Anda di halaman 1dari 13

Nama : Shafira Yumna’a / P1337430319003

RESUME PEMERIKSAAN PANORAMIK


Kumpulan Sumber Artikel
 https://tentangradiologi.blogspot.com/2014/02/prosedur-pemeriksaan-
panoramik.html

Prosedur Pemeriksaan Panoramik


1. Persiapan Alat (Langland, 1989)
- Pesawat panoramik siap pakai
- Kaset panoramik beserta screen
- Film ukuran 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi
- Bite block (untuk pengganjal gigi)
- Pengolah film otomatis
- Apron (perisai timbal)
2. Indikasi Pemeriksaan (Whaites, 1997)
- Penilaian gigi keseluruhan, untuk mencatat pertumbuhan dan posisi dari
perkembangan gigi permanen.
- Lesi seperti kusta, tumor dan anomali pada badan dan ramus mandibula, untuk
menentukan letak dan ukurannya.
- Fraktur pada semua bagian mandibula, kecuali pada bagian depan.
- Antral disease, khususnya untuk melihat permukaan gigi, dinding depan dan
belakang antra.
- Memeriksa kualitas permukaan kepala kondilus pada cedera TMJ, khususnya
digunakan jika pasien tidak dapat membuka mulut.
- Penyakit gigi, untuk mengetahui keseluruhan level tulang alveolar.
- Penilaian terhadap pertumbuhan dan posisi gigi liar.
- Penilaian terhadap beberapa penyakit yang mendasari sebelum pemasangan gigi
palsu.
- Mengevaluasi tinggi tulang alveolar sebelum pemasukan osseo-integrated
implants.
3. Persiapan Pasien
Pasien diminta menanggalkan benda-benda logam, plastik dan benda-benda lain
yang dapat mengganggu gambaran dari kepala dan leher. Terangkan kepada
pasien tentang pemeriksaan, termasuk bagaimana tabung dan kaset berputar dan
waktu eksposi yang dibutuhkan. Pandu pasien ke pesawat panoramik, istirahatkan
pasien pada bite blog (Bontrager, 2001).
4. Teknik Radiografi Panoramik
- Posisi Pasien
Pasian duduk tegak pada kursi pesawat yang telah terpasang dengan punggung
lurus atau penderita berdiri dan kedua tangan pasien berpegang pada hand
grips (Langland, 1989). Posisi tubuh, kepala dan leher tegak, jangan sampai kepala
dan leher melengkung ke depan (Bontrager, 2001).
- Posisi Objek
Ketinggian chin rest diatur sampai IOML sejajar dengan lantai. Bidang oklusal turun
100 dari belakang ke depan. MSP diatur segaris dengan garis tengah vertikal
dari chin rest. Tempatkan bite block di antara gigi depan pasien. Pasien diminta
menempelkan kedua bibir dan menempatkan lidah pada langi-langit mulut
(Bontrager, 2001).

- Arah Sinar
Arah sinar horizontal, berputar dari rahang sebelah kiri sampai rahang sebelah
kanan (Langland, 1989).
- Pengambilan Gambar
Setelah posisi pasien tepat dan kaset dimasukkan pada tempat kaset kemudian
mengatur faktor eksposi. Eksposi dilakukan pada saat mulut pasien tertutup dan
setelah menelan ludah dengan tujuan agar tidak terjadi pergerakan objek. Waktu
penyinaran berkisar antara 12-20 detik dengan kVp 62-90 kV dan mA minimal
sampai 12 mA atau disesuaikan dengan kondisi pasien. Selama melakukan eksposi
tombol penyinaran ditekan terus sampai eksposi selesai. Jika menekan tombol tidak
penuh berarti eksposinya tidak sempurna dan akan berpengaruh pada radiograf
yaitu berupa artefak. Pada waktu penyinaran tersebut tabung sinar-X berputar
berlawanan dengan tempat kaset dan film berputar pada sumbunya. Setelah
penyinaran tabung sinar-X dan tempat kaset dikembalikan pada posisi semula. Alat
pengukur posisi kepala dilepaskan dan penderita dipersilakan meninggalkan
ruangan pemeriksaan kemudian kaset diambil dari tempat kaset dan dibawa ke
kamar gelap untuk diproses (Achmad, 1989).

