Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH CT-SCAN

TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN SINUS


PARANASALIS DENGAN KLINIS TUMOR CAVUM NASI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

 RIFQAH A.MUKE (P121146)


 SITI MUTHII’AH KILO (P121147)
 SITTI AISYA AMINI SAID (P121148)
 SUCI SARI (P121149)
 SURYANI (P121150)
 VIVI ASTUTI (P121151)

PRODI D3 RADIOLOGI
POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................
D. Manfaat ...................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................

A. Pengertian ...............................................................................
B. Indikasi pemeriksaan...............................................................
C. Prosedur pemeriksaan CT-Scan SPN.....................................

BAB III PEMBAHASAN........................................................................

A. Pengertian ...............................................................................
B. Indikasi pemeriksaan...............................................................
C. Prosedur pemeriksaan CT-Scan Sinus ParaNasalis..............

BAB IV PENUTUP................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

iii
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinus paranasal merupakan rongga berisi udara yang dilapisi
oleh membran mukosa berkembang sebagai kantong keluar dari
membran mukosa hidung yang mempunyai kecepatan perkembangan
yang berbeda selama masa pertumbuhan. (Lucente, 2012)
Gangguan pada sinus paranasal disebut dengan sinusitis
dengan gejala antara lain pilek, nyeri kepala kronik, nyeri kepala
sebagian (kanan atau kiri), napas berbau atau kelainan lain berupa
mukokel, adanya cairan dalam sinus, tumor, trauma disekitar sinus
paranasalis maka diperlukan diketahui informasi keadaan pasien.
Pemeriksaan radiologi dapat memperlihatkan gambaran anatomi atau
variasi anatomi, kelainan patologis dan struktur tulang disekitarnya,
sehingga dapat menjadi informasi diagnosis awal (Rasad, 2018).
Pemeriksaan kepala dapat mengevaluasi sinus paranasal
dengan beberapa potongan/irisan tomogram. CT Scan merupakan
prosedur utama yang sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis
pada kelainan sinus paranasal untuk menilai sinus paranasal yang
dapat menganalisis dengan baik tulang dan jaringan lunak. Sementara
potongan aksial merupakan standar pemeriksaan paling baik yang
digunakan untuk menilai inferior orbitomeatal line (IOML) (Rasad,
2018).
Kanker sinonasal atau tumor ganas sinonasal pada umumnya
jarang terjadi dan sekitar 3% dari semua tumor ditemukan di bagian
kepala dan leher dan sekitar 1% untuk seluruh tubuh. Karena sulitnya
mendeteksi dan mengetahui asal tumor primer sinonasal, rata-rata
pasien datang dengan kondisi penyakit pada taraf stadium lanjut dan

1
tumor telah menyebar ke rongga hidung dan ke seluruh sinus
(Ballinger, 2003).
Keganasan tumor cavum nasi menjadi salah satu penyebab
kematian terbanyak di dunia. CT-Scan sinus paranasal yang
menggunakan media kontras dengan klinis tumor cavum nasi.
Observasi dilakukan dengan cara mengikuti jalannya pemeriksaan CT
Scan kepala pada pasien dengan klinis tumor cavum nasi dengan
menggunakan 2 proyeksi yaitu, Axial dan Coronal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sinus Paranasal?
2. Bagaimana Indikasi pemeriksaan CT-Scan SPN?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan CT-Scan SPN?
4. Bagaimna teknik pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan
CT-Scan SPN?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Sinus Paranasal
2. Untuk mengetahui Indikasi pemeriksaan CT-Scan SPN?
3. Unruk mengetahui prosedur pemeriksaan CT-Scan SPN?
4. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan yang dilakukan pada
pemeriksaan CT-Scan SPN?
D. Manfaat Penulisan
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan Penulis serta
memberikan informasi dan gambaran jelas kepada pembaca
mengenai Teknik Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasalis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Teknik pemeriksaan CT-Scan SPN merupakan pemeriksaan radiologi
untuk mendapatkan gambaran irisan dari sinus paranasal baik secara
aksial maupun coronal. CT-Scan SPN memberikan tampilan yang
memuaskan atas sinus dan dapat menilai opasitas, penyebab, dan jenis
kelainan dari sinus. CT-Scan SPN baik dalam memperlihatkan dekstruksi
tulang dan mempunyai peranan penting dalam perencanaan terapi serta
menilai respon terhadap radioterapi. Hal-hal tersebut merupakan
kelebihan CT Scan SPN dibandingkan dengan foto polos SPN biasa.
(Amstrong, 1989)

B. Indikasi Pemeriksaan
1. Sespect Massa, Lesi atau Tumor (Bontrager, 2001)
2. Infeksi atau alergi Udara dalam sinus digantikan oleh cairan/mukosa
yang menebal hebat ataukombinasi keduanya (Amstrong, 1989)
3. Mukokel Merupakan sinus yang mengalami obstruksi (Amstrong,
1989)
4. Karsinoma sinus atau rongga hidung, CT-Scan SPN baik dalam
menampakkan dekstruksi tulang akibat tumor, luas daninvasi tumor
(Amstrong, 1989)

