Anda di halaman 1dari 7

Anemia

Gizi Lebih
Status Gizi
Ibu Hamil
Balita
Propinsi Maluku
Vol. I, ARTIKEL
No. 1 tahun
ASLI2008 Jurnal Madani FKM UMI

Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani, ISSN.1979-2287,Vol.01 No.01, Tahun 2008


Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Antara Kota Makassar Tahun 2005
Fairus Prihatin Idris*, Muh. Khidri Alwy*, Citrakesumasari**

*Gizi dan Kesehatan Reproduksi, FKM Universitas Muslim Indonesia, Makassar


**Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Antara.
Semua ibu hamil di lokasi penelitian ini merupakan populasi dan sampel yang diambil
adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Antara yaitu 44 orang.
Pengukuran Hemoglobin (Hb) dilakukan oleh petugas laboratorium yang
berpengalaman. Uji Chi Square dilakukan untuk melihat hubungan antara jumlah
pendapatan, budaya, umur ibu, umur kehamilan, penyakit ibu dan frekuensi ANC dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Antara adalah sebesar 50%. 53,8% ibu yang berpendapatan
rendah tidak anemia. Dari 34 ibu hamil yang budaya makannya mengandung Fe terdapat
50,0% yang menderita anemia. 51,3% ibu hamil yang umurnya tidak beresiko menderita
anemia. 50% anemia pada trimester III. 63,6% yang merasakan gejala anemia menderita
anemia. 56,5% ibu yang memperoleh ANC tidak lengkap menderita anemia. Dari hasil uji
statistik ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah pendapatan/
penghasilan, budaya/ tradisi makan, umur ibu, umur kehamilan, gejala penyakit ibu, dan
frekwensi Antenatal Care dengan anemia pada ibu hamil.
Kata Kunci : Faktor, Anemia, Ibu Hamil

36
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI

Pendahuluan beragam mulai dari PNS, TNI, wiraswasta,


Salah satu faktor yang tidak dapat petani, buruh hingga tukang becak. Fasilitas
diabaikan dalam mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan cukup banyak
sumber daya manusia, adalah gizi. diantaranya terdapat RSU, Puskesmas,
Pentingnya gizi dalam peningkatan kualitas pustu, Posyandu, Poliklinik dan sebagainya.
hidup manusia antara lain didasarkan oleh Di wilayah kerja Puskesmas Antara angka
keadaan gizi yang salah satunya berkaitan anemia ibu hamil masih tinggi sekitar 70%.
dengan tingginya angka kesakitan dan Olehnya itu perlu dilihat faktor
kematian ibu dan anak. Dari riset yang penyebabnya guna penanganan lebih baik
berbeda, diterima oleh World Health
Organization (WHO) 2002, anemia Desain dan Variabel Penelitian
merupakan salah satu masalah yang Variabel yang diteliti dalam
memberikan kontribusi peningkatan penelitian ini adalah jumlah pendapatan,
terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan budaya /tradisi, umur ibu, umur kehamilan,
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. penyakit ibu dan frekuensi ANC
(WHO, 2002)
Secara umum di Indonesia sekitar Populasi dan Sampel
20% wanita, 50% wanita hamil, dan 3% pria Semua ibu hamil di wilayah kerja
kekurangan zat besi. Penelitian yang Puskesmas Antara merupakan populasi.
dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Udayana Sample dipilih secara non random sampling
di Bali menunjukan 46% ibu hamil menderita dengan menggunakan teknik purposive
anemia (Syafrizal, 2004). Sri Hartati (2005) sampling dengan pertimbangan yaitu semua
menyebutkan bahwa prevalensi anemia ibu ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas
hamil di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar Antara yang berdomisili di wilayah kerja
73,9%. Dari hasil penenelitian yang dilakukan Puskesmas Antara pada saat penelitian yaitu
oleh Darlina dan Hardiansyah (2003) tentang 44 orang.
Faktor Resiko Anemia Pada Ibu Hamil di kota
Bogor diperoleh bahwa faktor resiko utama Pengumpulan data
anemia ibu hamil di Kota Bogor adalah KEK, Pengumpulan data primer dilakukan
umur kehamilan, serta paritas (Darlina dan dengan wawancara dan pemeriksaan Hb.
Hardinsyah, 2003). Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan kuesioner yang telah
Bahan dan metode dipersiapkan sebelumnya. Pemeriksaan Hb
Lokasi Penelitian dilakuakan oleh petugas Laboratorium Gizi
Puskesmas Antara merupakan salah FKM UNHAS yang telah berpengalaman.
satu puskesmas yang terletak di Kota Pemeriksaan dilakukan dengan metode
Makassar yang menangani dua wilayah kerja Sianmed dengan menggunakan alat
yaitu Kelurahan Tamalanrea Indah dan Hemocue buatan PT. Rosch Indonesia.
Tamalanra Jaya. Mayoritas pendudukanya Data sekunder diperoleh dari Puskesmas
beragama Islam. Mata pencahariannya cukup Antara, Kantor Kelurahan dan Kecamatan

37
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI

anemia, 4 orang (36,4%) ibu hamil yang


Analisis data berstatus anemia normal tidak memiliki
Analisis Chi Square dan Fisher gejala anemia. Terdapat 15 orang (45,5%) ibu
digunakan untuk melihat hubungan antara hamil anemia yang tidak memiliki gejala
jumlah pendapatan, budaya, umur ibu, umur anemia, dan 18 orang (54,5%) ibu hamil
kehamilan, penyakit bu dan frekuensi ANC normal yang tidak memiliki gejala anemia.
dengan kejadian anemia pada ibu hamil Menurut frekuensi ANC, anemia ibu hamil
tertinggi pada kelompok ibu hamil yang
Hasil Penelitian memperoleh pelayanan ANC yang tidak
Dari 44 ibu hamil yang diperiksa lengkap yaitu 13 orang (56,5%). Sedangkan
haemoglobin darahnya terdapat 50% atau 22 yang lengkap hanya 9 orang (42,9%).
responden yang menderita anemia. Distribusi Hasil analisis statistik hubungan
sample menurut pendapatan menunjukkan antara pendapatan ibu dengan kejadian
bahwa frekuensi anemia pada ibu hamil, anemia diperoleh nilai P = 0,540 (P > 0,05)
tertinggi pada kelompok ibu hamil yang sehingga H0 diterima, tidak terdapat
berpendapatan cukup yaitu 10 orang (55,6%). hubungan yang signifikan Hubungan antara
Sedangkan berpendapatan rendah yaitu budaya makan ibu hamil dengan kejadian
sebanyak 12 orang atatu 46,2%. Menurut anemia bumil diperoleh nilai P = 1,000 (P >
budaya makan frekuensi anemia pada ibu 0,05) maka H0 diterima yang artinya tidak
hamil, tertinggi pada kelompok ibu hamil terdapat hubungan yang. Hubungan antara
dengan budaya makannya mengandung Fe umur ibu hamil kejadian anemia pada ibu
yaitu 50,0%. Namun demikian juga pada hamil diperoleh nilai P = 0,635 (P > 0,05)
frekwensi ibu hamil yang status anemianya maka H0 diterima artinya tidak terdapat
normal yaitu 50,0%. Dari 44 ibu hamil hubungan yang signifikan Hubungan antara
terdapat ibu hamil anemia yang umurnya umur kehamilan ibu dengan kejadian
beresiko sebanyak 2 orang (40,0%), umur anemia pada ibu hamil diperoleh nilai P =
yang tidak beresiko sebanyak 20 orang 0,220 (P > 0,05) maka H0 diterima artinya
(51,3%). Sebanyak 3 orang (60%) ibu hamil tidak terdapat hubungan yang signifikan.
bertatus anemia normal yang umurnya Hubungan antara penyakit ibu dengan
beresiko, dan 19 orang (48,7%) yang tidak kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh
beresiko. Distribusi menurut umur kehamilan nilai P = 0,296 (P > 0,05) maka H0 diterima
menunjukkan bahwa frekuensi anemia pada artinya tidak terdapat hubungan yang
ibu hamil, tertinggi pada kelompok ibu hamil signifikan. Hubungan antara frekwensi ANC
yang umur kehamilannya pada trimester I ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu
dan II yaitu 61,1%. Sedangkan pada trimester hamil diperoleh nilai P = 0,365 (P > 0,05)
III sebesar 42,3%. Status anemia normal ibu maka H0 diterima artinya tidak terdapat
hamil, tertinggi pada ibu hamil dengan usia hubungan yang signifikan .
kehamilannya pada trimester III yaitu 15
orang (57,7%). Terdapat 7 orang (63,6%) ibu Pembahasan
hamil anemia yang memiliki gejala penyakit a. Anemia ibu hamil

