1. Cephalometri
Radiografi cephalometri adalah foto radiografi kepala yang biasa
digunakan pada perawatan orthodonti untuk menganalisis hubungan gigi
terhadap rahang dan rahang terhadap seluruh skeletal wajah. Indikasi utama
dari foto cephalometri adalah untuk perawatan orthodonti dan bedah
ortognatik1.
a. Orthodonti untuk diagnosis awal, rencana perawatan, memonitori
perkembangan perawatan, penilaian hasil perawatan
b. Bedah ortognatik evaluasi preoperatif dari struktur skeletal dan
jaringan lunak, menentukan rencana perawatan, penilaian hasil
perawatan.
c. Identifikasi kelainan pada daerah tulang tengkorak
d. Dewasa ini cephalometri juga dapat berperan untuk melakukan analisis
perkembangan dan fungsi nasal cavities, nasopharynx dan oropharynx.
Terutama pada pasien dengan kebiasaan mouth breathing yang
berhubungan dengan tanda pertumbuhan wajah spesifik yang
merupakan manifestasi dari obstruksi jalur nafas4
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology. 3rd ed.
London: Elsevier, 2002.
White, Stuart C, and Michael J Pharoah. Oral Radiology. 1st ed. St. Louis: Elsevier Mosby, 2000.
Cephalometri lateral menunjukkan struktur anatomis yang berguna
dalam menentukan perawatan orthodonti. Struktur anatomis ini
kemudian dapat dijiplak (tracing) menggunakan kertas kalkir atau
kertas asetat sehingga didapatkan pengukuran untuk menentukan
rencana perawatan orthodonti. Berikut adalah titik-titik yang menjadi
acuan untuk melakukan analisis cephalometri
Sella (S) bagian tengah sella tursica
Orbitale (Or) bagian terbawah dari margin infraorbital
Nasion (N) bagian paling anterior dari sutura frontonasal.
Anterior nasal spine (ANS) ujung anterior nasal spine
Subspinale (A) bagian terdalam dari midline berada diantara
ANS dan Pr
Prosthion (Pr) bagian paling anterior dari alveolar crest
premaksila biasanya ada diantara insisiv atas
Infradetnale (Id) bagian paling anterior dari alveolar crest
biasanya berada diantara Insisiv bawah.
Supramentale (B) bagian terdalam dari outline tulang berada
di antara Id dan Pog
Pogonion (Pog) bagian paling anterior dari dagu
Gnathion (Gn ) bagian paling anterior dan inferior dari dagu.
Berada di antara titik Pog dan Me
Menton (Me) bagian terbawah dari dagu / simfisis
mandibula
Gonion bagian paling lateral dari titik eksternal ramus
mandibula
Posterior Nasal Spine (PNS) ujung posterior spine dari
tulang palatinus pada palatum keras
Articulare (Ar) poin interseksi dari konur dorsal posterior
border mandibula dan tulang temporal
Porion (Po) bagian paling atas dari external auditori meatus.
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology. 3rd ed.
London: Elsevier, 2002.
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology. 3rd ed.
London: Elsevier, 2002.
Evaluasi mutu cephalometri lateral:
Obyek tercakup, detail, kontras, ketajaman baik
Sella tursica berhimpit
Tepi bawah mandibula berhimpit
Orbita berhimpit
Porion terlihat
M1 rahang atas dan rahang bawah oklusi serta M1 kanan dan kiri
berhimpit
Bayangan jaringan lunak terlihat
FHP sejajar lantai, tulang servikal lurus
1.2 Cephalometric postero-anterior
Cephalometric postero-anterior digunakan untuk melakukan pemeriksaan
terhadap asimetri wajah dan perbandingan preoperatif dan postoperatif
pada tindakan bedah ortognatik yang meliputi mandibula, trauma, dan
kelainan tumbuh kembang7. Teknik dan posisi pasien:
Head-stabilizing apparatus yang terdapat pada cephalostat di putar
90
Pasien diposisikan pada apparatus dengan FHP tegak lurus film
dan film berada di depan wajah pasien tegak lurus midsagital
plane.
