Abstrak
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi asosiasi tingkat serum asam urat
(AU) dengan resiko insiden hipertensi pada kelompok usia yang berbeda pada pria
dan wanita menggunakan metode analisis kohort. Penelitian ini menggunakan data
pada program pemeriksaan kesehatan tahunan di Gunma, Jepang. Penelitian ini
mempelajari dari 12.029 subjek (rata-rata usia 48+- 9 tahun; 31% wanita) yang
bebas dari penyakit kardiovaskular dan hipertensi (2009). Hipertensi didefinisikan
atas laporan diri, riwayat penggunaan obat hipertensi, atau hasil pengukuran
didapatkan TD> 140/90 mmHg pada setiap kunjungan. Model regresi hazard
proporsional diskrit digunakan untuk mengevaluasi hubungan tingkat AU dengan
kejadian hipertensi sampai tahun 2012 yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin,
tekanan darah awal, dan faktor resiko CVD pada kelompok usia yang berbeda pada
pria dan wanita. Studi yang dilakukan selama 3 tahun menunjukkan bahwa 12% dari
studi kohort ini (n=1457) terkena hipertensi. Dalam analisis pada usia yang berbeda,
subjek pria dibawah 50 tahun memiliki hubungan yang signifikan antara kadar AU
dengan kejadian hipertensi. Sedangkan subjek pria diatas 50 tahun tidak signifikan
terhadap kejadian hipertensi. Sementara pada subjek wanita dengan usia diatas 40
tahun memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi, sedangkan
subjek wanita di bawah 40 tahun tidak. Data saat ini menunjukkan bahwa tingkat AU
adalah prediktor yang independen terhadap kejadian hipertensi di kalangan pria
dengan usia dibawah 50 tahun dan wanita dengan usia diatas 40 tahun.
1. Pendahuluan
2.2. Hasil
Data pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan rutin
pada tahun 2011 dan 2012. TD sistolik dan tekanan darah diastolik diukur dalam
posisi duduk menggunakan sphygmomanometer osilometri otomatis. Subjek yang
positif hipertensi adalah subjek yang SBP ≧ 140 mmHg, DBP ≧ 90 mmHg, atau
penggunaan obat antihipertensi apa pun, atau dilaporkan sendiri hipertensi selama
salah satu pemeriksaan rutin tahunan.
3. Hasil
Hubungan antara serum UA dan kejadian hipertensi telah diteliti secara luas dalam
jangka pendek dan panjang dalam berbagai etnis [3,6,11,12]. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa serum AU berhubungan dengan insiden hipertensi pada follow-
up jangka pendek (3 tahun) di Jepang. Beberapa mekanisme hubuangan antara
serum AU dengan hipertensi telah diteliti. Dalam sebuah studi eksperimental
dibuktikan bahwa hiperurisemia dapat menginduksi pembuluh darah ginjal yaitu
menyebabkan vasokonstriksi ginjal melalui pengurangan nitrat oksida dengan
aktivasi sistem renin-angiotensin [13,14].
Studi ini menunjukkan hubungan spesifik antara jenis kelamin dengan level serum
AU dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia yang berbeda; pada pria,
hubungan ini signifikan hanya pada subjek dengan usia di bawah 50 tahun
sedangkan pada wanita hubungan itu signifikan pada subjek dengan usia lebih dari
40 tahun. Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan hubungan positif AU dengan tekanan darah hanya pada orang tua
menggunakan analisis cross-sectional [15]. Terdapat beberapa penjelasan yang
mendukung terkait hubungan AU dengan hipertensi pada pria dengan usia tua. Studi
sebelumnya menunjukkan bahwa efek serum AU didapatkan memang lebih
signifikan pada usia yang lebih muda [3,16]. Keadaan demografi lainnya diduga lebih
berperan terhadap kejadian hipertensi misalnya yaitu pertambahan usia atau faktor
risiko lain mungkin telah berkontribusi pada penurunan hubungan antara level serum
AU dengan hipertensi [3]. Ini kynya artinya jd pada usia tua AU ga signifikan krn
ada faktor2 lain yang lebih signifikan yang bs bikin ht
Penelitian kami memiliki keterbatasan. Definisi untuk hipertensi pada penelitian ini
berdasarkan kunjungan pemeriksaan fisik tahunan. Karena merupakan pemeriksaan
kesehatan tahunan jadi sebagian tergantung pada kesadaran kesehatan masing-
masing subjek, dan subjek yang pada awal penelitian masuk dalam kriteria inklusi
yang relatif sehat karena subjek menjaga kesehatan mereka. Sehingga generalisasi
dari hasil penelitian dibatasi oleh seleksi alam selama penetian. Kedua, peneliti tidak
dapat mengeksklusi kemungkinan bahwa subjek mengonsumsi obat asam urat
karena peneliti hanya mengeksklusi subjek dengan riwayat penggunaan obat
hipertensi, diabetes, dan dislipidemia dalam penelitian ini. Kelebihan dalam
penelitian ini adalah ukuran sampel yang besar dan pengukuran berulang terkait
faktor risiko kardiovaskular termasuk asam urat.
5. Kesimpulan
Dalam penelitian ini berdasarkan pemeriksaan kesehatan tahunan, nilai asam urat
yang lebih tinggi secara independen berhubungan dengan peningkatan kejadian
hipertensi di Jepang. Penelitian ini juga mengkonfirmasi efek spesifik jenis kelamin
terhadap hubungan kadar serum asam urat dengan kejadian hipertensi pada
kelompok usia yang berbeda; level serum asam urat bisa menjadi prediktor
independen pada pria dengan usia dibawah 50 tahun dan wanita dengan usia di
atas 40 tahun. Hal ini penting untuk diteliti untuk mendeteksi kelompok usia atau
jenis kelamin karena akan bermanfaat bagi penderita yang mendapatkan
pengobatan hiperurisemia untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Studi
prospektif di masa depan dan uji klinis lebih lanjut terkait hubungan AU dengan
hipertensi perlu dilakukan untuk menentukan apakah asam urat merupakan skrining
dan target terapeutik yang tepat untuk pencegahan hipertensi.