Anda di halaman 1dari 71

CASE REPORT

KETUBAN PECAH DINI

Pembimbing:
dr. Christofel Panggabean, Sp.OG (K)FM

Disusun oleh:
PUTU AYU NATASHA DEWANTI – 2065050120

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


PERIODE 28 FEBRUARI 2022 – 9 APRIL 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
0
1
PENDAHULUA
N
PENDAHULUAN
• Ketuban pecah dini (KPD)  pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan
• Angka kejadian KPD cenderung meningkat dan cukup besar; terjadi pada sekitar 6,46-
15,6% pada kehamilan aterm, sekitar 2-3% pada preterm, dan 7,4% dari kehamilan
kembar
• Kemungkinan hidup neonatal lebih tinggi pada pecahnya membran saat usia kehamilan
22 minggu (57.7%)
• Penatalaksanaan pada pasien KPD sangat tergantung dengan usia kehamilan pada
saat terjadinya KPD.
02
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Ny. N
2. Usia : 21 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jalan Haji Umar Kampung Utan No. 18 Bekasi Selatan
7. Status Perkawinan : Menikah

Tanggal Masuk : 21 Maret 2022


ANAMNESIS
1. Autoanamnesis : 21 Maret 2022
2. Keluhan Utama : Keluar air-air dari jalan lahir
3. Keluhan Tambahan : Perut kencang-kencang
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Air-air yang keluar terasa mengalir, Pasien menyangkal adanya keputihan
sedikit demi sedikit sehingga pasien 7 hari terakhir, namun pasien
mengganti pempers 2x dalam 7 jsm. Air- memiliki riw. Keputihan sejak usia
air tersebut berwarna kuning jernih, bau kehamilan 7 bulan, warna putih susu,
khas ketuban. cair, banyak, tidak berbau, tidak gatal.

Mual dan muntah


disangkal, pusing
disangkal, keluar darah,
Pasien hamil 37 Minggu ke IGD Pasien juga mengeluh perut terasa lendir darah dari jalan
RSU UKI dengan keluhan keluar kencang-kencang sejak ± 7 jam lahir disangkal.
air-air dari jalan lahir sejak ± 7 SMRS, terasa hilang timbul, semakin
jam SMRS lama semakin sering, tidak membaik
saat istirahat
RIWAYAT HAID
1. Haid pertama umur : 12 tahun
2. Siklus haid : Teratur (28hari)
3. Lamanya : 3 – 4 hari
4. Banyaknya : 3 – 4 kali ganti pembalut/hari
5. HPHT : 2 Juli 2021
6. Taksiran Persalinan : 9 April 2021
7. Sakit saat haid : Disangkal
RIWAYAT PERKAWINAN RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN,
NIFAS YANG LALU
Pasien menikah 1 kali Hamil saat ini
Lama pernikahan 1 tahun
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
No Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP Disangkal
2 Kardiovaskuler Disangkal
3 Traktus Respiratorius Disangkal
4 Traktus Gastrointestinal Disangkal
5 Traktus Urogenital Disangkal
6 Hematologi Disangkal
7 Imunologi / Metabolik Disangkal
8 Lainnya… Disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
No KELUARGA
Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP Disangkal
2 Kardiovaskuler Disangkal
3 Traktus Respiratorius Disangkal
4 Traktus Gastrointestinal Disangkal
5 Traktus Urogenital Disangkal
6 Hematologi Disangkal
7 Imunologi / Metabolik Disangkal
8 Lainnya… Disangkal
RIWAYAT OPERASI METODE KELUARGA
BERENCANA
Tidak ada Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Waktu ANC Usia Kehamilan Tempat Masalah Penatalaksanaan
Kalsium tab 1x1000mg
11 Agustus 2021 5 minggu Klinik Tidak ada
Fe tab 1x60mg
Kalsium tab 1x1000mg

18 Agustus 2021 6 minggu Klinik Mual dan muntah Fe tab 1x60mg

Antasida 2x200mg a.c


Kalsium tab 1x1000mg
27 Oktober
16 minggu Klinik Tidak ada Fe tab 1x60mg
2021
Asam Folat tab 1x600mcg
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Waktu ANC Usia Kehamilan Tempat Masalah Penatalaksanaan
Kalsium tab 1x1000mg
22 Desember
24 minggu Klinik Badan pegal-pegal Fe tab 1x60mg
2021
Asam Folat tab 1x600mcg
Kalsium tab 1x1000mg

