Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

CT SCAN LANJUT (PRAKTIKUM)


‘Post-Processing CT Scan Brain Kontras’

Disusun oleh:
Nur Adilah Ulyatifah
(151910383015)

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
CT-Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-x, komputer dan televisi sehingga mampu
menampilkan gambar anatomi tubuh manusia dalam bentuk irisan. Prinsip kerja CT-Scan
menggunakan sinar-x sebagai sumber radiasi. sinar-x berasal dari tabung yang terletak
berhadapan dengan sejumlah detector, dimana keduanya bergerak secara sinkron memutari
pasien sebagai objek yang ditempatkan. Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk
memperlihatkan sifat dan sumber masalah pada organ tersebut (Rasad, 2005).
Salah satu pemeriksaan yang menggunakan modalitas CT-Scan yaitu pemeriksaan Brain dengan
menggunakan kontras. Tumor pada otak merupakan salah satu indikasi yang banyak dijumpai
ketika sedang melakukan pemeriksaan CT-Scan kepala dengan menggunakan kontras. Anatomi
pada kepala yang sangat kompleks ini lah yang tidak dapat sembarang menggunakan modalitas
semacam x-ray konvensional yang tidak dapat memperlihatkan dimana letak tumor pada kepala
tersebut.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mampu menyiapkan data gambar yang akan dilakukan post-processing.
2. Mampu melakukan rekonstruksi gambar CT Scan Brain Kontras.
3. Mampu menyajikan gambaran CT Scan Brain Kontras setelah dilakukannya post-processing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Brain
Otak terbuat dari sekitar 100 miliar neuron dan mengandung triliunan sinapsis, yang semuanya
berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi. Bagian utama dari otak adalah medula, pons,
otak tengah (batang otak), cerebellum, hipotalamus, thalamus.
1) Meningen
Meningen (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang
belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan
sekresi (cairan cerebrospinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga
lapisan yaitu:
1. Durameter (lapisan luar)
Durameter adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal
dan kuat.
2. Arachnoid (lapisan tengah)
Arachnoid merupakan selaput halus memisahkan durameter dan pia meter
membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh
susunan saraf sentral.
3. Pia meter (lapisan dalam)
Pia meter merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak.
2) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat computer dari
semua alat tubuh. Bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam rongga tengkorak
(cranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terletak di dalam rongga cranium
(tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan gejala
pembesaran otak awal.
1. Otak depan menjadi hemisfer cerebri, corpus striatum, thalamus, hypothalamus.
2. Otak tengah, tegmentum, krus cerebrum, corpus kuadrigeminus.
3. Otak belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan cerebellum.
3) Cerebrum
Cerebrum (otak besar) merupakan bagian terluas dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh
bagian depan atas rongga tengkorak. Masing-masing disebut fossa cranial anterosuperior
dan fossa cranial media. Otak mempunyai dua permukaan, permukaan atas dan permukaan
bawah. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu bagian cortex
cerebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf
(Syaifudin, 2006).
Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu:
1. Lobus frontalis, adalah daerah dari cerebellum yang terletak di depan sulkus central.
2. Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus central dan di belakangi oleh karoko-
oksipitalis.
3. Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dan fissure cerebral dan di depan lobus
oksipitalis.
4. Lobus oksipitalis, yang mengisi bagian belakang dari cerebrum.
4) Batang otak
Diensefalon ke atas berhubungan dengan cerebrum dan medulla oblongata ke bawah
dengan medulla spinalis. Cerebrum melekat pada batang otak di bagian medulla oblongata,
pons varoli dan mensevalon. Hubungan cerebellum dengan medulla oblongata disebut
korpus retiformi, cerebellum dengan pas varoli disebut brakium pontis, dan cerebellum
dengan mensefalon disebut brakium konjungtiva (Syaifudin, 2006).
5) Cerebellum
Cerebellum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan
oleh fisura transversalis dibelakangi oleh pons varoli dan di atas medulla oblongata.
Organ ini banyak menerima saraf averen sensoris, merupakan pusat koordinasi dan
integrasi.
Berbentuk oval, bagian dan mengecil pada sentral vermis dan bagian yang melebar pada
lateral disebut hemisfer. Cerebellum berhubungan dengan batang otak melalui
pendunkulus serebri inferior (korpus retriformi). Permukaan luar Cerebellum berlipat-
lipat menyerupai cerebrum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur (Syaifudin, 2006)
6) Saraf-saraf kepala
Ada dua belas pasang saraf cranial. Beberapa diantaranya adalah serabut campuran, yaitu
gabungan dari saraf motorik dan sensorik. Sementara yang lain hanya saraf motorik
ataupun hanya saraf sensorik.
2.2. Indikasi Pemeriksaan
a. Infeksi
b. Tumor
c. Kelainan pembuluh darah
2.3. Persiapan Pasien
1. Pasien yang non kooperatif, gelisah, diberikan sedasi agar tenang
2. Aksesoris pasien yang dapat menimbulkan artefak harus dilepas
3. Cek BUN dan serum kreatinin, pastikan nilai GFR normal (60-120)
4. Puasa makan ± sebelum pemeriksaan
2.4. Prosedur Pemeriksaan CT Brain dengan Kontras
a. Posisi pasien : pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi head-first
b. Posisi objek : kepala hiperfleksi dan diletakkan pada head holder. Agar gambaran
simetris kepala diposisikan mid sagittal plane kepala sejajar dengan lampu indikator
longitudinal dan interpupillary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien
diletakkan diatas perut atau disamping tubuh.
c. Gantry : di sudutkan paralel dengan supra orbita meatal baseline sebelum
pemeriksaan dilakukan.
d. Siapkan obat kontras dengan kosentrasi minimal 300, dengan jumlah kontras 50 cc, spruit 25
cc/ 50 cc (bila injeksi dilakukan dengan teknik manual injeksi) namun apabila menggunakan
alat injector maka di tambahkan saline (NaCl 0,9%) sebanyak 10-15 cc dengan flow rate 2
cc/ml.
2.4.1. Parameter Pemeriksaan
Scannogram : kepala lateral
Range : dari foramen magnum-vertex
Slice Thickness : 7-10 mm (brain), 3-5 mm (tulang facialis)
Scan Time :3s
kV : 120
mAs : 350CTDI vol<60
Pitch : 0,65-0,85
Scan Direction : cranio-caudal
Kernel : Standar
2.4.2. Pengolahan Gambar
Pada pengolahan image processing pemeriksaan CT-Scan Kepala dengan
kontras dilakukan dengan beberapa metode MPR (Multi Planar rekonstruksi), dan 3D
VR (hanya diperlukan ketika pasien dengan klinis fraktur).
Print out film trauma 2 lembar menggunakan window width dan window level
kondisi brain dengan tampilan pre dan post kontras.
MPR (Multi Planar Rekonstruksi) adalah salah satu metode image reformation
dengan membuat gambar dari beberapa proyeksi. Proses converting data dari salah satu
proyeksi (biasanya axial slice) menjadi irisan sagittal dan coronal. MPR menjadi post
processing wajib di setiap pemeriksaan CT-Scan.
BAB III
MATERI PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
1. Data gambar praktikum
2. Aplikasi Radiant Dicom Viewer
3. Laptop
4. Modul Praktikum
3.2. Tata Laksana Praktikum
1. Instalasi software Radiant Dicom Viewer
2. Buka aplikasi Radiant Dicom
3. Pilih menu Scan folder
4. Pilih data CT-Scan
5. Tunggu data masuk ke aplikasi
6. Klik menu MPR dan klik 3D MPR
7. Buat irisan sesuai yang dibutuhkan
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Hasil Praktikum
a. Pre Kontras

