Anda di halaman 1dari 16

DISKUSI KELOMPOK

FARMAKOKINETIK dan FARMAKODINAMIK

Pembimbing :
Dr., Med., dr., Abraham Simatupang, M.Kes

Disusun Oleh :
Meylania L. Lodarmase (1665050112)
Ode Muhamad Nur Aliudin Ode Tanda (2065050003)
Intan Rachel Forensia (2065050061)
Putu Ayu Natasha Dewanti (2065050120)
Betsyba Juniarta Sinaga (2065050151)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMAKOLOGI DAN TERAPI


PERIODE 12 APRIL- 24 APRIL 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
01. 02. 03.
BUSINESS MARKET MARKETIN
OVERVIEW ANALYSIS G PLAN
You could describe You could describe You could describe
the topic of the the topic of the the topic of the
section here section here section here

04. 05. 06.


MANAGEME OPERATIN FINANCIAL
NT PLAN G PLAN PLAN
You could describe You could describe You could describe
the topic of the the topic of the the topic of the
section here section here section here
FARMAKOKINETI
K
FARMAKOKINETI
K METABOLISM
ABSORPSI E
• Kinerja obat  nasib obat dalam
tubuh atau efek tubuh terhadap obat
• Apa yang dialami obat dalam tubuh
makhluk hidup

DISTRIBUSI EKRESI

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
ABSORPSI
Masuknya obat dari tempat pemberian ke darah
(bergantung dengan cara pemberian obat)

ORAL SUBLINGUAL RECTAL Intramukular dan


Subkutan
Absorpsi utama di • Dibawah lidah untuk obat • Pada pasien tidak • Langsung masuk
usus halus  yang larut lemak sadar/ muntah intersitium jaringan
memiliki permukaan • Luas permukaan absorpsi • Hanya 50 % obat yang otot/ kulit  p.darah
absorpsi yang sangat kecil  obat harus larut diabsorpsi  vena kapiler  p. darah
luas dan diabropsi cepat porta  metabolisme sistemik.
• Tidak mengalami lintas pertama • Obat larut lemak
metabolisme lintas pertma masuk secara difusi
(hati) pasif

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
PROSES

• Sebagian besar obat diabsorpsi melalui Difusi Pasif dengan barrier


absorpsi (membrane sel epitel sal. Cerna  Lipid Bilayer)
• Kecepatan difusi berbanding lurus dengan derajat kelarutan lemak
molekul obat.
• Kebanyakan obat : elektrolit lemah (asam/ basa lemah)
• Absorpsi asam lemah secara keseluruhan >> baik di usus halus 
area abropsi >> luas dibanding lambung

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
TRANSPORTER

Untuk efflux/ eksport obat : ABC (ATP- Untuk Uptake Obat


Binding Cassette) • OATP (Organic anion transporting
• P-glikoprotein : produk gen human poly-peptide) A-C, 8: untuk anion
MDR 1; untuk kation organik dan zat organik, kation organik besar, dan zat
netral yang hidrofobik dengan BM netral yang hidrofobik serta konjugat.
200 – 1800 Dalton. • OAT (Organic angion transporter) 1-
• Multidrug Resistance Proteins 4 : untuk anion organik yang lipofilik
(MRP) : untuk anion yang hidrofobik • OCT (Organic cation transporter) 1-2
dan konjugat. : untuk kation kecil yang hidrofilik.

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
Subtrat Penghambat, dan Penginduksi
Transporter Membran

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
TRANSPORTER
Zat – Zat Makanan

• Transporter oligopeptida : untuk peptida kecil


• Transporter asam amino : untuk asam amino dan obat
yang mirip (l-dopa, metildopa)
• Transporter nukleotida : untuk berbagai nukleotida
dan obat yang mirip (5-FU)
• Transporter nukleosida : untuk berbagai nukleosida
• Transporter glukosa : untuk glukosa dan
monosakarida lain.

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
DISTRIBUSI
• Dalam darah obat akan diikat oleh protein plasma dengan berbagai ikatan yang
lemah (hidrofobik, van der Walls, hydrogen dan Ionik)  dibawa ke seluruh tubuh
• Obat bebas akan keluar ke jaringan  tempat kerja obat, tempat depotnya, hati
(metabolisme), ginjal (ekskresi)
• Di jaringan obat yang larut air berada di cairan interstitial dan obat yang larut lemak
akan berdifusi masuk ke dalam sel.

• Albumin: obat-obat asam dan netral (steroid); terdapat 2 tempat ikatan Site I (warfarin
site) dan Site II (diazepam site)
• α-glikoprotein: obat-obat basa
• CBG (corticosteroid-binding globulin): khusus mengikat kortikosteroid
• SSBG (sex steroid-binding globulin): khusus hormon kelamin.
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
• Ikatan obat dengan protein plasma  ikatan yang reversible (kuat
untuk obat yang bersifat lipofilik dan lemah untuk hidrofilik)
Obat + Protein ⇄ Obat – Protein
• Jika obat bebas sudah keluar jaringan, obat yang terikat protein
akan menjadi bebas sehingga distribusi berjalan terus sampai
habis
• Ikatan ini penting agar obat yang lipofilik dapat dibawa oleh
darah ke seluruh tubuh, jika tidak berikatan dengan protein, obat
yang lipofilik akan berdifusi ke luar pembuluh darah

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
VOLUME DISTRIBUSI
Volume dimana obat terdistribusi dalam kadar
plasma :
 
• F = bioavailabilitas
Vd = • D = dosis obat
• C = kadar obat dalam plasma

• Vd bukanlah volume anatomis yang sebenarnya, tapi hanya volume semu


yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh.
• Kadar plasma yang tinggi menunjukan obat terkonsentrasi dalam darah
sehingga Vd-nya kecil.
• Sebaliknya kadar plasma yang kecil menunjukan obat tersebar luas dalam
tubuh atau terakumulasi di jaringan sehingga Vd-nya besar.
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
INTERAKSI PERGESERAN PROTEIN

• Obat-obat asam bersaing untuk berikatan  albumin, dan Obat


basa  α-glikoprotein
• Ikatan protein plasma terbatas  obat dengan dosis terapi
menyebabkan jenuhnya ikatan akan menggeser obat lain pada
tempat ikatan yang sama  obat >> bebas  akan keluar dari
p. darah dan menimbulkan efek farmakologik/ dieleminasi
tubuh

Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
FARMAKODINAMI
K
DAFTAR PUSTAKA

• Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan


Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.

Anda mungkin juga menyukai