Anda di halaman 1dari 9

Tugas : JURNAL KEBIDANAN

Dosen Pengampu : 1. SALEHUDDIN, ST,MM,CCNA


2. FARMING, SST,M.KEB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ANEMIA

Oleh :

Nama : GINA YUNIAR


Nim : P00324019065
Kelas : 3B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI DIII JURUSAN KEBIDANAN
2021
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak


Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi
Malalayang II Manado

ABSTRAK

Latar Belakang : Anemia dalam kehamilan masih merupakan masalah kronik


di Indonesia terbukti dalam prevalensi pada wanita hamil persentase mencapai
63,5%. Dalam empat tahun terakhir prevalensi anemia tidak menunjukan
penurunan yang cukup berarti. Anemia pada kehamilan dapat berpengaruh
buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas.
Tujuan : Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu hamil trimester III yang
mengalami anemia dan memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tonsea
Lama Kecamatan Tondano Utara Kabupaten Minahasa pada tahun 2009-2010
yang berjumlah 56 ibu hamil. Alat ukur yang digunakan adalah buku register
PWS KIA Puskesmas Tonsea Lama Kecamatan Tondano Utara Kabupaten
Minahasa tahun 2009-2010. Analisis data menggunakan uji statistik Non
Parametrik yaitu chi-Square.
Hasil : Hasil uji statistik,didapatkan ada hubungan signifikan antara paritas
dengan tingkat
anemia. Nilai X² = 14.761 dan p = 0.005 IK 95 % = 0.006 – 0.010, ada
hubungan signifikan antara umur dengan Tingkat anemia. Nilai X² = 16.967 dan
p = 0.002 IK 95 % = 0.001 – 0.003, ada hubungan signifikan antara kunjungan
ANC dengan tingkat anemia. Nilai X² = 8.719 dan p =
0.013 IK 95 % = 0.011 – 0.015, ada hubungan signifikan antara konsumsi tablet
zat besi dengan tingkat anemia. Nilai X² = 11.059 dan p = 0.004 IK 95 % =
0.009 – 0.013, tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat anemia.
Kesimpulan : ada hubungan paritas,umur, kunjungan ANC dan konsumsi tablet
zat besi.

