Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA RADIODIAGNOSTIK

PRINSIP PHISYC COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah semester IV Fisika Radiodiganostik
Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si, MT

Disusun Oleh
Kelompok 2/Kelas 2B:
Moch Rizky Andika W. (P1337430215003)
Ikhkasul Amal (P1337430215046)
Arkan Efendi (P1337430215085)
Dwi Roma Dian Ningsih (P1337430215029)
Veryana Febrianti Nugroho (P1337430215045)
Yulia Bintari Astuti (P1337430215012)
Ana Septiana Nugraheni (P1337430215008)
Melinda Windiyani (P1337430215025)
Anggun Hysa Andriani (P1337430215017)
Azkia Nur Hanifah (P1337430215063)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Physic Computed Tomography”.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Fisika
Radiodiagnostik kelas 2B Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Fisika Radiodiagnostik
yang telah membimbing penulis dalam melakukan penulisan.
2. Orang tua penulis yang selalu memberi dorongan dan motivasi kepada penulis
3. Rekan- rekan 2B yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan makalah
ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh mahasiswa secara umum
dan mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang secara khusus.

Semarang, 20 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2


A. Pengertian CT Scan .................................................................. 2
B. Prinsip Kerja CT Scan ............................................................... 2
C. Komponen System CT Scan ...................................................... 3
D. Terbentuknya Citra .................................................................... 4
E. Kelebihan dan Kekurangan ....................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 9


A. Simpulan ..................................................................................... 9
B. Saran ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Computed Tomography (CT) telah menjadi modalitas diagnostic penting di dalam bidang
kesehatan yang membuka dunia baru dalam bidang diagnosis penyakit. Computed
Tomography menggunkan detekter special untuk mengukur sinar x noinabsorbed yang
melewati bagian tertentu dari anatomi manusia. Inforasi ini lalu dikirim ke computer untuk
direkonstruksi menggunkan perhitunga matematika yang dikenal dengan nama algortima.
Perkembangan CT terjadi pada awal tahun 1970-an karena kerja dari Godfrey N.
Hounsfield. Hounsfield adalah seorang insinyur yang bekerja pada Electrical and Musical
Industries (EMI) in London. Beliau bekerja pada aplikasi praktik dari CT Scan. Secara
klinis, penggunaan CT Scan dilakukan pada tahun 1971 di Atkinson-Moreley Hospital
Wimbledon, England.
Kelebihan dari CT scan lebih dari konvensional radiografi termasuk elminasi struktur yang
salaing superposisi, pencitraan pada kepadatan struktur anatomi dan kelainan, dan kualitas
gambar yang lebih baik sebab reduksi scatter yang besar. Karena CT Scan memanfaatkan
a computer, pengguna juga dapat memanipulasi dan mengukur data. Reformaso Coronal
dan sagittal dan kemampuan untuk mengukur ketebalan structur anatomi adalah contoh
dari pilihan yang tersedia dari penggunaan prosesing komuter.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Computed Tomography (CT) Scan?
2. Bagaimana langkah-langkah terbentuknya citra pada CT Scan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Computed Tomography (CT) Scan.
2. Dapat mmengetahui langkah-langkah terbentuknya citra pada CT Scan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian CT Scan
Menurut Bontrager (2010), CT Scan merupakan suatu modalitas imaging diagnostic yang
menggunakan gabungan dari sinar x dan komputer untuk mendapatkan citra atau gambar
berupa variasi irisan tubuh manusia. CT Scan dapat digunkan untuk mendiagnosa kelainan
pada organ tubuh mulai dari kepala, leher, rongga dada, rongga perut,, tulang belakang,
dan anggota tubuh lainnya.
Computed tomography (CT) adalah bentuk khusus dari tomografi dimana computer
digunkan untuk membuat rekonstruksi matematika dari pesawat tomografi atau slice
(Thayalan,2014).

