Pembimbing :
Dr., Med., dr., Abraham Simatupang, M.Kes
Disusun Oleh :
Meylania L. Lodarmase (1665050112)
Ode Muhamad Nur Aliudin Ode Tanda (2065050003)
Intan Rachel Forensia (2065050061)
Putu Ayu Natasha Dewanti (2065050120)
Betsyba Juniarta Sinaga (2065050151)
DISTRIBUSI EKRESI
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
ABSORPSI
Masuknya obat dari tempat pemberian ke darah
(bergantung dengan cara pemberian obat)
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
PROSES
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
TRANSPORTER
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
Subtrat Penghambat, dan Penginduksi
Transporter Membran
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
TRANSPORTER
Zat – Zat Makanan
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
DISTRIBUSI
• Dalam darah obat akan diikat oleh protein plasma dengan berbagai ikatan yang
lemah (hidrofobik, van der Walls, hydrogen dan Ionik) dibawa ke seluruh tubuh
• Obat bebas akan keluar ke jaringan tempat kerja obat, tempat depotnya, hati
(metabolisme), ginjal (ekskresi)
• Di jaringan obat yang larut air berada di cairan interstitial dan obat yang larut lemak
akan berdifusi masuk ke dalam sel.
• Albumin: obat-obat asam dan netral (steroid); terdapat 2 tempat ikatan Site I (warfarin
site) dan Site II (diazepam site)
• α-glikoprotein: obat-obat basa
• CBG (corticosteroid-binding globulin): khusus mengikat kortikosteroid
• SSBG (sex steroid-binding globulin): khusus hormon kelamin.
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
• Ikatan obat dengan protein plasma ikatan yang reversible (kuat
untuk obat yang bersifat lipofilik dan lemah untuk hidrofilik)
Obat + Protein ⇄ Obat – Protein
• Jika obat bebas sudah keluar jaringan, obat yang terikat protein
akan menjadi bebas sehingga distribusi berjalan terus sampai
habis
• Ikatan ini penting agar obat yang lipofilik dapat dibawa oleh
darah ke seluruh tubuh, jika tidak berikatan dengan protein, obat
yang lipofilik akan berdifusi ke luar pembuluh darah
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
VOLUME DISTRIBUSI
Volume dimana obat terdistribusi dalam kadar
plasma :
• F = bioavailabilitas
Vd = • D = dosis obat
• C = kadar obat dalam plasma
Tanu I, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2016: 314-5.
FARMAKODINAMI
K
DAFTAR PUSTAKA