Disusun oleh:
Nadya Irena Habib
Pembimbing:
Dr. Sri Hastuti, Sp. S
Abstrak
Hasil: Sampel penelitian meliputi dua belas anak, berusia 11.8 + 3.3 tahun (3.5-17.3
tahun). Aneurisma menjadi perentase tertinggi (41,7%) penyebab perdarahan
subarachnoid. Dosis oral rata-rata Nimodipine adalah 1mg/kg tiap 4 jam dan sering
dihubungkan dengan kejadian hipotensi yang sering terjadi sehingga membutuhkan
intervensi atau modifikasi dosis. Perawatan menggunakan nimodipine memiliki hasil
klinis yang beragam pada anak-anak; terdapat vasospasme pada 67%, infark baru
33%; dan perdarahan kembali 17%. Defisit fungsional dan kognitif hanya terjadi
pada 2-3% dan tidak terjadi pada yang lain. Semua pasien sembuh dan dapat pulang
dari rumah sakit.
Kesimpulan: Nimodipine oral yang digunakan pada perdarahan subarachnoid pada
anak tidak menghilangkan vasospasme, perdarahan kembali, atau infark, dan sering
dihubungkan dengan hipotensi yang signifikan. Meski demikian, hasil klinis nampak
relative menguntungkan terhadap pasien dewasa yang menggunakan nimodipine.
Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan titrasi dosis yang
dibutuhkan.
Hal ini telah disetujui oleh IRB (Institutional Review Board), tinjauan
retrospektif, rekam medik elektronik anak-anak(berumur 31 hari hingga 18 tahun)
dengan diagnosis pasti SAH yang telah menerima nimodipine sebagai tindakan
perawatan pencegahan vasospasme mulai tanggal 1 Januari 2005 hingga 31 Agustus
2013. Dikarenakan jumlah subjek yang rendah yang sudah diantisipasi (dikarenakan
keadaan kejadian penyakit yang langka), kami membatasi kriteria ekslusi kami untuk
memaksimalkan jumlah sampel. Kriteria ekslusi ini meliputi populasi neonatal dan
perempuan hamil. Namun, sampel dengan kriteria ekslusi-pun tidak dapat ditemukan
dalam peninjauan. Variable kuantitatif dijabarkan menggunakan pengukuran tendensi
sentral (mean, median, standard deviation, range). Data kategori atau kualitati
dideskripsikan menggunakan frekuensi dan persentase. Student’s t-test digunakan
untuk mendeteksi adanya perbedaan statistik pada variable hasil. Nilai p <0,05
dianggap signifikan secara statistik.
Lima dari sepuluh pasien tanpa gejala vasospasme saat masuk kerumah sakit
ditemukan vasospasme saat dilakukan pemeriksaan angiografi, meskipun telah
mendapatkan terapi nimodipine profilaksis. Penemuan ini konsisten dengan
penelitian pada pasien dewasa sebelumnya yang melaporkan vasospasme pada 30%
hingga 90% pasien meski telah menerima terapi profilaksis nimodipine. Pada satu
penelitian lain, subjek diberikan dosis oral nimodipine lebih besar (90 mg tiap 4 jam)
dibandingkan dengan dosis yang direkomendasikan sekarang oleh Academy of
Neurology. Jadi, dosis yang lebih besar mungkin tidak berhubungan dengan kejadian
vasospasme yang lebih sedikit.
Insidensi dan keparahan vasospasme serebral bukanlah satu-satunya factor
yang dapat memprediksi hasil klinis jangka Panjang pada pasien dengan SAH. Faktor
lainnya, seperti, bukti infark pada CT scan dan kejadian perdarahan ulang, dapat
mempengaruhi hasil klinis. Menurut starke et al, kejadian perdarahan berulang
berhubungan dengan 80% kematian. Dalam kasus pasien dewasa dengan SAH tanpa
intervensi medis dalam empat minggu pertama setelah kejadian, didapatkan resiko
perdarahan berulang sebanyak 35-45%.Penambahan nimodipine telah menunjukan
penurunan terhadap kejadian perdarahan berulang. Pickard et al melaporkan
penurunan yang signifikan pada kejadian perdarahan berulang pada pasien dewasa
yang dirawat mengggunakan nimodipine dibandingan dengan placebo (9% vs 14%,
p=0.77). Namun, efek nimodipine pada kejadian perdarahan berulang tidak selalu
positif atau kuat seperti yang dibuktikan oleh petruk et al yang menjabarkan jumlah
kasus perdarahan berulang pada pasien dewasa yang dirawat menggunakan
nimodipine atau placebo sejumlah 23,6% dan 20,7% (p=NS). Hal yang sama terjadi
pada analisis meta yang dilakukan Liu et al tahun 2011, gagal dalam mendeteksi
perbedaan jumlah kejadian perdarahan berulang pada pasien dewasa yang telah diraat
menggunakan nimodipine ataupun placebo. Di penelitian terkini, 17% pasien
mengalami perdarahan berulang meski telah diterapi nimodipine. Sehingga sama
dengan penelitian pasien dewasa sebelumnya.
Penemuan pada kasus ini relevan pada orang yang meneliti anak dengan
SAH. Nimodipine orala dengan dosis 1mg/kg tiap 4 jam, dihubungkan dengan
jumlah yang serupa dengan kejadian vasospasme, infark, dan perdarahan berulang
pada penelitian sebelumnya pada pasien dewasa. Hasil klinis pada kematian dan
kemampuan fungsional/kognitif lebih baik dibandingkan dengan hasil klinis pada
orang dewasa. Dengan begitu, kejadian hipotensi yang relevan secara signifikan
diawasi, yang mana dapat menghambat effisiensi potensi dari nimodipine pada
populasi pediatric.Kedepannya, tes terkontrol secara acak untuk menentukan regimen
dosis optimal pada pediatric dibutuhkan dan mungkin dapat mengurangi insidensi
hipotensi pada populasi pediatri.
Daftar Pustaka
Intervensi
Dosis Durasi
Berat Usia Jenis yang
regimen pemberia
Kas Bad (tahu kelam Etiologi SAH dibutuhkan
nimodipi n
us an n) in saat
ne oral nimodpin
(kg) hipotensi
e (hari)
dalam
terapi
1 fluid bolus,
Malformasi
1 36 12. Perem 30 mg q2h 25 24 held
arteriovena
3 puan doses, 1 dose
modification
11 held doses
2 40 11. Laki- Aneurisme 30 mg q2h 18
and 2 dose
3 laki
modifications
8 fluid
3 29. 10. Laki- Trauma 30 mg q4h 21 boluses and 2
5 4 laki dose
modifications
2 fluid
boluses, 6
held doses
4 42. 13. Laki- Aneurisme 30 mg q4h 4 and eventual
1 6 laki early therapy
Malformasi discontinuatio
5 15 3.5 Laki- 30 mg q4h 21 tidak ada
arteriovena
laki
6 52. 12. Laki- Undetermine 60mg q8h 46 tidak ada
7 5
71. 9
17. laki
Perem d
Aneurisme 30 mg q4h 21 17 fluid
4 3 puan boluses
4 fluid
8 27. 9.4 Laki- Trauma 60 mg q4h 19 boluses and 1
9 laki dose
modification
1 fluid bolus
9 32. 12. Laki- Aneurisme 15 mg q2h 25
and 4 held
4 1 laki
10 66. 14 Laki- Undetermine 60 mg q4h 36 doses
2 fluid
4 laki d
Cavernous boluses
4 fluid
Sinus
boluses, 2
11 39. 10. Perem Troombosis, 30 mg q4h 13
held doses,
5 9 puan Bleeding
and 3 dose
Disorder 11 fluid
12 53. 13. Perem Aneurisme 30 mg q4h 21 boluses, 1
5 5 puan held dose, and
1 dose
Table 2. Variabel dosis nimodipine pada dua belas anak yang mengalami perdarahan
subarachnoid
Interval dosis nimodipine saat dipulangkan / penyempurnaan 4.2 ± 1.6 (2-8 jam)
terapi (jam)
Durasi terapi (hari) 22.5 ± 10.5 (4-46 hari)
Table 3. Intervemsi bedah dan hasil klinis pada kedua belas anak yang dirawat
menggunakan nimodipine setelah perdarahan subarachnoid NP: tidak dilakukan ;
B=sebelum nimodipine; A=setelah nimodipine; MRI, magnetic resonance imaging;
CT, computerized tomography; LE, ekstremitas bawah.
Vasospasme