Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FARMAKOLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Farmakologi


Dosen pengampu Hadi Sunaryo, Dr. M.Si., Apt.

Disusun Oleh : Kelompok 7


Alya Azzahra Putri 2104015131
Nala Masayu Sofika Arum 2104015089
Siti Elfiyana 2104015

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas
dari mata kuliah Farmakologi. Salawat dan salam tak lupa pula penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita kepada dinul
Islam, Beliaulah sang revolusioner sejati.
Makalah ini dibuat dari hasil referensi beberapa jurnal dan blog di internet dalam
jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan suatu makalah yang bisa dipertanggung
jawabkan hasilnya. Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Hadi Sunaryo selaku
dosen mata kuliah. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
kelompok 7 kelas 3G atas kerja samanya dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
penyusunan makalah-makalah selanjutnya. Besar harapan kami kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 09 November 2022

Penyusun,

Kelompok 07
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai bidang kesehatan memang tak ada habisnya, hal ini
dikarenakan kesehatan adalah salah satu hal terpenting agar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera. Berbagai penyakit di Indonesia seringkali disebabkan karena kurangnya
penerapan pola hidup sehat. Salah satu penyakit yang sering dijumpai adalah hipertensi.
Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika
dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya
penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia
sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427.218 kematian dan usia yang rentan yaitu di atas 65 tahun. faktor lainnya bisa
disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penggunaan obat secara
tepat yang mengakibatkan timbulnya efek samping dari obat yang dikonsumsi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ALFA BLOKER ?
2. Obat apa saja yang termasuk ke dalam ALFA BLOKER ?
3. Apa saja kegunaan obat yang tergolong kedalam ALFA BLOKER ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian, jenis, serta kegunaaan dari obat yang tergolong ke
dalam ALFA BLOKER
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Alpha Bloker
Alpha-blockers atau penghambat alfa adalah golongan obat yang digunakan untuk
menangani hipertensi atau tekanan darah tinggi, obat yang dapat membloker reseptor alfa
dan menyebabakan vasodilatasi perier serta menurunkan tekanan darah. Obat ini juga
dapat digunakan untuk mengatasi gangguan berkemih pada pria akibat pembesaran
kelenjar prostat.
Alfa bloker merupakan satu-satunya golongan antihipertensi yang memberikan efek
positif pada lipid darah (menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida dan meningkatkan
kolesterol HDL). Alfa bloker juga dapat menurunkan resistensi insulin (di samping
menghambat ACE), memberikan sedikit efek bronkodilatasi, mengurangi serangan asma
akibat latihan fisik, dan tidak berinteraksi dengan AINS. Oleh karena itu alfa bloker
dianjurkan penggunaannya pada penderita hipertensi yang disertai diabetes, dislipidemia,
obesitas, gangguan resistensi perifer, asma dan perokok.
Dapat dibedakan menjadi 2 jenis reseptor yaitu α1 dan α2, yang berada pada
postsinaptis. Bila reseptor tersebut diduduki (aktivasi) oleh (non) adrenalin, otot polos
akan menciut. Alfa-blockers melawan antara lain vasokontriksi tersebut akibat aktivasi
dan dapat dibagi dalam 3 kelompok, yakni : Alfa-blockers tak selektif, Alfa-1-bloker
selektif, Dan Alfa-2-bloker selekif
B. Golongan Obat Alpha Bloker
Obat yang tergolong dalam golongan alfa bloker adalah prazosin, trtrazosin, alfuzosin
dan dakzosin. Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama,
sehingga harus hati-hati pada pemberian pertama.
Obat golongan penghambat alfa bekerja dengan menghambat hormon norepinephrine,
sehingga pembuluh darah melemas dan tetap terbuka. Akibatnya, aliran darah menjadi
lancar dan tekanan darah menurun. Efek pelemasan otot ini juga bisa digunakan untuk
mengatasi keluhan gangguan berkemih yang dialami oleh penderita pembesaran kelenjar
prostat atau benign prostate hyperplasia (BPH).
1. Doksazosin
 Indikasi: Hiperplasia prostat jinak pada pasien yang memiliki riwayat hipertensi
maupun tekanan darah normal.
 Peringatan: Hipotensi postural/syncope, penggunaan bersama penghambat PDE-5,
gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, mengemudi atau mengoperasikan
mobil, kondisi penyempitan saluran cerna yang berat, komplikasi Intraoperative
Floppy Iris Syndrome pada operasi katarak. 
 Interaksi: Obat hipertensi lain seperti terazosin dan prazosin,
 Kontraindikasi: Usia <16 tahun, hipersensitivitas terhadap doksazosin, quinazolin,
sumbatan pada saluran pencernaan, hiperplasia prostat jinak dengan riwayat
hipotensi, pasien dengan riwayat hipotensi ortostatik, penyempitan atau
penyumbatan dalam saluran kemih, infeksi saluran kemih yang sudah berlangsung
