1 .Antasida
3 .Feniltiazin
5..Metoklopramid
ANTASIDA
Antasida (antacid) adalah obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam
lambung. Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan suspensi yang umumnya
bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.
Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung. Obat ini hanya bekerja saat kadar
asam lambung meningkat. Dengan begitu, keluhan akibat naiknya asam lambung, seperti
nyeri ulu hati, rasa panas di dada, mual, muntah, atau perut kembung akan mereda.
Antasida dapat bekerja cepat dalam hitungan menit setelah diminum. Perlu diketahui bahwa
obat ini hanya digunakan untuk meredakan keluhan atau gejala dan tidak untuk
menyembuhkan penyakit.
Obat antasida dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain
untuk meredakan gejala sakit maag, penyakit asam lambung, atau gastritis. Berikut ini adalah
beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antasida:
Aluminium hidroksida
Kalsium karbonat
Magnesium karbonat
Magnesium trisilikat
Magnesium hidroksida
Di beberapa produk obat maag, antasida juga terkadang dicampurkan obat lain,
misalnya simethicone atau alginat.
Merek dagang Antasida: Antasida Doen, Biogastron, Dexanta, Gastran, Promag,
Gastromag, Gestrig, Konimag, Magasida, Magtral, Mylanta, Polysilane, Simeco
Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)
Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:
Antasida
Golongan :
Kelas terapi : Antasida, agen antirefluks, dan antiulser Klasifikasi Obat : Antasida
Kategori obat :
Obat bebas
Dikonsumsi oleh :
Belum ada kategori obat untuk kehamilan. Antasida sebaiknya hanya dikonsumsi bila
manfaatnya melebihi risiko yang dapat ditimbulkan. Antasida aman dikonsumsi oleh ibu
menyusui.
Dosis obat :
Antagonis H2
Antagonis H2 atau histamine 2 blocker adalah kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan gejala penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Selain itu, obat-obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis H2 juga dapat digunakan
dalam pengobatan sakit maag, tukak lambung, ulkus duodenum, atau sindrom Zollinger-
Ellison.
Antagonis H2 akan mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat kerja reseptor
histamine 2 yang ada di dinding lambung.
Indikasi
1. Mengatasi GERD yaitu penyakit yang terjadi karena iritasi oleh asam lambung dimana
penderita mengalami sensasi rasa terbakar pada area kerongkongan dan sekitar dada.
2. Mengobati tukak lambung dan tukak usus dua belas jari.
3. Sebagai pengobatan Zollinger Ellison Syndrome yaitu penyakit langka karena adanya tumor
pada pancreas atau usus dua belas jari yang dapat melepaskan hormon sehingga sekresi asam
lambung menjadi berlebih.
4. Sebagai pengobatan penyakit maag, antagonis H2 seperti FAMOCID lebih baik
dibandingkan antasida karena durasi kerja lebih lama dan efektivitasnya lebih tinggi.
5. Pencegahan tukak lambung akibat penggunaan NSAID jangka panjang.
Mulut kering
Sakit kepala atau pusing
Diare atau sembelit
Susah tidur atau justru kantuk
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul efek samping di atas. Anda juga harus segera ke
dokter jika muncul reaksi alergi obat atau muncul efek samping yang lebih serius.
Peringatan: Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal (Lampiran 3), kehamilan (Lampiran 4), dan pasien menyusui (Lampiran 5).
Antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung; perhatian khusus perlu
diberikan pada pasien yang mengalami perubahan gejala dan pada pasien setengah baya atau
yang lebih tua.
Dosis
Ulkus duodenum Terapi akut 40 mg 1 kali perhari sebelum tidur atau 20 mg 2 kali perhari
selama 4-8 minggu. Terapi pemeliharaan: 20 mg 1 kali perhari sebelum tidur. Hipersekresi
patologis 20 mg/6 jam.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari sinar matahari langsung
Peringatan:
lihat keterangan di atas; injeksi intravena lebih baik dihindari (infus lebih baik) terutama pada
dosis tinggi dan pada gangguan kardiovaskuler (risiko aritmia);
Golongan Antagonis H2
2. Famotidine
Indikasi:
tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, sindrom Zollinger-Ellison (lihat
keterangan di atas)
Bentuk obat: Tablet, tablet kunyah, dan kaplet
Merek dagang: Amocid, Corocyd, Denufam, Famocid, Famotidine, Hufatidine, Lexmodine,
Magstop, Neosanmag, Polysilane Max, Pratifar, Promag Double Action, Renapepsa, Starmag
Double Impact, Tismafam, Ulmo
Dosis:
pengobatan tukak lambung dan duodenum 40 mg sebelum tidur malam; selama 4-8 minggu;
pemeliharaan (tukak duodenum) 20 mg sebelum tidur malam; Anak. Tidak dianjurkan.
Refluks esofagitis, 20-40 mg 2 kali sehari selama 6-12 minggu; pemeliharaan, 20 mg 2 kali
sehari. Sindroma Zollinger-Ellison (lihat keterangan di atas), 20 mg setiap 6 jam (dosis lebih
tinggi pada pasien yang sebelumnya telah menggunakan antagonis reseptor-H2 lain); dosis
sampai 800 mg sehari dalam dosis terbagi.
Golongan Obat resep
3. Nizatidine
Kategori Antagonis H2
Nizatidine untuk ibu Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan
hamil dan menyusui adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.
Nizatidine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu
dengan dokter.
Dewasa: 300 mg sebelum tidur atau dibagi menjadi 2 dosis terpisah, selama 4–8
minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg sebelum tidur.
Dewasa: 75 mg per hari, dosis dapat diulang jika perlu. Dosis maksimal 150 mg per
hari, selama 2 minggu.
4. Ranitidin
Distonia
Gejala parkinson
Gelisah
Kaku
Terdive dyskinesia
Tremor dan gerakan tidak diinginkan lainnya.
Beberapa contoh antipsikotik fenotiazin dengan resep dokter dan yang dijual bebas
termasuk[2]:
Prochlorperazine
Klorpromazin
Fluphenazine
Thioridazine
Perphenazine
Mesoridazine
Dosis:
4 mg, 3 kali/hari, sesuaikan dengan respons. maksimal 24 mg/hari. LANSIA: seperempat
sampai setengah dosis dewasa. ANAK di bawah 14 tahun tidak dianjurkan.
Peringatan:
Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan, perlu
menyesuaikan jenis dan dosis antihistamin menurut anjuran dokter.
Hati-hati jika ingin memberikan antihistamin pada anak-anak. Penggunaan tiap jenis
obat antihistamin berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.
Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika menderita gangguan ginjal,
gangguan hati, tukak lambung, obstruksi usus, infeksi saluran kemih, pembengkakan
prostat, dan glaukoma.
Jika diresepkan obat antihistamin golongan pertama, hindari mengonsumsi zat alkohol
atau minuman beralkohol karena dapat memperparah efek rasa kantuk.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan antihistamin bersama dengan obat-obatan
lainnya, termasuk produk herba, karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek
samping yang membahayakan.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Berikut beberapa obat-obatan yang masuk ke dalam golongan antihistamin, antara lain:
1. Akrivastin
2. Astemizol
3. Azatadine maleate
4. Bepotastine besilate
5. Brompheniramine maleate
6. Levocetirizine
7. Ketotifen
8. Deksklorfeniramin maleat
9. Hydroxyzine
10. Desloratadine
11. Difenhidramin hidroklorida
12. Dimenhidrinat
13. Loratadine
14. Cetirizine
15. Fexofenadine HCl
16. Feniramin maleat
17. Hidroksizin hidroklorida
18. Homoklorsiklizin hidroklorida
19. Klemastin
20. Klorfeniramin maleat
Mengantuk
Mulut kering
Disfagia
Pusing
Sakit kepala
Nyeri perut
Sulit buang air kecil
Mudah marah
Penglihatan kabur.
Brompheniramine
Indikasi:
dewasa: mual dan muntah pada gangguan saluran cerna dan pada pengobatan dengan
sitotoksik atau radioterapi; untuk kontrol muntah karena operasi abdominal dan prosedur
diagnostik; migrain. Pasien di bawah 20 tahun, batasi pada kasus muntah berat dengan sebab
yang jelas, muntah karena obat sitotoksik dan radioterapi; bantuan pada intubasi saluran
cerna, pramedikasi; dosis sebaiknya ditentukan menurut berat badan.
Peringatan:
gangguan hati, gangguan ginjal (lihat Lampiran 3); lansia, dewasa muda, dan anak (hitung
dosis secara akurat, lebih baik menggunakan pipet); dapat menutupi penyakit utama seperti
iritasi serebral; epilepsi; kehamilan (lihat Lampiran 2); porfiria.
Kontraindikasi:
obstruksi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan; 3-4 hari setelah operasi gastrointestinal;
feokromositoma; epileptik, gejala ekstrapiramidal dari tipe parkinson, menyusui (lihat
Lampiran 4).
Golongan: Antiemetik
Penyimpanan :
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap
Vertigo
1.antihistamin
Meclizine
Meclozine digunakan untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan pusing yang
disebabkan oleh mabuk perjalanan. Paling efektif jika diminum sebelum gejala muncul.
Indikasi:
Kontra indikasi :
Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan
Meclozine:
→ Pasien dengan asma hiperplasia prostat.
→ Pasien dengan glaukoma sudut sempit
→ Pasien dengan obstruksi leher kandung kemih.
→ Pasien dengan striktur urin.
→ Pasien yang menderita obstruksi pilorus atau duodenum.
→ Pasien dengan polimorfisme CYP2D6.
→ Pasien dengan Gangguan ginjal dan hati.
→ Kehamilan dan menyusui.
→ Anak-anak dan lansia.
1. Antivert
2. Bonine
3. Dramamine less drowsy
4. Verticalm
5. Meclicot
6. Agyrac
7. Zentrip
8. Medivert
Indikasi Mual dan muntah terkait kehamilan
Konsumsi Dewasa
Kelas Antiemeitik
Bentuk Tablet
Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mengguna
→ Pasien dengan hipertrofi prostat.
→ Pasien dengan obstruksi kandung kemih.
Peringatan → Pasien dengan glakoma sudut tertutup.
→ Stenosis pilorus.
→ Jangan mengoperasikan mesin saat menggunakan obat ini.
→ Kehamilan.
Dosis Dewasa
Oral/Diminum:
⇔ Vertigo:
→ 25-100 mg setiap hari dalam dosis terbagi tergantung pada respon klinis.
Oral/Diminum:
⇔ Mabuk Perjalanan:
→ 25-50 mg 1 jam sebelum perjalanan, ulangi setiap 24 jam jika perlu.
Dosis Anak-anak
Oral/Diminum:
⇔ Vertigo:
→ ≥ 12 tahun, 25-100 mg setiap hari dalam dosis terbagi tergantung pada respon klinis.
Oral/Diminum:
⇔ Mabuk Perjalanan:
→ 2-6 tahun 6,25 mg sekali sehari.
→ 6-12 tahun 12,5 mg sekali sehari.
→ > 12 tahun Sama dengan dosis dewasa.
→ Semua dosis harus diminum 1 jam sebelum perjalanan, ulangi setiap 24 jam jika perlu.
Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui
Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi
yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil.
Penyimpanan
PROMETHAZINE
Indikasi
Promethazine adalah obat untuk meredakan reaksi alergi, mabuk perjalanan, mual
dan muntah, serta insomnia. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat penenang
sebelum prosedur medis tertentu.
Kontraindikasi
Jangan menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap promethazine. Beri tahu
dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
Beri tahu dokter jika Anda sedang atau baru saja menjalani pengobatan dengan obat
golongan MAOI. Promethazine tidak boleh digunakan pada pasien yang sedang atau
baru saja mengonsumsi obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda menderita asma, PPOK, sleep apnea, alergi sulfa, BPH,
tukak lambung, glaukoma, penyakit jantung, sumbatan usus, penyakit
hati, pheochromocytoma, rendahnya kadar kalsium di dalam darah, atau hipertensi.
Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan
kewaspadaan, selama menjalani pengobatan dengan promethazine, karena obat ini
dapat menyebabkan pusing atau kantuk.
Batasi atau hindari terlalu lama beraktivitas di bawah sinar matahari langsung selama
menjalani pengobatan dengan promethazine, karena obat ini bisa menyebabkan kulit
lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal
tertentu,
Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek
samping serius setelah menggunakan promethazine.
Dewasa: 25 mg, dikonsumsi pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25
mg, 2 kali sehari.
Anak-anak usia 2–5 tahun: 5–15 mg per hari, dikonsumsi 1–2 kali sehari.
Anak-anak usia 5–10 tahun: 10–25 mg per hari, dikonsumsi 1–2 kali sehari.
Bentuk: Suppositoria
Dewasa: 25 mg, 1 kali sehari, digunakan sebelum tidur, atau 12,5 mg, 2 kali sehari.
Kondisi: Insomnia
Bentuk: Sirop dan tablet
Dewasa: 12,5–25 mg, 4 kali sehari, atau sesuai dengan kebutuhan pasien.
Anak-anak usia 5–10 tahun: 12,5–37,5 mg per hari.
Bentuk: Suppositoria
Dewasa: 12,5–25, 4 kali sehari, atau sesuai dengan respons dan kebutuhan pasien.
