Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 1

RESTORASI RESIN
KOMPOSIT KELAS II

Restorasi Resin Komposit


Kelas II
Fejerskov OKidd E. Dental
caries. 2nd ed. Oxford:
Blackwell Munksgaard; 2008.

1.Preparasi Kavitas

1.a. Pertama-tama preparasi kavitas dilakukan dengan cara membuat


akses yang adekuat. Namun sebelumnya gigi dipasangkan matrix
band untuk melindungi permukaan proksimal gigi sebelahnya.

Selanjutnya, infected dentin dibuang agar resin dan dentin dapat berikatan deng

1.c. Untuk kasus karies kelas II


digunakan konsep Box-Only
Class II preparations.

1.d. Setelah infected dentin


dibuang,
bagian
enamel
yang
overhanging
dihilangkan
menggunakan
hatchet.

2. Finishing Outline Kavitas

Rubber Dam digunakan untuk isolasi dan


selanjutnya outline kavitas dibentuk bevel

3. Pemasangan Matrix Sectional


Matrix band dipasang dibagian
proksimal gigi. Selanjutnya wedge
dipasang untuk menutup jarak yang
ada diantara band dengan margin
servikal gigi.
Setelah itu, ring sectional matrix
dipasang untuk menjaga agar matrix
band tetap pada posisinya.

4. Penumpatan dengan Resin


Komposit

Phosphoric acid digunakan untuk


tenik etsa total. Etsa enamel dan
dentin dilakukan tidak lebih dari 15
detik. Selanjutnya etsa dibilas
dengan air dan dikeringkan
dengan udara. Selanjutnya
gunakan bahan adhesive dan light
cure selama 20 detik.

Penumpatan dengan resin komposit


dilakukan secara inkremental dengan
ketebalan kurang dari 2 mm secara selapis
demi selapis. Setelah proses penumpatan
hingga lapisan inkremental terakhir selesai,
dilakukan proses polishing dan finishing.

5. Polishing dan Finishing


Dilakukan menggunakan fine
diamond burs, alumunium oxide
disks, atau rubber polishing
cups/points
Pada saat prosedur finishing, oklusi
perlu di perhatikan untuk
memastikan bahwa restorasi tidak
terlalu tinggi hingga mengganggu
oklusi.

Bonding Resin Komposit


Bonding to Enamel
Mikromekanik
Margin enamel harus di etsa menggunakan phosphoric
acid selama 15s dan selanjutnya dibilas.
Selanjutnya diaplikasikan low viscosity resin
Fungsi: meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk
resin tag yang optimum pada enamel.

Bonding to dentine
Dilakukan dengan cara menghilangkan smear layer etsa
asam (menghilangkan smear layer dan demineralisasi
lapisan superfisial dentin), primer, adhesive

Bonding Agent

Etsa
32% phosphoric acid
Etsa asam ini meningkatkan topografi dari
enamel, mengubahnya dari permukaan
yang low-reactive menjadi lebih rentan
terhadap adhesi.

SEM micrograph menunjukkan


permukaan enamel yang smooth.
Perbesaran 1000x.

SEM micrograph menunjukkan bentuk


etsa enamel tipe 1 setelah
pengaplikasian
32% phosphoric acid selama 15 detik.
Perbesaran 4000x.

SEM micrograph menunjukkan


bentuk etsa enamel tipe 2 setelah
pengaplikasian
32% phosphoric acid selama 15
seconds. Perbesaran 4000x.

Lopes GC, Thys DG, Klauss P, Mussi G, Widmer N. Enamel Acid Etching: A Review.

Primers
Terdiri dari monomer bifungsional
yang biasanya tercampur dalam
pelarut (solvent),
Solvent dapat berupa aceton,
ethanol-air, air.

