Gizi Lebih
Status Gizi
Ibu Hamil
Balita
Propinsi Maluku
Vol. I, ARTIKEL
No. 1 tahun
ASLI2008 Jurnal Madani FKM UMI
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Antara.
Semua ibu hamil di lokasi penelitian ini merupakan populasi dan sampel yang diambil
adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Antara yaitu 44 orang.
Pengukuran Hemoglobin (Hb) dilakukan oleh petugas laboratorium yang
berpengalaman. Uji Chi Square dilakukan untuk melihat hubungan antara jumlah
pendapatan, budaya, umur ibu, umur kehamilan, penyakit ibu dan frekuensi ANC dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Antara adalah sebesar 50%. 53,8% ibu yang berpendapatan
rendah tidak anemia. Dari 34 ibu hamil yang budaya makannya mengandung Fe terdapat
50,0% yang menderita anemia. 51,3% ibu hamil yang umurnya tidak beresiko menderita
anemia. 50% anemia pada trimester III. 63,6% yang merasakan gejala anemia menderita
anemia. 56,5% ibu yang memperoleh ANC tidak lengkap menderita anemia. Dari hasil uji
statistik ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah pendapatan/
penghasilan, budaya/ tradisi makan, umur ibu, umur kehamilan, gejala penyakit ibu, dan
frekwensi Antenatal Care dengan anemia pada ibu hamil.
Kata Kunci : Faktor, Anemia, Ibu Hamil
36
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI
37
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI
38
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI
39
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI
Pengobatan ini memakan waktu sekitar begitu juga jika jarak anak yang dekat.
empat minggu atau lebih untuk memulihkan Responden yang memiliki umur yang tidak
konsentrasi haemoglobin mendekati kadar beresiko mungkin telah mengalami
normal (Erica dan Sue , 1999). Walaupun kehamilan sebelumnya yang menyebabkan
responden biasa mengkonsumsi sayuran cadangan besi berkurang untuk kehamilan
berwarna hijau namun jumlahnya masih pada saat penelitian ini dilakukan.
belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
besinya sesuai dengan usia kehamilannya. e. Hubungan umur kehamilan dengan anemia
Selain itu juga, hal ini dapat dipengaruhi oleh ibu hamil
proses penyerapan zat besi. Ibu hamil lebih Kejadian anemia menurut status
banyak mengkonsumsi jenis nabati (non hem) umur kehamilan di mana dapat diketahui
dibandingakan dengan jenis hem yang bahwa kebutuhan zat besi dalam usia
penyerapannya lebih baik. kehamilan sangat tinggi yaitu penambahan
13 mg pada trimester III, 9 mg pada
d. Hubungan umur ibu hamil dengan anemia trimester II, sedangkan pada trimester
ibu hami pertama masih sama dengan kebutuhan besi
Dari 5 ibu hamil yang umurnya pada wanita dewasa. Olehnya itu dapat
beresiko, terdapat 2 orang (40,0%) ibu yang dilihat bahwa kejadian anemia akan beresiko
menderita anemia. Sebanyak 3 orang (60%) pada ibu hamil yang usia kehamilannya
ibu hamil berstatus hemoglobin normal yang pada trimester akhir apabila kebutuhan zat
umurnya beresiko. Dari 39 ibu hamil yang besinya tidak terpenuhi dengan baik.
umurnya tidak beresiko terdapat sebanyak 20 Kebutuhan selama trimester III
orang (51,3%) yang anemia dan 19 orang tidak dapat dipenuhi hanya dengan zat besi
(48,7%) normal. yang ada dalam makanan, walaupun
Suatu survey yang dilakukan di persediaannya tinggi. Penambahan zat besi
Bangladesh, memperlihatkan bahwa lebih merupakan indikasi, kecuali kalau simpanan
dari separoh kematian yang diamati pada zat besi pada awal kehamilan mencapai kira-
wanita hamil yang umurnya beresiko di kira 500 miligram (Maeyer. 1995).
Bangladesh disebabkan oleh penyebab pada Dari 22 ibu hamil yang anemia,
ibu antara lainnya yaitu anemia. Pola yang terdapat 50% atau 11 orang yang usia
sama ditemukan di Amerika Serikat (Erica kehamilannya pada trimester III. Begitu juga
dan Sue, 1999). pada trimester I dan II yaitu sebanyak 50%.
Kejadian anemia yang cukup tinggi Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lain di
di lokasi penelitian ini dapat disebabkan oleh lokasi penelitian ini. Masih ada ibu hamil
faktor lain. Ibu hamil yang memiliki umur pada trimester pertama maupun ke dua
yang tidak beresiko, ternyata masih banyak yang menderita anemia. Ini dapat
yang menderita anemia. Pada penelitian ini diakibatkan oleh cadangan besi yang
kami tidak melihat faktor paritas dan jarak berkurang yang mungkin disebabkan oleh
kelahiran sebagai faktor resiko. Terlalu sering paritas serta jarak kelahiran yang pendek
melahirkan dapat mengurangi cadangan besi yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Ibu
40
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI
yang pernah melahirkan sebelumnya dengan g. Hubungan Frekwensi ANC dengan anemia
jarak yang dekat memungkinkan cadangan ibu hamil
besi yang minim atau tidak mencapai 500 Kejadian anemia menurut status
miligram sehingga pada saat kehamilan Antenatal Care ibu, dimana diharapkan
sekarang tidak mencukupi kebutuhannya dengan lengkapnya pemeriksaan ANC maka
akan zat besi. Akibatnya kadar pelayanan yang diberikan lebih baik
hemoglobinnya rendah dan mengindikasikan khususnya yang berkaitan dengan
anemia. pencegahan anemia seperti pemberian tablet
besi dan penyuluhan gizi yang rutin,
f. Hubungan gejala penyakit anemia dengan sehingga kejadian anemia makin berkurang
anemia ibu hamil dengan status frekwensi ANC yang lengkap.
Hemoglobin mempunyai peran Hal ini terbukti dengan data primer
mengangkut oksigen ke jaringan, sehingga yang diperoleh dimana menunjukkan bahwa
kemampuan bekerja dan prestasi fisik orang frekuensi anemia pada ibu hamil, tertinggi
yang kadar hemoglobinnya menurun akan pada kelompok ibu hamil yang memperoleh
berkurang, kemudian menampakkan gejala pelayanan ANC yang tidak lengkap yaitu 13
anemia yaitu kulit dan konjungtiva pucat, orang (56,5%). Sedangkan yang lengkap
lemah, napas pendek, dan nafsu makan hanya 9 orang (42,9%).
hilang (Erica dan Sue, 1999). Namun hasil analisa data tidak
Pada penelitian di wilayah kerja terdapat hubungan yang signifikan antara
Puskesmas Antara ini, dari 11 ibu hamil yang frekwensi ANC dengan anemia pada ibu
merasakan gejala anemia, terdapat 7 orang hamil. Hal ini disebabkan oleh faktor lain
(63,6%) ibu hamil yang menderita anemia. yaitu kepatuhan ibu hamil untuk
Sedangkan sisanya 4 orang (36,4%) ibu hamil mengkonsumsi zat besi. Banyak dari mereka
yang tidak menderita anemia. yang walaupun lengkap memeriksakan
Tidak terdapatnya hubungan antara kehamilannya serta memperoleh obat
gejala penyakit dengan anemia di lokasi penambah darah namun mereka tidak
penelitian ini dapat diakibatkan oleh faktor mengkonsumsinya dengan baik. Menurut
lainnya. Ibu merasakan gejala anemia sebagian ibu, dengan mengkonsumsi banyak
memungkinkan cadangan besi berkurang obat antara lain tablet Fe, dapat berpengaruh
antara lain karena aktifitas ibu atau beban buruk terhadap anak yang dikandungnya
kerja ibu hamil itu sendiri. Namun, serta mempersulit proses melahirkan.
kekurangan cadangan besi tersebut belum Hal tersebut sejalan dengan teori
mencapai pada standar anemia. Dari hasil yang menjelaskan bahwa sebab utama
pengukuran kadar Hb, ditemukan ada ibu kegagalan pengobatan dengan zat besi
hamil yang merasakan gejala anemia adalah ketidaktaatan akibat efek samping
memiliki kadar Hb yang tidak terlalu tinggi yang ditimbulkannya oleh tingginya dosis
di atas standar anemia. permulaan. Penderita menelan pil selama
beberapa hari, dan penderita menahan
dengan sabar ketidaknyamanan yang
41
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI
42