Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL : LITERATUR REVIEW

Dina Sulistia, Nadia, Nely Astina, Nida Munirah, Rahmiati, Sarah

Keyword: Anemia, Ibu Hamil.

ABSTRAK:

PENDAHULUAN:

Anemia adalah suatu kondisi atau keadaan ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah.
Kadar Hb dan sel darah sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian suatu tempat, serta keadaan fisiologi tertentu (Sudoyo,
2014). Menurut Depkes (2009) anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III
atau <10,5 gr% pada trimester II. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan
bertambah dan terjadi perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang (Prawirohardho, 2014). Anemia pada umumnya terjadi di seluruh
dunia, terutama di negara berkembang, pada kelompok sosial ekonomi rendah, meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan. Pada kelompok
dewasa terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena banyak mengalami defisiensi Fe.

Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan anemia
pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Di wilayah Indonesia bagian barat daerah tergolong tinggi, anemia di Aceh sebanyak 56,6%,
Sumatera utara 77,9%, Sumatera Barat 8,9%, Riau 65,6%, Jambi 74,2%, Sumatera Selatan 58,3%, Lampung 60,7%.
Dalam penanggulangan anemia pada ibu hamil, Depkes telah mempunyai kebijaksanaan agar anemia tidak berdampak terhadap kondisi
persalinan dan nifas yang beresiko terhadap kematian (Handoko, 2010).

Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti gangguan dan hambatan pada pertumbuhan dan kekurangan Hb
dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke seluruh tubuh maupun otak (Manuaba, 2010).

Anemia pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut ‘potential danger to mother and
child’, karena itulah anemia memerlukan perhatian dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba,
2010).

Salah satu faktor penyebab anemia pada ibu hamil adalah kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi
yang dapat memenuhi kebutuhan ibu dan bayinya selama kehamilan. Zat gizi yang sangat penting bagi ibu hamil adalah zat besi, jika asupan ibu

kurang akan meningkatkan resiko terjadinya anemia, yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. Dampak anemia
pada ibu hamil yaitu abortus, partus premature, partus lama, perdarahan postpartum, syok, infeksi intrapartum/postpartum (Prawirohardjo, 2014).

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil menurut Depkes (2012) yaitu : Meningkatkan konsumsi zat besi dan
sumber alami, terutama makanan sumber hewani (hemiron) yang mudah diserao seperti hati, daging, ikan. Selain itu perlu ditingkatkan juga
makanan yang banyak mengandung vitamin C dan A (buah dan sayuran) untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses
pembentukan Hb.Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan
yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan makanan hasil produksi industri
pangan. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan
demikian suplemen zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kurang zat besi yang perlu diikuti dengan cara
lain.
Untuk itu pengetahuan ibu hamil tentang zat besi sangat diperlukan untuk mencegah ibu mengalami anemia (Esse P, 2012). Penelitian
Esse P (2012) menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai pengetahuan kurang tentang penyebab, gejala, dan dampak anemia
serta zat pelancar dan penghambat absorpsi zat besi yaitu sebanyak 33 orang (65%).

METODELOGI PENELITIAN:
Dalam Literatur rivew ini pertama-tama kami menentukan topik yang akan kami riview lalu kemudian kami mencari 5 jurnal dengan
topik yang sama berdasarkan keyword yang sudah ditentukan . Setelah 5 Jurnal kami temukan maka langkah selanjutnya kami membuat tabel
PICOT terlebih dahulu dan memuat 5 jurnal tadi satu persatu kedalam tabel PICOT. Setelah itu Kami menyelesaikan abstrak, pendahuluan, dan
lain-lainya. Kami melalukan literature review ini selama 2 minggu di mulai dari tanggal 17-29 Mei 2022.

Tabel 1 PICOT
No Judul Populasi Intervensi Comparison Outcomes Time
1 Faktor-Faktor yang Berhubungan Jumlah Penelitian ini tidak terdapat Berdasarkan hasil
dengan Kejadian Anemia Ibu responden menggunakan hubungan penelitian yang
Hamil. sebanyak 77 ibu desain penelitian bermakna antara didapatkan menggunakan
hamil trimester survey korelasional umur ibu usia uji chi square didapatkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk II dan trimester dengan pendekatan kehamilan dengan pada bagian person chi-
mengertahui faktor yang III cross sectional, kejadian anemia square terlihat nilai
berhubungan dengan kejadian Instrumen dan terdapat Asymp. Sig 0,094 > 0,05,
anemia ibu hamil. metode penelitian hubungan maka dapat disimpulkan
pengambilan menggunakan bermakna antara tidak terdapat hubungan
sampel lembar kuesioner status gizi dan yang signifikan terhadap
menggunakan dan rekam medis. kepatuhan dalam umur ibu dengan kejadian
Accidental Uji Analisis minum tablet Fe anemia di Puskesmas
Sampling. dengan uji statistik dengan kejadian Kotagede II dengan
Chi-Square. anemia ibu hamil kejadian anemia pada
di Puskesmas umur yang beresiko
Kotagede II sejumlah 1 orang (1,3%),
Yogyakarta. sedangkan umur ibu yang
tidak beresiko sejumlah
27 orang (35,1%).