Kepala di imobilisasi dengan memasukkan ear rods kedalam
external auditory meati.
Sinar x-ray tegak lurus film.
Exposure : 100-120 kV, 10 mA, 1,5-2 s
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology.
3rd ed. London: Elsevier, 2002.
Tube X-ray akan berputar dari belakang kepala pasien dan cassette carrier
akan bergerak searah dengan tube X-ray sedangkan film yang berada dalam
casette carrier bergerak berlawanan arah dari tube X-ray.
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology.
3rd ed. London: Elsevier, 2002.
Teknik memposisikan pasien berbeda-beda tergantung bentuk mesin dental
panoramic. Namun terdapat beberapa syarat umum yang berlaku pada semua jenis
mesin, yaitu1,2:
Pasien harus melepas semua anting, kalung, perhiasan lainnya, jepit
rambut, gigi tiruan, kacamata, dan alat ortho lepasan
Jelaskan prosedur dan pergerakan alat kepada pasien.
Tidak perlu menggunakan apron
Posisikan pasien sesuai dengan light-beam marker dan alat pemosisi
kepala.
o Posisi anteroposterior didapatkan dengan menginstruksikan pasien
untuk mengigit cotton roll yang diletakkan pada gigi anterior,
pastikan pasien tidak mengubah posisi saat foto berlangsung.
o Midsagital plane harus berada di tengah unit x-ray.
o Dagu dan occlusal plane pasien harus diposisikan sedemikian rupa
untuk mencegah distorsi. Occlusal plane berada pada sudut 20-30
dibawah horizontal plane. Posisikan dagu hingga garis tragus
hingga sudut mata berada paralel terhadap lantai.
o Setelah pasien diposisikan instruksikan pasien untuk menelan dan
tahan lidah pasien pada langit-langit mulut.
Pengaturan exposure berada pada 70-100 kV dan 4-12 mA.
Berkut adalah anatomi yang tercakup dalam foto panoramik:
Gigi - geligi
Ghost / artefactual shadows
1. Palate
2. Mandibula
3. Cervical vertebrae
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology.
3rd ed. London: Elsevier, 2002.
White, Stuart C, and Michael J Pharoah. Oral Radiology. 1st ed. St. Louis: Elsevier Mosby, 2000.
Pada setiap foto panoramik pasti akan nampak ghost image. Biasanya ghost image
merupakan struktur anatomi normal. Contohnya pada pasien edentulus, pasien
memiliki jaringan lunak yang tipis sehingga ghost image dari ramus mandibula
kontralateral juga terlihat. Munculnya ghost image bukan merupakan kesalahan
teknik, namun merupakan suatu hal yang normal ketika menggunakan foto panoramik
pada beberapa pasien. Gambaran ghost image dapat dikurangi dan dicegah.
Contohnya pada ghost image tulang leher dapat diminalisir dengan meminta pasien
untuk berdiri atau duduk tegak dengan leher mereka lurus dan terekstensi.8
Penggunaan apron pada foto panoramik juga sudah tidak diperlukan lagi di beberapa
negera. Jika menggunakan apron harap diperhatikan area pemasangannya karena
dapat menimbulkan defek pada hasil foto radiograf. Apron sebaiknya digunakan
dibagian punggung pasien dan pastikan terpasang dengan sempurna pada pundak
pasien.8
Contoh defek karena penggunaan apron:
Whaites, Eric, and Nicholas Drage. Essentials Of Dental Radiography And Radiology. 3rd ed.
London: Elsevier, 2002.
contoh pasien yang bergerak saat foto:
White, Stuart C, and Michael J Pharoah. Oral Radiology. 1st ed. St. Louis: Elsevier Mosby, 2000.
Contoh kesalahan posisi leher pasien: