ATENOLOL
Disusun oleh :
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Esti
selaku dosen mata kuliah Farmakologi Dasar serta semua pihak yang telah memberikan
saran-saran kepada kami dalam membuat makalah ini.
Dalam penyusunan tugas ini, saya menyadari bahwa makalah yang kami buat
masih jauh dari sempurna, walaupun saya berusaha dengan sekuat tenaga. Maka,
dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan saran serta kritik yang menuju
kearah perbaikan serta penyempurnaan makalah ini dari para pembaca sekalian.
Penyusun
Nadia Farahdina
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan
antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan
bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia
menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita
hipertensi. ( Saraswati,2009).
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini
antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan
dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya
olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah,
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis. Salah satu obat yang digunakan untuk terapi hipertensi adalah golongan
beta β blocker yang akan dibahas lebih jelas pada makalah ini. (Marliani, 2007).
Atenolol, atau dikenal juga sebagai 4- [2hydroxy3[(1methylethyl)amino]propoxy
]benzeneacetamide, merupakan obat golongan β blocker yang digunakan secara tunggal
atau pun kombinasi untuk pengobatan hipertensi, angina pectoris, aritmia, dan infark
miokard. [22] Namun, atenolol juga dianggap sebagai doping bagi atlet karena memiliki
efek yang dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastol (Sustrani,2006).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Farmakoterapi pada obat atenolol?
1.3 Tujuan
Agar kita memahami farmakokinetik dan farmakodinamik serta mekanisme kerja
dari obat Atenolol terutama pada obat golongan β blocker yang berfungsi sebagai anti
hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
Merek Dagang: Iternolol 50, Betablok, Farnormin 50, Niften, Lotenac, Tenormin, Tenblok,
Tensinorm
a. Absorbsi
Absorbsi atenolol dalam bentuk oral cepat dan konsisten, namun hanya sekitar 50%
dosis oral yang diabsorbsi dari traktus gastrointestinal. Atenolol yang terabsorbsi sebagian
besar akan mencapai sirkulasi sistemik. Akibat dari absorpsi atenolol yang kurang baik
pada saluran cerna menyebabkan bioavailabilitas yang rendah (±50%) (Nafrialdi, 2007).
b. Distribusi
Level atenolol dalam plasma darah mencapai puncak dalam waktu 2-4 jam setelah
dikonsumsi dan akan bertahan selama 24 jam. Hanya sekitar 6-16% atenolol yang terikat
pada protein sehingga level obat dalam plasma relatif konsisten. Apabila diberikan secara
intravena, level plasma mencapai puncaknya hanya dalam waktu 5 menit dan akan
menurun dengan cepat selama 7 jam setelah pemberian. (Nafrialdi, 2007).
C. Metabolisme
Atenolol sangat sedikit bahkan hampir tidak di metabolisme di liver. Atenolol
dimetabolisme di ginjal . (Nafrialdi, 2007).
D. Eksresi
Ekskresi atenolol melalui eksreksi renal. Hampir 85% dosis intravena diekskresi melalui
urine dalam waktu 24 jam, sedangkan dosis oral akan tereksresi sebesar 50% dalam
waktu 24 jam. Waktu paruh eliminasi atenolol adalah 6-7 jam dan tidak didapatkan adanya
perubahan profil kinetik dari pemberian jangka panjang. (Nafrialdi, 2007).
o Reduksi denyut nadi dan cardiac output pada saat istirahat maupun
aktivitas
o Reduksi tekanan darah sistolik dan diastolik pada saat istirahat dan
aktivitas
o Reduksi refleks ortostatik takikardi (Willy, 2018)
Durasi mekanisme aksi dari atenolol bergantung pada dosis dan konsentrasi dalam
plasma. Pada pemberian secara intravena, atenolol dapat meningkatkan resistensi perifer
total sebesar 20-30%. Berbagai studi melaporkan penggunaan atenolol secara oral dalam
jangka waktu lama tidak mengakibatkan perubahan pada resistensi vaskular atau hanya
meningkat sebesar 5%. Tidak didapatkan adanya perubahan hemodinamik akibat
penggunaan atenolol selama 1-5 tahun. Mekanisme kerja atenolol adalah Terutama
memblok reseptor adrenergik ß1. Menurunkan frekuensi jantung dan curah jantung dan
penurunan pelepasan rennin. Efek bronkokonstriksi kurang dibandng zat-zat yang
berikatan dengan reseptor ß2. (Willy, 2018)
Sebagian besar efek samping atenolol bersifat ringan dan transien. Atenolol dapat
berefek pada beberapa sistem tubuh, yaitu:
1. Efek Samping Kardiovaskular
Atenolol dapat menyebabkan terjadinya bradikardi (8%), ekstremitas dingin (0,5-7%), dan
hipotensi postural (2-4%). Apabila pasien mengalami keluhan kaki atau jari tangan dingin,
denyut jantung melambat, dan keringat dingin sebaiknya segera menemui dokter.
(Tenormin, 2011)
2. Efek Samping Sistem Saraf Pusat atau Neuromuskular
Efek samping yang dapat terjadi adalah vertigo, kelelahan, letargi, sefalgia, dizziness.
Efek samping pada sistem saraf pusat cukup jarang dialami akibat atenolol, hanya sekitar
1-2% pasien yang mungkin dapat mengalami keluhan tersebut. Apabila efek samping
tersebut timbul, sebaiknya berbaring dan duduk untuk beberapa waktu sebelum pasien
berdiri. Biasanya keluhan akan membaik dalam 1-2 minggu penggunaan obat atenolol.
(Jackson, 2016)
3. Efek Samping Gastrointestinal
Keluhan gastrointestinal yang mungkin muncul adalah nausea dan diare yang hanya
terjadi pada 2% pasien. Untuk mengatasinya, sebaiknya pasien makan dengan small
frequent feeding dan minum banyak air putih. (Tenormin, 2011)
4. Efek Samping Respirasi
Beberapa pasien juga dapat mengalami efek samping pada sistem respirasi
berupa dyspnea. Namun keluhan ini pun sangat jarang dilaporkan. (Tenormin, 2011)
Solusi : atenolol harus diberhentikan beberapa hari sebelum terapi klonidin bila
terapi klonidin harus diberhentikan pada pasien yang menerima atenolol dan
klonidin bersamaan (Anonim, 2010)
Salah satu kontraindikasi dari obat atenolol adalah bradikardi (lemah jantung)
Solusi : pilihan obat yang tepat adalah carvedilol, golongan alfa beta bloker dan
juga bisoprolol dalam kombinasi dengan ACE inhibitor (Willy, 2018)
Kontra indikasi pada atenolol adalah Penderita blockade jantung derajat 2 dan 3,
syok kardiogenik dan bradikardi berat (Willy, 2018)
2.4 Pengembangan
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Atenolol adalah obat yang berasal dari golongan β blocker yang digunakan secara
tunggal atau pun kombinasi untuk pengobatan hipertensi Obat ini bekerja dengan
mekanisme penyekat β1- adenoreseptor yang selektif bekerja pada reseptor β1 di
jantung. Obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah sehingga
menurunkan resiko penyakit kardiovaskular, terutama stroke dan infark miokard.
Atenolol bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan dengan antihipertensi
lain seperti amlodipine.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., 2008.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach Seventh Edition. New York:
McGraw-Hill, 139140
Marliani, Lili, T.S., 2007, 100 Questions and Answers Hipertensi, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Saraswati, S., 2009, Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan
Stroke, A Plus, Yogyakarta.
Sustrani, L.S. Alam dan I. Hadibroto, 2004, Diabetes, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Six Edition.
Suherman hasanah...
Willy, T. (2018, april 3). Atenolol. Retrieved from alodokter:
https://www.alodokter.com/atenolol
Zeneca A. Tenormin (Atenolol). Food and Drug Administration. Reference ID: 3001231.