Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT-SCAN


KEPALA

DISUSUN OLEH :

YULFANIA RAHMATESA

P2.31.30.0.12.081

TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JL. HANG JEBAT III BLOK F3 KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN
TAHUN AJARAN 2014-2015

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

CT-Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-x, komputer


dan televisi sehingga mampu menampilkan gambar anatomis tubuh dalam
manusia dalam bentuk irisan atau slice. Prinsip kerja CT-Scan menggunakan
sinar-x sebagai sumber radiasi. Sinar-x berasal dari tabung yang terletak
berhadapan dengan sejumlah detektor, dimana keduanya bergerak secara
sinkron memutari pasien sebagai objek yang ditempatkan diantaranya (Rasad,
2000).
Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini
telah menimbulkan banyak perubahan khususnya di bidang pencitraan
diagnostik dengan ditemukannya Computerized Tomography Scanner (CT-
Scan). CT-scan baru berkembang setelah terjadinya era komputerisasi dengan
dikembangkannya perpaduan antara pemeriksaan Radiologi dengan komputer
oleh seseorang berkebangsaan Inggris, Godfrey Hounsfileds pada tahun 1969.
CT- Scan adalah suatu metode pencitraan dengan menggunakan sinar-x dan
merupakan bagian dari pemeriksaan radiodiagnostik yang dapat menampilkan
gambaran anatomi tubuh dalam bentuk slice/lembaran, pemeriksaan CT- Scan
dapat membantu melihat pemasangan VP Shunt pada kasus hidrosepalus.
Di Instalasi Radiodiagnostik RSPP, pemeriksaan CT Scan kepala
untuk melihat pemasangan VP shunt tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sama dengan pemeriksaan CT-Scan kepala biasa. Berdasarkan hal tersebut,
penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai teknik pemeriksaan CT-Scan
kepala di Instalasi Radiodiagnostik dan mengangkatnya sebagai laporan kasus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan CT-Scan Otak?
2. Apa anatomi kepala dan patologinya dengan pemakaian VP Shunt?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan CT-Scan Otak?

2
C. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi tujuan yang
diharapkan bagi penulis. Secara terperinci, tujuan dari penulisan laporan ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pemeriksaan CT-Scan Otak.
2. Untuk mengetahui anatomi otak dan patologinya dengan pemasangan VP
Shunt.
3. Untuk mengetahui teknik radiografi pemeriksaan CT-Scan Otak.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian
CT-Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-X, komputer
dan televisi. Prinsip kerjanya yaitu berkas sinar-X yang terkolimasi dan adanya
detektor. Didalam komputer terjadi proses pengolahan dan perekonstruksian
gambar dengan menerapkan prinsip matematika atau yang lebih dikenal
dengan rekonstruksi algoritma. Setelah proses pengolahan selesai maka data
yang telah diperoleh berupa data digital yang selanjutnya diubah menjadi data
analog untuk ditampilkan kelayar monitor. Gambar yang ditampilkan dalam
layar monitor berupa informasi anatomis irisan tubuh (Rasad, 1992). Pada CT-
Scan prinsip kerjanya hanya dapat men-scaning tubuh dengan irisan melintang
tubuh. Namun dengan memanfaatkan teknologi komputer maka gambaran
axial yang telah didapatkan dapat direformat kembali sehingga didapatkan
gambaran koronal, sagital, oblik, diagonal bahkan bentuk 3 dimensi dari obyek
tersebut ( Tortorici, 1995 ).
Pemeriksaan CT Scan Otak merupakan pemeriksaan yang dominan di
setiap Rumah sakit/klinik di seluruh dunia. Meskipun dominan, tetapi
parameter scan mesti harus disesuaikan dengan kelainan patologis. Pada
umumnya, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan potongan axial.
Potongan coronal dilakukan hanya jika diperlukan pada kasus tertentu.

B. Anatomi otak

Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai


agar-agar dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang, yaitu
cranium (tengkorak), yang secara absolut tidak dapat bertambah volumenya,
terutama pada orang dewasa. Jaringan otak dilindungi oleh beberapa
pelindung, mulai dari permukaan luar adalah kulit kepala, tulang tengkorak,
selaput otak (meninges), dan cairan cerebrospinalis. Selaput otak terdiri atas
tiga lapisan (dari luar ke dalam) : duramater, arakhnoid, dan piamater. Di