Kriteria Radiografi Panoramik


Menurut Bontrager (2001), struktur anatomi yang harus tampak pada radiografi panoramik
antara lain gigi geligi, mandibula, temporomandibular joints (TMJs), nasal fossae, sinus
maksila, arkus zygomatikum, maksila, dan bagian vertebra servikal.
Mandibula tampak tanpa rotasi atau penyudutan yang diindikasikan dengan TMJ pada
bidang horisontal yang sama pada gambaran, ramus dan gigi belakang magnifikasinya sama
pada setiap sisi gambar, gigi depan dan belakang tampak secara tajam dengan magnifikasi
yang sama. Selain itu, posisi pasien yang tepat yang diindikasikan dengan simpisis
mandibula terproyeksi secara lurus di bawah mandibular angles, mandibula berbentuk
lengkung, bidang oklusal sejajar dengan sumbu panjang pada gambaran, gigi atas dan bawah
terletak rapi dan terpisah tanpa superposisi, vertebra servikal tampak tanpa superposisi pada
TMJ (Bontrager, 2001).
Densitas mandibula dan gigi geligi sama dalam gambaran. Tidak ada densitas hilang yang
jelas tergambar di tengah. Tidak ada artefak yang bertumpukan pada gambaran (Bontrager,
2001).

Keterangan : A. Fossa nasal; B. Sinus maksila; C. Arkus zygomatik; D. Kondil; E.


Mandibular notch; F. Prosesus koronoid; G. Angle (gonion); H. Ramus; I. Bidang oklusal; J.
Body; K. Simpisis.

Bayangan anatomi normal yang tampak pada radiografi panoramik bervariasi antara pesawat
panoramik yang satu dengan yang lain, tetapi secara umum dibagi menjadi 2 yaitu bayangan
asli atau nyata dan bayangan artefak (Whaites, 1997).
 Bayangan asli atau nyata
- Bayangan jaringan keras (hard tissue)
Yaitu gigi geligi, mandibula, maksila, hard palate, prosesus styloid, tulang hyoid, septum
nasal dan konka, lingkaran orbita, dan dasar kepala.

Keterangan : A. Septum nasal; B. Tengah dan bawah turninates; C. Garis orbita; D. Hard


palate; E. Permukaan antrum; F. Permukaan antrum; G. MAE; H. Prosesus styloid; I.
Hyoid; J. Plastik kepala pendukung.

- Bayangan jaringan lunak


Yaitu lobus telinga, kartilago nasal, soft palate, punggung lidah, bibir, pipi, dan lipatan
nasolabial.
 
Keterangan : A. Kartilago nasal; B. Lobus telinga; C. Soft palate; D. Punggung lidah; E.
Orofaring; F. Lipatan nasolabial; G. Mulut.

- Bayangan udara (mulut dan orofaring).


 Bayangan artefak
Yaitu vertebra servikal, body, angle dan ramus sisi samping mandibula, serta palate.

Menurut Carver (2006), kriteria untuk penilaian kualitas gambar suatu radiograf panoramik
antara lain :

- Semua mandibula termasuk simpisis mental bawah dan kondilus atas tampak. Hard
palate  dan bagian bawah sinus maksila tampak.
- Susunan gigi tampak pada garis horison.
- Bite rod  tampak di pusat antara insisivus atas dan bawah yang dipisahkan oleh bidang
oklusal gigi.
- Semua gigi tampak tajam.
- Struktur servikal tampak kabur di bagian depan yang superposisi dengan bayangan
insisivus. Bayangan vertebra servikal terlihat tajam di kedua sisi samping dari gambaran,
terbebas dari daerah yang akan diperiksa.
- Garis tepi mandibula tampak berlanjut dan tidak terputus.

Referensi :
- Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbook of Radiographic Positioning and Related
Anatomy. Fifth Edition. Saint Louis : Mosby.
- Carver, Elizabeth dan Barry Carver. 2006. Medical Imaging, Techniques, Reflection and
Evaluation. New York : Churchill Livingstone.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second
Edition. New York : Churchill Livingstone.
 https://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/teknik-pemeriksaan-panoramic.html

TEKNIK PEMERIKSAAN PANORAMIC


SEJARAH PANORAMIC

      

   Pengertian panoramic radiografi ( E. Langland, 1982), panoramic berasal dari kata panorama yang
artinya pemandangan yang luas dan indah, sedangkan  panoramic dalam arti radiografi adalah
teknik pemeriksaan untuk mendapatkan gambaran gigi geligi berikut mandibula dan maxilla.

Istilah panoramic ini dimulai di kenal tahun 1959 saat  S.S White Company di Amerika Utara
memperkenalkan pesawat panorex/panoramic, yang mana sekarang di kenal dengan pesawat
panoramic.

