Ibu
Hamil Trimester III di Kota Yogyakarta Tahun 2017. Prodi Sarj Terap Kebidanan
Sarj Terap Kebidanan Politek Kesehat Kementeri Kesehat Yogyakarta. Published
online 2017.
14. Erja WIK, Lawi PUS, Egal KABT, Fatkhiyah N. FAKTOR RISIKO KEJADIAN
A NEMIA PADA IBU HAMIL (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Kab.
Tegal). 2018;2(2):86-91.
17. Nanda DD. Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Kedaton Kota Bandar
Lampung. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952. Published online 1967.
19. Sari AP, Romlah. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III. J Telenursing. 2019;1:334-343.