38
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI

Kadar Hemoglobin (Hb) yang Hasil penelitian ini berbeda dengan


kurang dari normal mengindikasikan anemia. penelitian Darlina dan Hardiansyah yang
Pada ibu hamil sebagai indikator anemia gizi dilakukan di Bogor. Berdasarkan karak-
ditetapkan batas kadar Hb normal adalah 11 teristik sosial ekonomi ditemukan bahwa
gr%. Dalam penelitian ini pengukuran sebanyak 91,4% ibu hamil anemia yang
dilaksanakan dengan menggunakan metode tidak bekerja yang memiliki ekonomi yang
sianmed. Hasil pengukuran diperoleh bahwa lebih rendah dibandingkan dengan yang
dari 44 sampel terdapat 50% anemia. Jika berkerja (Darlina dan Hardiansyah, 2003).
dibandingkan dengan standard penetapan Hal ini dapat disebabkan oleh
masalah anemia gizi besi sebagai masalah keadaan lain dimana ibu hamil yang
kesehatan masyarakat menurut WHO maka memiliki pendapatan yang cukup lebih
prevalensi di lokasi penelitian ini merupakan memprioritaskan pengeluarannya untuk hal
masalah kesehatan dengan prevalensi >40%. lain dibandingkan dengan konsumsi
Kecenderungan anemia gizi besi dapat makanan yang bergizi. Dengan pendapatan
disebabkan oleh berbagai faktor. Konsumsi yang lebih, mereka cenderung tertarik
zat gizi, peningkatan kebutuhan zat makanan kepada kebutuhan pakaian yang lebih
yang banyak, khususnya zat besi dan asam bagus, perabot rumah tangga yang lebih
folat, dan cadangan makanan yang tipis baik, dan lain sebagainya.
(terutama pada wanita di dunia ketiga).
Selain itu, malaria, penyakit sel sabit, infeksi c. Hubungan budaya makan ibu hamil
bakteri dan kehilangan darah akibat aborsi, dengan anemia ibu hamil
kehamilan ektopik atau parasit usus seperti Di wilayah kerja Puskesmas Antara
cacing tambang merupakan penyebab anemia ditemukan, dari 10 ibu hamil yang terbiasa
yang penting. untuk tidak mengkonsumsi jenis makanan
yang mengandung Fe terdapat 50% atau 5
b. Hubungan pendapatan dengan anemia ibu orang ibu yang menderita anemia. Begitu
hamil. pula dengan 34 ibu hamil yang biasa
Dari 22 responden yang anemia, mengkonsumsi makanan yang mengandung
terdapat 12 responden (27,3%) yang Fe terdapat 50,0% ibu hamil yang menderita
berpendapatan rendah. Sedangkan anemia. Hal ini sejalan dengan hasil
berpendapatan cukup yaitu sebanyak 10 penelitian yang dilakukan oleh Darlina dan
orang atau 22,7%. Di sini terlihat bahwa Ardiansyah diperoleh bahwa konsumsi jenis
kejadian ibu hamil terbanyak ditemukan makanan yang mengandung Fe merupakan
pada tingkat pendapatan rendah. Namun faktor protektif terhadap kejadian anemia
dari 26 responden yang berpendapatan pada ibu hamil di Kota Bogor (Darlina dan
rendah, terdapat sebagian besar ibu hamil Hardiansyah, 2003).
yang tidak anemia (53,8%). Sedangkan dari 18 Terdapat berbagai faktor yang
ibu yang berpendapatan cukup terdapat dapat mempengaruhi kejadian anemia di
sebagian besar atau 10 orang ibu hamil yang lokasi penelitian ini. Diet yang seimbang
menderita anemia. membantu memperbaiki anemia.

39
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI

Pengobatan ini memakan waktu sekitar begitu juga jika jarak anak yang dekat.
empat minggu atau lebih untuk memulihkan Responden yang memiliki umur yang tidak
konsentrasi haemoglobin mendekati kadar beresiko mungkin telah mengalami
normal (Erica dan Sue , 1999). Walaupun kehamilan sebelumnya yang menyebabkan
responden biasa mengkonsumsi sayuran cadangan besi berkurang untuk kehamilan
berwarna hijau namun jumlahnya masih pada saat penelitian ini dilakukan.
belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
besinya sesuai dengan usia kehamilannya. e. Hubungan umur kehamilan dengan anemia
Selain itu juga, hal ini dapat dipengaruhi oleh ibu hamil
proses penyerapan zat besi. Ibu hamil lebih Kejadian anemia menurut status
banyak mengkonsumsi jenis nabati (non hem) umur kehamilan di mana dapat diketahui
dibandingakan dengan jenis hem yang bahwa kebutuhan zat besi dalam usia
penyerapannya lebih baik. kehamilan sangat tinggi yaitu penambahan
13 mg pada trimester III, 9 mg pada
d. Hubungan umur ibu hamil dengan anemia trimester II, sedangkan pada trimester
ibu hami pertama masih sama dengan kebutuhan besi
Dari 5 ibu hamil yang umurnya pada wanita dewasa. Olehnya itu dapat
beresiko, terdapat 2 orang (40,0%) ibu yang dilihat bahwa kejadian anemia akan beresiko
menderita anemia. Sebanyak 3 orang (60%) pada ibu hamil yang usia kehamilannya
ibu hamil berstatus hemoglobin normal yang pada trimester akhir apabila kebutuhan zat
umurnya beresiko. Dari 39 ibu hamil yang besinya tidak terpenuhi dengan baik.
umurnya tidak beresiko terdapat sebanyak 20 Kebutuhan selama trimester III
orang (51,3%) yang anemia dan 19 orang tidak dapat dipenuhi hanya dengan zat besi
(48,7%) normal. yang ada dalam makanan, walaupun
Suatu survey yang dilakukan di persediaannya tinggi. Penambahan zat besi
Bangladesh, memperlihatkan bahwa lebih merupakan indikasi, kecuali kalau simpanan
dari separoh kematian yang diamati pada zat besi pada awal kehamilan mencapai kira-
wanita hamil yang umurnya beresiko di kira 500 miligram (Maeyer. 1995).
Bangladesh disebabkan oleh penyebab pada Dari 22 ibu hamil yang anemia,
ibu antara lainnya yaitu anemia. Pola yang terdapat 50% atau 11 orang yang usia
sama ditemukan di Amerika Serikat (Erica kehamilannya pada trimester III. Begitu juga
dan Sue, 1999). pada trimester I dan II yaitu sebanyak 50%.
Kejadian anemia yang cukup tinggi Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lain di
di lokasi penelitian ini dapat disebabkan oleh lokasi penelitian ini. Masih ada ibu hamil
faktor lain. Ibu hamil yang memiliki umur pada trimester pertama maupun ke dua
yang tidak beresiko, ternyata masih banyak yang menderita anemia. Ini dapat
yang menderita anemia. Pada penelitian ini diakibatkan oleh cadangan besi yang
kami tidak melihat faktor paritas dan jarak berkurang yang mungkin disebabkan oleh
kelahiran sebagai faktor resiko. Terlalu sering paritas serta jarak kelahiran yang pendek
melahirkan dapat mengurangi cadangan besi yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Ibu

40
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI

yang pernah melahirkan sebelumnya dengan g. Hubungan Frekwensi ANC dengan anemia
jarak yang dekat memungkinkan cadangan ibu hamil
besi yang minim atau tidak mencapai 500 Kejadian anemia menurut status
miligram sehingga pada saat kehamilan Antenatal Care ibu, dimana diharapkan
sekarang tidak mencukupi kebutuhannya dengan lengkapnya pemeriksaan ANC maka
akan zat besi. Akibatnya kadar pelayanan yang diberikan lebih baik
hemoglobinnya rendah dan mengindikasikan khususnya yang berkaitan dengan
anemia. pencegahan anemia seperti pemberian tablet
besi dan penyuluhan gizi yang rutin,
f. Hubungan gejala penyakit anemia dengan sehingga kejadian anemia makin berkurang
anemia ibu hamil dengan status frekwensi ANC yang lengkap.
Hemoglobin mempunyai peran Hal ini terbukti dengan data primer
mengangkut oksigen ke jaringan, sehingga yang diperoleh dimana menunjukkan bahwa
kemampuan bekerja dan prestasi fisik orang frekuensi anemia pada ibu hamil, tertinggi
yang kadar hemoglobinnya menurun akan pada kelompok ibu hamil yang memperoleh
berkurang, kemudian menampakkan gejala pelayanan ANC yang tidak lengkap yaitu 13
anemia yaitu kulit dan konjungtiva pucat, orang (56,5%). Sedangkan yang lengkap
lemah, napas pendek, dan nafsu makan hanya 9 orang (42,9%).
hilang (Erica dan Sue, 1999). Namun hasil analisa data tidak
Pada penelitian di wilayah kerja terdapat hubungan yang signifikan antara
Puskesmas Antara ini, dari 11 ibu hamil yang frekwensi ANC dengan anemia pada ibu
merasakan gejala anemia, terdapat 7 orang hamil. Hal ini disebabkan oleh faktor lain
(63,6%) ibu hamil yang menderita anemia. yaitu kepatuhan ibu hamil untuk
Sedangkan sisanya 4 orang (36,4%) ibu hamil mengkonsumsi zat besi. Banyak dari mereka
yang tidak menderita anemia. yang walaupun lengkap memeriksakan
Tidak terdapatnya hubungan antara kehamilannya serta memperoleh obat
gejala penyakit dengan anemia di lokasi penambah darah namun mereka tidak
penelitian ini dapat diakibatkan oleh faktor mengkonsumsinya dengan baik. Menurut
lainnya. Ibu merasakan gejala anemia sebagian ibu, dengan mengkonsumsi banyak
memungkinkan cadangan besi berkurang obat antara lain tablet Fe, dapat berpengaruh
antara lain karena aktifitas ibu atau beban buruk terhadap anak yang dikandungnya
kerja ibu hamil itu sendiri. Namun, serta mempersulit proses melahirkan.
kekurangan cadangan besi tersebut belum Hal tersebut sejalan dengan teori
mencapai pada standar anemia. Dari hasil yang menjelaskan bahwa sebab utama
pengukuran kadar Hb, ditemukan ada ibu kegagalan pengobatan dengan zat besi
hamil yang merasakan gejala anemia adalah ketidaktaatan akibat efek samping
memiliki kadar Hb yang tidak terlalu tinggi yang ditimbulkannya oleh tingginya dosis
di atas standar anemia. permulaan. Penderita menelan pil selama
beberapa hari, dan penderita menahan
dengan sabar ketidaknyamanan yang