Kata Kunci : Paritas, umur, pendidikan, kunjungan ANC, tablet zat besi –
Anemia
PENDAHULUAN kurang dari 10 gram% selama masa
Sampai saat ini tingginya post partum dan trimester 2.
angka kematian ibu di Indonesia Anemia dalam kehamilan dapat
masih merupakan masalah yang mengakibatkan dampak yang
menjadi prioritas di bidang membahayakan bagi ibu dan janin.
kesehatan. Di samping menunjukan Di berbagai Negara
derajat kesehatan masyarakat, juga berkembang masih banyak negara,
dapat mengambarkan tingkat khususnya yang tinggal di pedesaan
kesejahteraan masyarakat dan beranggapan bahwa lebih baik
kualitas pelayanan kesehatan. memiliki keluarga besar dari pada
Penyebab lansung keluarga kecil. Hal ini
kematian ibu adalah anemia. mengakibatkan banyak wanita yang
Anemia dalam kehamilan terpaksa menikah dan melahirkan
masih merupakan masalah kronik di pada usia muda dan tidak berhenti
Indonesia terbukti dalam prevalensi melahirkan sebelu mencapai usia 40
pada wanita hamil sebanyak 63,5%. tahun.
Dalam empat tahun terakhir Menurut Unicef paritas atau jumlah
prevalensi anemia tidak anak yang dilahirkan ibu sangat
menunjukan penurunan yang cukup berkaitan dengan jarak kelahiran.
bermakna. Dalam era pembangunan Semakin tinggi paritasnya, maka
di Indonesia seperti sekarang ini semakin pendek jarak kelahirannya.
dimana mutu sumber daya manusia Hal ini dapat membuat
merupakan keadaan yang sangat seorang ibu belum cukup waktu
diprioritaskan maka masalah untuk memulihkan kondisi
anemia perlu mendapat penanganan tubuhnya. Paritas yang tinggi dapat
yang serius. menyebabkan kondisi kesehatan
Anemia dalam kehamilan ibu menurun dan seringmengalami
dapat berpengaruh buruk terutama kurang darah sehingga berpengaruh
saat kehamilan, persalinan dan buruk pada kehamilan selanjutnya.
nifas. Prevalensi anemia yang Berdasarkan status
tinggi berakibat negatif seperti 1) pendidikan, kebanyakan ibu hanya
Gangguan dan hambatan pada sampai sekolah dasar, bahkan ada
pertumbuhan, baik sel tubuh yang tidak bersekolah. Rendahnya
maupun sel otak, 2) Kekurangan pendidikan ibu akan berdampak
Hb dalam darah mengakibatkan pada rendahnya pengetahuan ibu
kurangnya oksigen yang yang berpengaruh pada keputusan
dibawah/ditransfer ke sel tubuh ibu untuk mendapatkan pelayanan
maupun ke otak. Ibu hamil yang kesehatan. Makin rendah
menderita anemia memiliki pengetahuan makin sedikit
kemungkinan akan mengalami keinginannya untuk memanfaatkan
perdarahan post partum. pelayanan kesehatan. Pendidikan
Anemia dalam kehamilan ibu adalah faktor yang cukup
didefinisikan sebagai penurunan berpengaruh terhadap terjadinya
kadar hemoglobin kurang dari 11 anemia.
gram% selama masa kehamilan Mengingat masih rendahnya
pada trimester 1 dan ke-3 dan konsumsi tablet tambah darah dan
masih rendahnya cakupan program mencari hubungan antara variable.
distribusi tablet tambah darah, Deskriptif analitik menggunakan
maka perlu dilakukan upaya pendekatan cross sectional denga
peningkatan cakupan dan rancangan studi retrospektif.
peningkatan konsumsi Lokasi penelitian adalah di
melalui pemberdayaan Puskesmas Tonsea Lama
masyarakat dan proaktif dari Kecamatan Tondano Utara
petugas dalam menjangkau sasaran Kabupaten Minahasa. Penelitian
ibu hamil agar sedini mungkin ibu dilaksanakan pada bulan Juli
hamil mendapatkan pelayanan 2011.
ANC memeriksakan kehamilannya Populasi dalam penelitian ini
kepada tenaga kesehatan. adalah semua ibu hamil trimester III
Berdasarkan data Dinas yang Anemia yang memeriksakan
Kesehatan Kabupaten Minahasa kehamilanya di puskesmas Tonsea
Induk Pada tahun 2009 jumlah ibu Lama Kecamatan Tondano Utara
hamil trimester III sebanyak 1520 Kabupaten Minhasa pada tahun
orang dan yang menderita anemia 2009 berjumlah 30 orang.
sebanyak 166 orang (10,92%). Sedangkan pada tahun 2010
Pada tahun 2010 jumlah ibu hamil berjumlah 26 ibu hamil. Sampel
trimester III sebanyak 1374 orang dalam penelitian ini adalah semua
dan yang menderita anemia total populasi yaitu semua ibu
sebanyak 148 orang (10,77%). hamil trimester III yang Anemia
Menurut data awal yang yang memeriksakan kehamilanya di
diperoleh di Puskesmas Tonsea Puskesmas Tonsea Lama
Lama Kecamatan Tondano Utara, Kecamatan Tondano Utara tahun
pada tahun 2009 jumlah ibu hamil 2009-2010 berjumlah 56 ibu hamil.
trimester III sebanyak 206 orang Definisi operasional.
dan yang menderita anemia 30 Paritas adalah jumlah anak
0rang ( 14.56% ). Sedangkan pada yang dilahirkan hidup. Keadaan ibu
tahun 2010 jumlah ibu hamil hamil trimester III yang berkaitan
trimester III sebanyak 188 orang dengan jumlah anak yang
dan yang menderita anemia dilahirkan hidup. Primipara yaitu
sebanyak 26 orang (13,82%). wanita yang melahirkan pertama
Berdasarkan uraian kali, multipara wanita yang
tersebut di atas maka penulis melahirkan 2 – 4 kali dan
tertarik melakukan penelitian grandemultipara wanita yang
dengan judul “ Faktor-faktor yang melahirkan > 5 kali, yang
berhubungan dengan kejadian memeriksakan kehamilan di
anemia di Puskesmas Tonsea Puskesmas Tonsea Lama
Lama Kecamatan Tondano Utara Kecamatan Tondano Utara,
Kabupaten Minahasa Induk”. Kabupaten Minahasa.
Umur beresiko jika umur
METODE ibu < 20 dan > 35, dan yang tidak
Metode penelitian yang beresiko jika umur ibu 20 – 34
digunakan adalah bersifat tahun. Ibu hamil trimester III yang
deskriptif analitik yang berupaya berumur < 20 tahun dan
> 35 tahun beresiko anemia dan Kecamatan Tondano Utara
umur ibu 20 – 34 tahun tidak Kabupaten Minahasa.
beresiko anemia yang Anemia adalah kondisi
memeriksakan kehamilan di dimana sel darah merah menurun
Puskesmas Tonsea Lama atau menurunya Hb Ibu hamil
Kecamatan Tondano Utara Trimester III yang memeriksakan
Kabupaten Minahasa. kehamilannya di Puskesmas
Pendidikan yang dijalani Tonsea Lama Kecamatan Tondano
seseorang memiliki pengaruh pada Utara Kabuaten Minahasa dengan
peningkatan kemampuan berfikir, kadar HB < 11 gr %. Analisis
dengan kata lain seseorang yang Data meliputi : Analisis Univariat
berpendidikan lebih tinggi akan yaitu Untuk mendeskripsikan
dapat mengambil keputusan yang variabel umur, paritas, pendidikan,
lebih rasional. Ibu hamil trimester kunjungan ANC, Tablet Fe yang
III yang menempuh jenjang disajikan dalam bentuk table
pendidikan (SD, SMP, SMU, distribusi frekwensi, gambar atau
DIPLOMA, PT), di Puskesmas histogram. Analisis Bivariat yaitu
Tonsea Lama Kecamatan Tondano Untuk uji statistik dengan data
Utara Kabupaten Minahasa dengan menggunakan uji stastik
Kunjungan ANC adalah Chi – Square. Taraf signifikansi
untuk menghasilkan kehamilan yang digunakan adalah 5 % atau
yang sehat melalui pemeriksaan taraf kesalahan 0,05.
fisik, pemberian suplemen serta
penyuluhan kesehatan ibu hamil. HASIL
Kunjungan antenatal yang teratur Distribusi paritas
mengakibatkan segera responden sebagian besar adalah
terdeteksinya berbagai faktor multipara sebanyak 36 orang
risiko kehamilan, salah satunya (64,3%), primipara sebanyak 17
anemia. Ibu hamil trimester III orang (30,4%), dan
yang memeriksakan kehamilan > grandemultipara sebanyak 3 orang
4 kali di kategorikan baik, (5,4%). tentang umur didapatkan