C. Prosedur Pemeriksaan CT-Scan SPN


Pemeriksaan CT Scan sinus paranasal dengan klinis tumor cavum
nasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu persiapan dan pemeriksaan.
1. Persiapan pasien

3
Persiapan pasien untuk pemeriksaan CT-Scan SPN adalah
sebagai berikut :
a. Semua benda metalik hahrus disingkirkan dari daerah yang
diperiksa, termasuk anting, kalung dan jepit rambut.
b. Pasien harus diinstruksikan agar mengosongkan vesika
urinarianya sebelum pemeriksaan dilakukan, karena jika
menggunakan media kontras intra vena menyebabkan vesika
urinarianya cepat terisi penuh sehingga pemeriksaan tidak akan
terganggu oleh jeda waktu ke kamar kecil.
c. Jika menggunakan media kontras, alasan penggunaannya harus
dijelaskan kepada pasien
d. Komunikasikan kepada pasien tentang prosedur pemeriksaan
sejelas-jelasnya (inform concern) agar pasien nyaman dan
mengurangi pergerakan sehingga dihasilkan kualitas gambar
yang baik.
2. Persiapan alat dan bahan
a. Pesawat CT-Scan
b. Alat-alat fiksasi kepala (head rest)
3. Teknik Pemeriksaan
Teknik PemeriksaanPemeriksaan CT-Scan SPN degan kasus
massa menggunakan dua jenis potongan, yaitupotongan axial dan
potongan coronal. (Balinger, 1995)
a. Potongan Axial
1) Posis pasien
Pasien berbaring supine di atas meja pemeriksaan.Kedua
lengan di samping tubuh, kaki lurus ke bawah dan
kepalaberada di atas Headrest (Bantalan Kepala). Posisi
pasien diatur senyaman mungkin.

4
5
2) Posisi Objek
Kepala diletakkan tepat di terowongan gantry,MSP
segaris tengah meja. Mid Axial kepala tepat pada sumber
terowongan gantry.

b. Potongan Coronal
1) Posisi Pasien
Posisi pasien prone di atas meja pemeriksaan dengan
bahu diganjal bantal. Kepala digerakkan ke belakang
(Hiperekstensi) sebisa mungkin dengan membidik menuju
vertical. Gantry sejajar dengan tulang wajah.
2) Posisi Objek
Kepala tegak atau digerakkan ke belakang
(Hiperekstensi) sebisa mungkin dan diberi alat fiksasi agar
tidak bergerak.

6
4. Scan Parameter
a) Scanogram : Cranium Latel
b) Slide thicknes
i. Axial : 5 mm
ii. Coronal : 5 mm
c) Anatomi coverage
i. Axial : 5 mm di bawah sinus maksilaris dampai sinus
frontalis
ii. Coronal : 5 mm posterior sinus sphenoidalis sampai sinus
frontalis
d) Standar algoritma
i. Axial : algoritma Tulang
ii. Coronal : Algoritma Standar
e) kV : 130 Kv
f) mAs : 60 mAs

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sinus paranasal merupakan rongga berisi udara yang dilapisi oleh
membran mukosa berkembang sebagai kantong keluar dari membran
mukosa hidung yang mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda
selama masa pertumbuhan. Dengan indikasi tumor cavum nasi,
Keganasan tumor cavum nasi menjadi salah satu penyebab kematian
terbanyak di dunia. CT-Scan sinus paranasal yang menggunakan media
kontras dengan klinis tumor cavum nasi. Observasi dilakukan dengan
cara mengikuti jalannya pemeriksaan CT Scan kepala pada pasien
dengan klinis tumor cavum nasi dengan menggunakan 2 proyeksi yaitu,
Axial dan Coronal.

B. Indikasi Pemeriksaan
Indikasi pemeriksaan yaitu tumor cavum nasi.

C. Proseur Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasalis


1. Persiapan pasien
Sebelum pemeriksaaan, pasien dianjurkan melakukan
persiapan khusus berupa, berpuasa 2 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan, dilakukan pengecekan nilai Ureum dan Creatinin,
penandatanganan Inform consent oleh keluarga pasien, pasien harus
terbebas dari bahan logam atau bahan yang dapat mengganggu
gambaran. Setelah itu dilakukan skin test terhadap pasien dengan
contrast media yang dicairkan dengan water soluble dengan
perbandingan 1:4 menggunakan spuit 1cc dan dibiarkan selama
kurang lebih 10 menit.

8
2. Persiapan alat dan bahan:
a) Pesawat CT-Scan
b) Lead apron
c) Tabung oksigen
d) Selimut
e) Head clamp
f) Printer dan film

3. Teknik pemeriksaan
Pemeriksaan CT Scan kepala pada pasien dengan klinis tumor
cavum nasi dengan menggunakan 2 proyeksi yaitu, Axial dan
Coronal.
Posisikan pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan
posisi kepala dekat gantry. Garis tengah kepala disejajarkan dengan
garis tengah head holder dan garis tinggi kepala setinggi MAE.
Setting batas atas 2 jari dari vertex. Setelah posisi pasien sudah
diatur dan kemudian isi data pasien bila sudah terisi mulai melakukan
pengambilan scannogram atur irisan dengan batas atas glabella dan
batas bawah symphysis mentis, atur slice thickness 5 mm. Lakukan
scanning tanpa contrast dengan potongan axial.

9
Setelah dilakukan scanning pemeriksaan CT Scan sinus
paranasal pre contrast selesai (tampak Gambar.3 potongan axial
Pre contrast) kemudian lanjutkan scanning post contrast (tampak
gambar 4 potongan axial post contrast) dengan cara penyuntikan
contrast media dengan bantuan injector automatic sebanyak 50 cc
contrast. Setelah scanning selesai, lakukan pengolahan gambar dan
hasil gambaran CT Scan lalu transfer ke laser untuk dicetak

10
11
Dari hasil gambaran di atas maka pemeriksaan CT scan sinus
paranasal post contrast potongan axial tampak mengalami
peningkatan (enhacement) di lesi isodens karena penggunaan
contrast media.

Setelah pemeriksaan selesai, gambar dapat direkontruksi menjadi


potongan axial melalui langkah-langkah sebagai berikut: langkah
pertama, data dikirim ke komputer ter“recon” untuk direkontruksi
dengan cara membuka patient list pada menu di monitor console; cari
nama pasien kemudian klik 2 (dua) kali; klik “ctrl" pada keyboard dan

12
klik folder gambaran dengan potongan terbanyak secara bersamaan,
kemudian klik kanan dan pilih DOCOM Trams. Dengan demikian
data terkirim ke komputer ter “recon”. Langkah kedua, data yang
sudah dikirim ke komputer ter“recon” siap untuk direkontruksi dengan
tahapan awal membuka data pasien pada menu layar monitor;
atur image number menjadi 34, dengan spacing 4,91 mm;
kemudian klik output pada layar sebelah kanan bawah layar,
untuk melihat semua gambaran satu persatu secara otomatis.
Adapun langkah Filming dilakukan dengan cara: klik output pada
menu atas layer; atur page format menjadi 5x7; klik kanan pilih edit
select images kemudian klik; atur ukuran gambar; tekan sift dan blok
semua gambaran dan atur posisi dan ukuran sesuai ukuran film;
kemudian pilih menu film kemudian pilih printer untuk dicetak.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan CT Scan sinus paranasal dengan klinis tumor
cavum nasi dilakukan dengan merekontruksi gambaran dari potongan
axial dirubah menjadi potongan coronal. Pemeriksaan CT-Scan sinus
paranasal menggunakan contrast media mendapatkan hasil gambaran
yaitu tampak lesi isodens dan hipodens di choana dextra et sinistra
meluas ke cavum nasi dan sinus maxillaris dextra et sinsistra, post
contrast tampak enhance di lesi isodens, tampak lesi hipodens di
sinus ethmoidalis dextra et sinistra, sinusitis maxillaris bilateral dan
ethmoidalis bilateral, tumor solid di choana meluas ke cavum nasi bilateral
dan sinus maxillaris bilateral. Pemeriksaan CT Scan sinus paranasal
memerlukan persiapan khusus yaitu puasa 2 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan, cek ureum creatinin untuk melihat fungsi ginjal karena
contrast dikeluarkan melewati ginjal melalui urine apabila fungsi ginjal
terganggu zat contrast yang terlanjur masuk kedalam tubuh akan
meracuni tubuh, dan dilakukan skin test. Pemeriksaan ini dibuat
dengan menggunakan dua jenis potongan axial dan coronal.
Pemeriksaan dimulai dengan pengambilan scanning pre contrast,
setelah itu pemasukan bahan contrast dengan cara penyuntikannya
menggunakan injector automatic sebanyak 50cc, lalu scanning post
contrast. Hasil gambaran CT Scan sinus paranasal pre contrast dan post
contrast di atas menunjukkan perbedaan. Hasil gambaran dari pre
contrast memperlihatkan penyakit tumor yang tidak terlalu terlihat/jelas,
sedangkan pada hasil gambaran post contrast potongan axial
mengalami peningkatan (enhancement) sehingga pencitraan tumor
terlihat jelas.

14
B. Saran

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6401721/Teknik_Pemeriksaan_CT_SPN, Di akses
pada 28 Maret 2023
https://www.researchgate.net/publication/
367658219_ANALISIS_PROSEDUR_PEMERIKSAAN_CT_SCAN_SINUS_P
ARANASAL_MENGGUNAKAN_KONTRAS_MEDIA_DENGAN_KLINIS_TUM
OR_CAVUM_NASI, Diakses pada 28 Maret 2023

16

Anda mungkin juga menyukai