Dewasa: 20 mg atau 25 mg, dikonsumsi pada malam sebelum perjalanan. Dosis dapat
diulang setelah 6–8 jam bila diperlukan.
Anak-anak usia 2–5 tahun: 5 mg, diberikan pada malam sebelum perjalanan. Dosis
dapat diulang setelah 6–8 jam bila diperlukan.
Anak-anak usia 5–10 tahun: 10 mg, diberikan pada malam sebelum perjalanan.
Dosis dapat diulang setelah 6–8 jam bila diperlukan.
Bentuk: Suppositoria
Dewasa: 25 mg, digunakan 30–60 menit sebelum perjalanan. Dosis dapat diulang
8–12 jam kemudian sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan 25 mg dua kali sehari.
Dewasa: 25–50 mg, digunakan pada malam hari sebelum prosedur dilakukan.
Dosis promethazine krim akan ditentukan dokter berdasarkan kondisi pasien. Sementara itu,
promethazine bentuk suntik akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter sesuai dengan kondisi, usia, respons tubuh, dan kebutuhan pasien.
Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui
kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Promethazine dapat terserap ke dalam ASI, tidak boleh digunakan selama menyusui.
Penyimpanan
Simpan obat di tempat yang kering, pada suhu ruangan, dan terhindar dari paparan sinar
matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
dimenhidrinate
indikasi
Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 50–100 mg, tiap 6–8 jam.
Dosis maksimal: 400 mg per hari.
Anak usia 2–6 tahun: 12,5-25 mg, tiap 6–8 jam.
Dosis maksimal: 75 mg per hari.
Anak usia 6–12 tahun: 50 mg, tiap 6–8 jam.
Dosis maksimal: 150 mg per hari.
Penyimpanan
Simpan dimenhydrinate di dalam tempat penyimpanan yang tertutup rapat dan jauh dari
jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari
secara langsung.
2. antikolinergics
Scopolamine
Indikasi
Scopolamine adalah obat untuk mengatasi kram perut, usus, atau saluran kemih.
Scopolamine dikenal juga dengan nama hyoscine. Hyoscine terdiri dari dua jenis,
yaitu hyoscine butylbromide dan hyoscine hydrobromide.
Kontraindikasi
Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Scopolamine tidak boleh
digunakan oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami glaukoma sudut tertutup, sumbatan di
usus, tidak bisa berkemih, myasthenia gravis, atau penyakit paru yang parah.
Scopolamine sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan kondisi tersebut.
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita pembesaran prostat,
sumbatan kandung kemih, penyakit ginjal, penyakit hati, asma, penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, cedera kepala, radang usus, atau tumor otak.
Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan
kewaspadaan setelah menggunakan scopolamine, karena obat ini dapat menyebabkan
kantuk atau penglihatan kabur.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal
tertentu.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang
menyusui.
Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau
overdosis setelah menggunakan scopolamine.
Bentuk: Tablet
Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 20
mg, 4 kali sehari.
Anak-anak usia 6–11 tahun: 10 mg, 3 kali sehari.
Kondisi: Kram perut akibat gangguan saluran pencernaan atau saluran kemih
Bentuk: Tablet
Bentuk: Suntik
Dewasa: 20 mg, disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) atau ke pembuluh darah
(intravena/IV). Dosis maksimal 100 mg per hari.
kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
Scopolamine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa memberi tahu dokter.
Penyimpanan
Simpan scopolamine di dalam suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari
langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
3. benzodiazepines
Diazepam
Indikasi
Diazepam adalah obat untuk mengobati kecemasan, gejala putus alkohol, dan kejang. Obat
ini juga digunakan untuk melemaskan kejang otot dan sebagai obat penenang menjelang
prosedur medis.
Diazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang bekerja di otak dan saraf (sistem saraf
pusat) untuk menghasilkan efek tenang. Obat ini bekerja dengan meningkatkan efek bahan
kimia otak tertentu. Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah mimpi buruk (night
terror)
Kontraindikasi
Jangan menggunakan diazepam dalam jangka panjang atau tidak sesuai dengan
anjuran dokter karena dapat menyebabkan kecanduan dan overdosis.
Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat dan bahan lain
yang mungkin terkandung dalam obat ini.
Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda menderita
penyakit myasthenia gravis, sleep apnea, asma, gangguan ginjal, gangguan hati,
gangguan mental, serta glaukoma.
Temui dokter jika Anda mengalami perubahan pola pikir atau perilaku. Obat ini bisa
menyebabkan kebingungan, halusinasi, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Hindari konsumsi minuman beralkohol untuk menghindari terjadinya efek samping
saat menjalani pengobatan dengan diazepam.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, seperti obat antialergi,
termasuk suplemen dan obat herbal.
Diazepam dapat mengakibatkan rasa kantuk, pusing, dan penglihatan kabur. Jangan
mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini.
Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.
Bentuk sediaan yang ada diindonesia
Analsik, Diazepam, Potensik, Prozepam, Trazep, Stesolid, Valdimex, Valisanbe
Dosis aturan pakai
Dosis dewasa
Gangguan kecemasan
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
Kejang
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
4. shympathomethics
Amphetamine
Indikasi : Amfetamin atau amphetamine adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang
digunakan untuk menangani attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi.
Amfetamin bekerja dengan cara meningkatan aktivitas dopamine dan noradrenalin di otak.
Cara kerja ini akan meredakan gejala narkolepsi dan membantu penderita ADHD untuk lebih
fokus dalam beraktivitas.
Kontra indikasi : Jangan mengonsumsi amfetamin jika Anda alergi terhadap obat ini.
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan
amfetamin.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat golongan monoamine oxidase
inhibitors (MAOI), seperti isocaboxazid, selegiline, atau tranylcypromine, dalam 14
hari terakhir. Amfetamin tidak boleh diberikan pada pasien yang sedang atau baru
saja mengonsumsi obat tersebut.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita hipertensi, hipertiroidisme,
atau gangguan cemas yang berat. Amfetamin tidak boleh diberikan kepada pasien
dengan kondisi tersebut.
Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit jantung,
glaukoma, stroke, depresi, gangguan bipolar, penyakit ginjal, sindrom Tourette,
kejang, penyakit arteri perifer, kecanduan alkohol, epilepsi, penyalahgunaan NAPZA.
Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang membutuhkan
kewaspadaan setelah mengonsumsi amfetamin, karena obat ini dapat menyebabkan
pusing, sakit kepala, dan kantuk.
Diskusikan perihal penggunaan amfetamin pada anak, karena penggunaan obat ini
dalam jangka panjang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk
suplemen, atau produk herbal.
Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek
samping yang serius setelah mengonsumsi amfetamin.
Dosis aturan pakai : Dewasa: Dosis awal 2,5 atau 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari.
Dosis maksimal tidak lebih dari 20 mg per hari.
Anak-anak usia 3–5 tahun. Dosis awal 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Kondisi: Narkolepsi
Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun: Dosis awal 10 mg, 1 kali sehari, di
pagi hari. Dosis maksimal tidak lebih dari 60 mg per hari.
Anak-anak usia 6–11 tahun: Dosis awal 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari. Dosis
dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Dewasa: 5–10 mg, per hari, diminum 30–60 menit, sebelum makan. Dosis maksimal
30 mg per hari.
Penggunaan bagi hamil dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.
Amfetamin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Penyimpanan : Simpan amfetamin di tempat kering, tertutup, dan terhindar dari paparan sinar
matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Apredrine
Indikasi : Ephedrine adalah obat tetes yang digunakan untuk meredakan gejala asma ringan
seperti sesak napas, sesak dada, dan mengi. Obat ini bekerja dengan mengurangi
pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah pada saluran hidung dan memperlebar
saluran udara paru-paru, sehingga memungkinkan untuk bernapas lebih mudah.
Kontra indikasi : Obat ini dikontraindikasikan dengan beberapa kondisi. Konsultasikan
dengan dokter jika memiliki salah satu atau beberapa dari kondisi berikut:
Dosis aturan pakai : Berikut ini dosis ephedrine HCL untuk meredakan gejala asma:
Dosis obat dalam sediaan tablet sebanyak 12,5-25 mg diminum setiap 4 jam. Dosis
sebaiknya tidak melebihi 150 mg dalam 24 jam.
Dosis untuk mengatasi hidung tersumbat pada orang dewasa sebanyak 25-50 mg
diminum setiap 6 jam.
Dosis dewasa dalam sediaan larutan adalah 1%, diteteskan melalui masing-masing
lubang hidung sebanyak 1-2 tetes. Obat dapat diberikan sampai 4 kali sehari. Dosis
untuk anak berusia di atas 12 tahun sama dengan orang dewasa.
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Ephedrine
terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.
Penyimpanan : Berikut ini adalah cara menyimpan obat dengan baik dan benar:
Obat ini sebaiknya disimpan dalam suhu ruangan, untuk menjaga kualitas dan
fungsi ephedrine, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Disarankan menyimpannya di kotak obat atau P3K (pertolongan pertama pada
kecelakaan).