Analisa:

1) Apakah gambar tersebut memenuhi kriteria kualitas gambar?


Sudah memenuhi
2) Bagaimana pengaruh slice thickness terhadap hasil gambar yang anda dapatkan dari
praktikum?
Berpengaruh sekali karena ketika slice thickness dinaikkan maka semakin berkurang
noise yang dihasilkan dari gambar tersebut. Karena slice thickness berbanding terbalik
dengan noise. (Putu et al, 2021)
b. Post Kontras

Analisa:
1) Apakah gambar tersebut memenuhi kriteria kualitas gambar?
Sudah memenuhi kriteria karena sudah dapat mengevaluasi kelainan dengan baik.
2) Parameter Scanning yang manakah yang dapat mempengaruhi hasil gambar yang anda
dapatkan dari praktikum?
Slice thickness yang digunakan pada rekonstruksi post kontras menggunakan 10 mm dan
menggunakan avg. semakin tipis slice thickness yang digunakan maka gambaran CT-
Scan akan semakin detail, spatial resolution dan kontras resolusi semakin baik, namun
kekurangannya nilai noise semakin tinggi menyebabkan gambaran citra tidak dapat
terlihat dengan baik karena tertutup noise.
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, Kenneth L. 2001. Radiographic Positioning and Related Anatomy. 5th edition.
Mosby.
Putu et al., 2021. Analisis Pengaruh Slice Thickness Terhadap Kualitas Citra Pesawat CT Scan
Di RSUD Bali Mandara The Analysis of the Effect of Slice Thickness of Phantom on
Image Quality of CT Scan at RSUD Bali Mandara. Buletin Fisika Vol.22. Bali.
Manarisip et al., 2014. Gambaran CT-Scan Kepala pada Penderita Cedera Kepala Ringan di
BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado Periode 2012-2013. e-CliniC Vol.2.
Halilah R. 2018. Pengaruh Variasi Slice Thickness terhadap Kualitas Citra Pemeriksaan CT-
Scan Kepala pada Bone Window Setting dengan Kasus Fraktur di Rumah Sakit Umum
Daerah Koja.
Bushong S., 2016. Radiologic Science for Technologists Physics, Biology, and Protection.
Elsevier

Anda mungkin juga menyukai