Dengan taraf signifikasi


0,05 diperoleh nilai (p
value) kepatuhan
konsumsi tablet Fe
(p=0,000), umur ibu hamil
(p=0,094), usia kehamilan
(p=0,404), status gizi
(p=0,001) <0,05.
2. FAKTOR- FAKTOR YANG Dalam penelitian ini Ada hubungan Distribusi frekuensi Penelitian ini
BERHUBUNGAN DENGAN penelitian ini menggunakan antara usia responden sebagian besar dilaksanakan pada
KEJADIAN ANEMIA PADA populasi yang metode analitik kehamilan dengan tidak mengalami anemia tanggal 02-27 April
IBU HAMIL DI PUSKESMAS diambil adalah dengan pendekatan kejadian anemia sebanyak 18 responden 2019.
BUKIT SANGKAL semua ibu hamil cross sectional. pada ibu hamil di (60%) dan hanya 12
PALEMBANG TAHUN 2019 yang melakukan Teknik Puskesmas Bukit responden
ANC di pengumpulan data Sangkal Palembang (40%) yang mengalami
Tujuan penelitian ini adalah Ingin puskesmas dalam penelitian tahun anemia.
mengetahui Faktor- faktor yang Bukit Sangkat ini menggunakan 2019 dengan nilai p Distribusi frekuensi
berhubungan dengan kejadian Palembang. kuesioner sebagai value sebagian besar responden
anemia pad ibu hamil di alat dalam 0,021sedangkan hamil trimester III
Puskesmas Bukit Sangkal Pengambilan pengambilan data. nilai OR = 10. sebanyak 16 responden
Palembang tahun 2019 sampel dalam Ada hubungan (53,3%) dan hanya 14
penelitian ini antara paritas responden (46,7%) yang
dilakukan dengan kejadian hamil trimester II.
dengan cara non anemia pada ibu Distribusi frekuensi
probability hamil di sebagian besar responden
sampling Puskesmas Bukit memiliki paritas resiko
menggunakan Sangkal Palembang rendah sebanyak 16
metode tahun responden (53,3%)dan
accidental 2019 dengan nilai p hanya 14 responden
sampling value = 0,030 (46,7%) yang memiliki
sedangkan paritas resiko tinggi.
nilai OR = 7,8. Distribusi frekuensi
Ada hubungan sebagian besar responden
antara jarak memiliki jarak kehamilan
kehamilan dengan resiko rendah sebanyak 19
kejadian anemia responden (63,3%) dan
pada ibu hamil di hanya 11 responden
Puskesmas Bukit (36,7%) yang memiliki
Sangkal Palembang jarak kehamilan resiko
tahun 2019 dengan tinggi.
nilai p value = Berdasarkan hasil
0,009 sedangkan penelitian, peneliti
nilai OR = 10 berasumsi bahwa jarak
kehamilan yang terlalu
dekat dapat beresiko
terjadinya anemia pada
ibu hamil. Hal ini
dikarenakan kondisi
organ-organ reproduksi
ibu yang belum pulih
sepenuhnya pasca
melahirkan yang
sebelumnya sehingga
menyebabkan terjadinya
peningkatan kebutuhan
zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel
darah merah dan
membentuk sel darah
merah janin dan plasenta
sehingga dapat
meningkatkan kejadian
anemia pada kehamilan. ;
3 Faktor-Faktor yang Berhubungan Jumlah Penelitian ini Adapun dari hasil Karakteristik usia ibu
dengan Kejadian Anemia Ibu responden merupakan jenis penelitian hamil terbanyak yaitu
Hamil. sebanyak 49 penelitian didapatkan paritas usia dibawah 20 tahun
responden kuantitatif analitif kurang 4 sebanyak dan diatas 35 tahun
Tujuan penelitian ini adalah untuk dengan variabel dengan rancangan 45 responden sebanyak 28 responden
menganalisis faktor-faktor yang independen penelitian cross (91,83%) hal ini responden (75,1%),
berhubungan dengan kejadian ibu adalah usia ibu sectional. sesuai dengan paritas <4 sebanyak 45
hamil di wilayah kerja Bandar hamil, paritas, Rancangan ini penelitian responden (81,63%),
Jaya Lahat Kabupaten Lahat jarak lahiran, dipilih untuk Nurhidayati 2013 jarak kelahiran <2 tahun
Tahun 2016 usia kehamilan menilai faktor Dimana distribusi sebanyak 26 responden
& Pengeta huan. faktor yang tertinggi adalah (53,1%), TM III
Dan variabel berhubungan paritas rendah yaitu sebanyak
dependen adalah dengan kejadian jumlah anak yang
kejadian anemia anemia pada ibu pernah dilahirkan 25 responden (51,0%),
pada ibu hamil. hamil. ibu baik hidup pengetahuan kurang
maupun mati sebanyak 28 responden