4
dalam tempat tertentu duramater membentuk sekat-sekat rongga cranium dan
membaginya menjadi tiga kompartemen. Tentorium merupakan sekat yang
membagi rongga cranium menjadi kompartemen supratentorial dan
infratentorial, memisahkan bagian-bagian posterior-inferior hemisfer cerebri
dan cerebelum (Listiono, 1998).
Otak (encephalon) dapat dibagi dalam tiga komponen utama :
hemisfer cerebri (otak besar), batang otak, dan cerebellum (otak kecil). Cerebri
adalah bagian otak terbesar (85%) yang berasal dari pronsecephalon. Ia terdiri
dari sepasang hemisfer yang berstruktur sama, yang dipisahkan oleh flax
cerebri dan dihubungkan oleh sekumpulan serabut saraf yang disebut corpus
callosum, yang berfungsi untuk menyampaikan impuls di antara keduanya.
Cerebri dari luar ke dalam tersusun oleh korteks (massa kelabu atau subtansia
grisea atau grey matter), massa putih (subtansia alba), dan massa kelabu yang
dikenal sebagai ganglia basalis (Listiono, 1998).

5
Gambar 1 : Cerebrum potongan Axial(Woodruff, 1993)

Gambar 2 : Cerebrum potongan Sagital (Woodruff, 1993)

Gambar 3 : Cerebrum potongan dari lateral (Woodruff, 1993)

6
C. Patologi
Cairan serebrospinal menggenangi otak dan saraf tulang belakang.
Sebagian besar CSF berlokasi pada ventrikel otak, yang merupakan rongga
besar pada otak yang menghasilkan CSF. Pada hidrosephalus, ventrikel otak
membesar dengan cairan serebrospinal. Kondisi ini menyebabkan jaringan
otak menekan tengkorak, mengakibatkan masalah saraf serius. Terdapat
banyak penyebab dari hidrosephalus tergantung kelompok usia. Pada dewasa,
penyebab umum termasuk perdarahan dalam ventrikel, infeksi (seperti
meningitis), tumor yang menyebabkan obstruksi, dll. Pada anak, terdapat
penyebab bawaan lebih langka lainnya. Pada lansia, kondisi disebut tekanan
normal hidrosephalus mungkin memerlukan shunt VP.

D. Teknik Radiografi

Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi


kepala dekat dengan gantry.
Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletakkan pada head holder. Kepala
diposisikan sehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu
indikator longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu
indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut atau disamping
tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien sebaiknya
difiksasi dengan sabuk khusus pada head holder dan meja pemeriksaan.
Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien ( Nesseth, 2000 ).

7
Scan Parameter

1. Scanogram : kepala lateral


2. Range : range I dari basis cranii sampai pars petrosum dan range II
dari pars petrosum sampai verteks.
3. Slice Thickness : 2-5 mm ( range I ) dan 5-10 mm ( range II )
4. FOV : 24 cm
5. Gantry tilt : sudut gantry tergantung besar kecilnya sudut yang
terbentuk oleh orbito meatal line dengan garis vertical.
6. kV : 120
7. mA : 250
8. Reconstruksion Algorithma : soft tissue
9. Window width : 0-90 HU ( otak supratentorial ); 110-160 HU (
otak pada fossa posterior ); 2000-3000 HU ( tulang )
10. Window Level : 40-45 HU ( otak supratentorial ); 30-40 HU ( otak
pada fossa posterior ); 200-400 HU ( tulang )

Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada


umumnya:
o Potongan Axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut
hemisphere. Kriteria gambarnya adalah tampak :

8
a. Bagian anterior sinus superior sagital
b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)
c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri)
d. Sulcus
e. Gyrus
f. Bagian posterior sinus superior sagital

o Potongan Axial IV
Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat
medial ventrikel. Criteria gambarnya tampak :

a. Anterior corpus collosum


b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri
c. Nucleus caudate
d. Thalamus
e. Ventrikel tiga
f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)

9
g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri

o Potongan Axial V
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga.
Kriteria gambar yang tampak :

a. Anterior corpus collosum


b. Anterior horn ventrikel lateral kiri
c. Ventrikel tiga
d. Kelenjar pineal
e. Protuberantia occipital interna

o Potongan Axial VII


Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari
bidang orbita. Struktur dalam irisan ini sulit untuk
ditampakkan dengan baik dalam CT-scan. Modifikasi-
modifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk
mendapatkan gambarannya adalah tampak :

10
a. Bola mata / occular bulb
b. Nervus optic kanan
c. Optic chiasma
d. Lobus temporal
e. Otak tengah
f. Cerebellum
g. Lobus oksipitalis
h. Air cell mastoid
i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. ID pasien
Nama : Mr WS
Umur : 84 th
Pemeriksaan : CT Scan Brain Non Contrast