sedangkan yang memeriksakan hasil adalah sebagian besar umur
kehamilan < 3 kali dikategorikan responden 20 – 34 tahun
cukup. di Puskesmas Tonsea berjumlah 32 orang (57,1%), umur
Lama Kecamatan Tondano Utara > 35 tahun berjumlah 13 orang
Kabupaten Minahasa Induk. (23,2%) dan umur < 20 tahun
Tablet Zat Besi Tablet berjumlah 11 orang (19,6%).
tambah darah dapat menghindari Distribusi Responden Menurut
anemia besi dan anemia asam Pendidikan sebagian besar adalah
folat. Pada ibu hamil dianjurkan SMA, dimana berjumlah 28
untuk mengkonsumsi tablet zat responden (50 %), SMP
besi minimal 90 tablet selama berjumlah 14 responden (25 %),
hamil. Ibu hamil yang mendapat PT 7 responden (12 %), SD 5
tablet zat besi < 60 dan > 60 tablet responden (9 %) dan Diploma 2
di Puskesmas Tonsea Lama responden (4 %). Menurut
Kunjungan ANC tampak
bahwa sebagian besar > 4 mengalami anemia ringan, 3
kali kunjungan yaitu 44 orang responden (5%) mengalami anemia
(79%). Dan < 3 kali sedang, 3 responden (5%)
kunjungan yaitu 12 orang (21%). mengalami anemia berat, umur ≥35
Distribusi Responden Menurut sebanyak 13 responden (23%)
Jumlah Tablet Zat Besi diperoleh terdiri dari 4 responden (7% )
hasil bahwa sebagian besar mengalami anemia ringan, 8
mendapat > 60 tablet zat besi yang responden (14%) mengalami
berjumlah 46 orang (82%) dan anemia sedang dan 1 responden
<60 tablet zat besi berjumlah 10 (2% ) mengalami anemia berat.
orang (18%). Distribusi Kadar Hasil uji statistik diperoleh ada
Anemia Pada Respondent hubungan yang signifikan antara
diperoleh hasil bahwa umur dengan kadar anemia nilai X²
sebagian besar responden dengan = 16.967 dan p = 0.002 IK 95% =
kadar anemia ringan berjumlah 38 0.001 – 0.003.
orang (68%), anemia sedang 12 Hasil analisis hubungan
orang (21%) dan anemia berat 6 antara pendidikan dengan tingkat
orang (11%). anemia diperoleh bahwa
Hasil analisis hubungan pendidikan SD sebanyak 5
antara paritas dengan tingkat responden (8%) yang terdiri
anemia diperoleh bahwa primipara dari 3 responden (5%) mengalami
sebanyak 17 (30%) yang terdiri anemia ringan, 2 responden (3%)
dari 15 (27%) mengalami anemia mengalami anemia sedang dan tidak
ringan, 1 (2%) anemia sedang dan ada responden yang mengalami
1 (2%) anemia berat, multipara anemia berat, pendidikan SMP
sebanyak 36 (64%) terdiri dari sebanyak 14 responden (25%)
23 (41%) anemia ringan, 8 (14%) yang terdiri dari 7 responden (13%)
anemia sedang, 5 (9%) anemia mengalami anemia ringan, 3
berat, Grandemultipara sebanyak 3 responden (5%) mengalami anemia
(6%) terdiri dari mengalami anemia sedang, 4 responden (7%) anemia
sedang. Hasil uji statistik diperoleh berat, untuk pendidikan SMA
ada hubungan yang signifikan sebanyak 28 responden (50 %) yang
antara paritas dengan kadar anemia terdiri dari 21 responden
nilai X² = 14.761 dan p = 0.005 IK (37 %) mengalami anemia ringan,
95% = 0.006 – 0.010. 5 responden (9%) mengalami
Hasil analisis hubungan antara anemia sedang, 2 responden (4 %)
Umur dengan tingkat anemia mengalami anemia berat,
diperoleh bahwa umur ≤ 20 pendidikan Diploma sebanyak 2
sebanyak 11 responden ( 20 %) responden (4 %) yang terdiri dari 2
yang terdiri dari 8 responden (14%) responden (4 %) mengalami anemia
mengalami anemia ringan, 1 ringan dan tidak ada responden
responden (2%) mengalami anemia yang mengalami anemia sedang
sedang dan 2 responden (4%) ataupun anemia berat, pendidikan
mengalami anemia berat, umur 21- PT sebanyak 7 responden (13 %)
34 sebanyak 32 responden (57%) yang terdiri dari 5 responden (9 %)