16 Februari 2022 32 minggu Klinik Badan pegal-pegal Fe tab 1x60mg

Asam Folat tab 1x600mcg


Persiapan persalinan, rujuk
21 Maret 2022 37 minggu Klinik Keluar air-air dari jalan lahir
ke RS
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 131/81 mmHg
Nadi :109 x/menit
Pernafasan : 21 x/ menit
Suhu : 36,5 C
Saturasi oksigen : 99%
Ny. N
Berat Badan 86 kg
Tinggi badan 155 cm
BMI 35,8 (Obesitas)
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALIS
Kepala dan Leher
o Kepala: normocephali, pertumbuhan rambut merata
o Wajah: pucat (-), sianosis (-)
o Mata: konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, cekung
-/-
o Telinga: liang telinga lapang, membrane timpani intak,
nyeri tekan tragus (-)
o Hidung: hiperemis (-), concha eutrofi/eutrofi,
o Mulut: geographic tongue (-), mukosa mulut dan bibir
kering (-)
o Tenggorokan: tonsil T1/T1 , mukosa hiperemis (-)
o Leher: tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALIS
Thoraks
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi : vocal fremitus simestris, pergerakan dinding
dada simteris
• Perkusi : sonor-sonor
• Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, rhonki -/-,
bunyi wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba
• Perkusi : Batas kanan dan kiri jantung dalam batas
normal
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, gallop (-)
murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALIS
Abdomen :
• Inspeksi: perut tampak membesar sesuai usia
kehamilan
• Auskultasi: bising usus sulit dinilai
• Perkusi: Timpani, nyeri ketok (-)
• Palpasi: nyeri tekan (-), defense muscular (-), nyeri
ketok CVA (-)

Ekstremitas
• Superior : akral hangat, edema -/-, CRT<2detik
• Inferior : akral hangat, edema -/-, CRT<2detik,
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Inspeksi
1. Mammae : Simetris kanan dan kiri, pembesaran mammae (+/+) sesuai usia kehamilan,
aereola melebar hiperpigmentasi, inverted nipple (-/-), massa (-/-), ASI (-/-)
2. Abdomen : Perut tampak membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), linea
alba (-), linea nigra (+), sikatriks (-)
3. Genital : fluor (+) sedikit, warna putih, konsistensi encer, tampak air bening mengalir
sedikit demi sedikit dari vagina
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Palpasi
Tinggi Fundus Uteri: 31 cm, lingkar perut : 95 cm
a. Leopold I: Bulat, lunak, tidak melenting : Bokong
b. Leopold II: Pada bagian kiri, teraba memanjang, tidak terputus-
putus pada perut ibu: Punggung kiri
c. Leopold III: Pada bagian bawah janin, teraba bulat, keras, dan melenting:
Kepala
d. Leopold IV: Bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul:
Konvergen, Perabaan 5/5
f. HIS : (-)
Auskultasi : Denyut Jantung Janin : 13,12,13 → 152 kali/menit, teratur
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Inspekulo
1. Fluor : Tidak ada
2. Fluksus : Tidak ada
3. Vulva/vagina/urethra : Massa(-), Sikatriks (-), Edema (-)
4. Portio : Diameter 2 cm, warna merah, adanya air yang mengalir keluar dari OUE,
jumlahnya sedikit, warna bening, bau khas ketuban
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Vaginal Toucher
1. Vulva/vagina : Darah (+) bercampur lendir
2. Portio :
- Axis : Posterior
- Konsistensi : Lunak
- Penipisan (effacement) : 20-30
- Pembukaan : 1-2 cm
3. Ketuban : tidak utuh, jernih
4. Bagian terendah janin : kepala, hodge I
5. Taksiran Berat Janin : (TFU – 13) x155 = (31 – 13) x 155 = 2.790 gram
6. Pemeriksaaan Nitrazin: Positive
Pemeriksaan Pelvic Score/Bishop
0 1 2 3 Nilai

Pembukaan 0 1-2 3-4 5-6 1


serviks (cm)

Penipisan 0-30% 40-50% 60-70% 80% 0


(effecement)

Penurunan -3 -2 -1 +1 sd +2 0
kepala
Konsistensi Keras Sedang Lunak - 2
serviks
Posisi serviks Posterior medial anterior - 0

TOTAL 3
CTG
Baseline : 118 bpm
Variabilitas : variabilitas
2 – 5 bpm (minimal)
Akseleresasi : Tidak ada
Deselerasi : Tidak ada
Kesan : Kategori 2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
[Hasil Laboratorium 22 Maret 2022]
HEMATOLOGI