MEKANISME/SISTEM KERJA PESAWAT PANORAMIC

   Sistem kerja dari pesawat panoramic menurut Olaf E Langland (1982) :

 prinsipnya adalah sama dengan tomogram, yang mana tube dan film selama eksposi
berputar mengelilingi pasien.
 Dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris anterior (tepatnya disebelah
insisivus pada regio-molar). Dan satu sumbu eksentris untuk bagian rahang samping (tepatnya
dibelakang molar tiga). 
 Untuk menghasilkan gambaran yang baik sewaktu film dan tube berputar , posisi kepala
harus dalam keadaan fiksasi, waktu berputar tube dan film ini biasanya di set atau diatur oleh
pabrik. 
 Radiographer hanya menekan tombol timer yang ada, hingga perputaran film dan tube
selama expose dapat menggambarkan keseluruhan gigi-geligi dari geraham paling kiri (molar tiga
kiri) sampai gigi geraham paling kanan (molar tiga kanan). 

Peralatan yang digunakan :

1. Pesawat.
Pesawat yang digunakan pada radiografi panoramic dan cepalometri umumnya telah
dirangkai menjadi satu, radiographer hanya mengubah fungsi yang ada pada tabel pesawat
dan jarak antara focus ke film (FFD).

2. Kaset.
Kaset yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi panoramic digunakan kaset kurva
ukuran 15 x 30 cm dan menggunakan intensifier screen blue emitting dan green emitting.

3. Film
      Film panoramic ukuran 6 x 12 inch ( 15 x 30 cm)
Prosedur penatalaksanaan pemeriksaan panoramic, menurut Richard C. O’Brien :

 Masukan film kedalam kaset, lalu letakan kaset pada penyangga kaset. 
 Temporal clampsk dutu digunakan untuk fiksasi kepala, sebelum pasien
diintruksikan duduk,
tentukan kV dan mA sesuai dengan keadaan pasien.
 Intruksikan pasien untuk duduk, letakan dagu pada chin rest sehingga posisi kepala
dari pasien menjadi simetris. Jika pertengahan kepala tidak tepat pada chin rest, maka
gigi molar yang di hasilkan pada film tidak dalam ukuran yang tepat. Ketika pasien
diposisikan dengan tepat sesuai intruksi, columna spinalis akan tergambar tepat
dibelakang dari insisivus tengah. 
 Jika gambaran yang di inginkan, terhindar dari overlapping dengan gigi geligi kain
kasa diletakan antara insisivus pasien.
 Kaset dan tube harus tepat segaris dengan arkus pasien. Untuk memenuhi hal
tersebut, naikan atau turunkan kepala tube dengan menggunakan foot pedal dan hand
switch sampai angka pada skala di chin rest sesuai dengan skala unit.
 Jelaskan kepada pasien tentang jalanya pemeriksaan selama eksposi dilakukan,
terutama :
          - Kaset dan tube akan mengelilingi pasien.

          - Eksposi akan berlangsung beberapa saat, instruksikan untuk diam.

 Kriteria radiograf : Tampak seluruh gigi, mandibula, TMJ, fossa nasal, sinus maxilla,
arcus zygomaticum,  maxilla, coronoid processus, condylus.
Artikel PDF Radiografi Panoramik Universitas Sumatra Utara

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21348/Chapter%20II.pdf;sequence=3

RADIOGRAFI

PANORAMIK

Panoramik merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan

secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan

maksilofasial.5,7,10,11 Foto panoramik pertama dikembangkan oleh tentara Amerika

Serikat sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan gambaran seluruh gigi untuk

mengetahui kesehatan mulut tentaranya.12 Foto panoramik juga disarankan kepada

pasien pediatrik, pasien cacat jasmani atau pasien dengan gag refleks. 13 Salah satu

kelebihan panoramik adalah dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang

diterima pasien untuk satu kali foto panoramik hampir sama dengan dosis empat kali

foto intra oral. 14

2.1 Definisi

Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah

gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila

dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal

dari detail anatomi pada sisi kontralateral. 14,15 Radiografi panoramik adalah sebuah

teknik dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan dalam satu film.16

Foto panoramik dikenal juga dengan panorex atau orthopantomogram dan

menjadi sangat popular di kedokteran gigi karena teknik yang simple, gambaran
mencakup seluruh gigi dan rahang dengan dosis radiasi yang rendah.12,17 Foto
panoramik dapat menunjukkan hasil yang buruk dikarenakan kesalahan posisi pasien

yang dapat menyebabkan distorsi.13,15

2.2 Indikasi

Adapun seleksi kasus yang memerlukaan gambaran panoramik dalam

penegakan diagnosa diantaranya seperti:

1. Adanya lesi tulang atau ukuran dari posisi gigi terpendam yang

menghalangi gambaran pada intra-oral.

2. Melihat tulang alveolar dimana terjadi poket lebih dari 6 mm.

3. Untuk melihat kondisi gigi sebelum dilakukan rencana pembedahan.

Foto rutin untuk melihat perkembangan erupsi gigi molar tiga tidak

disarankan.
4. Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk mengetahui

keadaan gigi atau benih gigi.

5. Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada seluruh bagian mandibula.

6. Rencana perawatan implan gigi untuk mencari vertical height.17

2.3 Teknik dan Posisi pengambilan gambar


panoramik
Teknik dan posisi yang tepat adalah bervariasi pada satu alat dengan alat

lainnya. Tetapi, ada beberapa pedoman umum yang sama yang dimiliki semua alat

dan dapat dirangkum meliputi:

Persiapan Alat :

1. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital telah

dimasukkan kedalam tempatnya.

2. Collimation harus diatur sesuai ukuran yang diinginkan.

3. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12 mA.

4. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau

turunkan tempat kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien

dapat diposisikan.

5. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah

dilakukan. 17

Persiapan pasien

1. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting,

aksesoris rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya.


2. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan

pasien dan jika perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat

bergerak.

3. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher tidak

ada yang menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala.

4. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan

untuk memegang handel agar tetap seimbang.

5. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka

bersentuhan pada tempat dagu.

6. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala.

7. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah ke

palatum dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar.

8. Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu

dalam saat penyinaran.17,18

Persiapan Operator :

1. Operator memakai pakaian pelindung.

2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari

sumber x-ray ketika waktu penyinaran.

3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk

memastikan tidak ada pergerakan.

4. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi

kepala pada tempatnya.


5. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses. 17,18,19

Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi

1. Pastikan perangkat sinar x digunakan dengan teknik yang baik dan parameter

secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar.

2. Hindari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung harus

radiopaque.

3. Filtrasi dari berkas sinar x dengan mengatur ketebalan filter. Ketebalan filter

bergantung pada tegangan operasi dari peralatan sinar x. Tegangan mencapai

70 kVp ketebalan filter setara dengan ketebalan alumunium 2,5 mm untuk

kekuatan tabung sinar x antara 70-100kVp. 18,19


HASIL RESUME YANG DIDAPAT

PROSEDUR PEMERIKSAAN PANORAMIC


A. SEJARAH PANORAMIK
Pengertian panoramic teknik pemeriksaan untuk mendapatkan gambaran gigi
geligi berikut mandibula dan maxilla.
Istilah panoramic ini dimulai di kenal tahun 1959 saat  S.S White Company di
Amerika Utara memperkenalkan pesawat panorex/panoramic, yang mana
sekarang di kenal dengan pesawat panoramic.

B. PERSIAPAN ALAT
 Pesawat panoramic siap pakai
 Kaset panoramic beserta screen
 Film ukuran 5x 12 inchi atau 6x 12 inchi
 Bite block
 Pengolahan film otomatis
 Apron

C. PERSIAPAN PASIEN
 Pasien diminta menganggalkan benda benda yang dapat menggangu
gambaran radiograf dari kepala hingga leher seperti logam, plastik an lain
lain
 Menerangkan pda pasien mengenai pemeriksaan
 Memakaikan pelindung apron pada pasien
 Pandu pasien menuju pesawat panoramic,istirahatkan pasien pada
biteblock

D. INDIKASI
 Adanya lesi tulang
 Melihat tulang alveolar
 Untuk melihat kondisi gigi sebelum dilakukan rencana pembedahan
 Rencana perawatan orthodonti untuk mengetahui keadaan gigi
 Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada seluruh bagian mandibula.
 Rencana perawatan implan gigi
E. TEKNIK PEMERIKSAAN
 POSISI PASIEN
- Pasien duduk tegak pada kursi pesawat dengan punggung lurus
- Penderita berdiri dan kedua tangan pasien berpegang pada
hand grips (jika mampu)
-Posisi tubuh, kepala dan leher tegak

 POSISI OBJEK
- Ketinggian Chin rest diatur hingga IOML sejajar lantai
- Bidang oklusal turun 10 derajat dari belakang ke depan
- MSP diatur segaris dengan garis tengah vertical chin rest
- Tempatkan bite block diantara gigi depan
- Menempelkan kedua bibir
- Lidah diletakan di langit langit mulut

 ARAH SINAR / CENTRAL RAY ( CR )


Horizontal mengelilingi kepala dimulai dari rahang kiri menuju
rahang kanan

 PUSAT SINAR/CENRAL POINT ( CP )


Tegak lurus terhadap objek dan film

 KRITERIA
-Gigi geligi - mandibula
-nasal fossae -temporomandibular joint ( TMJ)
-sinus maksila -arkus zygomatykum
-maksila -bagian vertebra servical

Anda mungkin juga menyukai