Restorasi Resin Komposit


Kelas II
Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration
of Tooth Structure. 2nd Ed. Queensland: Knowledge
Books and Software; 2005
Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Studervants
Art and Science of Operative Dentistry. 5th Ed. St
Louis: Mosby Inc; 2006

Adhesif
Pada umumnya bersifat hidrofobik,
oligomer dimethakrilat yang
kompatibel dengan monomer yang
digunakan dalam polimers maupun
komposit.
Berikatan dengan kolagen yang
tereskpos dan membentuk resin tags
di dalam dentinal tubulus.

Pemilihan Matriks
Tujuan : meningkatkan adaptasi
restorasi pada margin gingiva dan
untuk
menyediakan
tingkat
kontur ke permukaan proksimal.
Untuk
gigi
anterior
dapat
menggunakan
mylar
atau
plastic strip wedged
Untuk
gigi
posterior
dapat
menggunakan
precontoured
transparent matrix
Jenis lainnya: Sectional Matrix
dengan bitine atau G-ring

Pemasangan Wedge

Wedge dipasang pada embrasure gingiva


Potong kira-kira 1,2cm
Pegang bagian patahan dari wedge dengan pliers
No.110
Masukkan pointed tip dari embrasure lingual atau
fasial (tergantung yang mana lebih lebar)
Jepit band dengan kuat melawan gigi dan margin

Preparasi
1. Buka kavitas dan buang
semua restorasi lama
menggunakan small
diamond cylinder (#156),
atau tungsten carbide bur
(#140) sesuai indikasi. (Bur
high speed)
2. Buang semua karies di sekitar
dinding untuk mengetahui perluasan
masalah, tetapi tetap sisakan affected
dentin pada dinding aksial dan dasar
pulpa serta pertahankan cusp
3. Retensi harus di perluas pada dasar
gingiva menggunakan grooves cut
dengan small tapered fissure bur
(#168)
4. Poles margin dari enamel
menggunakan 25mikro diamond bur
untuk meningkatkan adhesi

Tahapan Preparasi
Occlusal
step

Preparasi dari fasial terlihat


seperti box. Gunakan DEJ
sebagai guide.
Jarak dari central groove ke
dasar pulpa 1,5mm.
Tetap pertahankan affected
dentin

Tahapan Preparasi
Proximal Box

Margin fasial dan lingual diperlebar sesuai kebutuhan


(berbentuk konveks keluar) dan harus berbentuk 90
derajat. Dinding aksial 0,2mm dari DEJ (untuk lesi karies
lebih luas dibutuhkan tambahan dinding aksial dan

Tahapan Preparasi

Bevel ditempatkan pada proksimal. Bevel ini


mengekspos ujung enamel rod sehingga
meningkatkan retensi.

Tahapan Preparasi

Restorasi
Terdapat limitasi dari penggunaan komposit resin karena
minimalnya enamel yang sehat sehingga dapat terjadi
microleakage. Untuk itu, dilakukan teknik laminasi dengan
GIC sebagai basis (pengganti dentin).

5. Peletakan basis
GIC

6. Pembentukan basis untuk


membuat ruangan yang cukup
bagi RK. Enamel yang tersisa
dibentuk bevel.

7. Mylar strip yang


sudah diposisikan dan
wedge diposisikan pada
sisi distal saja. Kemudian
seluruh restorasi dan
enamel diaplikasikan
etsa selama 10 detik dan
enamel bond juga
diaplikasikan.

8. Pada sisi mesial dijepit


(wedge). Kemudian resin
dibentuk secara
inkremental pada sisi
mesial.

Referensi
Fejerskov OKidd E. Dental caries. 2nd ed. Oxford:
Blackwell Munksgaard; 2008
Lopes GC, Thys DG, Klauss P, Mussi G, Widmer N.
Enamel Acid Etching: A Review. Compendium.
2007; 28(1): 663.
Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration
of Tooth Structure. 2nd Ed. Queensland: Knowledge
Books and Software; 2005
Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Studervants
Art and Science of Operative Dentistry. 5th Ed. St
Louis: Mosby Inc; 2006

Anda mungkin juga menyukai