JOURNAL READING

“Hypomagnesemia as a prognostic
marker of ischemic stroke”

Pembimbing :
dr. Djati Sulastono, Sp.S

Disusun Oleh:
Ardika (2017730013)

KEPANITERAAN KLINIK STASE SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
 Informasi dasar berikut dikumpulkan: demografi pasien, faktor risiko vaskular,
tingkat keparahan stroke (NIHSS skor), hasil tes laboratorium, dan informasi terkait stroke.
Data demografis pasien termasuk usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi. Faktor risiko
vaskular untuk stroke iskemik termasuk riwayat hipertensi, diabetes melitus (DM), penyakit
jantung koroner, fibrilasi atrium, dan status merokok saat ini. Informasi tentang faktor-faktor
ini dikumpulkan melalui anamnesa dengan pasien atau keluarga pasien jika pasien tidak bisa
berkomunikasi. Saat ini Status merokok didefinisikan sebagai telah merokok satu batang
atau lebih per hari pada tahun sebelum timbulnya stroke. Data grafik demo pasien dan
faktor risiko vaskular diperoleh dari anamnesa dan dicocokkan dengan catatan rumah sakit
dan data laboratorium.
Serangkaian pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan, termasuk tekanan darah
sistolik, diastolik, konsentrasi kolesterol total, konsentrasi TG serum, konsentrasi HDL-C
serum, dan konsentrasi LDL-C serum. Tekanan darah diukur saat pasien tiba di rumah sakit.
Sampel darah yang digunakan untuk semua tes laboratorium diambil dalam waktu 24 jam
setelah penerimaan. Tes laboratorium, termasuk konsentrasi magnesium serum, dilakukan
di Laboratorium Departemen Kedokteran, Rumah Sakit Guro Universitas Korea. Magnesium
serum diukur dengan atomic absorption spectrometer menggunakan reaksi xylidyl blue,
sesuai dengan instruksi pabrik, di Laboratorium Departemen Kedokteran, RS Universitas
Korea Guro.
1.1. Definisi dan Interpretasi
Mengacu pada penelitian sebelumnya, kriteria hipomagnesemia didefinisikan
sebagai <1,6 mEq/L (0,8 mmol/L). Penyebab stroke iskemik diklasifikasikan menurut Trial of
Org 10172 in Acute Stroke Treatment (TOAST). Skor NIHSS digunakan untuk
menggambarkan tingkat keparahan stroke iskemik. NIHSS awal, didokumentasikan oleh
dokter segera setelah pasien tiba di departemen darurat sebelum menerima perawatan
khusus dan digunakan untuk analisis. Skor mRS dievaluasi 3 bulan setelah pasien
dipulangkan. mRS 3 bulan dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan apakah pasien dapat
berjalan tanpa bantuan: baik hasil (mRS <4) dan hasil yang buruk (mRS ≥ 4).
1.2. Analisis Statistik
Demografi dasar, data laboratorium, dan klasifikasi TOAST dari kedua kelompok
dibandingkan menurut kadar magnesium serum kurang dari 1,6 mEq/L atau lebih dari 1,6
mEq/L. Variabel kontinu dianalisis menggunakan t-test independen dan Mann-Whitney U-
test, sedangkan frekuensi variabel kategori dibandingkan dengan menggunakan uji chi-
square. Untuk menilai efek hipomagnesemia pada skor mRS 3 bulan yang buruk, analisis
regresi logistik multivariabel dilakukan. Usia, riwayat hipertensi, DM, stroke iskemik,
perokok aktif, dan kadar kolesterol total dimasukkan sebagai faktor prognostik tradisional
untuk stroke iskemik. Pembaur potensial, seperti skor NIHSS awal dan stroke
kardioembolik, juga dimasukkan sesuai dengan kesepakatan peneliti. Selain itu, peneliti
melakukan analisis interaksi antara hipomagnesemia dan pengubah potensial untuk menilai
apakah efek hipomagnesemia pada mRS 3 bulan dipengaruhi oleh keparahan stroke (skor
awal NIHSS), stroke kardioembolik, usia, atau riwayat hipertensi. Analisis subkelompok
dilakukan dengan menggunakan model multivarian yang disesuaikan dengan makanan yang
dikelompokkan berdasarkan skor NIHSS awal (<5 vs. ≥ 5), apakah jenis stroke iskemik adalah
kardioembolik, usia (<65 vs. ≥ 65 tahun), dan riwayat hipertensi. Untuk menilai efek
pengganggu yang tidak terukur E-value dihitung untuk odds ratio (ORs) hipomagnesemia
pada subkelompok stroke minor dan kardioembolik. Semua nilai-P adalah dua sisi dengan
tingkat signifikansi 0,05. Semua analisis statistik dilakukan menggunakan IBM SPSS ver. 20.0
(IBM Corp., Armonk, NY, AS).

1
2. HASIL