41
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Jurnal Madani FKM UMI

ditimbulkan oleh zat besi, namun segera Daftar Pustaka


menghentikan pengobatan begitu mereka
merasa sehat (karena meningkatnya kadar WHO Indonesia, 2002. Kesehatan Keluarga
haemoglobin). Celakanya, penghentian dan Masyarakat Area Kerja Penelitian dan
tersebut terjadi jauh sebelum kadar normal Pengembangan kespro pokok dan permasalahan-
hemoglobin tercapai (Mayer, 1995). nya, (online) (http://www. who. or.id,
diakses 24 Maret 2005)
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian faktor- Syafrizal Syafei, 2004. Dalam Seminar
faktor yang berhubungan dengan kejadian Indonesia Bebas Anemia di Jakarta (online)
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja (http://www.depkes.go.id, dikses 02/ 2005)
Puskesmas Antara Kota Makassar pada bulan
April Mei tahun 2005 dapat ditarik Sri Hartati, 2005, Prevalensi Anemia di DIY
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang Sangat Tinggi (online) (http://www.
signifikan antara jumlah pendapatan, budaya republika.co.id/koran_detail.asp?id,
/tradisi, umur ibu, umur kehamilan, penyakit diakses Pebruari 2005)
ibu dan frekuensi ANC terhadap anemia
pada ibu hamil Darlina dan Hardiansyah, Desember 2003.
Dapat disarankan kepada institusi Faktor Resiko pada Ibu hamil di Kota Bogor,
Puskesmas dan instansi terkait untuk Media Gizi dan Keluarga, The Indonesian
ditingkatkan penyuluhan menyangkut Journal of Comuniti Nitrition and Family
konsep anemia yang jelas dan dimengerti Studies, volume 27 No. 2, Departemen Gizi
masyarakat yaitu tentang faktor penyebab Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga
anemia, dampak anemia, pencegahan dan Fakultas Pertanian IPB.
penanggulangan anemia yang dapat
dilakukan oleh ibu hamil dan masyarakat. Erica Royston dan Sue Amstrong, 1999.
Perlu diteliti lebih lanjut tentang pola makan Pencegahan Kematian Ibu Hamil, Penerbit Bina
ibu hamil dan tentang peran serta berbagai Rupa Akasara kerjasama Perkumpulan
penyakit infeksi dan infestasi yang Perintologi Indonesia (Perinsia), Jakarta
memperberat keadaan anemia pada ibu
hamil. Maeyer E. M. De, editor dr. Devi H. Ronardy
(alih bahasa : dr. Arisman M. B. WHO
Ucapan Terima Kasih Jenewa), 1995. Pencegahan dan Pengawasan
Penelitian ini dapat dilakukan atas Anemia Defisiensi Besi, Penerbit Widya
dukungan banyak pihak. Kami mengucapkan Medika Jakarta
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pemerintah/ instansi terkait yang terlibat
dalam pengumpulan data dan kepada
keluarga responden atas kerjasamanya yang
baik.

42

Anda mungkin juga menyukai