GAMBARAN RADIOLOGI
3.1 Radioposisi
kelainan di bagian kepala, seperti tumor atau cedera kepala, evaluasi sinus
maksila dan gigi. Pemeriksaan radiografi kepala dan leher sangat penting
kanan foto (marker R) di sisi kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L)
di sisi kanan pemeriksa. Pada radiografi kepala dan leher terlihat sebagai
objek tersebut. Syarat layak baca Radiologi kepala dan leher, yaitu12:
1. Identitas
sehingga jelas apakah foto yang dibaca memang milik pasien tersebut.
2. Marker
35
36
4. Perhatikan apakah ada fraktur. Bila ada fraktur sebutkan jenis dan
apakah ada fraktur maupun dislokasi. Bila ada sebutkan jenis dan
lokasinya
dengan indikasi bila nyeri kepala. Menurut Price (2006) Nyeri kepala
kepala. 12
rontgen polos kepala dengan indikasi bila nyeri kepala. Menurut Price
polos. 13
energy dalam rentang 100 eV – 100 keV. Densitas tiap organ atau
Keuntungan Keterangan
- Terdapat efek paparan sinar radiasi
- Biaya lebih murah
- Hanya menampilkan gambar dalam
- Cepat
- Sederhana format 2 dimensi
- Banyak tersedia - Gambaran anatomi tampak overlap/
a. Posisi Pasien: Atur pasien dalam posisi berdiri atau tidur di meja
pemeriksaan.
b. Posisi Objek:
diperlukan
tengah grid
c. Sinar Pusat
sinar pusat disedutkan 370 caudad. Sudut 300 antara OML dan kaset
foramen magnum
d. Kolimasi
e. Pernafasan
f. Kriteria Radiograf
magnum. 7
.7
Gambar 5. Tengkorak proyeksi AP
2. Proyeksi Lateral
b. Posisi Objek
pemeriksaan 12
meja pemeriksaan
c. Sinar Pusat
dorsum sella. 7
.7
Gambar 6. Tengkorak proyeksi Lateral
berikut :
b. Posisi Objek:
c. Sinar Pusat
2. Pilihan lain arah sinar pusat 25 0 terhadap kaset sampai 300 dan
orbital. 7
b. Posisi Objek:
c. Sinar Pusat:
auditory canal, frontal dan anterior sinus etmoid, petrous ridge, greter
45
OPTICUM
alienum. 8
a. Posisi Pasien:
46
fiksasi.
b. Posisi Objek :
2018)
f. FFD: 100 cm
47
g. Kriteria Radiograf
atau tumor. Persiapan Alat Dan Bahan, Meliputi : Alat dan bahan yang
a. Posisi Pasien:
lateral dengan IR
b. Posisi Obyek:
f. FFD: 100 cm
8
Gambar 7. Proyeksi Lateral Facial bone.
a. Posisi Pasien:
b. Posisi Objek :
e. FFD: 100 cm
zygomaticum, dan anterior nasal spine. extensi kepala yang benar akan
b. Posisi Objek:
c. Sinar Pusat:
2. Pilihan lain arah sinar pusat 250 terhadap kaset sampai 300 dan titik
d. FFD 100 cm
MANDIBULAR JOINT
Alat Dan Bahan, Meliputi : Alat dan bahan yang harus dipersiapkan
b. Posisi Objek:
f. FFD 100 cm
g. Kriteria Radiograf :
fossae.
mouth. 8
b. Posisi Objek:
sudut 10º-15 º dari posisi tegak lurus. Kepala juga akan mengalami
(Bontrager,2018)
f. Kriteria Radiograf :
mandibular fossa
alienum. Persiapan Alat Dan Bahan, Meliputi : Alat dan bahan yang
benda-benda logam, plastik atau benda lain yang terdapat dikepala &
leher. 8
1. Proyeksi AP AXIAL
a. Posisi Pasien:
55
b. Posisi Obyek:
pemeriksaan
3. Kepala flexi agar IOML tegak lurus tehadap IR (AP) / OML tegak
lurus terhadap IR
4. (AP Axial)
AP Axial (Bontrager,2018)
c. Centrar Ray:
d. Central Point:
e. FFD :100 cm
a. Posisi Pasien:
b. Posisi Obyek:
bidang kaset.
c. Central Ray:
d. Centrar Point:
57
e. FFD:100 cm
f. Ekspose:Tahan napas
.7
Gambar 8. Mandibula Proyeksi PA
b. Posisi obyek:
1. mengatur kepala pasien dalam posisi lateral dengan IPL tegak lurus
dengan kaset.
58
inferior MAE)
e. FFD :100 cm
.7
Gambar 9. Mandibula Proyeksi Lateral
b. Posisi Obyek:
kaset
mandibula
e. FFD :100 cm
f. Hasil Radiograf:
logam, plastik atau benda lain yang terdapat dikepala & leher. D.
(Bontrager,2018). 8
b. Posisi Objek:
4. Kaset diatur dalam posisi melintang dan dibagi dua untuk dua kali
d. Central Point: Titik bidik yaitu 1.3 cm distal nasion menuju tengah film
38
e. FFD:100 cm
7
Gambar 10. Proyeksi lateral nasal.
2. Proyeksi Tangensial
pemeriksaan
b. Posisi Objek:
pertengahan kaset
garis horizontal.
c. Central Ray: Arah sinar ditujukan pada nasion dengan sudut yang
e. FFD: 100 cm
ZYGOMATICUM
63
Alat Dan Bahan, Meliputi : Alat dan bahan yang harus dipersiapkan
adalah Pesawat sinar-X, kaset dan film ukuran 18 x 24 cm, marker R dan
pemeriksaan, nama atau nomor pasien, kanan atau kiri dan instiusi. 8
1. Proyeksi Submentovertical
b. Posisi Obyek:
kaset 41
mandibula
e. FFD :100 cm
f. Hasil Radiograf:
.8
Gambar 11. Proyeksi Submentovertical
2. Proyeksi Tangensial
b. Posisi Obyek:
e. FFD :100 cm
adanya superposisi. 8
(SPN)
Meliputi : Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah Pesawat sinar-
X, kaset dan film ukuran 18 x 24 cm, marker R dan L dan plester, apron,
1. Proyeksi Water’s
a. Posisi pasien: Pasien erect dengan dagu dan menempel pada grid/bucky
b. Posisi obyek: MSP kepala di atur di tengah kaset dan diatur tegak lurus
e. FFD:100 cm
f. Hasil radiograf:
conchanasal.
mastoid.
.7
Gambar 12. Proyeksi Water’s
a. Posisi pasien: Pasien berdiri menghadap grid. MSP kepala pasien berada
di tengah grid.
b. Posisi obyek: Atur dahi dan hidung menempel kaset. Pusatkan nassion di
tengah kaset Atur OML tegak lurus kaset. Jika grid dipasang vertikal
dan tidak dapat sudutkan maka yang menempel grid hanya hidung dan
dahi diberi pengganjal setebal 15 0 . Jika grid dapat disudutkan 150 tidak
d. Central Point: Occipitall dan keluar melalui nasion menuju tengah film.
e. FFD:100 cm
.7
Gambar 13. Proyeksi Pa caldwell
b. Posisi obyek: Atur MSP tegak lurus menuju tengah kaset/grid. Leher
kaset/grid. Pastikan tidak ada rotasi kepala. Atur OML membentuk sudut
kaset
e. FFD: 100 cm
dengan jarak antara kedua tepi lateral dari dari orbit sama. 7
b. Posisi objek
a. Posisi pasien : Erect/ duduk menyamping pada salah satu sisi dan atur
b. Posisi objek
diagnostik yang paling umum tersedia di rumah sakit pada saat sisi ini. CT
molekuler.18
Zat kontras yang palng banyak digunakan adalah barium sulfat yang dapat
A. Kegunaan
3) Perencanaan radioterapi.
dengan ultrasonography.19
73
B. Keuntungan
yang sakit. 19
1. Posisi Pasien
arah gantry. Kedua lengan di atas dada, kedua kaki lurus. MSP
2. Posisi Objek
indikator longitudinal.
pertengahan kepala.
Pitch 1,5
FOV 20-30 cm
darah pemeriksaan ini adalah inti atom yang bergetar dalam medan
semua orang. Prinsip pemeriksaan ini adalah inti atom yang bergetar
dahulu.
dilakukan.
disediakan.
sebagainya).
Ray).19
Dari pencitraan ini difokuskan pada organ kepala dan leher saja
3.2 Radioanatomi
pemeriksaan yang sangat penting. Suatu penilaian yang tepat dan teliti
antara yang sehat dan yang sakit kadang – kadang sangat samar –
samar. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui apa yang sakit, maka
kiri. Bagian dasar yang terdiri dari lantai rongga tengkorak ( basis
dan occipital. 14
memiliki banyak lubang yang dilalui oleh saraf dan pembuluh darah. 14
A B
Gambar 17. (a) (b) gambar rontgen kepala normal AP dan lateral.21
yang sesuai. 18
dengan eshopagus. 18
79
1. CT-Scan Kepala
akan mencapai dua kalinya karna harus dibuat foto sebelum dan
daripada foto rontgen biasa. Prosedur medis ini juga biasanya tidak
A B
2. CT-Scan Nasofaring
yang relevan, yang terdiri dari torus tubarius (bintang putih) dan fossa
awal.21
81
magnet.21
TE : echo delay time (di ukur dari pertengahan pulsa sampai waktu gradi-
entecho)
Tes lainnya yang dapat digunakan yaitu MRI dan CT pada bagian leher,
Gambar 22. (A) MRI potongan axial otak normal, (B) MRI potongan sagittal
otak normal (C) MRI potongan coronal otak normal 21
83
3.3 Radiopatologi
Lebih dari 80% pasien anak dan 40% pasien dewasa menunjukkan
kalsifikasi pada foto sinar X kepala. Sekitar 66% dari pasien dewasa
diferensiasi dari tipe tumor tidak dapat dilakukan hanya dengan sinar-
MRI. 13
84
dorsum sellae 1,4. Kalsifikasi dapat terlihat sekitar 85% pada anak-
Kalsifikasi dapat lebih jelas terlihat pada CT Scan, sekitar 93% pada
sedikit lebih tinggi dari densitas cairan serebrospinal. Bagian isi dari
kista juga dapat tampak solid dengan densitas lebih tinggi jika di
tumor solid dan dinding kista tampak menyangat kontras. Kista dapat
komponen perdarahan.11
Scan, sekitar 93% pada pasien anak-anak dan 40% pada pasien dewasa.
13
86
axial.13
ke mata kanan dan dia sudah buta pada saat datang ke rumah sakit.
terlambat. Dia memiliki kondisi fisik seperti anak laki-laki pada saat
berusia 20 tahun dengan tinggi badan 140 cm dan berat badan 40 kg.3
88
yang akan berbahaya jika kontak dengan jaringan otak normal. Tumor
solid terdiri atas lapisan sel columnar pallisading tanpa epitelial stelata
embriogenetik.3
pada usia dewasa, yang mana secara histologi terdiri atas “wet
baik serta tumor lebih solid dan uniformis. Kraniofaringioma tipe ini
89
100% kasus. 3
manipulasi bedah pada pituitary stalk. Jika pituitary stalk rusak atau
terjadi pada pituitary stalk yang intak yang mana hal tersebut terjadi
Dengan tehnik dan teknologi yang baik, angka kematian dan kesakitan
90
kistik dan padat, berukuran sekitar 20x20 mm. Lesi menekan kiasma
infundibulum biasanya harus lebih kecil dari arteri basilar pada tingkat
clivus. Lebih dari ukuran ini mungkin merupakan titik yang luar biasa
Gambar 30. (a) koronal (b) sagittal , gambaran CT scan sinus paranasal
dengan kontras .15
nasofaring dan sinus sfenoid kiri. Dari laporan yang diterbitkan, usia
pada saat diagnosis berkisar dari satu bulan sampai 59 tahun, dengan
kemungkinan kekambuhan. 15
setiap 6 bulan pada tahun kedua dan ketiga, dan setiap tahun
sesudahnya. 15
tubuh.18
sekitar dapat terlihat lebih jelas dengan MRI. Komponen kistik dapat
dijumpai sampai 99% pada pasien anak. Isi komponen kistik dari
weighted. Namun, isi dari kista dapat juga sedikit hiperintens pada T1-
dan padat dari tumor hiperintens pada T2- weighted, komponen padat
posterior.
weighted. Namun, isi dari kista dapat juga sedikit hiperintens pada
kistik dan padat dari tumor hiperintens pada T2- weighted, komponen
25% dari kasus pada anak-anak, komponen kistik dapat terlihat sangat
posterior.4
96
Gambar 32. Gambaran T1-weighted MRI dengan kontras (a) potongan sagital (b)
potongan aksial, menunjukkan kraniofaringioma dengan komponen kistik yang besar
mengisi penuh ventrikel tiga.3
obstruktif.3
adamantinomatous. 17
sinyal terang (baris panah) di bagian bawah massa sellar dan suprasellar.
papiler. 20
bobot T1 sagital tidak menunjukkan intensitas sinyal terang (panah) pada massa
kalsifikasi .16
deskripsi. 16
kapsul tumor diangkat piece meal dan contoh jaringan dikirim untuk
dengan baik. Kapsul tumor sisi posterior melekat erat pada pituitary
penutupan area operasi. Dura mater ditutup kedap air. Tulang calvaria
tipe adamantinomatous.3
102
umum menunjukkan daerah fossa yang terisi dengan CSF. Jika hasil
Selain itu, pada MRI juga didapatkan bahwa kelenjar pituitari ditekan
oleh sela tursika dan membentuk cekungan atau “half moon” dalam
berbagai derajat.5
103
yang tinggi dan beberapa sekuele dari terapi yang berupa gangguan
sesi, tergantung jenis, ukuran, dan lokasi tumor. Satu sesi GKRS dapat
mirip dengan CSF yang sesuai dengan perubahan kistik pada gambar
pada gambar T1- weighted postcontrast. Tidak ada batasan difusi yang
mirip dengan CSF yang sesuai dengan perubahan kistik pada gambar
pada gambar T1- weighted postcontrast. Tidak ada batasan difusi yang
dari satu bulan sampai 59 tahun, dengan perempuan terdiri dari 57%
T1W, GRE, post contrast (AD): Saggital T2W, post contrast (E,G):
gadolinium.13
dan dinding pada gambar post gadolinium. Aksial T1W, flair, post
contrast (AC): Coronal T1W, T2W dan post contrast (DF): Saggital
110
T1W, T2W dan post contrast (GI): dan dinding pada gambar post
gadolinium. 13
diagnosis banding antara dua jenis. Ini adalah tumor epitel jinak yang
timbul dari sisa sel skuamosa di daerah suprasellar yang timbul dari