Pembimbing:
dr. Christofel Panggabean, Sp.OG (K)FM
Disusun oleh:
PUTU AYU NATASHA DEWANTI – 2065050120
Ekstremitas
• Superior : akral hangat, edema -/-, CRT<2detik
• Inferior : akral hangat, edema -/-, CRT<2detik,
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Inspeksi
1. Mammae : Simetris kanan dan kiri, pembesaran mammae (+/+) sesuai usia kehamilan,
aereola melebar hiperpigmentasi, inverted nipple (-/-), massa (-/-), ASI (-/-)
2. Abdomen : Perut tampak membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), linea
alba (-), linea nigra (+), sikatriks (-)
3. Genital : fluor (+) sedikit, warna putih, konsistensi encer, tampak air bening mengalir
sedikit demi sedikit dari vagina
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Palpasi
Tinggi Fundus Uteri: 31 cm, lingkar perut : 95 cm
a. Leopold I: Bulat, lunak, tidak melenting : Bokong
b. Leopold II: Pada bagian kiri, teraba memanjang, tidak terputus-
putus pada perut ibu: Punggung kiri
c. Leopold III: Pada bagian bawah janin, teraba bulat, keras, dan melenting:
Kepala
d. Leopold IV: Bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul:
Konvergen, Perabaan 5/5
f. HIS : (-)
Auskultasi : Denyut Jantung Janin : 13,12,13 → 152 kali/menit, teratur
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Inspekulo
1. Fluor : Tidak ada
2. Fluksus : Tidak ada
3. Vulva/vagina/urethra : Massa(-), Sikatriks (-), Edema (-)
4. Portio : Diameter 2 cm, warna merah, adanya air yang mengalir keluar dari OUE,
jumlahnya sedikit, warna bening, bau khas ketuban
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Vaginal Toucher
1. Vulva/vagina : Darah (+) bercampur lendir
2. Portio :
- Axis : Posterior
- Konsistensi : Lunak
- Penipisan (effacement) : 20-30
- Pembukaan : 1-2 cm
3. Ketuban : tidak utuh, jernih
4. Bagian terendah janin : kepala, hodge I
5. Taksiran Berat Janin : (TFU – 13) x155 = (31 – 13) x 155 = 2.790 gram
6. Pemeriksaaan Nitrazin: Positive
Pemeriksaan Pelvic Score/Bishop
0 1 2 3 Nilai
Penurunan -3 -2 -1 +1 sd +2 0
kepala
Konsistensi Keras Sedang Lunak - 2
serviks
Posisi serviks Posterior medial anterior - 0
TOTAL 3
CTG
Baseline : 118 bpm
Variabilitas : variabilitas
2 – 5 bpm (minimal)
Akseleresasi : Tidak ada
Deselerasi : Tidak ada
Kesan : Kategori 2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
[Hasil Laboratorium 22 Maret 2022]
HEMATOLOGI
Diagnosis Janin :
Janin tunggal, hidup, presentasi
kepala
PENATALAKSANAAN
1. Pro rawat inap
2. Konsultasi spesialis obsgyn untuk tindakan selanjutnya pro SC CITO jam
01.00 WIB
3. Pasien tidur dalam posisi miring kiri
4. IVFD: RL 500 cc + 1 amp Proterine 16 amp
5. Diet : Puasa
MM/
7. Ceftriaxone 2 x 1gr (IV) 1 jam pre op
8. Anjuran : Konsul Spesialis anestesi
FOLLOW UP
HARIAN
Perawatan Hari ke-1 [21 Maret 2022]
S O A P
S O A P
S O A P
Spekulum
• Nilai secara visual: Keluar cairan amnion dari
OUE (diambil sebagai sampel), mengetahui warna
dan bau
• Menilai dilatasi dan pendataran serviks
• Menilai adanya servisitis, prolaps tali pusat, atau
prolaps bagian terbawah janin (pada presentasi
bukan kepala)
DIAGNOSA KPD
Cara memastikan bahwa yang keluar adalah cairan ketuban yaitu dengan menilai:
• Bau cairan yang khas
• Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Namun hasil ini
bisa menjadi positif palsu karena tercampur dengan darah, semen, dan infeksi
• Gambaran pakis yang terlihat dibawah mikroskop ketika mengamati sekret servikovaginal
yang mengering
DIAGNOSA KPD
Tes iGFBP-1
Tes Nitrazin
Pemeriksaan Laboratorium
Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000 /mm 3 kemungkinan ada infeksi.
USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letak janin, letak plasenta, gradasi plasenta serta
jumlah air ketuban.
Kardiotokografi untuk menentukan ada tidaknya kegawatan janin secara dini atau memantau kesejahteraan janin.
Jika ada infeksi intrauterin atau peningkatan suhu, denyut jantung janin akan meningkat.