B. Prinsip kerja CT Scan


Ketika sinar x melewati pasien, sinar x mengalami perlemahan dan selanjutnya diukur oleh
detector. Detector mengkonversi foton sinar x menjadi sinyal elektrik atau sinyal analog
yang harus menjadi data digital (numeric) untuk masukan kedalam computer. Computer
lalu melakukan proses rekonstruksi. Gambar direkonstruksi dalam bentuk numeric dan
harus diubah menjadi sinay listrik untuk dapat dilihat pada monitor. Gambar an data terkait
kemudia dikirim ke PACS, dimana ahli radiologi dapat mengambil dan
mengintepretasikannya. Setelah itu gambar dapat disimpan pada kaset magnetic
(Seeram,2008).

2
Gambar 1. Komponen utama CT Scan

C. Komponen system CT Scan


System instalasi CT Scan biasanya menggunakan tipe instalasi tetep. Ada jenis CT Scan
mobile namun tidak umum digunakan. Aplikasi dari CT Scan mobile. CT system terdiri
dari 3 komponen utama yaitu, gantry, computer dan operator console. System ini termasuk
system yang sangat kompleks.

Gambar 2. Komponen eksternal CT Scan

3
1. Gantry
Gantry terdiri dari tabung sinar x, detector, dan kolimator. Gantry biasanya dapat di
sudutkan hingga 300 diseriap arah seperti yang diperlukan untuk ct scan kepala atau
tulang belakang.
2. Tabung sinar x
Tabung snar x yang digunakan serupa dengan pesawat sinar x konvensional dalam hal
contruksi dan operasinya. Namun terdapat modifikasi desain untuk memastikan bahwa
tabung mampu menahan kapasitas panas tambahan karena kenaikan waktu paparan.
3. Detektor
Detector mentransmisikan sinar x menjadi cahaya lalu di konversi menjadi energy
listrik dan kedalam sinyal digital.
4. Kolimator
Kolimator digunakan untuk mengurangi dosis pasien, dan meningkatkan kualitas
gambar. CT menggunakan dua kolimator, prepatien kolimator (di tabung sinar x) dan
postpatient (di detector) dengan pembatan bentuk dan pancaran. Prepatien kolimator
menunjukkan ketebalan irisan.

D. Terbentuknya Citra
Langkah-langkah terbentuknya citra dari Computet Tomografi (CT) Scan melibatkan tiga
proses yaitu, akuisisi data; rekontruksi gambar; dan dispay gambar, manipulasi,
penyimpanan, perekaman (Seeram,2008).

Gambar 3. Alur terbentuknya citra

4
1. Akuisisi Data
Istilah akuisi data mengacu pada pengukuran kumpulan dari transmisi sinar x yang
diterima pasien. Setelah sinar x melewati pasien, sinar x masuk ke detector elektronik
khusus yang mengukur nilai transmisi, atau nilai atenuasi. Data yang didapat dari
pengukuran transmisi dicatat untuk memenuhi syarat pada proses rekonstruksi. CTscan
otak pertama mengguanakan skema akuisisi data dimana tabung sinar x dan detector
bergerak pada garis lurus atau translasi pada kepala pasien, untuk mengumpulkan
sejumlah pengukuran trasnmisi saat bergerak dari kiri ke kanan. Setelah itu tabung sinar
x dan detector berputar 1 derajat dan memulai lagi bergerak pada kepala pasien dari
kiri ke kanan. Proses ini disebut dengan Scanning, yang diulang hingga 180 derajat.
Akuisisi data juga melibatkan konversi sinyal elektrik yang diperoleh dari detector
elektronik yang diubah ke data digital yang dapat diproses oleh computer menjadi
gambar.

Gambar 4. Skema akuisisi data

5
Metode akuisisi data CT scan ada dua, yaitu :
a. Metode konvensional slice by slice atau metode aksial. Prinsipnya, tabung sinar–x
dan detektor bergerak mengelilingi pasien dan mengumpulkan data proyeksi
pasien. Saat pengambilan data proyeksi, posisi meja berhenti. Kemudian meja
pasien bergerak untuk menuju posisi kedua dan dilakukan proses scanning
berikutnya. Demikian seterusnya.
b. Metode spiral atau helical. Pada metode ini tabung sinar–X bergerak mengelilingi
pasien yang juga bergerak. Pada metode ini, berkas sinar-x membentuk pola spiral
atau helical. Data untuk rekonstruksi citra pada setiap slice diperoleh dengan
interpolasi. Teknik ini memiliki kelebihan dalam waktu yang relatif cepat.

2. Rekonstruksi Gambar
Setelah pengukuran data transmisi yang dikumpulkan oleh detector, data tersebut akan
dikirim ke computer untuk pengolahan. Computer tersebut menggunakan teknik
matematika special untuk merekonstruksi gambar CT kedalam jumlah terbatas dari step
yang disebut degngan reconstruction algorithms.
Secara umum computer merupakan pusat dari proses CT scan, hal ini melibatkan
minicomputer dan terkait mikroprosesor untuk melakukan fungsi tertentu. Pada
beberapa CT Scan, array prosesor melakukan perihtungan kecepatan tinggi dan
mikroprosesor melakukan pelakasanaan gambar.

6
Gambar 5. Skema rekonstruksi gambar

3. Display gambar, manipulasi penyimpanan, dan perekam


Setelah pada computer telah melakukan proses rekonstruksi citra, hasil rekonstruksi
dapat ditampilkan dan direkam untuk melihat berikutnya dan disimpan untuk analisis
ulang. Tampilan monitor yang dipasang di meja control memungkinkan teknolog dan
radiologist untuk memanipulasi, menyimpan dan merekam gambar.
Manipulasi gambar atau pengolahan citra digital telah menjadi popular di CT dan
banyak paket perangkat lunak computer sekarang tersedia. Gambar dapat diubah
melalui manipulasi gambar untuk membuat lebih mudah dibaca oleh radiolog.
Misalnya, gambaran transversal axial dapat diformat ulang menjadi bagian
koronal,sagittal dan paraksial.
Selain itu, gambar juga bias dikenakan operasi pengolahan gambar lainnya seperti
penghalusan gambar, enchancement edge, manipulasi sekala abu-ab dan proses gambar
3D.

7
Gambar dapat direkam kemudian disimpan dalam beberapa bentuk arsip. Gambar
biasanya direkam pada film karena skala keabuannya yang luas. Gambar CT dapat
disimpan pada tape magnetic.

E. Kelebihan dan Kekurangan CT Scan


1. Kelebihan CT Scan
a. Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
b. Tidak invasive (tindakan non bedah).
c. Waktu perekaman cepat.
d. Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.
2. Kekurangan CT Scan
a. Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X
saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan.
b. Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambal gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
c. Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil pemaparan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. CT Scan merupakan suatu modalitas imaging diagnostic yang menggunakan gabungan
dari sinar x dan komputer untuk mendapatkan citra atau gambar berupa variasi irisan
tubuh manusia.
2. Langkah-langkah terbentuknya citra dari Computet Tomografi (CT) Scan melibatkan
tiga proses yaitu, akuisisi data; rekontruksi gambar; dan dispay gambar, manipulasi,
penyimpanan, perekaman.

B. Saran
Dalam penggunaan modalitas CT scan, diperlukan pemahaman yang sangat luas
dikarenakan fungsinya yang sangat kompleks dan kebutuhan penggunaan CT Scan dalam
bidang diagnostic yang tinggi. Oleh karena itu sebagai calon radiographer yang akan terjun
dibidang diagnostic perlu mendalami CT Scan dengan baik sehingga dapat mengoprasikan
CT Scan secara sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L. 2010. Textbook of Radigraphic Positioning and Related Anatomy Seventh
Edition. Missouri: Mosby Inc.
Seeram, Euclid. 2009. Computed Tomography, Physical, Principles, Clinical Applications, and
Quality Control, Third Edition. Missouri: Saunders Elsevier.
Thayalan, K. 2014. The Physics of Radiology and Imaging. New Dehli: Jaypee Brothers Medical
Publiser (P) Ltd.

10

Anda mungkin juga menyukai