terdiri dari 26 responden (46%) mengalami anemia ringan, 2
responden (4 %) mengalami anemia yang signifikan antara konsumsi
sedang, dan tidak ada responden tablet zat besi dengan tingkat
pada tingkat pendidikan ini yang anemia dimana nilai X² =
mengalami anemia berat. Hasil uji 11.059 dan p = 0.004 IK 95% =
statistik diperoleh tidak ada 0.009 – 0.013.
hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan tingkat anemia PEMBAHASAN
dimana nilai X² = 8.798 dan p = Berdasarkan hasil penelitian
0.360 IK 95% = 0.088 – 0.094. yang dilakukan pada 56 responden
Hasil analisis hubungan didapatkan sebagian besar umur
antara kunjungan ANC dengan responden adalah pada rentang usia
tingkat anemia diperoleh bahwa sehat untuk reproduksi yaitu umur
kunjungan ANC ≤3 sebanyak 12 20-34 tahun sebanyak 32
(21%) yang terdiri dari 7 responden (57%), usia resiko
(12%) mengalami anemia ringan, 1 <20 tahun sebanyak 11 responden
(1%) anemia sedang dan 4 (7%) (20%) dan ≥35 tahun
anemia berat, kunjungan ANC ≥4 sebanyak 13 responden
sebanyak 44 (79%) terdiri dari (23%). Hasil uji statistik
31 (55%) anemia ringan, 11 diperoleh nilai hitung X² = 16.967
(20%) anemia sedang, 2 (3%) dan p = 0.002 IK 95% = 0.001 –
anemia berat. Hasil uji statistik 0.003 dan nilai chi-square tabel
diperoleh ada hubungan yang 9,448. Hal ini menunjukkan nilai
signifikan antara kunjungan ANC chi-square hitung lebih besar dari
dengan tingkat anemia dimana nilai nilai chi-square tabel sehingga
X² = 8.719 dan p = 0.013 IK 95% = dapat disimpulkan bahwa ada
0.011 – 0.015 hubungan yang signifikan antara
Hasil analisis hubungan umur ibu hamil dengan tingkat
antara konsumsi tablet zat besi anemia. Menurut wintrobe (1987)
dengan tingkat anemia diperoleh dikutip oleh Amirudin R dkk
bahwa responden yang (2007), menyatakan bahwa usia ibu
mengkonsumsi tablet zat besi ≤60 dapat mempengaruhi timbulnya
tablet sebanyak 10 responden anemia, yaitu semakin rendah usia
(18%) yang terdiri dari 5 ibu hamil maka semakin rendah
responden (9%) mengalami kadar hemoglobinnya. Jumlah
anemia ringan, 1 responden paritas responden dalam penelitian
(2%) mengalami anemia sedang ini didapatkan paritas terbanyak ada
dan 4 responden (7%) mengalami pada rentang jumlah paritas 2-4
anemia berat, responden yang sebanyak 36 responden (64%) dan
mengkonsumsi tablet zat besi >60 jumlah paritas 1 sebanyak 17
tablet sebanyak 46 responden responden (30 %) dan paritas ≥ 5
(82%) terdiri dari 33 responden sebanyak 3 responden (6%). Hasil
(59%) mengalami anemia ringan, uji statistik diperoleh nilai hitung
11 responden (20%) mengalami X² = 14.761 dan p = 0.005 IK 95%
anemia sedang, 2 responden (3%) = 0.006 – 0.010 dan nilai chi-
mengalami anemia berat. Hasil uji square tabel 9,448. Hal ini
statistik diperoleh ada hubungan menunjukkan nilai chi-square
hitung lebih besar dari nilai chi- chi-square hitung lebih besar dari
square tabel sehingga dapat nilai chi-square tabel sehingga
disimpulkan bahwa ada hubungan dapat disimpulkan bahwa ada
yang signifikan antara paritas ibu hubungan yang signifikan antara
hamil dengan tingkat anemia. frekuensi ANC ibu hamil dengan
Paritas adalah jumlah anak tingkat anemia.Kunjungan
yang dilahirkan hidup. Wanita yang antenatal merupakan upaya
sering melahirkan resiko preventif ibu hamil untuk
mengalami anemia pada kehamilan menghasilkan kehamilan yang
berikutnya apabila tidak sehat melalui pemeriksaan fisik,
memperhatikan kebutuhan nutrisi pemberian suplemen serta
karena selama hamil zat-zat gizi penyuluhan kesehatan ibu hamil.
