ABSTRAK
ABSTRACT
1
calculated as DBP plus one third times.Subject was entry for inclusioncriteria and
divided into three groups, MAP < 109,94 mmHg, 109,94 – 161,42 mmHg, dan >
161,42 mmHg.
Results: A total of 118 subjects divided into three groups, the 3 patients who met the
inclusion criteria of MAP< 109,94 mmHg, 15 patients MAP 109,94 – 161,42
mmHgand 9 patients of MAP> 161,42 mmHg. Chi square statistical and logictiis
regression test with 95% level of confidence obtained p = 0.047and p = 0,021
(p<0,05) which indicate there was significant relationship between MAP when first
admitted to hospitaland insidens of worsening stroke following by RR4,636 and
3,436.
Conclusions:MAP may used as a predictor of worsening incidence of stroke in
patients with acute ischemic stroke. However, MAP can be used as a good predictors
and accurate for diagnostic ischemic stroke.
Keywords: MAP, worsening stroke, ischemic stroke, cross-sectional.
PENDAHULUAN
meningkat seiring dengan usia.1Setiap tahunnya ada sekitar 5,8 juta orang meninggal
karena stroke dan dua-sepertiga dari semua kematian akibat stroke terjadi di negara-
negara berkembang. Didapatkan 700.000 orang mengalami stroke baru atau berulang tiap
1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe
Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2008, stroke
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia. 3
Dibandingkan dengan semua faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi dan
yang tidak dapat dimodifikasi, hipertensi lebih erat terkait dengan risiko dan tingkat
2
terdapatpada 75% dari pasien stroke iskemik. Temuan ini telah dikaitkan dengan
Komponen yang berdenyut, yang diukur dengan tekanan nadi (PP), mewakilkan
variasi tekanan darah dan dipengaruhi oleh fraksi ejeksi ventrikel kiri, kekakuan
Komponen stabil, diukur oleh rata-rata tekanan arteri (MAP), merupakan fungsi
kontraktilitas ventrikel kiri, denyut jantung, serta resistensi dan elastisitas rata-rata
adalah prediktor yang lebih baik untuk penyakit stroke dibadningkan PP. Sebuah
penelitian yang memantau tekanan darah selama 24 jam juga mendapatkan bukti
bahwa PP adalah prediktor yang dominan terhadap kejadian penyakit jantung dan
Singkatnya, masih ada kontroversi tentang peran PP pada stroke dan prediktor
3
manayang lebih baik terkait dengan stroke. Hubungan antara MAP dan PP masih
belum jelas.8
mencoba memaparkan mengenai hubungan pola MAP saat masuk rumah sakit
METODE
Penelitianinimenggunakanrancanganobservasionalcross-
(onset).Kriteriaeksklusiadalahpasiendengangangguankesadaranbaikkuantitatifmaupun
memburuk, dalam penelitian inisangat tergantung pada variabel awal waktu masuk ke
4
perawatan medis. Menurut American Stroke Association, ada 3 kategori besar yang
dimana stroke dikatakan meburuk, yaitu (1) komplikasi medis (terutama demam)
yang mempengaruhi pasien secara sistemik dan juga dapat menyebabkan peningkatan
iskemia otak, (2) edema otak merupakan komplikasi dari sebagian besar stroke,
terutama perdarahan, dan (3) Meningkatnya defisit fokal secara gradual atau
bertahap.9
Variabelbebas pada penelitian ini adalah mean arterial pressure (MAP) pada
saat pasien masuk rumah sakit.Tekanan darah sistolik dan diastolik pada saat
penerimaan di ruang gawat darurat yang dicatat menjadai data penelitian. Hipertensi
didefinisikan dengan adanya catatan medis, laporan diri atau penggunaan agen
dihitung dengan menggunakan rumus ((dua kali tekanan darah sistolik) + tekanan
darah diastolik) dibagi tiga.1 Setelah didapatkan sejumlah data, peneliti mengambil
kisaran rata-rata MAP yaitu sebesar 135,68 ± 25,74 mmHg sebagai kriteria inklusi.
MAP kemudian dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu < 109,94 mmHg, 109,94 –
Analisisdanperhitunganstatistikdilakukansecarakomputerisasidengan program
statistik.Analisisstatistikuntukmengetahuiperbedaanduaproporsi variable
kemaknaandinyatakandenganp<0,05.
5
HASIL.
Karakteristikdasarsubjekdiperolehmelaluianalisisdeskriptifsubjek.Penelitianini
100
80
60
40
20
0
YA TIDAK
Subjek Penelitian
Perburukan
Nilaip* RR
Ya (n=27) Tidak (n=91)
Usia (tahun).
Mean ± SD 61,63 ±11,68 61,74 ±12,50
0,828 0,26
≤ 60 tahun, n (%) 13 (48,2) 41 (45,1)
> 60 tahun, n (%) 14 (51,8) 50 (54,9)
Jeniskelamin.
Laki-laki, n (%) 15 (55,6) 61 (67,0) 0,360 -0,101
Perempuan, n (%) 12(44,4) 30 (33.0)
TD Sistolik (mmHg).
6
Mean ± SD 170,70±33,79 152,75 ±29,83
≤ 140, n (%) 6(22,2) 36(39,6) 0,114 -0,152
> 140, n (%) 21 (77,8) 55(60,4)
TD Diastolik (mmHg).
Mean ± SD 93,19 ± 16,21 93,36± 18,39
0.506 -0.073
≤ 90, n (%) 14(51,9) 55 (60,4)
> 90, n (%) 13 (48,1) 36 (39,6)
Riwayat Hipertensi.
Ya, n (%) 25 (92,6) 75 (82,4) 0,240 0,119
Tidak, n (%) 2 (7,4) 16 (17,6)
Riwayat DM.
Ya, n (%) 7 (25,9) 38 (41,8) 0,177 -0,137
Tidak, n (%) 20 (74,1) 53 (58,2)
Riwayat Stroke.
Ya, n (%) 10 (37) 33 (36,3) 1,000 0,007
Tidak, n (%) 17 (63) 58 (63,7)
Riwayat Jantung.
Ya, n (%) 2 (7,4) 8 (8,8) 1,000 -0.021
Tidak, n (%) 25 (92,6) 83 (91,2)
Riwayat Kolesterol.
Ya, n (%) 7 (25,9) 13 (14,3) 0,240 0,130
Tidak, n (%) 20 (74,1) 78 (85,7)
Riwayat Merokok.
Ya, n (%) 5 (18,5) 20 (21,9) 0,794 -0,036
Tidak, n (%) 22 (81,5) 71 (78,1)
Sumber : Data Diolah.
Dari hasil karakteristik tabel di atas 118 pasien terdiri dari 68,3% wanita dan
21,7% laki-laki dengan usia rata-rata adalah 62tahun (kisaran 50 –73 tahun). Nilai
rata-rata untuk tekanan darah sistolik, diastolik, dan MAP untuk masing-masing
yaitu, 170,70± 33,79 mmHg, 93,19 ± 16,21mmHg, dan 135,68 ± 25,74 mmHg.
Dari semuariwayat faktor risiko stroke yang diteliti di atas (riwayat hipertensi,
7
perburukan.HasilpenelitianiniberlawanandenganpenelitianArboix et al. yang
dankelompoktanpa
perburukan.HasilpenelitianinitidakberbedadenganpenelitianEizenberg et al.untuk
Namun, terdapat hasil yang berbeda pada penelitian Zheng et aldimana terdapat
hubungan yang bermakna antara hubungan faktor risikojenis kelamin, usia, tekanan
darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan MAP antarakelompok yang terjadi
8
Kondisi Perburukan
Ya Tidak Total
Kategori < 109,94 mmHg Jumlah 3 17 20
MAP % 15,0% 85,0% 100,0%
109,94 – 161,42 mmHg Jumlah 15 63 78
% 19,2% 80,8% 100,0%
>161,42 mmHg Jumlah 9 11 20
% 45,0% 55,0% 100,0%
Total Jumlah 27 91 118
% 22,9% 77,1% 100,0%
Sumber : Data Diolah.
memiliki MAP <109,94 mmHg terdapat 3 pasien yang mengalami perburukan. Pada
78 pasien memiliki MAP 109,94 – 161,42 mmHg terdapat 15 pasien yang mengalami
perburukan. Serta, 20 pasien memiliki MAP >161,42 mmHg terdapat 9 pasien yang
pressure(MAP)pada saat awal masuk dengan perburukan pasien, yang mana MAP
namun untuk menguji apakah hubungan tersebut bermakna secara statistik, maka kita
9
Nilai df Sig (p)
Pearson Chi-Square 6,838a 2 0,033
Likelihood Ratio 6,126 2 0,047
Linear-by-Linear Association 5,057 1 0,025
Jumlah valid 118
Sumber : Data Diolah.
Likelihood Ratio memperlihatkan hasil yang kurang lebih sama yaitu 6,838 dan
perburukan pasien dan kejadian tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi
secara kebetulan.
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Logistik untuk MAP Terhadap Perburukan Pasien.
Pada hasil analisis tabel di atas nilai RR atau Exp(B) dapat disimpulkan
terjadi perburukan sebesar 4,636kali lebih besar dibandingkan dengan pasien dengan
10
Hubunganantara MAP pada saat awal masuk rumah sakit
dengankejadianperburukan
DISKUSI
stroke iskemik (108,4 ±17,8 mmHg) dan TIA (105,2 ±16,2 mmHg) dengan nilai p <
0,0001. Pada pasien hipertensi, MAP secara signifikanlebih tinggi pada usia yang
lebih tua pada mereka dengan stroke iskemik, ICH atau TIA dengan nilai P < 0.0001.
Pada pasien non-hipertensi, MAP tidak berbeda di seluruh kategori usiapada mereka
dengan stroke iskemik dan lebih tinggi pada usia yang lebih tua pada mereka dengan
ICH danTIA.1
11
hipertensi yang tidak terkendali. Stroke iskemik dapat diprediksi bergantung pada PP
dan MAP. Pada skala yang terus-menerus, MAP merupakan prediktor yang baik
Ada beberapa penjelasan yang mungkin untuk temuan dari kedua penelitian
cardiac output, gagalnya untuk meningkatkan MAP diikuti dengan terjadinya stroke
pada pasien hipertensi yang lebih tuamungkin akibat dari cadangan jantung
berkurang, yang lazim terjadi di popusi. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk
penyakit jantung dan asosiasi negatif dari atrium fibrilasi dan AMI, dengan MAP
pada saat awal masuk rumah sakit sangat mendukung teori ini. Dukungan lebih lanjut
untuk penjelasan ini berasal pengamatan Balci et al. yang menunjukkan MAP pada
saat awal masuk rumah sakit yang lebih rendahpadad pasien ICH terkait pemebrian
Pertama, keterbatasan utama dari penelitian ini yang bersifat cross-sectional, dan
Sejalan dengan itu, faktor-faktor risiko yang tidak terlepas dari hasil, yaitu, merokok
Faktor-faktor risiko ini harus dibedakan dalam beberapa studi prospektif. Pasien
dengan stroke iskemik kami amati adalah stroke yang tidak fatal atau tidak termasuk
12
SIMPULAN
Terdapat hubungan yang bermakna antara MAP pada saat awal masuk rumah
sakit dengan kejadian perburukan pada pasien dengan stroke iskemik akut, sehingga
pada MAP dan PP. Pada skala yang terus-menerus, MAP memprediksi secara baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Eizenberg Y, Koton S, Tanne D, dan Grossman E. Association of age and
admission mean arterial bloodpressure in patients with stroke—data from a
nationalstroke registry. Hypertens Res 2016;39:356-61.
2. Kabi GYCR, Tumewah R, dan Kembua MAHN. Gambaran faktor risiko pada
penderita stroke iskemik yang dirawat inap neurologi RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Juli 2012 - Juni 2013. Jurnal e-Clinic (eCl)
2015;3(1):457-62.
5. Aiyagari V dan Gorrelick PB. Management blood pressure for acute and
recurrent stroke. Stroke 2009;40:2251-6.
13
7. Sesso HD, Stampfer MJ, Rosner B, Hennekens CH, Gaziano JM, Manson JE, et
al. Systolic and diastolic blood pressure, pulse pressure, and mean arterial
pressure as predictors of cardiovascular disease risk in men. Hypertens
2000;36:801-7.]
8. Zheng L, Sun Z, Li J, Zhang R, Zhang X, Liu S, et al. Pulse pressure and mean
arterial pressure in relation toischemic stroke among patients with
uncontrolledhypertension in rural areas of China. Stroke2008;39:1932-7.
10. Arboix A. Cardiovascular risk factors for acute stroke: Risk profiles in the different
subtypes of ischemic stroke. World J Clin Cases. 2015;3(5):418–29.
14