lama, batu kandung kemih, dan inkontinensi luapan atau anuria dengan atau tanpa
masalah ginjal.
 Efek Samping: Serangan jantung, kelemahan pada lengan dan kaki atau kesulitan
berbicara (gejala stroke), pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan
yang merupakan reaksi alergi, nyeri dada, angina, napas pendek, sulit bernapas,
napas berbunyi, denyut jantung meningkat/menurun atau tidak beraturan,
palpitasi, kemerahan atau gatal-gatal pada kulit, pingsan, kekuningan pada kulit
atau mata, rendahnya jumlah sel darah putih atau trombosit. Umum: vertigo, sakit
kepala, tekanan darah rendah, pembengkakan pada kaki, tumit, atau jari-jari,
bronkitis, batuk, infeksi saluran napas, hidung tersumbat, bersin, hidung berair,
nyeri lambung/abdominal, infeksi saluran kemih, inkontinensi urin, mengantuk,
perasaan lemah, gangguan pencernaan, nyeri ulu hati, mulut kering, nyeri
punggung, nyeri otot, gejala menyerupai pilek. Tidak umum: konstipasi, kembung,
radang lambung dan usus yang menyebabkan diare dan muntah-muntah, nyeri
atau merasa tidak nyaman ketika buang air kecil, buang air kecil lebih sering dari
biasanya, adanya darah pada urin, radang pada persendian, nyeri persendian, nyeri
umum, kurang tidur, gelisah, depresi, berkurang atau berubahnya rasa sentuhan
atau sensasi pada tangan dan kaki, peningkatan nafsu makan atau hilangnya nafsu
makan, berat badan naik, mimisan, telinga berdenging, tremor,
kegagalan/ketidakmampuan mencapai ereksi penis, uji laboratorium abnormalitas
fungsi hati. Sangat jarang: pingsan atau limbung akibat tekanan darah ketika
bangkit berdiri dari posisi duduk atau berbaring, hepatitis atau gangguan empedu,
urtikaria, kerontokan rambut, bercak merah atau ungu pada kulit, perdarahan di
bawah kulit, kesemutan atau kekebasan pada tangan dan kaki, agitasi, kegelisahan,
kelelahan, kram otot, lemah otot, pandangan kabur, wajah memerah, gangguan
buang air kecil, buang air kecil di malam hari, peningkatan volume urin yang
dikeluarkan, peningkatan produksi urin sehingga lebih sering buang air kecil,
ketidaknyamanan atau pembesaran payudara pada pria, ereksi penis yang menetap
dan terasa sakit. Frekuensi tidak diketahui: sperma yang diejakulasikan saat
klimaks seksual menjadi sedikit atau tidak ada, urin keruh setelah klimaks seksual,
masalah mata yang dapat timbul selama bedah mata untuk katarak.
 Dosis: Hipertensi. 1 mg sehari, ditingkatkan setelah 1-2 minggu menjadi 2 mg
sekali sehari, kemudian 4 mg sekali sehari, bila perlu. Maksimal 16 mg
sehari. Hiperplasia prostat jinak (lihat 7.4.1).
Tablet pelepasan termodifikasi: 4 mg sehari, tablet ditelan utuh dan jika perlu
dosis dapat ditingkatkan setelah 4 minggu menjadi 8 mg sehari.
2. Prazosin hidroklorida
 Indikasi: hipertensi; sindrom Raynaud; gagal jantung kongestif; hiperplasia prostat
jinak.
 Peringatan: dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi (karena itu
harus diminum sebelum tidur); usia lanjut; kurangi dosis awal pada gangguan
ginjal; gangguan hati; kehamilan dan menyusui.
 Kontraindikasi: tidak disarankan untuk gagal jantung kongestif akibat obstruksi
mekanik (misal stenosis aortik).
 Efek Samping: hipotensi postural, mengantuk, lemah, pusing, sakit kepala, tidak
bertenaga, mual, palpitasi, sering kencing, inkontinesia dan priapismus.
 Dosis: hipertensi, 0,5 mg 2-3 kali sehari selama 3-7 hari, dosis awal diberikan
sebelum tidur; tingkatkan sampai 1 mg 2 - 3 kali sehari setelah 3-7 hari; bila perlu
tingkatkan lebih lanjut sampai dosis maksimal 20 mg sehari.
Gagal jantung kongestif, 0,5 mg 2-4 kali sehari (dosis awal sebelum tidur),
tingkatkan sampai 4 mg sehari dalam dosis terbagi Sindroma Raynaud, dosis awal
0,5 mg 2 kali sehari (dosis awal sebelum tidur); bila perlu setelah 3-7 hari
ditingkatkan hingga dosis penunjang lazim 1-2 mg 2 kali sehari.
3. Terazosin
 Indikasi: hipertensi ringan sampai sedang; hiperplasia prostat jinak.
 Peringatan: dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi (dalam 30-
90 menit, karena itu harus diminum sebelum tidur), (juga dapat terjadi dengan
peningkatan dosis yang cepat); kehamilan.
 Efek Samping: mengantuk, pusing, tidak bertenaga, edema perifer, sering kencing,
dan priapismus.
 Dosis: hipertensi, 1 mg sebelum tidur; bila perlu dosis ditingkatkan menjadi 2 mg
setelah 7 hari; dosis penunjang lazim 2-4 mg sekali sehari Hiperplasia prostat
jinak 
4. Alfuzosin
 Bentuk: tablet dan tablet lepas lambat
 Merek dagang: Xatral XL
 kondisi: pembesaran prostat jinak
 dewasa 2,5 mg, 3 kali sehari, maksimal 10 mg per hari
dosis: tablet lepas : 10 mg, sekali sehari
lansia: 2,5 mg, 2 kali sehari.
dosis tablet lepas lambat : 10 mg, sekali sehari, selama 3-4 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Yanto Claudia Maria Gita Diaz. 2018. Profil Peresepan Obat Anthipertensi Di Apotek Kimia
Farma Lippo Kota Kupang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Farmasi. Kupang.
Pusat informasi obat nasional. Badan pengawas obat dan makanan.

Anda mungkin juga menyukai