Anda di halaman 1dari 7

1.

Physiologic Tooth Movement


Reaksi terhadap jaringan tidak hanya berhubungan dengan perawatan orthodonti namun
juga pada erupsi gigi, gigi yang bermigrasi, dan perubahan posisi gigi selama mastikasi.
Pergeseran gigi fisiologis dikatakan sebagai pergerakan gigi alami yang terjadi selama
dan setelah erupsi gigi.
a. Erupsi gigi
Erupsi gigi merupakan pergerakan gigi ke arah aksial, yaitu bergerak dari posisi
perkembangannya pada rahang menuju ke posisi akhir dalam rongga mulut.
Berikut teori-teori yang menjelaskan proses erupsi gigi:
Teori tekanan darah : jaringan di sekitar ujung akar memiliki banyak
pembuluh darah. Tekanan dari pembuluh darah ini yang menyebabkan
pergerakan gigi secara aksial
Teori pertumbuhan akar : teori ini menjelaskan bahwa pertumbuhan apical
dari akar menghasilkan gaya ke aksial yang menyebabkan erupsi gigi.
Namun teori ini masih belum bisa diterima sepenuhnya.
Teori Hammock Ligament : jaringan fibrosa berada di bawah ujung akar
melentang dari satu sisi dinding alveolar ke sisi satunya lagi. Jaringan
fibrosa ini akan membentuk suatu network di bawah akar yang sedang
berkembang dan kaya akan fluid droplets. Akar yang sedang berkembang
ini akan memberikan gaya yang berlawanan dengan jaringan fibrosa tadi,
akibatnya akan memberikan gaya pada gigi kea rah oklusal
Periodontal ligament traction : periodontal ligament kaya akan fibroblast
yang mengandung jaringan contractile. Kontraksi dari serabut periodontal
(terutama grup oblique ligament) mampu menghasilkan arah pergerakan
gigi aksial.
b. Gigi yang bermigrasi
Migrasi gigi termasuk perubahan minor pada posisi gigi setelah terjadinya erpsi.
Migrasi memiliki kecenderungan untuk bergerak kearah mesial dan oklusal. Hal
ini disebabkan akibat adanya keausan pada daerah proksimal dan oklusal gigi.
Sehingga ketika gigi mengalami keausan/wear gigi akan bergerak ke arah mesial
dan oklusal untuk mempertahankan kontak inter-proksimal dan kontak oklusal.
c. Pergerakan gigi selama mastikasi
Selama mastikasi gigi dan struktur periodontal terpapar gaya yang besar secara
intermitten. Hal ini menyebabkan adanya sedikit pergerakan pada soket gigi dan
kemudian akan kembali ke posisi awal ketika beban dihilangkan. Namun ketika

gigi dikenai gaya yang sangat besar/ melebihi batas, cairan jaringan akan muncul
pada ruang periodontal, menjadi incompressible, dan mampu mencegah terjadi
perubahan tempat/ pergerakan mayor pada gigi di dalam soket. Gaya akan
ditransimisikan melalui cairan jaringan menuju ke tulang alveolar.

2. Histology of tooth movement


Gaya yang diaplikasikan terhadap suatu gigi untuk menghasilkan pergerakan orthodontic
akan membentuk suatu formasi di area sekitar gigi yang terkena tekanan dan tegangan.
Area tekanan terbentuk kearah pergerakan gigi sedangkan area tegangan bergerak kearah
yang berlawanan. Pada gigi yang bergeraj akibat adanya gaya orthodontic terdapat
resorpsi tulang pada daerah tekanan dan pembentukan tulang baru pada daerah tegangan.
Perubahan histologi yang Nampak berdasarkan jumlah dan durasi gaya yang
diaplikasikan dapat dilihat dari 2 hal yaitu;
a. Perubahan akibat aplikasi gaya ringan (mild force)
Perubahan pada area tekanan periodontal ligament pada arah
pergeseran gigi tertekan hampir 1/3 dari ketebalan awalnya. Lalu terjadi
peningkatan vaskularitas disebabkan karena meningkatnya suplai kapiler
darah yang membantu mobilisasi sel seperti fibroblast dan osteoklas.
Osteoklas berperan dalam resorpsi tulang disepanjang dinding soket pada
area tekanan, dimana osteoklas berada di cekungan dangkal tulang yang
disebut Howships lacunae. Setelah beberapa minggu penggunaan alat

ortodonti secara terus, terbentuklah perubahan trabekula tulang.


Normalnya trabekula sejajar dengan sumbu gigi namun akan berubah
terorientasi kea rah horizontal karena sejajar dengan arah gaya
orthodontic. Pola trabekula kembali ke pola awal selama fase retensi
perawatan. Ketika gaya diaplikasikan ke gigi dalam batas fisiologis nya
dapat terjadi resorpsi alveolar yang berdekatan dengan ligament

periodontal dan dinamakan frontal resorption.