akan terbagi Kunjungan antenatal yang teratur
untuk ibu dan janin. agar supaya segera terdeteksinya
Tingkat pendidikan berbagai faktor risiko kehamilan
sebagian besar responden dalam salah satunya anemia.
penelitian ini adalah tingkat Konsumsi tablet zat besi
pendidikan SMA sebanyak 28 diperoleh jumlah ≤ 60 tablet
responden (50%) , selanjutnya sebanyak 46 (82%) dan >60
tingkat pendidikan SMP sebanyak sebanyak 10 (18%). Hasil uji
14 responden (25%), tingkat statistic diperoleh nilai hitung X² =
pendidikan PT sejumlah 7 11.059 dan p = 0.004 IK 95% =
responden (13%), tingkat 0.009 – 0.013 dan nilai chi-square
pendidikan SD sejumlah 5 tabel 5,991. Hal ini menunjukkan
responden (8%) dan tingkat nilai chi-square hitung lebih besar
pendidikan diploma sejumlah 2 dari nilai chi-square tabel sehingga
responden (4%). Hasil uji statistic dapat disimpulkan bahwa ada
diperoleh nilai hitung X² = 8.798 hubungan yang signifikan antara
dan p = 0.360 IK 95% =0.088 – konsumsi tablet zat besi ibu hamil
0.094 dan nilai chi-square tabel dengan tingkat anemia. Setiap ibu
15,507. Hal ini menunjukkan nilai hamil dianjurkan mengkonsumsi
chi- square hitung lebih kecil dari secara teratur tablet zat besi
nilai chi- square tabel sehingga minimal 90 tablet selama
dapat disimpulkan bahwa tidak kehamilan, karena pada wanita
ada hubungan yang signifikan hamil cenderung mengalami
antara pendidikan ibu hamil defisiensi baik zat besi maupun
dengan tingkat anemia. folat.
Jumlah kunjungan ANC
pada penelitian ini terbanyak KESIMPULAN
pada kunjungan ≥4 sebanyak 44  Ada hubungan antara umur
(79%) dan kunjungan ≤3 sebanyak responden dengan tingkat
12 (21%). Hasil uji statistic anemia pada ibu hamil
diperoleh nilai X² hitung = 8.719  Ada hubungan antara paritas
dan p = 0.013 IK 95% = 0.011 – responden dengan tingkat
0.015 dan nilai chi-square tabel anemia pada ibu hamil
5,991. Hal ini menunjukkan nilai
 Tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan responden
dengan tingkat anemia pada  Munir. Hubungan Anemia
ibu hamil Pada Ibu Hamil. (2009) [22
 Ada hubungan antara Februari 2011]; Diakses dari:
kunjungan ANC dengan http://kti.blogspot.com.
tingkat anemia pada ibu  Manuaba IBG. Buku Ajar
hamil Patologi Obstetri - Untuk
 Ada hubungan antara Mahasiswa Kebidanan.
konsumsi tablet zat besi Jakarta: EGC; (2008).
dengan tingkat anemia pada  Manuaba I B G. Ilmu
hamil Kebidanan. Penyakit
Kandungan dan Keluarga
SARAN Berencana untuk Pendidikan
 Perlu peningkatan Bidan. Jakarta.: EGC; (2001).
pengetahuan melalui  Wiknjosastro. IlmuKebidanan
penyuluhan oleh petugas Edisi 3. Jakarta: Yayasan bina
kesehatan khususnya pada ibu Pustaka Sarwono
hamil tentang Prawiroharjdo; (2005).
 Bahaya anemia pada masa  Depkes RI. Panduan Pelayanan
kehamilan Antenatal. Jakarta: Depkes RI;
 Pentingnya kunjungan ANC (2011).
minimal 4x selama hamil agar  Hidayat A. Metode Penelitian
dapat memenuhi kebutuhan Kesehatan Paradigma
tablet zat besi selama Kuantitatif. Surabaya.: Health
kehamilan. Books Publishing. ; (2010).
 Pentingnya mengkonsumsi  Amiruddin R, Syam M,
tablet zat besi secara teratur Rusnah. Studi Kasus Kontrol
minimal 90 tablet selama Anemia Ibu Hamil. Jurnal
kehamilan. Medika Unhas; (2007) [24-
 Perlu penelitian lebih lanjut 05-2007]; Diakses dari:
tentang faktor-faktor lain yang http://ridwanaruddin.com
berhubungan dengan kejadian  Depkes RI. Panduan
anemia dengan lingkup Pelayanan Obstetri dan
populasi yang lebih luas. Neonatal
Dasar,. Jakarta: Dirjen BPM;
(2012).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai