PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI
Lilies Sundari*, Merah Bangsawan**
* Aulmni Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
** Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
sundarililies@yahoo.com
Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu. Menurut faktor pencetus timbulnya hipertensi adalah merokok, kurang berolahraga,
kegemukan (obesitas), jenis kelamin, faktor genetik, dan usia. WHO (World Health Organization)
Indonesia memiliki angka 15% dari 230 juta penduduk Indonesia menderita hipertensi. Provinsi Lampung
tahun 2012 hipertensi merupakan penyakit ketiga dari 10 besar penyakit dengan jumlah kasus 71.034
kasus (11 %) dari 645.255 kasus. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara 6 faktor penyebab
hipertensi yakni jenis kelamin, olahraga, merokok, usia, keturunan, dan obesitas dengan kejadian
hipertensi di Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Metode
penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi berjumlah 155 orang penderita
hipertensi.Hasil penelitian didapatkan terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi,
yakni faktor jenis kelamin dengan p-value 0,04, faktor merokok p-value 0,04 dan faktor usia p-value 0,01
dimana p-value=0,05sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara faktor jenis kelamin, merokok
dan usia dengan kejadian hipertensi di Desa Karang Anyar. Terdapat tiga faktor yang tidak berhubungan
dengan kejadian hipertensi yakni faktor Berolahraga p-value 0,17, keturunan p-value 0,12, obesitas p-
value 1,93 sehingga tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor olahraga, keturunan dan
obesitas dengan kejadian hipertensi di Desa Karang Anyar. Hasil penelitian disarankan kepada
masyarakat untuk menjaga dan mengatur pola hidup sehat, tidak merokok, aktif berolahraga secara rutin,
untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menstabilkan tekanan darah.
[216]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
kolestrol tinggi (Susilo dan Wulandari, tekanan darah yang diukur dari sampel
2011). yang sama didapatkan data 7 pria dan 3
Menurut WHO (World Health wanita (66,7%) mengalami tekanan darah
Organization), sekitar 30% penduduk tinggi derajat I (dengan rentang sistole
dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi. 140-159 mmHg dan diastole 90-99 mmHg)
Hal ini disebabkan tidak adanya gejala serta 3 pria dan 2 orang wanita (33,3%)
yang pasti bagi penderita hipertensi. Gejala mengalami tekanan darah tinggi derajat II
seperti sakit kepala, tengkuk nyeri, dan (dengan rentang sistole 160-179 mmHg
lain-lain, itu tidak pasti menunjukkan dan diastole 100-109 mmHg).
penderitanya terkena hipertensi. Walaupun Berdasarkan uraian di atas peneliti
hipertensi jelas merusak organ tubuh, tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang
seperti jantung (70% penderita hipertensi berhubungan dengan kejadian hipertensi di
akan mengalami kerusakan jantung),
Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
ginjal, otak, mata, serta organ tubuh
lainnya (Susilo dan Wulandari, 2011). Kabupaten Lampung Selatan.
Jumlah penderita hipertensi terus
bertambah dari tahun ke tahun. Data
METODE
penelitian terakhir, ditemukan bahwa
sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa di
Amerika menderita hipertensi.Thailand Penelitian kuantitatif, mengguna kan
sebesar 17% dari total penduduk, Vietnam metode korelasi dengan pendekatan cross-
34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%, sectional, yaitu suatu penelitian untuk
dan Indonesia memiliki angka yang cukup mempelajari dinamika korelasi antara
tinggi, yaitu 15%. 15% dari 230 juta faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
penduduk Indonesia, berarti hampir 35 juta cara pendekatan, observasi atau
penduduk Indonesia terkena hipertensi pengumpulan data sekaligus pada suatu
(Susilo dan Wulandari, 2011). saat yang sama (point time approach)
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi (Notoadmojo, 2010).
Lampung, 2012 tekanan darah tinggi Penelitian dilakukan bulan Mei 2015
(hipertensi) merupakan penyakit ketiga di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati
dari sepuluh besar penyakit di Provinsi Agung Kabupaten Lampung Selatan.
lampung dengan jumlah kasus 71.034 Penelitian bertujuan untuk mengetahui
kasus (11%) dari 645.255 kasus. faktor-faktor yang berhubungan dengan
Hasil laporan kesehatan Puskesmas kejadian hipertensi. Populasi penelitian
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung adalah penderita hipertensi di Desa Karang
Kabupaten Lampung Selatan, didapatkan Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten
data hipertensi dengan jumlah 514 Lampung Selatan yakni berjumlah 155
penderita, yakni jumlah penderita pria 247 penderita dalam tiga bulan terakhir..
orang, dan jumlah penderita wanita 30% Pengumpulan data melalui wawancara
merupakan warga Desa Karang Anyar dengan pertanyaan yang disusun
yakni 155 penderita dalam 3 bulan terstruktur. Analisis data univariat untuk
terakhir sejak Agustus hingga Oktober mendapatkan gambaran deskriptif dari
pada tahun 2014. masing-masing variabel dependen dan
Peneliti melakukan presurvei pada independen, sedangkan analisis bivariat
tanggal 18 Januari 2015 kepada 15 orang dengan Uji Chi Square untuk melihat
wanita dan pria usia 30-40 tahun. Di dusun hubungan antara variabel independen
3 C Jetis, didapatkan data 4 wanita dan 4 dengan variabel dependen dengan tingkat
pria yang mengalami obesitas dan kemaknaan 0,05 dan CI 95%,
menyukai makanan yang berkolesterol
tinggi (54,3%), 1 wanita dan 6 pria
merupakan perokok berat dan kurang
berolahraga (45,7%, sedangkan untuk
[217]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[218]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[219]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[220]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[221]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
pada usia lansia. Insiden hipertensi yang tekanan darah mulai berkurang, dan
makin meningkat dengan bertambahnya memicu tekanan darah semakin meningkat.
usia, disebabkan oleh perubahan alamiah
dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, Faktor Keturunan yang Berhubungan
pembuluh darah dan hormon. Arteri akan dengan Kejadian Hipertennsi
kehilangan elastisitas atau kelenturan
sehingga pembuluh darah akan berangsur- Hasil uji statistik didapatkan nilai p-
angsur menyempit dan menjadi kaku. Di value sebesar 0,12 yang berarti > 0,05,
samping itu, pada usia lanjut sensitivitas sehingga disimpulkan bahwa tidak ada
pengatur tekanan darah yaitu refleks hubungan yang bermakna antara keturunan
baroreseptor mulai berkurang. Hal ini dengan kejadian hipertensi esensial
mengakibatkan tekanan darah meningkat (primer) di Desa Karang Anyar. Hasil
seiring dengan bertambahnya usia. penelitian tersebut berbeda dengan hasil
Hal tersebut didukung oleh Susilo penelitian Agnesia (2012), yang
dan Wulandari (2011), yakni kepekaan mengemukakan bahwa riwayat keluarga
terhadap hipertensi akan meningkat seiring yang menderita hipertensi terbukti
dengan bertambahnya usia seseorang. merupakan faktor risiko yang berhubungan
Indvidu yang berusia diatas 40-60 tahun , dengan terjadinya hipertensi. Faktor
50-60% mempunyai tekanan darah lebih genetik pada keluarga tertentu akan
besar atau sama dengan 140/90 mmHg. menyebabkan keluarga tersebut memiliki
Hal itu merupakan pengaruh degenerasi risiko menderita hipertensi. Hal ini
yang terjadi pada orang yang bertambah berhubungan dengan peningkatan kadar
usianya. natrium intraseluler dan rendahnya rasio
Menurut Sutanto (2010), hilangnya antara kalium terhadap natrium. Didukung
elastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pendapat Sutanto (2010), yang
pelebaran pembuluh darah adalah faktor mengungkapkan bahwa adanya faktor
penyebab hipertensi pada usia tua. Dengan genetik atau keturunan pada keluarga
semakin bertambahnya usia, kemungkinan tertentu akan menyebabkan keluarga
seseorang menderita hipertensi juga tersebut mempunyai resiko menderita
semakin besar. hipertensi. individu dengan orangtua
Hasil penelitian didapatkan data menderita hipertensi mempunyai resiko
bahwa dari 141 responden penderita dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi esensial (primer) 83 (53,6%) hipertensi daripada individu yang tidak
berusia > 40 tahun yang berarti faktor usia mempunyai keluarga dengan riwayat
> 40 tahun sangat erat kaitannya dengan hipertensi.
hipertensi esensial (primer) dan dari 14 Berdasarkan hasil yang didapatkan
responden penderita hipertensi sekunder bahwa dari 141 penderita hipertensi
seluruhnya berusia < 40 tahun yang berarti esensial (primer) 99 (63,8%) responden
bahwa faktor usia tidak termasuk dalam tidak memiliki riwayat keturunan yang
faktor pencetus dari hipertensi sekunder. menderita hipertensi, yang berarti
Responden yang termasuk dalam usia > 40 penderita hipertensi esensial (primer)
tahun, terbanyak dialami oleh penderita sebagian besar menderita hipertensi bukan
hipertensi golongan usia Masa Lansia dikarenakan faktor pencetus dari riwayat
Awal (46-55 tahun) Masa Lansia Akhir (56 keturunan, dan didapatkan dari 14
-65 tahun) yang keseluruhannya responden penderita hipertensi sekunder,
merupakan penderita hpertensi esensial keseluruhannya tidak memiliki riwayat
(sekunder). Proses degenerasi yang terjadi keturunan menderita hipertensi yang
pada penderita hipertensi esensial (primer) berarti bahwa penderita hipertensi
berusia > 40 tahun mengakibatkan arteri sekunder seluruhnya menderita hipertensi
akan kehilangan elastisitas atau kelenturan sekunder bukan dikarenakan oleh faktor
sehingga pembuluh darah akan berangsur- pencetus dari riwayat keturunan.
angsur menyempit, sensitivitas pengatur
[222]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[223]