Perubahan pada area tegangan aplikasi gaya orthodontic pada area
tegangan akan menyebabkan membrane periodontal pada sisi tegangan
mengalami tarikan sehingga terjadi pelebaran jarak antara prosesus
alveolar dengan gigi. Lalu terjadi pula peningkatan vaskularisasi sehingga
mobilitas sel seperi fibroblast dan osteoblast di area ini meningkat.
Osteoid dibentuk oleh osteoblast di dalam ligament periodontal tepat
disebela lamina dura. Tulang yang sedikit terkalsifikasi akan mengalami

maturasi dan membentuk tulang yang kuat


Perubahan remodeling sekunder aktivitas osteoklastik dan osteoblastik
pada daerah tekanan dan tegangan ditunjukkan akibat adanya
pengapliasian gaya untuk menggerakan gigi. Perubahan tulang juga terjadi
dengan tujuan menjaga lebar atau ketebalan alveolar. Hal ini disebut
perubahan remodeling sekunder. Contoh: jika gigi digeser ke arah labial
maka akan terbentuk deposisi tulang baru pada permukaan luar plate
tulang alveolar labial dan juga resorpsi pada sisi lingual tulang alveolar

lingual

b. Perubahan akibat aplikasi gaya yang besar (extreme force)


Gaya yang ekstrim dapat menyebabkan penekanan total atau crushing ligament
periodontal.
Perubahan pada area tekanan pada area tekanan akar sangat dekat
dengan lamina dura dan menekan ligament periodontal sehingga
mengakibatkan penutupan atau pemampatan pembuluh darah hingga
ligament periodontal kekurangan suplai nutrisi yang mengarah kepada
perubahan regresif dan disebut hyalinisasi. Resorpsi tulang yang terjadi di
ruang sumsum dan didalam plate alveolar dibawah, dibelakang, dan diatas

area hyalinisasi disebut undermining resorption


Perubahan pada area tegangan periodontal mengalami tarikan yang
berlebihan sehingga menyebabkan robeknya pembuluh darah dan terjadi
ischemia. Pada gaya yang ekstrim, biasanya aktivitas osteoklastik lebih
banyak dibandingkan osteoblast (pembentukan tulang baru), sehingga
hasilnya gigi menyadi goyang dan lebih mudah leapas dari soket. Selain
itu rasa sakit dan hyperemia gingiva dapat terjadi berkaitan dengan adanya
gaya ekstrim selama pergeseran gigi orthodontic.

3. Tissue Response in Periodontium


Menurut penelitian Carl Sandstedt tahun 1905 menyatakan bahwa pergerakan gigi adalah
proses resorpsi dan aposisi.
a. Initial period of tooth movement
Penerapan gaya kontinu pada mahkota gigi menyebabkan pergerakan gigi dalam
alveolus yang ditandai oleh penyempitan membrane periodontal khususnya di
daerah marginal. Setelah periode tertentu, osteoklas berdiferensiasi sepanjang
dinding tulang tulang alveolar.
b. Hyalinization phase
Disaat fase krusial dari initial application force, kompresi di area tertentu pada
membrane menghambat sirkulasi vascular dan diferensiasi sel sehingga
menyebabkan degreadasi sel dan struktur vaskuler dibandingkan proliferasi dan
diferensiasi. Hyalinisasi adalah bentuk dari degenerasi jaringan yang memiliki
karakteristik adanya pembentukan zat homogen eosinofilik yang jernih.
Hyalinisasi ligamen periodontal menunjukkan ligamen periodontal yang tertekan

dan terdegenerasi secara lokal, dan merupakan proses yang reversibel .Area
hyalinisasi lebih lebar jika gaya yang diberikan ekstrim. Perubahan yang dapat
dilihat selama pembentukan area hyalinisasi adalah:
Adanya penyusutan secara gradual dari serat ligament periodontal
Struktur sel menjadi tidak jelas, yaitu beberapa nucleus terlihat lebih kecil

(pycnotic) dan ada juga beberapa nucleus yang hilang.


Serat kolagen yang tertekan secara gradual akan menyatu membentuk

massa bebas sel


Terjadi perubahan pada zat dasar
Adanya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga erjadi

penumpahan konten yang ada di dalam pembuluh darah


Terbentuknya Osteoklas disum-sum dan permukaan dalam tulang setelah

periode 20-30 jam.


Eliminasi jaringan hyalinisasi terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu;
Resorpsi tulang alveolar oleh osteoklas yang berdiferensiasi di perifer

membrane periodontal sehat dan di ruang sumsum


Invasi sel dan pembuluh darah dari perifer area yang tertekan sehingga
mampu menghilangkan jaringan nekrotik. Sel berpenetrasi ke jaringan
hyaline dan mengeliminasi jaringan fibrosa yang tidak diinginkan dengan

aksi enzimatik dan fagositosis.


Lokasi dan perluasan zona hyalinisasi bergantung pada siifat pergeseran atau
pergerakan gigi. ketika kasus tipping, zoba hyalinisasi berada dekat ke puncak
alveolar. Namun pada kasus bodily movement, hyalinisasi akan berada dekat ke
bagian tengah akar

c. Secondary period of tooth movement


Pada periode ini PDL melebar. Osteoklas menyerang permukaan tulang pada area
yang lebih lebar. Gambaran utama dari periode ini adalah deposisi tulang baru
pada permukaan alveolar dari area tegangan. Sel-sel yang baru terbentuk seperti
osteoblast dengan nucleus gelap juga Nampak. Osteoblast banyak ditemukan di
serat-serat. Setelah proliferasi sel dimulai, jaringan osteoid terkumpul di bagian
tegangan. Tulang baru terdeposit sampai lebar membrane kembali kenormal dan
system fibrous terremodelisasi.
Referensi:
Graber, T., Vanarsdall, R. and Vig, K. (2005). Orthodontics. St. Louis: Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai