VaniaMariskaPutri1306366634
Referensi:
1. https://www.vtmedicaid.com/Information/ICD9%20Dental%20Code
2.
3.
4.
5.
%20QRC.20141209.v10.pdf
http://www.icd9data.com/2015/Volume1/default.htm
http://apps.who.int/classifications/icd10/browse/2016/en#/I
http://www.who.int/classifications/icd/ICD10Volume2_en_2010.pdf?ua=1
https://www.dentaquestinstitute.org/system/files/SNS%20ICD10%20Webinar
%20July%2030%202015.pdf
6. ICD10Volume1,2,&3
7. https://www.cms.gov/medicare/coding/icd10/downloads/6_i10tab2010.pdf
ICD9danICD101,2,3,4
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
(ICD)adalahsistemklasifikasipenyakitdanbebagaimacamjenistanda,symptomps
(gejala), kelainan, keluhan, dan penyebab eksternal penyakit yang berlaku secara
internasionalmenurutkriteriayangtelahdisepakati.ICDdipublikasikanolehWHO
dandigunakansecaraluasuntukmorbiditas,mortalitas,sistemreimbursemen/klaim
asuransi federal, serta penunjang keputusan dalam kedokteran. Kode ini
mempermudah dokter dalam memahami masalah medis yang tepat dari seorang
individudimanapuniaberada.Ketikaseseoranghendakmengajukanklaimasuransi
federal, ia tidak perlu menyebutkan secara rinci diagnosis dan pengobatannya
melainkanhanyadapatmenggunakankodeICD.
FungsidankegunaanICD:
kesehatan
masukanbagisistempelaporandiagnosismedis
memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis
karakteristikpasiendanpenyedialayanan
bahandasarpengelompokandiagnosisrelatedgroupsuntuksistempenagihan
pembayaranbiayapelayanan.
Pelaporannasionaldaninternasionalmorbiditasdanmortalitas
Tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan
pelayananmedis
Menentukanbentukpelayananyangharusdirencanakandandikembangkan
sesuaikebutuhanzaman
Analisispembiayaanpelayanankesehatan
Untukpenelitianepidemiologidanklinis.
A. ICD9
ICD9 dipublikasikan oleh WHO pada tahun 1977. Terdapat ekstensi dari
ICD9 yang dipergunakan dalam masalah data morbiditas dan bagian dari
procedure codes. Bagian ekstensi ini disebut sebagai ICD9CM (clinical
modification). Terdapat 3 volume ICD9CM, volume 1 dan 2 digunakan
untukkodediagnostik(diagnosispenyakit)sedangkanvolume3digunakan
untukmengklasifikasikankodeprosedurtindakanmedis.Dalampengklaiman
programjaminankesehatanBPJSKesehatandenganaplikasiINACBG,ICD
9CMhanyadigunakanuntukmengkodeprosedurtindakanmedis,sedangkan
untuk mengkode diagnosis penyakit digunakan ICD10. Berikut adalah
pengklasifikasianprosedurdantindakanmedisdalamICD9CMvolume3:
1. Mainsections
2. (00)Proceduresandintervensions,notelsewhereclassified
3. (0105)Operationsonthenervoussystem
4. (0607)Operationsontheendocrinesystem
5. (0816)Operationsontheeye
6. (1820)Operationsontheear
7. (2129)Operationsonthenose,mouthandpharynx (dapatdiakses
menggunakan:
https://www.findacode.com/codeset.php?
set=ICD9V3&i=3004)
8. (3034)Operationsontherespiratorysystem
9. (3539)Operationsonthecardiovascularsystem
10. (4041)Operationsonthehemicandlymphaticsystem
11. (4254)Operationsonthedigestivesystem
12. (5559)Operationsontheurinarysystem
13. (6064)Operationsonthemalegenitalorgans
14. (6571)Operationsonthefemalegenitalorgans
15. (7275)Obstetricalprocedures
16. (7684)Operationsonthemusculoskeletalsystem
17. (8586)Operationsontheintegumentarysystem
18. (8799)Miscellaneousdiagnosticandtherapeuticprocedures
Diagnosticradiology
Interview,evaluation,consultation,andexamination
Nuclearmedicine
Physicaltherapy,respiratorytherapy,rehabilitation,andrelated
procedures
Proceduresrelatedtothepsyche
Ophthalmologicandotologicdiagnosisandtreatment
Nonoperativeintubationandirrigation
Replacementandremovaloftherapeuticappliances/nonoperative
removalofforeignbodyorcalculus
Othernonoperativeprocedures
B. ICD10
Sejak tahun 19961998 Depkes RI mengharuskan penggunaan ICD 10 di
indonesia untuk kepentingan pelaporan sistem informasi rumah sakit di
indonesia.SamahalnyadenganICD9CM,ICD10terdiridaritigavolume
yaitu volume 1, 2, dan 3. Bagian ini berisi informasi praktis yang perlu
diketahuiolehsemuapenggunauntukbisamemanfaatkanklasifikasidengan
baik.Volume1terdiridariklasifikasiutama,volume2menyediakanpedoman
caracodingmenggunakanICD10,danvolume3adalahindeksalphabetical
dari klasifikasi. Pengetahuan dan pemahaman tujuan serta struktur ICD
pentingbagipenggunastatistikdananalisisinformasikesehatansebagaimana
untukpetugaskoder,
Padadasarnya,ICD10terdiridari:
1. volume
a. Volume1
Volume1berisiklasifikasiutamayangterdiridaridaftarkategori3
karakter,daftartabularinklusisertasubkategori4karakterklasifikasi
danmorfologineoplasma,tabulasikhususuntukdaftarmortalitasdan
morbiditas., definisi, dan regulasi nomenklatur. Pada klasifikasi inti
(daftarkategori3karakter)jugaterdapatchapterdanblocktitle.ICD
10 volume 1 dibagi menjadi 22 bab.3 Berikut adalah istilah dan
petunjukyangdigunakandalampengkodeanICD.
mungkindigunakandalamhubungannyadengankodedagger
namun kode bintang tidak pernah dipergunakan sendirian.
Kategoribintangterdapatpadapermulaansetiapbab,blok,dan
rubrikyangsesuai.
5) Tandakurung/parantesis()
Tandakurungdigunakandalamempatcara
Untukmenyertakankatatambahanyangakanmengikuti
istilahdiagnostiktanpamempengaruhiangkakodeyang
dirujukolehkatadiluarkurung.Contoh:G11.1Early
onsetcerebellarattaxia
Friedrichsattaxia(autosomalrecessive)
Untukmenyertakankodeyangdimaksuddalamistilah
exclusion. Contoh : A04 other bacterial intestinal
infection. Excludes foodborne intoxication, bacterial
(A05,)
Untuk menyertakan kode tiga karakter dari kategori
dalam blok tertentu. Contoh: intestinal infectious
diseases(A00A09)
Untukmenyertakankodedaggerdalamkategoribintang
ataukodebintangdalamistilahsangkur.ContohA02.2
localized salmonella infections. Salmonella : arthritis
(Mo1.3*)
6) Kurungbesar/squarebrackets[]
Untuk menyertakan sinonim, kata alterrnatif, atau
penjelasan.Contoh:A07.1Giardiasis[lambiasis]
Untuk merujuk pada catatan. Contoh: C21.8
overlappinglesionofrectum,anusandanalcanal[lihat
note5padahalaman182padaICD10Volume1]
Untukmerujukkekelompoksubdivisikarakterkeempat
yangdinyatakansebelumnya.ContohF10,Mentaland
behaviouraldisordersduetouseofalcohol[lihathal
321323untuksubdivisionpadaICD10volume1)
7) Titikdua(:)untukdaftaristilahinlcusiondanexclusionjika
kata yang mendahului tidak lengkap penetapan istilahnya
dalamrubric.ContohA06.8Amoebicinfectionofothersites.
Amoebic:Appendicitis,balantis+(N51.2*)
8) NOS(yangtidakditentukan)NotOtherwisespesified/tidak
dikualifikasikan.Ketikainformasitidakbegitujelas.Contoh:
A03.9shigellosis,unspesified.BacillarydysentryNOS
9) Not elsewhere classified (NEC) apabila digunakan judul
pada kategori 3 karakter, NEC adalah peringatan bahwa
beberapa jenis tertentu dari kondisi yang tercantum dalam
rubrik tersebut bisa saja tercantum pada klasifikasi lain.
Contoh:
7. TheunusedUcodesnewdiseasesofuncertainetiology.
*padakedokterangigiformatICD10dalambentuk5:
Alphanumerik(karakterpertamaselaluabjad,karakterke2danke3selalu
angka,semuayangberakhiranangka9=unspecified)
37karakter
selaluadakomasetelahkarakterke3
kebanyakankodedentaluntukkedokterangigiadalah45karakter
kategoriICD10dentalyangseringditemukan5:
C00D49neoplasma
E08E13diabetes
G47Sleepapnea
K00K14DiseasesofGI/oralcavity
M2627denofacialanomalies,jawdisorders
O00O9Apregnancy,childbirthandpostpartum
S00S09injuriestothehead
VO1Y99exernalcauses
Z00Z00 reasons for healthcare encounter other except for disease, injury,
denturestatus (Z11Z13:screeningsdiagnostictests,aftercare,follow up
care,routineexams.)
DiseasesofOralCavityandSalivaryGlands(KOOK14)
Diseasesoforalcavity,salivaryglandsandjaws(K00K14)VOLUME1
DisordersoftoothdevelopmentanderuptionExcludes: embeddedandimpacted
teeth(K01.)
K00.0Anodontia
HypodontiaOligodontia
K00.1Supernumeraryteeth
Distomolar
FourthmolarMesiodensParamolarSupplementaryteeth
K00.2Abnormalitiesofsizeandformofteeth
Concrescence
FusionofteethGemination
Dens:
evaginatus
indente
invaginatus
EnamelpearlsMacrodontia
Microdontia
Pegshaped[conical]teethTaurodontism
Tuberculumparamolare
Excludes:tuberculumCarabelli,whichisregardedasanormalvariationandshould
notbecoded
K00.3Mottledteeth
Dentalfluorosis
MottlingofenamelNonfluorideenamelopacities
Excludes:deposits[accretions]onteeth(K03.6)
K00.4Disturbancesintoothformation
Aplasiaandhypoplasiaofcementum
Dilacerationoftooth
Enamelhypoplasia(neonatal)(postnatal)(prenatal)
RegionalodontodysplasiaTurner'stooth
Excludes:Hutchinson'steethandmulberrymolarsincongenitalsyphilis(A50.5)
mottledteeth(K00.3)
K00.5Hereditarydisturbancesintoothstructure,notelsewhereclassified
AmelogenesisDentinogenesisimperfectaOdontogenesis
DentinaldysplasiaShellteeth
K00.6Disturbancesintootheruption
Dentiapraecox
NatalNeonatal
tooth
Premature:
eruptionoftooth
sheddingofprimary[deciduous]toothRetained[persistent]primarytooth
K00.7Teethingsyndrome
K00.8Otherdisordersoftoothdevelopment
Colourchangesduringtoothformation
K00.9Disorderoftoothdevelopment,unspecified
DisorderofodontogenesisNOS
Embeddedandimpactedteeth
Excludes:embeddedandimpactedteethwithabnormalpositionofsuchteethor
K01.0Embeddedteeth
adjacentteeth(K07.3)
Anembeddedtoothisatooththathasfailedtoeruptwithoutobstructionbyanother
tooth.
K01.1Impactedteeth
Animpactedtoothisatooththathasfailedtoeruptbecauseofobstructionbyanother
tooth.
Dental
caries
K02.0Carieslimitedtoenamel
Whitespotlesions[initialcaries]
1. K02.1Cariesofdentine
2. K02.2Cariesofcementum
3. K02.3
4. K02.4
5. K02.5dentalcariesonpitandfissuresurface
1. K02.51dentalcariesonpitandfissuresurfacelimitedtoenamel
2. K02.52penetratingtodentin
3. K02.53penetratingintopulp
6. K02.6dentalcariesonsmoothsurface
1. K02.61limitedtoenamel
2. K02.62penetratingintodentin
3. K02.63penetratingintopulp
7. K02.7Dentalrootcaries
8. K02.9dentalcaries,unspecified
K02.3Arresteddentalcaries
K02.4Odontoclasia
InfantilemelanodontiaMelanodontoclasia
1. K02.8Otherdentalcaries
2. K02.9Dentalcaries,unspecified
OtherdiseasesofhardtissuesofteethExcludes:bruxism(F45.8)
K03.0Excessiveattritionofteeth
Wear:
approximal
ofteeth
occlusal
K03.1Abrasionofteeth
Abrasion:
dentifrice
dentalcaries(K02.)teethgrindingNOS(F45.8)
habitual
occupational
ritual
traditionalWedgedefectNOS
ofteeth
K03.2Erosionofteeth
Erosionofteeth:NOS
dueto:
diet
drugsandmedicamentspersistentvomiting
idiopathic
occupational
K03.3Pathologicalresorptionofteeth
InternalgranulomaofpulpResorptionofteeth(external)
K03.4Hypercementosis
Cementationhyperplasia
K03.5Ankylosisofteeth
K03.6Deposits[accretions]onteeth
Dentalcalculus:
subgingival
supragingival
Deposits[accretions]onteeth:betel
black
green
materiaalba
orange
tobaccoStainingofteeth:NOS
extrinsicNOS
K03.7PosteruptivecolourchangesofdentalhardtissuesExcludes:deposits
[accretions]onteeth(K03.6)
K03.8Otherspecifieddiseasesofhardtissuesofteeth
Irradiatedenamel
Sensitivedentine
Useadditionalexternalcausecode(ChapterXX),ifdesired,toidentifyradiation,if
radiationinduced.
K03.9Diseaseofhardtissuesofteeth,unspecified
Diseasesofpulpandperiapicaltissues
K04.0Pulpitis
Pulpal:
abscess
polyp
Pulpitis:
acute
chronic(hyperplastic)(ulcerative)suppurative
K04.1Necrosisofpulp
Pulpalgangrene
K04.2Pulpdegeneration
DenticlesPulpal:
calcificationsstones
K04.3Abnormalhardtissueformationinpulp
Secondaryorirregulardentine
K04.4Acuteapicalperiodontitisofpulpalorigin
AcuteapicalperiodontitisNOS
K04.5Chronicapicalperiodontitis
ApicalorperiapicalgranulomaApicalperiodontitisNOS
K04.6Periapicalabscesswithsinus
DentalDentoalveolar
abscesswithsinus
K04.7Periapicalabscesswithoutsinus
Dental
DentoalveolarabscessNOSPeriapical
K04.8Radicularcyst
Cyst:
apical(periodontal)periapical
residualradicular
Excludes:lateralperiodontalcyst(K09.0)
K04.9Otherandunspecifieddiseasesofpulpandperiapicaltissues
Gingivitisandperiodontaldiseases
K05.0Acutegingivitis
Excludes:acutenecrotizingulcerativegingivitis(A69.1)
K05.1Chronicgingivitis
Gingivitis(chronic):NOS
desquamative
hyperplastic
simplemarginalulcerative
K05.2Acuteperiodontitis
AcutepericoronitisParodontalabscessPeriodontalabscess
herpesviral[herpessimplex]gingivostomatitis(B00.2)
Excludes:acuteapicalperiodontitis(K04.4)periapicalabscess(K04.7)
K05.3Chronicperiodontitis
Chronicpericoronitis
withsinus(K04.6)
Periodontitis:
NOS
complex
simplex
K05.4Periodontosis
Juvenileperiodontosis
5. K05.5Otherperiodontaldiseases
6. K05.6Periodontaldisease,unspecified
K06OtherdisordersofgingivaandedentulousalveolarridgeExcludes:atrophy
ofedentulousalveolarridge(K08.2)
K06.0Gingivalrecession
K06.1Gingivalenlargement
Gingivalfibromatosis
K06.2Gingivalandedentulousalveolarridgelesionsassociatedwithtrauma
Irritativehyperplasiaofedentulousridge[denturehyperplasia]
Useadditionalexternalcausecode(ChapterXX),ifdesired,toidentifycause.
K06.8Otherspecifieddisordersofgingivaandedentulousalveolarridge
Fibrousepulis
Flabbyridge
Giantcellepulis
PeripheralgiantcellgranulomaPyogenicgranulomaofgingiva
K06.9Disorderofgingivaandedentulousalveolarridge,unspecified
Dentofacialanomalies[includingmalocclusion]Excludes:hemifacialatrophyor
hypertrophy(Q67.4)
K07.0Majoranomaliesofjawsize
unilateralcondylarhyperplasiaorhypoplasia(K10.8)
Hyperplasia,hypoplasia:
mandibular
maxillary
Macrognathism(mandibular)(maxillary)Micrognathism(mandibular)(maxillary)
Excludes:acromegaly(E22.0)Robin'ssyndrome(Q87.0)
K07.1Anomaliesofjawcranialbaserelationship
Asymmetryofjaw
Prognathism(mandibular)(maxillary)Retrognathism(mandibular)(maxillary)
K07.2Anomaliesofdentalarchrelationship
Crossbite(anterior)(posterior)Distoocclusion
Mesioocclusion
MidlinedeviationofdentalarchOpenbite(anterior)(posterior)Overbite(excessive):
deep
horizontal
vertical
Overjet
Posteriorlingualocclusionofmandibularteeth
K07.3Anomaliesoftoothposition
CrowdingDiastemaDisplacementRotationSpacing,abnormal
oftoothorteeth
Transposition
Impactedorembeddedteethwithabnormalpositionofsuchteethoradjacentteeth
Excludes:embeddedandimpactedteethwithoutabnormalposition(K01.)K07.4
Malocclusion,unspecified
K07.5Dentofacialfunctionalabnormalities
AbnormaljawclosureMalocclusiondueto:
abnormalswallowingmouthbreathing
tongue,liporfingerhabitsExcludes:bruxism(F45.8)
teethgrindingNOS(F45.8)
K07.6Temporomandibularjointdisorders
Costen'scomplexorsyndrome
Derangementoftemporomandibularjoint
Snappingjaw
Temporomandibularjointpaindysfunctionsyndrome
Excludes:currenttemporomandibularjoint:dislocation(S03.0)
strain(S03.4)
K07.8Otherdentofacialanomalies
K07.9Dentofacialanomaly,unspecified
K08Otherdisordersofteethandsupportingstructures
1. K08.0Exfoliationofteethduetosystemiccauses
2. K08.1Lossofteethduetoaccident,extractionorlocalperiodontal
disease
3. K08.2Atrophyofedentulousalveolarridge
4. K08.3Retaineddentalroot
K08.8Otherspecifieddisordersofteethandsupportingstructures
EnlargementofalveolarridgeNOSIrregularalveolarprocessToothacheNOS
K08.9Disorderofteethandsupportingstructures,unspecified
Cystsoforalregion,notelsewhereclassified
Includes:lesionsshowinghistologicalfeaturesbothofaneurysmalcystandof
anotherfibroosseouslesionExcludes:radicularcyst(K04.8)
K09.0Developmentalodontogeniccysts
Cyst:
dentigerous
eruption
follicular
gingival
lateralperiodontalprimordialKeratocyst
K09.1Developmental(nonodontogenic)cystsoforalregion
Cyst(of):
globulomaxillaryincisivecanal
medianpalatalnasopalatine
palatinepapilla
K09.2Othercystsofjaw
Cystofjaw:
NOS
aneurysmal
haemorrhagictraumatic
Excludes:latentbonecystofjaw(K10.0)Stafne'scyst(K10.0)
K09.8Othercystsoforalregion,notelsewhereclassified
DermoidcystEpidermoidcystLymphoepithelialcystEpstein'spearlNasoalveolar
cystNasolabialcyst
ofmouth
K09.9Cystoforalregion,unspecifiedK10
Otherdiseasesofjaws
K10.0Developmentaldisordersofjaws
LatentbonecystofjawStafne'scyst
Torus:
mandibularis
palatinus
K10.1Giantcellgranuloma,central
GiantcellgranulomaNOS
Excludes:peripheralgiantcellgranuloma(K06.8)
K10.2Inflammatoryconditionsofjaws
OsteitisOsteomyelitis(neonatal)OsteoradionecrosisPeriostitisSequestrumofjaw
bone
ofjaw(acute)(chronic)(suppurative)
Useadditionalexternalcausecode(ChapterXX),ifdesired,toidentifyradiation,if
radiationinduced.
K10.3Alveolitisofjaws
AlveolarosteitisDrysocket
K10.8Otherspecifieddiseasesofjaws
Cherubism
ExostosisFibrousdysplasia
ofjaw
Unilateralcondylar:hyperplasiahypoplasia
K10.9Diseaseofjaws,unspecifiedK11Diseasesofsalivaryglands
K11.0Atrophyofsalivarygland
K11.1Hypertrophyofsalivarygland
K11.2Sialoadenitis
Excludes:epidemicparotitis(B26.)
3. K11.3Abscessofsalivarygland
4. K11.4Fistulaofsalivarygland
uveoparotidfever[Heerfordt](D86.8)
K11.6Mucoceleofsalivarygland
Mucous:
extravasation
cystofsalivarygland
retentioncystRanula
K11.7Disturbancesofsalivarysecretion
HypoptyalismPtyalismXerostomia
Excludes:drymouthNOS(R68.2)
K11.8Otherdiseasesofsalivaryglands
BenignlymphoepitheliallesionofsalivaryglandMikulicz'disease
Necrotizingsialometaplasia
Sialectasia
StenosisStricture
ofsalivaryduct
Excludes:siccasyndrome[Sjogren](M35.0)
K11.9Diseaseofsalivarygland,unspecified
Excludes:congenitalfistulaofsalivarygland(Q38.4)K11.5Sialolithiasis
CalculusStone
ofsalivaryglandorduct
SialoadenopathyNOS
StomatitisandrelatedlesionsExcludes:cancrumoris(A69.0)
K12.0Recurrentoralaphthae
cheilitis(K13.0)
gangrenousstomatitis(A69.0)
herpesviral[herpessimplex]gingivostomatitis(B00.2)noma(A69.0)
Aphthousstomatitis(major)(minor)Bednar'saphthae
PeriadenitismucosanecroticarecurrensRecurrentaphthousulcer
Stomatitisherpetiformis
K12.1Otherformsofstomatitis
Stomatitis:NOS
dentureulcerativevesicular
K12.2Cellulitisandabscessofmouth
Cellulitisofmouth(floor)Submandibularabscess
Excludes:abscess(of):
K12.3Oralmucositis(ulcerative)
periapical(K04.6K04.7)periodontal(K05.2)
peritonsillar(J36)
salivarygland(K11.3)
tongue(K14.0)
Mucositis(oral)(oropharyngeal):NOS
druginduced
radiationinduced
viral
Useadditionalexternalcausecode(ChapterXX),ifdesired,toidentifyexternal
agent.
Excludes:mucositis(ulcerative)of:
noseandnasalsinuses(J34.8)
vaginaandvulva(N76.8)
gastrointestinaltract(exceptoralcavityandoropharynx)(K92.8)
OtherdiseasesoflipandoralmucosaIncludes:epithelialdisturbancesoftongue
Excludes:certaindisordersofgingivaandedentulousalveolarridge(K05K06)cysts
oforalregion(K09.)
diseasesoftongue(K14.)
stomatitisandrelatedlesions(K12.)
K13.0Diseasesoflips
Cheilitis:
NOS
angular
exfoliativeglandularCheilodyniaCheilosisPerlecheNEC
Excludes:ariboflavinosis(E53.0)
cheilitisduetoradiationrelateddisorders(L55L59)perlechedueto:
candidiasis(B37.8)
riboflavindeficiency(E53.0)
1. K13.1Cheekandlipbiting
2. K13.2Leukoplakiaandotherdisturbancesoforalepithelium,including
tongue
ErythroplakiaLeukoedema
oforalepithelium,includingtongue
LeukokeratosisnicotinapalatiSmoker'spalate
Excludes:hairyleukoplakia(K13.3)
K13.3Hairyleukoplakia
K13.4Granulomaandgranulomalikelesionsoforalmucosa
Eosinophilicgranuloma
GranulomapyogenicumoforalmucosaVerrucousxanthoma
K13.5Oralsubmucousfibrosis
Submucousfibrosisoftongue
K13.6Irritativehyperplasiaoforalmucosa
Excludes:irritativehyperplasiaofedentulousridge[denture
Diseasesoftongue
Excludes:
erythroplakiafocalepithelialhyperplasialeukoedemaleukoplakia
hyperplasia](K06.2)
K13.7Otherandunspecifiedlesionsoforalmucosa
Focaloralmucinosis
oftongue(K13.2)
hairyleukoplakia(K13.3)macroglossia(congenital)(Q38.2)submucousfibrosisof
tongue(K13.5)
oftongueExcludes:atrophicglossitis(K14.4)
K14.1Geographictongue
BenignmigratoryglossitisGlossitisareataexfoliativa
K14.2Medianrhomboidglossitis
K14.3Hypertrophyoftonguepapillae
Blackhairytongue
Coatedtongue
HypertrophyoffoliatepapillaeLinguavillosanigra
K14.4Atrophyoftonguepapillae
Atrophicglossitis
K14.5Plicatedtongue
K14.6Glossodynia
Fissured
FurrowedtongueScrotal
Excludes:fissuredtongue,congenital(Q38.3)
GlossopyrosisPainfultongue
K14.8Otherdiseasesoftongue
AtrophyCrenatedEnlargementHypertrophy
(of)tongue
K14.9Diseaseoftongue,unspecified
GlossopathyNOS
TatacarapenggunaanICD10
1. Tentukan tipe pernyataan yang akan dikode sesuai dengan volume 3
alphabeticalindex.Bilapernyataanadalahistilahpenyakit/cederaataukondisi
lainyangterdapatpadababIXIX(volume1),gunakanlahsebagaileadterm
untukdimanfaatkansebagaipanduanmenelusuriistilahyangdicaripadaseksi
1indeks(vol3).Bilapernyataanadalahpenyebabluar(externalcause)dari
cedereyangadadibabXX(vol1),lihatdancarikodenyapadaseksiIIdi
indeks(vol3).
2. leadterm:(katapanduan)untukpenyakitdanciderabiasanyamerupakankata
bendayangmemaparkankondisipatologisnya.
3. Bacadenganseksamadanikutipetunjukcatatanyangmunculdibawahistilah
yangakandipilihpadavolume3
4. Bacaistilahyangterdapatdalamtandakurung()sesudahleadterm.Istilahlain
yangadadibawahleadterm(biasanyadalamtanda)dapatmempengaruhi
nomorkode,sehinggakatakatadiagnostikharusdiperhitungkan.
5. Ikutisecarahatihati rujukan silang(cross references) yangterdapatdalam
indeks
6. Lihatdaftartabulasi(volume1)untukmencarinomorkodeyangpalingtepat.
Lihatkodetigakarakterdiindeksdengantandaminuspadaposisikeempat
yangberartibahwaisianuntukkarakterkeempatituadadidalamvolume1
danmerupakanposisitambahanyangtidakadadalamindeks(vol3).
7. Ikutipedomaninclusiondanexclusionpadakodeyangdipilihataubagian
bawahsuatubab(chapter),blok,kategori,subkategori
8. Tentukankodeyangandapilih
9. Lakukananalisiskuantitatifdankualitatifdatadiagnosisyangdikodeuntuk
pemastiankesesuaiannyadenganpernyataandoktermengenaidiagnosisutama
diberbagaiformulirrekammedispasien.
1.
Registrasi dokter dan dokter gigi yang memiliki SP dan atau SIP
Bagan
Alur permohonan
1
KKI meneliti seluruh berkas persyaratan dan apabila disetujui diterbitkan STR
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah permohonan diterima oleh KKI.
STR asli dan 3 lembar fotokopi STR yang dilegalisir oleh KKI dikirimkan ke
pemohon, dengan tembusan ke Biro Kepegawaian
Permohonan penyesuaian SP dan atau SIP menjadi STR diajukan kepada KKI
selambatlambatnya tanggal 29 April 2007.
SIP
Alur permohonan
1
STR asli dan 3 lembar fotokopi STR yang dilegalisir oleh KKI dikirimkan ke
pemohon, dengan tembusan ke Biro Kepegawaian Depkes RI, Dinkes Provinsi
dan PB IDI atau PB PDGI.
surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki SIP
(dengan mencantumkan nomor SIP-nya)
Fotokopi Ijazah yang dilegalisir asli oleh Dekan FKG atau Wakil Dekan I
FKG.
Pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar dan ukuran
2x3 cm sebanyak 2 lembar.
Surat Keterangan Sehat Fisik dan Mental yang dibuat oleh dokter yang
memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dengan mencantumkan nomor SIP dokter
yang memeriksa.
Lebih mudah membuat perubahan, menjual prakteknya, atau jika ingin pindah
tempat praktek
Tergantung dari panggilan setiap waktunya dan tidak ada dokter gigi lain yang
bisa menggantikannya saat dokter gigi tersebut pergi
Pengeluaran masih terus berlajut bahkan ketika dokter gigi tersebut tidak ada dan
pemasukannya berkurang
Sedikit atau tidak ada modal awal yang dikeluarkan. Oleh karena itu asosiasi
ini dapat membuka kesempatan bagi dokter gigi baru lulus dan membutuhkan
pengalaman di bidang tertentu untuk mendapatkan sertifikat spesialisasi yang
sedang dikejar
elemen
dasar
seperti
pemilihan
peralatan.
Pemilihan
dan
Beberapa drg dan asisten mengeluhkan stress dalam bekerja jika mengaplikasikan
four handed dentistry dengan teknik yang tidak baik. Hal-hal yang dilakukan drg
seperti penggantian bur, berputar, dan berpindah untuk mengambil peralatan yang
dibutuhkan bisa masih diobservasi dalam praktik four handed dentistry. Four handed
dentistry tidak berjalan jika asisten tidak menguasai kemampuan untuk transfer
instrument. Untuk mempraktikan four handed dentistry yang sebenarnya criteria
berikut harus dipenuhi:
pemerintah
Perawatan pasien sebainya direncanakan dalam urutan yang logis.
Motion Economy
Menghemat pergerakan (pergerakan yang butuh banyak waktu dna membuat
lelah)
Mengurangi jumlah gerakan berlebih yang berbahaya
Klasifikasi Gerakan
1.
2.
3.
4.
5.
Zona Aktivitas
Tim dental yang melibatkan drg dan asisten sabaiknya mengetahui hubungan spasial
dari fungsional chair-side sebelum pemilihan peralatan. Area kerja disekitar pasien
disebut zones of activity. Zona aktivitas diidentifikasi menggunakan wajah pasien
sebagai pusat jam.
Terdapat 4 zona aktivitas:
1.
2.
3.
4.
Zona operator
Zona asisten
Zona transfer
Zona static
Untuk operator tangan kanan, zona operator dari jarum jam 7-12, zona asisten dari 24, zona instrument 4-7, dan zona static 12-2.
Strategi untuk Memastikan Four Handed Dentistry Efektif
1.
Teamwork
Untuk mengimplementasikan teknik Four Handed Dentistry yang sebenarnya
setiap anggota tim harus menganggap individu sebagai tanggung jawab tim.
Setiap anggota tim sebaiknya mengenali kebutuhan pertukaran peralatan,
2.
3.
Harus
mengembangkan
pemahaman
yang
tepat
dalam
prosedur,
Operator requirement
Untuk memaksimalkan efikasi prosedur transfer peralatan, drg seharusnya
memembuat bantalan jari pada tangan yang sedang bekerja pada kavitas
oral dalam perganitan untuk membantu anggota tim melokasikan titik dari
transfer instrument. Komunikasi verbal dan non-verbal spesifik sebaiknya
2.
3.
prosedur.
Tim requirement
Mengobservasi pergerakan pasien, khususnya selama pertukaran syringe
atau instrument tajam. Tim sebaiknya melakukan prosedur perawtaan yang
aman dan terstandarisasi.
Pada permulaan prosedur, kaca sebaiknya diberikan dengan tangan kanan, dan
eksplorer sebaiknya dengan tangan kiri. Instrument yang ditransfer sebaiknya
dipegang dengan tangan kiri dan diposisikan antara jari telunjuk dan jempol.
Instrument sebaiknya diistirahatkan pada jari tengah, sehingga ujung kerja
diposisikan pada lengkung yang benar dan terposisi 10-12inchi dari tangan
operator. Operator sebaiknya memberikan sinyal untuk setiap pertukaran dengan
menggerakkan instumen yang digunakan. Hindari menusuk/membocorkan glove.
2.
Two-handed Transfer
Bentuk transfer ini kebanyakan digunakan selama transfer instrument yang besar
seperti ruberdam clamp forcep atau tang bedah. Asisten mengambil instrument
yang digunakan dengan satu tangan sambil membawa instrument ditangan
lainnya. Penggunaan suction dan air water syringe terbatas selama transfer tipe
ini.
3.
4.
telapak
tangan
untuk
menghindari
menjatuhkan
atau
5.
6.
Delivery gunting
Asisten sebaiknya mensejajarkan instrument yang ditukar. Operator sebaiknya
memodifikasi posisi tangan untuk menempatkan jempol dan jari telunjuk dna
tengah ke dalam lingkaran handle. Selama penggantian gunting, beaks mengarah
ke asisten.
7.
Transthorax unit
Desain ini memenuhi persyaratan untuk aspek waktu
dan gerakan, serta menyediakan posisi ergonomis
yang baik. Dengan posisi unit yang berada di atas
daerah
thorax
pasien,
asisten
operator
dapat
Side delivery
Desain unit ini sudah cukup lama beredar selama puluhan tahun. Sebagian
besar dental unit yang digunakan dalam sekolah kedokteran gigi adalah unit
dengan desain side delivery, biasanya disertakan dengan bracket tray. Unit ini
membuat operator untuk mengambil handpiece sendiri, yang membuat
perhatiannya harus teralih dari mulut pasien sejenak, dan kemudian baru
kembali memfokuskan perhatian pada mulut pasien. Hal ini dapat
menyebabkan stress dan kelelahan. Asisten operator tidak dapat menjangkau
peralatan untuk mengganti handpiece maupun bur, sehingga menurunkan
produktivitas. Seringkali dalam pengaturan seperti ini, high-velocity
evacuation (suction) terletak pada kursi, di lokasi kerja asisten. Hal ini
memaksa asisten untuk menjauh dari kursi dental unit. Terkadang selang
untuk saluran HVE bahkan diletakkan pada mobile cart. Dengan pengaturan
seperti ini, efektivitas untuk HVE perlu dipertanyakan.
3.
Rear delivery
Dalam lingkungan rumah sakit, ancaman yang timbul dari limbah rumah sakit
terutama pada saat penanganan, yaitu saat pemilahan, pengumpulan, penampungan,
pengangkutan dan pemusnahan atau pembuangannya. Karena volume limbah yang
dihasilkn melebihi kapasitas atau kemampuan pembuangan/pemusnahannya dan
beberapa diantara jenis limbah berpotensi menimbulkan bahaya kepada petugas yang
terlibat dalam penanganannya.
Jenis- jenis kategori limbah berdasarkan potensi bahaya yang terkandung didalamnya
(Kusnoputranto, 1993) :
Limbah benda tajam
Limbah infeksius yaitu yang berhubungan dengan perawatan intensif atau isolasi
penyait menular atau kontaminasi organisme patogen.
Limbah jaringan tubuh.
Limbah sitotoksik
Limbah farmasi
Limbah kimia dan plastik
Limbah radioaktif yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop, kedokteran
nuklir, radio immunoassay serta bisa berbentuk padat, cair atau gas. Limbah radioaktif
dibuang sesuai persyaratan teknis dan peraturan perundangan yang berlaku (PP
No.13/1975) dan diserahkan ke BATAN.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non-medis.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
4. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
6. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan
generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.
7. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang
tidak secara rutin ada di lingkungan dan organism tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
8.
Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock
bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang
telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
10. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce),
menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
Persyaratan
A. Limbah Medis Padat
a. Minimasi Limbah
1)
Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
2)
Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia
yang berbahaya dan beracun.
3)
Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi.
4)
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
pengumpulan, pengangkutan, danpemusnahan harus melalui sertifikasi dari
pihak yang berwenang.
b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur
Ulang
1)
2)
Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
tidak dimanfaatkan kembali.
3)
4)
Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
5)
Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi sesuai Tabel I.10. Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus
dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus
dilakukan tes Bacillus subtilis.
6)
7)
8)
Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.
9)
Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi
label bertuliskan Limbah Sitotoksis.
2)
Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
d. Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah
Sakit
1)
2)
1)
2)
namun secara akurat karakteristik bahan, dan limbah tindakan kedokteran gigi
merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3)
Praktek dokter gigi kini harus memperhatikan aspek lingkungan.
Upayakan sejak sekarang untuk menjalankan praktek dokter gigi yang ramah
lingkungan. Salah satunya dengan memperhatikan pengelolaan limbah
kedokteran gigi. Dari berbagai tindakan yang dilakukan dokter gigi, terdapat
berbagai tipe limbah yang dihasilkan, yang tentu saja bukan limbah biasa.
Memisahkan limbah kedokteran gigi ternyata cukup sederhana, berikut
adalah metode pemisahan jenis limbah kedokteran gigi berdasarkan warna
container (color coding for waste disposal), yang diadopsi dari NHS Scotland:
I.
metal
terkontaminasi
seperti
instrument
bedah
yang
dengan disain produk dan prosedur untuk mendapatkan efisiensi dan keamanan yang
maksimal. Ergonomis dalam praktik kedokteran gigi seperti yang terlihat pada bagan
berikut:
Kursi dokter gigi tidak mempunyai lumbar, thoracic, atau arm support
B. Kursi Pasien
Posisi duduk pasien yang optimal didapat ketika rongga mulut
pasien setinggi dada dokter gigi. Posisi rongga mulut di atas
dada dokter gigi akan meningkatkan kelelahan pundak.
Sedangkan posisi rongga mulut di bawah dada dokter gigi akan
menyebabkan non-neutral posture termasuk posisi kepala yang
C. Instrumentasi
Menurut Sander (1997), pemilihan instrumen berdasarkan hal
yang diketahui (familiarity) daripada kualitas dan specific
properties. Memilih instrumen yang benar untuk menurunkan
penggunaan tekanan sehingga mendapatkan neutral joint
positioning. Pertimbangan dalam memilih instrumen adalah
sebagai berikut:
Bentuk
dan
ukuran handle
keuntungan
(Dong,
2006)
Round
handle,
menurunkan
dapat
tekanan
dan
Instrumen
yang
kompresi otot
Berat
muscle workload
dan pinch force
Balance
Maneuverability
(Dong, 2006)
Instrumen harus seimbang dalam
tangan sehingga kecenderungan
deviasi
pergelangan
tangan
menurun
operating
point. Tidak
mulut,
kemampuan
instrumen,
Kemudahan
pengoperasian
meningkatkan
memposisikan
dan
meningkatkan
Ketajaman
semakin baik
Penting menjaga
ketajaman
instrumen, karena
alat yang tumpul
membutuhkan
Tekstur
tekanan
yang
lebih
Knurled
handle
seperti
bentuk
criss-cross dapat
menurunkan
tekanan
grip
pinch
karena
meningkatkan
sensasi taktil
D. Equipment Layout
Dental equipment harus diletakkan sehingga dokter gigi
dapat
menjaga
membutuhkan
instrumen
neutral
pengaturan
menurunkan
working
dan
deviasi
usaha
posture.
untuk
postural
Sehingga
mengakses
ketika
kerja.
E. Pencahayaan
Posisi cahaya merupakan faktor penting yang berpengaruh pada
postur selama kerja. Pencahayaan yang optimal didapat ketika
light-line harus sedekat mungkin pada sight-line. Menurut UBC
F. Sarung tangan
Penggunaan sarung tangan merupakan universal precautions.
Sarung tangan harus berukuran tepat, ringan, dan lentur. Bahan
sarung tangan juga menjadi faktor yang harus diperhatikan.
Sarung tangan latex mmberikan ukuran pas yang alami, namun
dapat menyebabkan alergi bagi beberapa dokter gigi atau
pasien. Bahan sarung tangan lainnya adalah vinyl, yang
memberikan ukuran pas yang kurang baik. Ada pula sarung
tangan chloroprene yang sangat tahan terhadap kebocoran, serta
memiliki fleksibilitas yang lebih dibanding vinyl.
Menurut Yamalik (2007), ergonomis dalam praktik kedokteran gigi di antaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Cek pencahayaan.
10.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya preventif yang kegiatan utamanya
adalah identifikasi, substitusi, eliminasi, evaluasi dan pengendalian risiko dan bahaya.
Keselamatan kerja praktik dokter gigi.
-
dan sesuai.
Menyelenggarakan
suhu
dan
kelembaban
udara
yang
baik
serta
Dokter gigi harus menerapkan standard precautions terhadap setiap pasien dan control
infeksi demi menjaga keselamatan kerja untuk mencegah transmisi infeksi antara
pasien, dokter gigi, para staf dan lingkungan. Kementerian Kesehatan RI pada tahun
2012 telah menerbitkan standar pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut sebagai pedoman tenaga kesehatan dalam pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang benar. Hal bertujuan untuk mendukung
millennium developmen goals (MDGs) ke-6 dan 7 dan tercapainya target WHO 2020
dalam meningkatkan jumlah pelayanan kesehatan yang kompeten untuk mengenali
dan mengurangi risiko transmisi penyakit menular di lingkungan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut.
Kontrol infeksi melalui proses sterilisasi merupakan komponen penting dalam proses
kontrol infeksi dan keselamatan pasien. Proses sterilisasi dan pengaturan area yang
tepat dapat menghasilkan proses sterilisasi lebih efisien, meminimalisasi kontaminasi
lingkungan, mengurangi kesalahan, menjaga alat tetap steril dan keselamatan pasien
dan staf. Dokter gigi dan staf harus melindungi diri dengan mengikuti program
imunisasi yang rutin dan penyakit infeksi lainnya.
Kontrol Infeksi dalam Kedokteran Gigi
Standard precaution terdiri dari dua yaitu standar tindakan pencegahan dan
transmission based precautions.
yaitu standar tindakan pencegahan yang diaplikasikan terhadap semua pasien
dirancang untuk mereduksi resiko transmisi mikroorganisme dari sumber infeksi yang
diketahui dan tidak diketahui (darah, cairan tubuh, ekskresi dan sekresi). Pencegahan
ini diterapkan terhadap semua pasien tanpa mempedulikan diagnosis atau status
infeksi yang pasti. Dasar-dasar tindakan pencegahan antara lain:
1. Mencuci tangan
Tangan harus dicuci secara cermat dengan sabun cair disinfektan, dikeringkan dengan
lap kertas 1 kali pakai sebelum memakai dan setelah melepaskan sarung tangan
Ampul anestesi lokal 1 kali pakai dapat mengandung darah atau cairan yang
dapat teraspirasi dari pasien dan tidak boleh digunakan kembali untuk pasien
berikutnya
Instrumen yang hanya berkontak dengan kulit utuh hanya didisinfeksi setiap
pergantian pasien.
Instrumen yang telah steril dan terbungkus disimpan pada tempat tertutup,
jangan di bawah tempat pembuangan untuk mencegah instrumen basah.
Instrumen ini disimpan pada rak penyimpanan yang steril. Instrumen yang
disimpan harus dibungkus
kesehatan
adalah
besarnya
dana
yang
harus
disediakan
untuk
masyarakat
wajib
ikut
serta,
maka
asuransi
sosial
dengan pelayanan.
Kurang disukai oleh tenaga kesehatan karena dikenai jasa dengan tarif
yang seragam..
b. Asuransi kesehatan komersial
Asuransi kesehatan komersial adalah asuransi kesehatan yang basis
kepesertaannya bersifat sukarela. Asuransi ini merespon demand atau
permintaan pasar terhadap pelayanan kesehatan sedangkan asuransi sosial
merespon needs atau kebutuhan masyarakat. Premi yang harus dibayarkan
peserta asuransi komersial disesuaikan dengan paket jaminan atau manfaat
yang ditanggung. Semakin tinggi atau luas jaminan maka semakin besar
nilai premi yang harus dibayarkan.
melebihi kebutuhannya.
8. Biaya relatif mahal karena tidak ada pengawasan terhadap provider
maupun konsumen.
9. Adanya inflasi biaya yang tinggi
10. Administrasi klaim lebih sulit karena berbagai ragam formulir, aturan,
prosedur dari masing-masing penyelenggara pelayanan kesehatan.
11. Konsumen yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup (ignorance)
menjadi tidak terlindungi.
2. Fee for service
Pada model ini setiap dokter mendapatkan gaji atau jasa pelayanan
berdasarkan
pelayanan
kesehatan
yang
diberikan
kepada
pasiennya.
Modifikasi dari model ini adalah dengan pembayaran per kasus (case
payment), yakni misalnya untuk sebuah kasus perawatan endodontik atau
untuk pembuatan gigi tiruan yang membutuhkan sekian kali proses dan
kunjungan secara keseluruhan hingga selesai dikenakan tarif tertentu yang
merupakan satu paket.
Pada fee for service, pembayaran jasa kesehatan berasal dari masing
masing individu pasien. Pada jenis pembiayaan ini, sering terjadi
penyimpangan seperti overutilisasi jasa kesehatan, dimana dokter dapat
memberikan pelayanan yang pada dasarnya tidak dibutuhkan, namun sengaja
diberikan dengan tujuan agar semakin banyak layanan yang diberikan, maka
pendapatan yang didapat dari layanan tersebut akan semakin besar.
Keuntungan dari metode ini, tarif dapat berubah kapanpun jika dokter gigi
merasa tarif tersebut tidak sesuai karena inflasi ataupun perubahan pada
prosedurnya. Keuntungan lain yaitu mengizinkan hubungan langsung antara
produksi dan pendapatan. Hal ini menyediakan insentif untuk dokter gigi
untuk meningkatakan produksinya.
Kerugian dari metode ini adalah hubungannya dengan masalah
pengumpulan akun. Dokter gigi harus bertindak seperti agen pengumpulan dan
biasanya diasumsikan pada jumlah tertentu dari buruknya debit. Masalah lain
adalah cash flow bergantung pada produksi atau pelayanan yang dilakukan.
Dan juga pendapatan yang bervariasi setiap bulannya bergantung pada jumlah
perawatan yang tersedia. Perhitungan yang baik dapat membantu dokter gigi
untuk menghindari masalah cash flow yang inadekuat.
J. Sistem Kapitasi
Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi
pelayanan kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan
per peserta, per periode waktu (biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah
ditentukan per periode waktu (biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah ditentukan
per periode waktu.
Pembayaran bagi pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan Sistem Kapitasi adalah
pembayaran yang dilakukan oleh suatu Lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada anggota lembaga tersebut, yaitu dengan membayar
di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost)
tertentu.
Yang dimaksud dengan Lembaga diatas adalah Badan Penyelenggara JPKM (Bapel).
Sedangkan yang dimaksud dengan Satuan Biaya (Unit Cost) adalah harga rata-rata
pelayanan kesehatan perkapita (disebut juga Satuan Biaya Kapitasi) yang disepakati
kedua belah pihak (PPK dan Lembaga) untuk diberlakukan dalam jangka waktu
tertentu.
Dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan kapitasi adalah akurasi
prediksi angka utilisasi (penggunaan pelayanan kesehatan) dan penetapan biaya
satuan. Besaran angka kapitasi ini sangat dipengaruhi oleh angka utilisasi pelayanan
kesehatan dan jenis paket (benefit) asuransi kesehatan yang ditawarkan serta biaya
satuan pelayanan.
Kapitasi = Angka utilisasi x Biaya satuan/unit cost
Angka utilisasi dapat diketahui dari berbagai laporan yang ada, umpamanya Susenas,
atau dari Dinas Kesehatan setempat.
Angka utilisasi dipengaruhi oleh:
1.
2.
3.
4.
Karakteristik Populasi
Sifat Sistem Pelayanan
Manfaat yang ditawarkan
Kebijakan asuransi
Untuk menghitung Biaya satuan (unit cost) , maka dibutuhkan informasi lain yaitu
jenis-jenis pelayanan /pemeriksaan (produk) yang dihasilkan di sarana pelayanan
kesehatan primer misalnya: pemeriksaan EKG, pemeriksaan fisik,pemeriksaan
laboratorium dsb.
Bila suatu unit/ruangan di sarana pelayanan kesehatan primer menghasilkan produk
yang homogen , misalnya ruang pemeriksaan hanya untuk memeriksa, maka untuk
mendapatkan biaya satuan ( unit cost ) , biaya total yang telah dihitung langsung
dibagi dengan jumlah /volume pemeriksaan selama setahun.
Satuan biaya kapitasi ditetapkan berdasarkan perkiraan besarnya resiko gangguan
kesehatan yang memerlukan pelayanan kesehatan di kalangan anggota lembaga
pendanaan kesehatan tersebut dalam waktu tertentu.
Faktor-faktor yang menentukan satuan biaya kapitasi:
1. Bentuk-bentuk gangguan/masalah kesehatan yang umumnya dialami
anggota beserta prevalensisnya.
2. Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk mengatasi
gangguan kesehatan tersebut beserta tarifnya.
3. Tingkat penggunaan pelayanan kesehatan oleh anggota
Dari setiap pelayanan kesehatan, dihitung angka/biaya kapitasi dengan mengalikan
angka utilisasi tersebut dengan satuan biaya riil (real cost). Jumlah dari semua angka
kapitasi yang didapat menjadi angka kapitasi rata-rata per peserta per bulan. Secara
umum rumus penghitungan kapitasi adalah sebagai berikut :
Angka kapitasi = angka utilisasi tahunan x biaya satuan : 12 bulan
= biaya per anggota per bulan (PAPB)
Perhitungan unit cost di pelayanan kesehatan primer1
Sumber biaya : bermacam macam sumber
-
Pemerintah
Sumbangan
Klien
Konsep Biaya
Untuk menghasilkan suatu produk (output) diperlukan sejumlah produksi (input).
Biaya adalah nilai dari sejumlah nilai yang dipakai untuk menghasilkan suatu
produk (output).
Sarana pelayanan kesehatan primer :
Sadar mutu
Sadar biaya
OUTPUT / PRODUK
Jenis-Jenis Biaya
Kelebihan
Kekurangan
terbatas batas
Kapitasi
tahun / bulan
Semakin efisien layanan,
diberikan)
Kebanyakan dokter merasa
dirugikan
Bila peserta sedikit, dapat
merugikan dokter
kesehatan
Dokter memperoleh
tersebut
Sering terjadi underutilisasi
layanan kesehatan
Kurangnya dana yang tersedia; hal ini terjadi akibat pola pikir dimana biaya
kesehatan merupakan suatu hal yang bersifat konsumtif dan bukan produktif,
sehingga cendrung dikurangi.
2.
Penyebaran dana yang tidak sesuai; hal ini terjadi saat pihak tertentu meminta
bagian yang lebih, misalnya satu jabatan yang lebih tinggi merasa berhak menerima
layanan kesehatan yang lebih baik pula, padahal hal tersebut lebih baik di alihkan
kepada pihak lain yang lebih membutuhkan, sehingga aliran dana kesehatan lebih
merata.
3.
Pemanfaatan dana yang tidak tepat; adanya kesalahan pada pola pikir baik dari
Pengelolaan
dana
yang
belum
sempurna;
kurangnya
keterampilan,
pengetahuan dan moral dari pihak pengelola dana kesehatan akan dapat berdampak
pada sistem pengelolan dana yang sudah ada, sehingga akan merugikan pihak pihak
lain yang terlibat di dalam sistem tersebut, seperti dokterm maupun pasien.
5.
otomatis. Dan hal ini pada akhirnya akan kembali dibebankan pada pengguna jasa
kesehatan.
4.
Kemajuan Ilmu dan Teknologi; Kemajuan ilmu dan teknologi akan mendorong
Perubahan Pola Penyakit; Pergeseran pola penyakit dari akut menjadi kronis
Perubahan
pelayanan kesehatan
spesialisasi dan subspesialisasi yang saat ini masih terkotak kotak satu sama lain
tanpa adanya penghubung seperti dokter keluarga / gate keeper lainnya menyebabkan
tumpang tindih dan terjadinya pengulangan proses pemeriksaan yang sama, sehingga
biaya kesehatan yang dikeluarkan pun meningkat pula.
8.
antar dokter pasien yang dulu ada menyebabkan hubungan antar dokter pasien
saat ini hanya seolah sebatas penyedia jasa dan konsumen saja, dimana disatu pihak
pasien meminta kepastian akan kesehatan dan kondisinya, sementara itu sang dokter
menganggap pasien sebagai lading penghasilan sehingga sering timbul adanya
overutilisasi dan rasa was was akan prosedur yang diberikan, sehingga semakin
banyak dokter yang menggunakan asuransi terhadap prosedur medis yang dilakukan,
namun preminya tetap dibebankan ke pasien. Sehingga biaya yang harus dibayarpun
meningkat pula.
9.
4.
5.
tertentu
Penanganan tarif dan kepuasan konsumen sangat penting
Perlu ada indikator biaya sebagai alat manajerial dalam melakukan
kendali biaya
Langkah yang harus dilakukan, provider (dalam hal ini adalah dokter gigi
yang akan membuat tempat praktik), harus mengetahui biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi suatu pelayanan dengan melakukan analisis biaya dan
harus bisa menetapkan tarif yang rasional berdasarkan perhitungan biaya
satuan (unit cost).
Dengan adanya tarif yang rasional akan didapatkan revenue bagi pihak
perhitungan biaya satuan (unit cost) suatu produk pelayanan sehingga provider
tidak mengalami kerugian karena tarif yang disepakati dengan pihak ketiga
lebih rendah dari biaya satuan suatu produk pelayanan.
Penentuan tarif yang rasional, dibutuhkan tiga informasi penting, yaitu:
1) Jumlah biaya dan keuntungan yang diharapkan
2) Pangsa pasar sasarannya (baik jumlah maupun karakteristik target
pasarnya),
3) Keberadaan pesaing.
CONTOH PERHITUNGAN TARIF
Perincian variable cost dan fixed cost secara lengkap untuk tindakan pencabutan gigi
sulung dapat dilihat pada tabel berikut ini :
BIAYA PER
NO
1
2
3
4
5
6
7
VARIABLE COST
Hanscoon
Masker
Cotton Roll
Tampon
ChlorEthil
Pehacain
Tang untuk pedodonsi
JUMLA
SATUAN UNIT
H UNIT
VARIABLE
1
1
2
2
1
1
1
COST
1.000
1.000
50
50
3.500
1.500
2.000
TOTAL BIAYA
VARIABLE
COST
1.000
1.000
100
100
3.500
1.500
2.000
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50
250
1
1
1
1
1
500
1.500
50
500
150
500
1.500
50
500
150
Rp12.450,00
FIXED COST
Ruangan
Dental chair @50.000.000/5t hn
Furniture @10.000.000/5thn
Listrik @500.000/bln
Air conditioner @2.500.000/2,5 thn
Televisi @2.000.000/5thn
Alatdasar(5 x @100.000)/2thn
Alat sterilisasi@2.000.000/2thn
Lampu@50.000/2thn
Kartu rekam medis 500 x @1000
JUMLAH
BIAYA FIXED
COST
10.000.000
10.000.000
2.000.000
6.000.000
1.000.000
400.000
250.000
1.000.000
25.000
500.000
31.175.000
dibawah standar.
Menurut Ilyas (2003) dan Sutomo (2005), pelaksanaan pemantauan utillisasi
di ruang perawatan dapat dijalankan menjadi tahapan berikut :
1. Pencatatan Data
Pencatatan meliputi data dan tanggal kunjungan pasien, nama pasien,
diagnosa penyakit, lama hari rawat, dan penggunaan fasilitas perawatan.
2. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisa sehingga
didapat laporan tentang kasus rawat inap, lama hari rawat, dan rata-rata
biaya rawat.
Angka utilisasi dapat diketahui dari berbagai laporan yang ada, umpamanya
Susenas, atau dari Dinas Kesehatan setempat.
Angka utilisasi dipengaruhi oleh:
1 Karakteristik Populasi sifat dan kebutuhan populasi (bayi, balita,
remaja, dewasa muda, dewasa & lanjut usia)
2 Sifat Sistem Pelayanan
3 Manfaat yang ditawarkan
4 Kebijakan asuransi