B. Spesifikasi Pesawat CT-Scan


Philips. Brilliance 64

C. Teknik pemeriksaan yang dilakukan


1. Penatalaksanaan
a. Persiapan Pasien
Melepas benda logam (anting, gigi palsu, benda logam lainnya)
b. Persiapan alat dan bahan
Penyangga kepala
Fiksasi (pengikat kepala, ganjal kepala, pengikat badan untuk
pasien non koperatif)
Selimut
c. Parameter CT
Topogram
- mAs = 401 mAs
- kV = 120 kV
- scan time = 2.33 s
- topogram length = 179 mm
- FOV = 206 mm
brain
- mAs = 401 mAs
- kV = 120 kV
- scan time = 15.477 s

12
- FOV = 206 mm
- slice = 180 images
- image = 180 images
- direction = craniocaudal
d. Prosedur dan langkah teknik CT-Scan
Pasien melepaskan benda-benda logam.
Pasien tidur supine di meja CT-Scan dengan posisi kepala yang
dekat dengan gantry CT-Scan.
Posisikan kepala pasien di penyangga kepala, simteris, MSP kepala
sejajar dengan lampu indikator.
Berikan fiksasi, ikat kepala, lengan apabila pasien non kooperatif
dan gerak-gerak.
Berikan selimut.
Posisikan pasien dalam gantry dengan batas atas lampu indikator di
vertex, batas bawah symphisis menti.
CP = MCP glabella
Scanogram/ topogram (batas atas vertex, batas bawah symphisis
menti) dalam posisi lateral.
Brain (scanning)
Dari topogram yang sudah ada ditentukan besar kolimasinya yaitu
batas atas vertex, batas bawah CV Cervical 2.
Reconstruksi
Hasil scan gambar brain di rekonstruksi
- Slice = 180
- WW = 80
- WL = 40
Apabila dari hasil rekonstruksi sudah baik (tidak ada pergerakan)
keluarkan pasien dari gantry.
e. Filming dan printing
Buat potongan
- Axial
Image thinkness = 5 mm

13
Distance between image = 5 mm
Number image = 24
Filming
- Layout =5x5
- Jumlah film =1

2. Hasil ekspertise
Nama Pasien : Mr. WS/ 84 thn
No. RSPP : 034875
Pemeriksaan : Brain MSCT
No. Foto : 14090403G
Tanggal : 22 Sept 2014

Yth TS,
Telah dilakukan pemeriksaan CT kepala tanpa aplikasi kontras i.v.,
potongan axial, dengan hasil sbb :
Tampak terpasang selang (VP Shunt) melalui tabung calvaria perbatasan
regio temporo-oksipital kanan dengan ujung VP shunt berada pada
ventrikel lateral kiri cornu anterior.
Sistem ventrikel tidak melebar, namun terlihat adanya periventrikel
lateral lucency tersebar merata. Tidak tampak perdarahan intra-ventrikel.

14
Tampak lesi pada hipodens kecil dengan batas tidak jelas pada thalamus
kiri dan berbatas jelas pada basal ganglia kiri.
Tampak klasifikasi fisiologis kecil di pineal body.
Infratentorial, terlihat lesi hipodens sedikit luas di cerebellum kanan.
Pada ponsn sisi kanan terlihat lesi hiperdens kecil (HU= 57).
Kesan :
- Suspek iskemik kecil pada thalamus kiri dan lakunar infark
dibasal ganglia kiri.
- Iskemik cukup luas di cerebelli kanan.
- Suspek perdarahan sangat kecil di pons sisi kanan
- Terpasang selang (VP Shunt) melalui tulang calvaria
perbatasan regio temporo-oksipital kanan, dengan ujung VP
shunt berada pada ventrikel lateral kiri cornu anterior.
Tampak periventrikel lateral lucency tersebar merata.

Anjuran : MRI Cerebral

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan CT Scan Otak merupakan pemeriksaan yang dominan di
setiap Rumah sakit/klinik di seluruh dunia. Meskipun dominan, tetapi
parameter scan mesti harus disesuaikan dengan kelainan patologis. Pada
umumnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina, pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan potongan axial. Potongan coronal dilakukan hanya jika
diperlukan pada kasus tertentu.

B. Saran
Pemeriksaan CT Scan Otak di Rumah Sakit Pusat Pertamina sudah
informatif, dengan hasil 24 gambaran mampu melihat klinis yang di diagnosis
dokter pengirim.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. http://radiologynet.blogspot.com/2013/09/teknik-pemeriksaan-radiologi-ct-
scan.html
2. http://radiologynet.blogspot.com/2013/03/brain-ct-ct-scan-kepala.html
3. http://sehatlahindonesia.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-anatomi-otak-pada-
manusia.html

17

Anda mungkin juga menyukai