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 10.0 12 - 14 g/dl
Leukosit 11.6 5 - 10 ribu/uL
Hematokrit 29.7 37 - 43%
Trombosit 356 150 - 400 ribu/uL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
[Hasil Laboratorium 22 Maret 2022]
HEMOSTASIS

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


APT 11.5 11.5 – 15.5
APT Control 16.2 12 – 16.5
APTT 29.8 20 – 40
APTT Control 34.7 27.1 – 40.6
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
IMUNOSEROLOGI
Anti HIV

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


HIV Tahap 1 Non Reaktif (KHB) Non Reaktif
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
ELEKTROLIT DAN KIMIA KLINIK

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Gula Darah Sewaktu 131 <200 mg/dl
DIAGNOSIS PROGNOSIS
Diagnosis Ibu : Kehamilan : Bonam
G1P0A0 Hamil 37 Minggu Persalinan : Dubia ad Bonam
PK 1 Laten + KPD

Diagnosis Janin :
Janin tunggal, hidup, presentasi
kepala
PENATALAKSANAAN
1. Pro rawat inap
2. Konsultasi spesialis obsgyn untuk tindakan selanjutnya  pro SC CITO jam
01.00 WIB
3. Pasien tidur dalam posisi miring kiri
4. IVFD: RL 500 cc + 1 amp Proterine 16 amp
5. Diet : Puasa
MM/
7. Ceftriaxone 2 x 1gr (IV) 1 jam pre op
8. Anjuran : Konsul Spesialis anestesi
FOLLOW UP
HARIAN
Perawatan Hari ke-1 [21 Maret 2022]

S O A P

 Nyeri perut pada KU : Tampak sakit sedang P1A0 1. Meropenem


bekas operasi Kesadaran : Composmentis post SC 2x1 gr
(VAS 7) TD : 117/72 mmHg H 6 Jam 2. Hypobach
Nadi : 89 x/menit (reguler, kuat a.i KPD 2x100 mg
 Flatus (-)
angkat, isi cukup) 3. Kalnex
 BAB (-) RR : 20x/menit, teratur 2x500 mg
 BAK terpasang S : 37 C 4. Paracetamol
kateter SpO2 : 99 % 3x1000 mg
 Mual disangkal 5. Oxytocin 2x1
Status generalis : amp
 Muntah disangkal
Kepala : Normocephali
Mata : KA -/- SI -/-
Leher : tidak ada
Hasil Laboratorium
pembesaran KGB
terbaru 22/03/2022
Thorax : pulmo dan COR
Jam 21.00 WIB :
DBN
Hemoglobin 8,4 g/dl
pembesaran KGB
terbaru 22/03/2022
Thorax Perawatan
: pulmo dan COR Hari ke-1 [21 Maret 2022]
Jam 21.00 WIB :
DBN
Hemoglobin 8,4 g/dl
Abdomen: Perkusi : Timpani, nyeri ketok pada regio iliaca dextra dan sinistra, umbilikus, suprapubik
Leukosit 13,3ribu/L
Inspeksi : Perut tampak lumbalis dextra dan sinistra
Hematokrit 25,4 %
mendatar
Trombosit 195 ribu/uL Auskultasi : BU (+) 2 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-/-/-
kali/menit
Palpasi : supel, nyeri Status Purpuralis :
tekan pada regio iliaca dextra 1. Mammae: simetris, nyeri tekan -/-, retraksi puting susu -/-, massa -/-, ASI -/-
dan sinistra, umbilicus, 2. Abdomen: luka operasi tertutup verban, tidak ada rembesan darah, fundus uterus teraba
suprapubik lumbalis dextra 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi uterus (+)
dan sinistra Genitalia: Lochea rubra (+), Fluor (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok pada
regio iliaca dextra dan sinistra,
Perawatan Hari ke-2 [22 Maret 2022]

S O A P

 Nyeri pada luka bekas KU : Tampak sakit sedang P1A0


operasi sudah Kesadaran : Composmentis post SC 1. Cefradroxil 500
berkurang. VAS 5 TD : 96/57 mmHg H+1 a.i mg 3x1
 Mobilisasi (+) (miring N: 68x/menit (reguler, kuat KPD 2. Metronidazole
ke kiri dan kanan). angkat, isi cukup) 3x500 mg
 Flatus (+) BAB (-), RR : 21x/menit, teratur
3. Asam
 BAK terpasang S : 36.7C
Mefenamat
SpO2 : 98%
kateter 100 cc 3x500mg

(ditampung sejak 4. SF 2x1 amp


Status generalis :
06.00 WIB) Kepala : Normocephali
Mata : KA -/- SI -/-
 Keluhan mual dan
Leher : tidak ada
muntah disangkal,
pembesaran KGB
Thorax : pulmo dan
COR DBN
,
pembesaran KGB
Perawatan Harilumbalis
suprapubik ke-2 [22
dextraMaret
sinistra2022]
Thorax : pulmo dan
COR DBN
Abdomen: Ekstremitas : akral hangat, CRT <
Inspeksi : Perut 2 detik, edema -/-/+/+
tampak membuncit
Auskultasi : BU (+) 4
Status Puerpuralis :
kali/menit
1. Mammae : simetris, warna kulit sekitarnya sama, nyeri (-/-), massa (-/-), retraksi puting susu
Palpasi : supel, nyeri
(-
tekan pada regio suprapubik
/-), ASI (+/+)
lumbalis dextra sinistra
Perkusi : Timpani, 2. Abdomen: pasien saat ini sedang menggunakan gurita. Kontraksi uterus kuat (+) teraba
nyeri ketok pada regio 2 jari dibawah umbilikus. Terpasang verban pada luka bekas operasi, rembesan darah (-)
suprapubik lumbalis dextra Genitalia : Lochea Rubra (+), fluor (-)
sinistra
Perawatan Hari ke-3 [23 Maret 2022]

S O A P

 Nyeri perut pada luka KU : Tampak sakit sedang P1A0


bekas operasi sudah Kesadaran : Composmentis post SC 1. Cefradroxil 500
berkurang VAS 3 TD : 101/63 mmHg H+2 a.i mg 3x1
 Pasien sudah bisa N : 77x/menit (reguler, KPD 2. Metronidazole
berdiri dan berjalan ke kuat angkat, isi cukup) 3x500 mg
kamar mandi sendiri. RR : 21x/menit, teratur
3. Asam
 Flatus (+) S : 36.6C
Mefenamat
 BAB (-), BAK (+), SpO2 : 99%
3x500mg
 Keluhan mual dan
4. SF 2x1 amp
muntah disangkal. Status generalis :
Kepala : Normocephali
Mata : KA -/- SI -/-
Leher : tidak ada pembesaran
KGB
Thorax : Pulmo dan COR DBN
Mata : KA -/- SI -/-
Leher : tidak ada pembesaran Perawatan Hari ke-3 [23 Maret 2022]
KGB
Thorax : Pulmo dan COR DBN
Abdomen: Status Puerpuralis :
Inspeksi : Perut tampak
1. Mammae : simetris, warna kulit sekitarnya sama,
membuncit
nyeri tekan (+/+), massa (-/-), retraksi puting susu (-/-),
Auskultasi : BU (+) 4
kali/menit ASI (+/+)
Palpasi : supel, nyeri tekan 2. Abdomen: pasien saat ini sedang menggunakan
pada regio suprapubik gurita. Kontraksi uterus kuat (+) teraba 2 jari dibawah
Perkusi : Timpani, nyeri ketok
umbilikus. Terpasang verban pada luka bekas operasi,
pada regio suprapubik
Ekstremitas : akral hangat, rembesan darah (-)
CRT < 2 detik, edema -/-/-/- 3. Genitalia : Fluor (-) Fluksus
(-), Lochea Rubra (+)
Status Puerpuralis :
03
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI KPD
• Rupturnya membran amnion dengan pelepasan cairan ketuban lebih dari 1 jam
sebelum persalinan.
• Diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu KPD aterm (usia kehamilan >37 minggu)
dan KPD preterm (usia kahmilan <37 minggu).
• KPD preterm terjadi pada sekitar 3% kehamilan dan penyebab dari sepertiga
kelahiran prematur
KLASIFIKASI KPD
KPD Preterm
• Pecah ketuban yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan, tes fern atau
IGFBP-1 (+) pada usia <37 minggu sebelum onset persalinan.
• KPD sangat preterm adalah pecah ketuban saat umur kehamilan ibu antara 24
sampai kurang dari 34 minggu
• KPD preterm saat umur kehamilan ibu antara 34 minggu sampai kurang 37
minggu.
KLASIFIKASI KPD
KPD Aterm
• Ketuban pecah dini/ premature rupture of membranes (PROM) adalah pecahnya
ketuban sebelum waktunya yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan
tes fern (+), IGFBP-1 (+) pada usia kehamilan ≥ 37 minggu
ETIOLOGI KPD
LOKASI
Tempat pecahnya KPD preterm adalah area supra-serviks (membran yang menutupi
ostium area serviks) - secara struktural berubah, mudah terganggu dan sering
mengandung bakteri
INFLAMASI
Keterkaitan mikroba dan peran dari mediator inflamasi seperti prostagladin, sitokin,
dan proteinase  penipisan dan apoptosis dari membran janin
ETIOLOGI KPD
PERUBAHAN MOLEKULER
KPD preterm ditandai dengan pembengkakan dan gangguan jaringan kolagen dalam
lapisan kompak, fibroblast dan spons. Enzim yang terlibat dalam mekanisme ruptur
membran termasuk MMP-1, MMP-8, MMP-9.
FAKTOR RESIKO KPD
Pasien berkulit hitam
status sosio ekonomi riwayat keputihan
memiliki risiko > pasien perokok
rendah berulang saat hamil
kulit putih.

riwayat ketuban pecah


riwayat infeksi menular riwayat persalinan
dini pada kehamilan perdarahan pervaginam
seksual prematur
sebelumnya

distensi uterus (misalnya Prosedur yang dapat berakibat


pasien dengan kehamilan pada kejadian KPD aterm antara
multipel dan polihidramnion) lain sirklase dan amniosentesis.
DIAGNOSA KPD
ANAMNESIS
Mengeluh keluar cairan dari jalan lahir secara tiba-tiba dan banyak
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan inspekulo: terlihat cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di forniks
posterior. Jika tidak ada, gerakan sedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu mengedan atau
batuk
ANAMNESIS
• Keluhan keluar air-air dari jalan lahir

• Waktu dan kuantitas dari cairan yang keluar,

• Usia gestasi dan taksiran persalinan,

• Riwayat KPD sebelumnya,

• Identifikasi faktor risikonya.


PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Pada Inspeksi tampak air mengalir keluar dari vagina.

Spekulum
• Nilai secara visual: Keluar cairan amnion dari
OUE (diambil sebagai sampel), mengetahui warna
dan bau
• Menilai dilatasi dan pendataran serviks
• Menilai adanya servisitis, prolaps tali pusat, atau
prolaps bagian terbawah janin (pada presentasi
bukan kepala)
DIAGNOSA KPD
Cara memastikan bahwa yang keluar adalah cairan ketuban yaitu dengan menilai:
• Bau cairan yang khas
• Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Namun hasil ini
bisa menjadi positif palsu karena tercampur dengan darah, semen, dan infeksi
• Gambaran pakis yang terlihat dibawah mikroskop ketika mengamati sekret servikovaginal
yang mengering
DIAGNOSA KPD
Tes iGFBP-1
Tes Nitrazin
Pemeriksaan Laboratorium
 Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
 Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000 /mm 3 kemungkinan ada infeksi.
 USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letak janin, letak plasenta, gradasi plasenta serta
jumlah air ketuban.
 Kardiotokografi untuk menentukan ada tidaknya kegawatan janin secara dini atau memantau kesejahteraan janin.
Jika ada infeksi intrauterin atau peningkatan suhu, denyut jantung janin akan meningkat.
 Amniosintesis digunakan untuk mengetahui rasio lesitin - sfingomielin dan fosfatidilsterol yang berguna untuk
mengevaluasi kematangan paru janin.
TATALAKSANA KPD
Prinsip utama penatalaksanaan KPD adalah untuk mencegah
mortalitas dan morbiditas perinatal pada ibu dan bayi yang
dapat meningkat karena infeksi atau akibat kelahiran preterm pada
kehamilan dibawah 37 minggu.

Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan KPD, yaitu


manajemen aktif dan ekspektatif.
PROM < 24 minggu

• Rujuk pasien untuk konsultasi.

• Pertimbangkan dilakukan melihat risiko ibu dan janin

• Mempertahankan kehamilan menjadi pilihan yang baik dibanding melakukan terminasi


kehamilan

• Menyarankan kerumah sakit jika ada indikasi

• Profilaksis GBS, tokolisis dan perlindungan saraf (magnesium sulfat) tidak dianjurkan
sebelum viabilitas.
Preterm PROM di 24- 33 minggu
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta dan kematian janin lakukan persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau Betametason 12 mg IM tiap
24 jam selama 48 jam.
Antibiotik latensi
• IV ampisilin (2 g setiap 6 jam) dan eritromisin (250 mg setiap 6 jam) selama 48 jam
• Amoksisilin oral (250 mg setiap 8 jam) erythromycin (333 mg setiap 8 jam) selama 5
hari.
• Azitromisin (1 g dosis tunggal) sebagai alternatif.
• Asam amoksisilin-klavulanat tidak direkomendasikan.
Aterm (≥ 37 minggu)

• Jika tidak ada persalinan spontan, induksi persalinan dengan oksitosin

• Profilaksis antibiotik tidak dianjurkan di luar indikasi GBS


Medikamentosa KPD
Magnesium Sulfat
- Untuk efek neuroproteksi pada PPROM < 31 minggu bila persalinan
diperkirakan dalam waktu 24 jam
- Magnesium Sulfat IV bolus 6 gram selama 40 menit dilanjutkan
infus 2 gram/jam untuk dosis pemeliharaan sampai persalinan atau
sampai 12 jam terapi
Medikamentosa KPD
Kortikosteroid
- Menurunkan risiko sindrom distress pernapasan
- Betamethasone12 mg IM setiap 24 jam, dikali 2 dosis jika
betamethasone tidak tersedia, gunakan deksamethason 6 mg IM
setiap 12 jam
- Antibiotik
- Untuk memperlama masa laten
Etiologi
Algoritma ketuban pecah dini •Infeksi
•Servik yang inkompetensi
•Hipoksia dan asfiksia
•Tekanan intra uterin
•Kelainan letak Komplikasi :
Pemeriksaan Penunjang : •Infeksi
•Inspekulo : adanya cairan ketuban keluar
•Persalinan prematur
dari kavum uteri KPD •Hipoksia
•Tesnitrazin : lakmus merah menjadi biru
•Asfiksia
•USG : oligohidramnion

Konservatif
Aktif

•Rawat rumah sakit


UK > 37 minggu Antibiotik Persalinan diakhiri
•Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin) dan metrodinazol Infeksi

Obstetrik Gagal Induksi dengan oksitosin Syarat Skor Bishop > 5 Skor Bishop < 5

Induksi Persalinan
Lakukan pematangan
SC serviks, kemudian induksi
UK < 32 – 34 Minggu
UK 32 – 37 Minggu

•Rawat selama air ketuban masih


keluar hingga tidak keluar lagi •Suhu ibu> 38oc
Tidak infeksi infeksi •Air ketuban keruh dan berbau
•Beri deksametason 2 x 5 mg/IM/ 2
hari •Leukosit> 15.000/mm3

Inpartu •Berikan antibiotik


Belum inpartu
•Lakukan induksi

•Observasi tanda–tanda infeksi •Berikan tokolitik salbutamol


•Observasi kesejahteraan janin •Deksametason 2 x 5 mg/IM/ 2 hari
•Terminasi pada UK 37 minggu
04
ANALISIS
KASUS
ANAMNESIS
Kasus Teori

S/ Pasien hamil 36 Minggu ke IGD dengan keluhan keluar air-air Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016
dari jalan lahir sejak ± 7 jam SMRS. Air-air yang keluar terasa
mengalir, sedikit demi sedikit sehingga pasien mengganti pempers •Ketuban pecah dini (KPD) diartikan sebagai pecahnya
2x dalam 7 jam. Air-air tersebut berwarna kuning jernih, bau khas selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan.
ketuban. Pasien juga mengeluh perut terasa kencang-kencang
sejak ± 7 jam SMRS, terasa hilang timbul, semakin lama semakin •Ketuban pecah dini dapat terjadi pada atau setelah usia
sering, tidak membaik saat istirahat. Keluar darah, lendir darah gestasi 37 minggu dan disebut KPD aterm atau premature
dari jalan lahir juga dialami pasien. Mual dan muntah disangkal, rupture of membranes (PROM) .
pusing disangkal, keluar darah, lendir darah dari jalan lahir
disangkal. Pasien rutin melakukan ANC.
•Anamnesis  keluhan keluar air-air dari jalan lahir, terasa
mengalir, sedikit/banyak, bau khas ketuban.
Kasus
Pemeriksaan Fisik Teori

O/ Pemeriksaan Obstetrik Inspeksi


Genital: fluksus (-), fluor (-), keluar air-air dari vagina, jernih, • Pada Inspeksi biasa akan tampak keluarnya air dari vagina bila ketuban
mengalir sedikit demi sedikit, bau khas ketuban baru pecah, dan jumlah airnya masih banyak.
• Pemeriksaan spekulum steril digunakan untuk menilai adanya servisitis, prolaps
Pemeriksaan Dalam: tali pusat, atau prolaps bagian terbawah janin (pada presentasi bukan kepala);
Inspekulo menilai dilatasi dan pendataran serviks, mendapatkan sampel dan mendiagnosis
Fluor: Tidak ada; Fluksus: Tidak ada; Vulva/vagina/urethra: KPD aterm secara visual. Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak
Massa(-), Sikatriks (-), Edema (-); Portio: Diameter 2 cm, warna keluar cairan dari ostium uteri eksternum, dan digunakan untuk mengetahui
merah, adanya air yang mengalir keluar dari OUE; terdapat warna, bau serta mengetahui pembukaan.
genangan air di fornix posterior • Pemeriksaan digital vagina yang terlalu sering dan tanpa indikasi sebaiknya
Vaginal touche dihindari karena hal ini akan meningkatkan risiko infeksi neonatus
Vulva/vagina: vulva tertutup/vagina terdapat lendir bercampur • Bishop score digunakan untuk menilai kematangan serviks dan respon terhadap
darah; Portio: axis posterior, konsistensi lunak, penipisan induksi persalinan.
(effacement): 20-30%, pembukaan : 1-2 cm, ketuban : tidak utuh;
bagian terendah janin: kepala, hodge I; taksiran berat janin: 2790
gram

Bishop score: 3

(Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016)


Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis
Kasus Teori

O/ • Nitrazin Test = (+) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016


• Lab darah
• Jika diagnosis KPD aterm masih belum jelas setelah menjalani
pemeriksaan fisik, tes nitrazin dan tes fern, dapat dipertimbangkan.
• Jika cairan amnion jelas terlihat mengalir dari serviks, tidak
diperlukan lagi pemeriksaan lainnya untuk mengkonfirmasi
diagnosis. Jika diagnosis tidak dapat dikonfirmasi, lakukan tes pH
(tes nitrazin) dari forniks posterior vagina (pH cairan amnion
biasanya ~ 7.1-7.3 sedangkan sekret vagina ~ 4.5 -6) dan cari
arborization of fluid dari forniks posterior vagina
• Pada pemeriksaan darah ibu, leukositosis dapat digunakan sebagai
• CTG: indikator terjadinya infeksi maternal.
DJJ: 130-140x/menit, gerakan janin: 8 kali gerakan selama • Indikasi pemeriksaan cardiotocography (CTG) pada kasus dengan
30 menit, kontraksi uterus: 3 x dalam 10 menit lamanya 40 kecurigaan adanya hipoksia atau asidosis pada fetus, indikasi CTG:
Perdarahan per vaginam, Keluarnya cairan ketuban yang
detik
terkontaminasi mekonium, Peningkatan aktivitas rahim yang
berlebihan (termasuk pada induksi dan akselerasi persalinan),
Ketuban pecah dini (> 6 jam), Kondisi demam pada ibu (infeksi
intrauterine), terdapat kelainan pada hasil auskultasi janin
Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis
Kasus Teori

A/ Ibu : G1P0A0 Hamil 37 Minggu + KPD 7 jam Penilaian awal dari ibu hamil yang datang dengan keluhan KPD
Janin: Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala aterm harus meliputi 3 hal, yaitu konfirmasi diagnosis, konfirmasi
usia gestasi dan presentasi janin, dan penilaian kesejahteraan
maternal dan fetal. Konfirmasi diagnosis melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016


Planning
Kasus Teori

P/ • Pro rawat inap • Pada kehamilan >= 37 minggu, lebih dipilih induksi awal.
• Konsultasi spesialis obsgyn untuk tindakan selanjutnya  pro American, Baby, & Child law center
SC CITO jam 01.00 WIB • Semakin lama waktu antara ketuban pecah dan kelahiran
• Pasien tidur dalam posisi miring kiri bayi, semakin besar kemungkinan terjadinya infeksi. Risiko
meningkat secara signifikan jika persalinan tidak terjadi
dalam waktu 12 jam setelah ketuban pecah. Tujuan
• IVFD: RL 500 cc + 1 amp Proterine 16 amp utamanya adalah menjaga bayi tetap aman. Sangat penting
• Diet : Puasa untuk melindungi bayi dari infeksi. Penting juga untuk
mencegah bahaya yang dapat terjadi jika menunggu
• MM/ persalinan normal, yang mungkin tidak terjadi dalam jangka
• Ceftriaxone 2 x 1gr (IV) 1 jam pre op waktu yang aman.
• Anjuran: • Gawat janin, malpresentasi, disproporsi cephalopelvic dan
- Konsul Spesialis anestesi induksi yang gagal merupakan indikasi untuk dilakukakan
Sectio Caesaria.

Ibishi VA, Isjanovska RD. Prelabour Rupture of Membranes: Mode of Delivery and
Outcome. Open Access Maced J Med Sci. 2015;3(2):237-240.
doi:10.3889/oamjms.2015.037

Duff, P. (2019, January 14). Retrieved March 9, 2019, from


https://www.uptodate.com/contents/preterm-prelabor-rupture-of-membranes
Tatalaksana

KASUS TEORI

• Pro rawat inap Perkumpulan Obstetri dan


• Konsultasi spesialis Ginekologi Indonesia 2016
obsgyn untuk tindakan Pedoman Nasional Pelayanan
selanjutnya  pro SC Kedokteran (PNPK) Ketuban
CITO jam 13.00 WIB Pecah Dini
• Pasien tidur dalam Tokolisis pada kejadian KPD preterm
posisi miring kiri tidak direkomendasikan karena
• IVFD: RL 500 cc + 1 penatalaksanaan ini tidak secara
amp Proterine 16 signifikan memperbaiki outcome
amp perinatal. Tiga uji teracak 235 pasien
• Diet : Puasa dengan KPD preterm melaporkan
bahwa proporsi wanita yang tidak
• MM/ melahirkan 10 hari setelah ketuban
• Ceftriaxone 2 x pecah dini tidak lebih besar secara
1gr (IV) 1 jam signifikan pada kelompok yang
pre op menerima tokolisis.
• Anjuran:
- Konsul Spesialis
anestesi
Tatalaksana

KASUS TEORI

• Pro rawat inap Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia


• Konsultasi spesialis obsgyn 2016 Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
untuk tindakan selanjutnya  (PNPK) Ketuban Pecah Dini
pro SC CITO jam 13.00 WIB • Tokolisis pada kejadian KPD preterm tidak
direkomendasikan karena penatalaksanaan ini
• Pasien tidur dalam posisi tidak secara signifikan memperbaiki outcome
miring kiri perinatal. Tiga uji teracak 235 pasien dengan KPD
• IVFD: RL 500 cc + 1 amp preterm melaporkan bahwa proporsi wanita yang
Proterine 16 amp tidak melahirkan 10 hari setelah ketuban pecah dini
• Diet : Puasa tidak lebih besar secara signifikan pada kelompok
yang menerima tokolisis.
• MM/ • Antibiotik profilaksis disarankan pada kejadian
• Ceftriaxone 2 x 1gr KPD preterm. Dibuktikan dengan 22 uji meliputi
(IV) 1 jam pre op lebih dari 6000 wanita yang mengalami KPD
preterm, yang telah dilakukan meta-analisis (level
• Anjuran: of evidence Ia). Terdapat penurunan signifikan dari
- Konsul Spesialis korioamnionitis
anestesi • Konsultasi spesialis anestesi untuk penilaian risiko
dan persiapan anestesi pada persalinan SC.
TERIMA
KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran: ketuban pecah dini.
POGI. Jakarta:2016. Terakhir di Update pada 19 Juli 2018
2. Lusinta, Hesty. Kejadian ketuban pecah dini dan hubungannya dengan kejadian sepsis neonatorum di RSUPN
Dr.Cipto Mangunkusumo. PPDS FK UI. Jakarta:2014
3. American College of Obstetrics and Gynecology. ACOG Practice Bulletin No. 217: Prelabour rupture of
membranes. Clinical management guidelines for obstetrician- gynecologists. Obstet Gynecol. 2020 Mar;Vol.135,
No.3.
4. Sadler TW. Embriologi Kedokteran Langman Edisi 12. Jakarta: EGC; 2014.
5. Cunningham, et al. William obstetrics 25th Edition. McGraw-Hill Education. 2018
6. Simhan HN, Canavan TP. Preterm premature rupture of membranes: diagnosis, evaluation and management
strategies. BJOG. 2005 Mar;112 Suppl 1:32-7.
7. Tchirikov M, et al. Mid-trimester preterm premature rupture of membranes (PPROM): etiology, diagnosis,
classification, international recommendations of treatment options and outcome. J Perinat Med. 2018 Jul
26;46(5):465-488.
8. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi 1. Kemenkes RI. Jakarta:2013.

Anda mungkin juga menyukai