Metode Instrumen dibawah 4 kali (57,1%), kejadian
pengambilan penelitian kelahiran yaitu anemia
sampel menggunakan sebanyak 79 sebanyak 26 responden
menggunakan metode wawancara responden (97,5%) (53,1%).Ada hubungan
desain analitik & kuisioneer yang bermakna antara
usia ibu hamil dengan
kejadian anemia di
Puskesmas Bandar Jaya
Lahat
Kabupaten Lahat (p-
value = 0,000).Tidak ada
hubungan yang
bermakna antara paritas
dengan
kejadian anemia di
Puskesmas Bandar Jaya
Lahat Kabupaten Lahat
(p-value = 0,472).Ada
hubungan yang
bermakna antara jarak
kelahiran dengan
kejadian anemia di
Puskesmas Bandar Jaya
Lahat Kabupaten Lahat
(p-value = 0,000).Ada
hubungan yang
bermakna antara usia
kehamilan dengan
kejadian anemia di
Puskesmas Bandar Jaya
Lahat Kabupaten Lahat
(p-value = 0,000).Ada
hubungan yang
bermakna antara
pengetahuan ibu hamil
dengan kejadian
anemia di Puskesmas
Bandar
Jaya Lahat
Kabupaten Lahat (p-
value = 0,000).
4 Judul : Populasi dalam Penelitian ini Prevalensi ibu Hasil uji chi square penelitian ini di
Faktor-faktor yang berhubungan penelitian ini merupakan jenis hamil dengan didapatkan bahwa p teliti dari 1 februari-
dengan kejadian anemia pada ibu adalah ibu hamil penelitian anemia di value 0,044 < 0,05 1mie
hamil trimester III di kuantitatif dengan Puskesmas Biha artinya ada hubungan
wilayah kerja rancangan cros pada tahun 2018 usia ibu dengan kejadian
Tujuan penelitian ini adalah untuk puskesmas biha sectional. terdapat 22,5%, anemia pada ibu hamil di
memenuhi faktor-faktor yang kabupaten pada tahun 2019 Wilayah Kerja
berhubungan dengan kejadian pesisir barat Rancangan ini terdapat 17,54% Puskesmas Biha
anemia pada ibu hamil yang berjumlah dipilih untuk ibu hamil dengan Kabupaten Pesisir Barat
55 orang memilih faktor- anemia, dan pada tahun 2021. Sedangkan
faktor yang bulan Januari nilai OR = 0,279 (95%
berhubungan sampai dengan CI 0,092-0,848) yang
Metode dengan kejadian September tahun berarti ibu hamil yang
penelitian ini anemia pada ibu 2021 dari 299 ibu berusia <20 tahun dan
adalah peneliti hamil hamil yang >35 tahun beresiko 0,279
kuantitatif melakukan kali mengalami anemia.
Instrumen pemeriksaan hb Berdasarkan tabel diatas
penelitian didapatkan 36 menunjukkan bahwa dari
menggunakan (12,04%) ibu hamil 27 responden dengan
metode prasurvey yang mengalami usia berisiko (<20 tahun
anemia
dan >35 tahun)
didapatkan 10 (18,2%)
responden yang
mengalami anemia dan
17 (30,9%) responden
yang tidak mengalami
anemia. Sedangkan dari
28 responden dengan
usia tidak berisiko (20-35
tahun) didapatkan 19
(34,5%) responden yang
mengalami anemia dan 9
(16,4%) responden yang
tidak mengalami anemia.
5 Judul : Populasi dan Penelitian ini Prelevansi anemia Hubungan umur ibu Penilitian ini
Analisi Faktor-faktor Yang sampel dalam merupakan jenis tidak menunjukkan dengan kejadian anemia dilakukan selama 3
Berhubungan Dengan Kejadian penelitian ini penelitian penurunan yaitu pada ibu hamil di TM III bulan.
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester adalah ibu hamil observasional masih mencapai di BPM Kusmawati
III Di BPM Kusmawati Surabaya TM III yang di analitik. presentase 63,5%. Surabaya, tahun 2018
periksa di BPM Berdasarkan waktu Tidak ada menunjukkan bahwa
Tujuan penelitian ini adalah untuk Kusmawati pelaksanaanya hubungan anatara sebagian besar (53%) ibu
menganalisis faktor-faktor yang Surabaya selama metode yang umur ibu dengan berumur 20-35 tahun
berhubungan dengan kejadian 3 bulan digunakan dalam kejadian anemia tidak mengalami anemia,
anemia pada ibu hamil TM III sebanyak 45 penelitian ini (p=0,358). sedangkan sebagian besar
responden adalah cross Ada hubungan (7125) ibu berumur <20
sectional study, antara status gizi atau <35 tahun tidak
dimana pengukuran dengan kejadian mengalami anemia
Metode yang variabel dependet anemia (p=0,000) dengan hasil uji statistik
digunakan dan variabel Tidak ada diperoleh nilai p=0,35
dalam penelitian independent hubungan antara (p>0,05) hal ini
ini adalah cross dilakukan secara paritas dengan menunjukkan tidak
sectional study bersamaan. kejadian anemia terdapat hubungan antara
(p=0,222). umur dengan kejadian
Instrumen Ada hubungan anemia pada ibu hamil.
penelitian berupa antara pemeriksaan Hubungan antara status
kuesioner dan buku kehamilan dengan gizi dengan kejadian
register PWS KIA, kejadian anemia anemia pada ibu hamil
menggunakan uji (p=0,000). TM III di BPM
statistik Chi- Ada hubungan Kusmawati Surabaya,
Square. antara pengetahuan 2018 menunjukkan
dengan kejadian bahwa seluruh (100%)
anemia (p=0,034). responden yang memiliki
Ada hubungan status gizi baik tidak
antara mengalami anemia,
mengkonsumsi sedangkan hampir
tablet Fe dengan seluruh (95,2%)
kejadian anemia responden yang memiliki
(p=0,024). status gizi kurang
mengalami anemia
dengan hasil uji statistika
dipeoleh nilai p=0,000
(p>0,05) hal ini
menunjukkan adanya
hubungan antara status
gizi ibu hamil dengan
tingkat kejadian anemia.
Hubungan jumlah paritas
dengan kejadian anemia
menunjukkan hasil
bahwa sebagian besar
(75%) responden yang
mempunyai risiko tinngi
(melahirkan >4 kali)
tidak mengalami anemia,
sedangkan sebagian besar
(51,4%) responden yang
mempunyai risiko rendah
(melahirkan >4 kali)
tidak mengalami anemia
dengan hasil uji statistik
diperoleh p=0,222
(p>0,05) hal ini
menunjukkan adanya
hubungan antara paritas
ibu hamil dengan
kejadian anemia.
Hubungan frekunesi
Antenatal Care (ANC)
dengan kejadian anemia
menunjukkan bahwa
hampir seluruh ((92%)
responden yang
melakukan pemeriksaan
kehamilan tidak rutin (<4
kali) mengalami anemia,
sedangkan sebagian besar
(73%) responden yang
melakukan ANC secara
rutin (4 kali) atau lebih
tidak mengalami anemia
dengan hasil uji statistik
diperoleh p=0,000
(p<0,05) hal ini
menunjukkan adanya
hubungan antara
frekuensi ANC dengan
kejadian anemia pada ibu
hamil.
Hubungan kepatuhan
konsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia
menunjukkan bahwa
sebagian besar (64%)
responden yang patuh
mengkonsumsi tablet Fe
tidak mengalami anemia,
sedangkan hampir
seluruh (78%) responden
yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet Fe
mengalami anemia
dengan hasil uji statistik
didapatkan nilai p=0,024
(p<0,05) hal ini
menunjukkan adanya
hbungan antara
kepatuhan konsumsi
tablet Fe pada ibu hamil
dengan kejadian anemia.

PEMBAHASAN:

HASIL PENELITIAN:

Dari ke-5 jurnal yang telah kami baca terdapat hasil sebagian besar kejadian anemia pada ibu hamil terdapat pada trimester 3 dengan
kejadian ibu hamil trimester 3 dengan berusia <20 tahun dan >35 tahun hampir seluruh ibu hamil yang memiliki status gizi kurang mengalami
anemia.
Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi sebagian besar kejadian ibu hamil mengalami anemia apabila tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan tidak rutin <4 kali pertemuan ANC dengan tidak mengonsumsi obat Fe, sedangkan sebagian besar ibu tidak mengalami anemia yang
melakukan ANC secara rutin (4 Kali ) atau lebih dan mengonsumsi obat Fe, faktor-faktor status gizi baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB). Jakarta: Depkes RI.

Depkes. (2012). Riset Kesehatan Dasar Tahun. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Esse Puji, dkk. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola Konsumsi dengan Kejadian Anemia Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi. Media
Gizi Pangan, 2012.

Handoko. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Cetakan ke –15. Yogyakarta:BPFE

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC.\

Prawiroharjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.

Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014.

Anda mungkin juga menyukai