Amniosintesis digunakan untuk mengetahui rasio lesitin - sfingomielin dan fosfatidilsterol yang berguna untuk
mengevaluasi kematangan paru janin.
TATALAKSANA KPD
Prinsip utama penatalaksanaan KPD adalah untuk mencegah
mortalitas dan morbiditas perinatal pada ibu dan bayi yang
dapat meningkat karena infeksi atau akibat kelahiran preterm pada
kehamilan dibawah 37 minggu.
• Profilaksis GBS, tokolisis dan perlindungan saraf (magnesium sulfat) tidak dianjurkan
sebelum viabilitas.
Preterm PROM di 24- 33 minggu
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta dan kematian janin lakukan persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau Betametason 12 mg IM tiap
24 jam selama 48 jam.
Antibiotik latensi
• IV ampisilin (2 g setiap 6 jam) dan eritromisin (250 mg setiap 6 jam) selama 48 jam
• Amoksisilin oral (250 mg setiap 8 jam) erythromycin (333 mg setiap 8 jam) selama 5
hari.
• Azitromisin (1 g dosis tunggal) sebagai alternatif.
• Asam amoksisilin-klavulanat tidak direkomendasikan.
Aterm (≥ 37 minggu)
Konservatif
Aktif
Obstetrik Gagal Induksi dengan oksitosin Syarat Skor Bishop > 5 Skor Bishop < 5
Induksi Persalinan
Lakukan pematangan
SC serviks, kemudian induksi
UK < 32 – 34 Minggu
UK 32 – 37 Minggu
S/ Pasien hamil 36 Minggu ke IGD dengan keluhan keluar air-air Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016
dari jalan lahir sejak ± 7 jam SMRS. Air-air yang keluar terasa
mengalir, sedikit demi sedikit sehingga pasien mengganti pempers •Ketuban pecah dini (KPD) diartikan sebagai pecahnya
2x dalam 7 jam. Air-air tersebut berwarna kuning jernih, bau khas selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan.
ketuban. Pasien juga mengeluh perut terasa kencang-kencang
sejak ± 7 jam SMRS, terasa hilang timbul, semakin lama semakin •Ketuban pecah dini dapat terjadi pada atau setelah usia
sering, tidak membaik saat istirahat. Keluar darah, lendir darah gestasi 37 minggu dan disebut KPD aterm atau premature
dari jalan lahir juga dialami pasien. Mual dan muntah disangkal, rupture of membranes (PROM) .
pusing disangkal, keluar darah, lendir darah dari jalan lahir
disangkal. Pasien rutin melakukan ANC.
•Anamnesis keluhan keluar air-air dari jalan lahir, terasa
mengalir, sedikit/banyak, bau khas ketuban.
Kasus
Pemeriksaan Fisik Teori
Bishop score: 3
A/ Ibu : G1P0A0 Hamil 37 Minggu + KPD 7 jam Penilaian awal dari ibu hamil yang datang dengan keluhan KPD
Janin: Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala aterm harus meliputi 3 hal, yaitu konfirmasi diagnosis, konfirmasi
usia gestasi dan presentasi janin, dan penilaian kesejahteraan
maternal dan fetal. Konfirmasi diagnosis melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
P/ • Pro rawat inap • Pada kehamilan >= 37 minggu, lebih dipilih induksi awal.
• Konsultasi spesialis obsgyn untuk tindakan selanjutnya pro American, Baby, & Child law center
SC CITO jam 01.00 WIB • Semakin lama waktu antara ketuban pecah dan kelahiran
• Pasien tidur dalam posisi miring kiri bayi, semakin besar kemungkinan terjadinya infeksi. Risiko
meningkat secara signifikan jika persalinan tidak terjadi
dalam waktu 12 jam setelah ketuban pecah. Tujuan
• IVFD: RL 500 cc + 1 amp Proterine 16 amp utamanya adalah menjaga bayi tetap aman. Sangat penting
• Diet : Puasa untuk melindungi bayi dari infeksi. Penting juga untuk
mencegah bahaya yang dapat terjadi jika menunggu
• MM/ persalinan normal, yang mungkin tidak terjadi dalam jangka
• Ceftriaxone 2 x 1gr (IV) 1 jam pre op waktu yang aman.
• Anjuran: • Gawat janin, malpresentasi, disproporsi cephalopelvic dan
- Konsul Spesialis anestesi induksi yang gagal merupakan indikasi untuk dilakukakan
Sectio Caesaria.
Ibishi VA, Isjanovska RD. Prelabour Rupture of Membranes: Mode of Delivery and
Outcome. Open Access Maced J Med Sci. 2015;3(2):237-240.
doi:10.3889/oamjms.2015.037
KASUS TEORI
KASUS TEORI