Anda di halaman 1dari 11

JENIS-JENIS NYERI

JENIS-JENIS NYERI
Nyeri

Akut Kronis

Neuropathic pain Nosiseptive pain


Nyeri Akut
● Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba dan memiliki durasi terbatas. Ini
sering disebabkan oleh kerusakan jaringan seperti tulang, otot, atau organ,
dan onsetnya sering disertai dengan kecemasan atau tekanan emosional.
● Sering disertai : kontraksi otot dan aktivasi ss otonom
Nyeri Kronik
● Nyeri kronis berlangsung lebih lama dari nyeri akut dan umumnya agak
resisten terhadap perawatan medis. Biasanya dikaitkan dengan penyakit
jangka panjang, seperti osteoartritis. Dalam beberapa kasus, seperti dengan
fibromyalgia, itu adalah salah satu ciri khas penyakit ini. Nyeri kronis dapat
disebabkan oleh jaringan yang rusak, tetapi sangat sering disebabkan oleh
kerusakan saraf.
● Gejala menetap melampaui proses penyembuhan normal > 1 - 6 bln.
● Disertai gangguan emosional : depresi berat sampai putus asa.
a. Nyeri nosiseptif / inflamasi  nyeri yang didahului oleh kerusakan
atau inflamasi jaringan. Hilang bila proses inflamasi sembuh
b. Nyeri neuropatik.  Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi
atau disfungsi primer pada sistem saraf. Nyeri spontan maupun
hipersensitifitas muncul setelah lesi menyembuh
◦ Gejala yang sama, yaitu : nyeri spontan dan hipersensitifitas
(hiperalgesia dan alodinia).
a. Nyeri Inflamasi
◦ Inflamasi  jaringan di sekitar lesi terpacu mengeluarkan berbagai mediator
inflamasi/substansi nyeri (bradikinin, prostaglandin, leukotrin)  mengaktivasi /
mensensitisasi nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung.
◦ Mediator inflamasi aktivasi langsung nosiseptor  nyeri spontan dan sensitisasi
 hiperalgesi.
◦ Hiperalgesia primer : hiperalgesia yang berada di daerah lesi dan ini disebabkan
oleh sensitisasi nosiseptor dan dapat dibangunkan dengan stimuli mekanik dan
termal.
◦ Hiperalgesia sekunder : hiperalgesia di jaringan sehat di sekitar lesi terjadi karena
sensitisasi sentral dan hanya dapat dibangunkan oleh stimuli mekanik.
Nosiseptive pain
● Timbul akibat terangsangnya nosiseptor oleh adanya kerusakan jaringan.
● Trauma, inflamasi, fraktur, dll
● Nyeri viseral: jika rangsangan nyeri berasal dari organ visceral
● Nyeri somatik: bila berasal dari jaringan seperti kulit.
b. Nyeri Neuropatik
◦ Kerusakan atau lesi serabut saraf aferen (SSA) menyebabkan berbagai perubahan
di SSA maupun neuron-neuron di jaringan radiks dorsalis dan kornu dorsalis
◦ Tidak semua lesi SSA mampu menimbulkan nyeri neuropatik (NN) sebab hanya
sebagian kecil penderita neuropatik yang menunjukkan gejala nyeri.
◦ Neuralgia Pasca Herpes, Diabetes, HNP
Penatalaksanaan
a. Farmakologik.
• Analgesik non opioid : ains, asetaminofen, tramadol. Hanya diberikan bila
diduga ada proses peradangan dan adanya kompresi pada jaringan saraf.
• Analgesik ajuvan-medikasi neuroaktif : antikonvulsan, anti depresan,
antihistamin, amfetamin, steroid, benzodiazepin, simpatolitik, obat anti
spasme otot dan neuroleptika. Antikonvulsan dan antidepresan yang paling
sering digunakn karena mempunyai efek sentral dan memperbaiki mood dan
depresi. Carbamazepin telah dizinkan oleh FDA untuk terapi nyeri.
• Analgesik opioid: kodein, morfin,oksikodon kurang responsif untuk nn,
sehingga kadang dibutuhkan dosis tinggi.
b. Non Farmakologi
1. Stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS)
◦ Pemberian stimulasi elektrik bervoltase rendah secara langsung ke area nyeri yang
telah teridentifikasi, ke titik akupresur, di sepanjang kolumna spinalis. 
Mengkativasi serabut saraf berdiameter besar yang mengatur impuls nosiseptif di
sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat  menghasilkan penurunan nyeri
◦ Tidak mengobati penyebab rasa sakit tetapi bekerja pada persepsi atau sensasi rasa
sakit.
◦ Bekerja melalui dua cara :
 Memblokir sinyal nyeri impuls listrik sebelum mereka melakukan perjalanan ke otak
 Memicu pelepasan penghilang rasa sakit dari dalam tubuh (endorfin.)

Anda mungkin juga menyukai