Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 3

1. Mita fitriana (22020170033)


2. Iswatiningsih (22020170034)
3. Novia khoirun nita(22020170035)

Mual dan muntah

1 .Antasida

2 .Antagonis reseptor H-2

3 .Feniltiazin

4 .Obat anti histamin anti kolinergik

5..Metoklopramid

ANTASIDA

Antasida (antacid) adalah obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam
lambung. Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan suspensi yang umumnya
bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.
Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung. Obat ini hanya bekerja saat kadar
asam lambung meningkat. Dengan begitu, keluhan akibat naiknya asam lambung, seperti
nyeri ulu hati, rasa panas di dada, mual, muntah, atau perut kembung akan mereda.
Antasida dapat bekerja cepat dalam hitungan menit setelah diminum. Perlu diketahui bahwa
obat ini hanya digunakan untuk meredakan keluhan atau gejala dan tidak untuk
menyembuhkan penyakit.
Obat antasida dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain
untuk meredakan gejala sakit maag, penyakit asam lambung, atau gastritis. Berikut ini adalah
beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antasida:

 Aluminium hidroksida
 Kalsium karbonat
 Magnesium karbonat
 Magnesium trisilikat
 Magnesium hidroksida

Di beberapa produk obat maag, antasida juga terkadang dicampurkan obat lain,
misalnya simethicone atau alginat.
Merek dagang Antasida: Antasida Doen, Biogastron, Dexanta, Gastran, Promag,
Gastromag, Gestrig, Konimag, Magasida, Magtral, Mylanta, Polysilane, Simeco
Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)
Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

 Alergi terhadap antasida


 Nyeri perut parah
 Penyumbatan usus besar
 Gagal ginjal

Antasida

Golongan :

Kelas terapi : Antasida, agen antirefluks, dan antiulser Klasifikasi Obat : Antasida

Kategori obat :

Obat bebas

Bentuk sediaan obat :

Tablet kunyah, sirup

Dikonsumsi oleh :

Dewasa dan anak-anak berusia di atas 6 tahun

Kategori kehamilan dan menyusui :

Belum ada kategori obat untuk kehamilan. Antasida sebaiknya hanya dikonsumsi bila
manfaatnya melebihi risiko yang dapat ditimbulkan. Antasida aman dikonsumsi oleh ibu
menyusui.

Dosis obat :

Dosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter


sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.
Penyimpanan :
Simpan pada suhu 20-25°C.

Antagonis H2
Antagonis H2 atau histamine 2 blocker adalah kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan gejala penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Selain itu, obat-obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis H2 juga dapat digunakan
dalam pengobatan sakit maag, tukak lambung, ulkus duodenum, atau sindrom Zollinger-
Ellison.
Antagonis H2 akan mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat kerja reseptor
histamine 2 yang ada di dinding lambung.

Indikasi

1. Mengatasi GERD yaitu penyakit yang terjadi karena iritasi oleh asam lambung dimana
penderita mengalami sensasi rasa terbakar pada area kerongkongan dan sekitar dada.
2. Mengobati tukak lambung dan tukak usus dua belas jari.
3. Sebagai pengobatan Zollinger Ellison Syndrome yaitu penyakit langka karena adanya tumor
pada pancreas atau usus dua belas jari yang dapat melepaskan hormon sehingga sekresi asam
lambung menjadi berlebih.
4. Sebagai pengobatan penyakit maag, antagonis H2 seperti FAMOCID lebih baik
dibandingkan antasida karena durasi kerja lebih lama dan efektivitasnya lebih tinggi.
5. Pencegahan tukak lambung akibat penggunaan NSAID jangka panjang.

Efek Samping dan Bahaya Antagonis H2


Efek samping antagonis H2 bisa bervariasi tergantung dari jenis obatnya. Namun, secara
umum, ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan obat yang
termasuk ke dalam antagonis H2, yaitu:

 Mulut kering
 Sakit kepala atau pusing
 Diare atau sembelit
 Susah tidur atau justru kantuk

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul efek samping di atas. Anda juga harus segera ke
dokter jika muncul reaksi alergi obat atau muncul efek samping yang lebih serius.

Peringatan: Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal (Lampiran 3), kehamilan (Lampiran 4), dan pasien menyusui (Lampiran 5).
Antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung; perhatian khusus perlu
diberikan pada pasien yang mengalami perubahan gejala dan pada pasien setengah baya atau
yang lebih tua.

Dosis

Ulkus duodenum Terapi akut 40 mg 1 kali perhari sebelum tidur atau 20 mg 2 kali perhari
selama 4-8 minggu. Terapi pemeliharaan: 20 mg 1 kali perhari sebelum tidur. Hipersekresi
patologis 20 mg/6 jam.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari sinar matahari langsung

Jenis dan Merek Dagang Antagonis H2


Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antagonis H2, beserta
merek dagang dan dosisnya berdasarkan usia dan kondisi yang ingin ditangani:
1. Simetidine
Indikasi:
tukak lambung dan tukak duodenum jinak, tukak stomal, refluks esofagitis,
sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain di mana pengurangan asam lambung akan
bermanfaat.

Peringatan:
lihat keterangan di atas; injeksi intravena lebih baik dihindari (infus lebih baik) terutama pada
dosis tinggi dan pada gangguan kardiovaskuler (risiko aritmia);

Bentuk obat: Tablet, kaplet, dan kapsul


Merek dagang: Cimetidine, Cimexol, Corsamet, Licomet, Sanmetidin, Tidifar, Ulcusan,
Xepamet
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat cimetidine.

Golongan Antagonis H2

Kategori Obat resep

Mengobati tukak lambung, ulkus duodenum, penyakit asam


Manfaat lambung (GERD), dan kondisi yang terkait oleh asam lambung
berlebih.

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan


adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol
Cimetidine untuk ibu
pada wanita hamil.Cimetidine dapat terserap ke dalam ASI.
hamil dan menyusui
Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum
menggunakan obat ini.

Bentuk obat Tablet, kaplet, dan kapsul

2. Famotidine
Indikasi:
tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, sindrom Zollinger-Ellison (lihat
keterangan di atas)
Bentuk obat: Tablet, tablet kunyah, dan kaplet
Merek dagang: Amocid, Corocyd, Denufam, Famocid, Famotidine, Hufatidine, Lexmodine,
Magstop, Neosanmag, Polysilane Max, Pratifar, Promag Double Action, Renapepsa, Starmag
Double Impact, Tismafam, Ulmo
Dosis:
pengobatan tukak lambung dan duodenum 40 mg sebelum tidur malam; selama 4-8 minggu;
pemeliharaan (tukak duodenum) 20 mg sebelum tidur malam; Anak. Tidak dianjurkan.
Refluks esofagitis, 20-40 mg 2 kali sehari selama 6-12 minggu; pemeliharaan, 20 mg 2 kali
sehari. Sindroma Zollinger-Ellison (lihat keterangan di atas), 20 mg setiap 6 jam (dosis lebih
tinggi pada pasien yang sebelumnya telah menggunakan antagonis reseptor-H2 lain); dosis
sampai 800 mg sehari dalam dosis terbagi.
Golongan Obat resep

Kategori Antagonis H-2 atau histamin 2 blocker

Manfaat Mengurangi produksi asam lambung

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Famotidine untuk ibu
hamil dan menyusui Famotidine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet kunyah, kaplet

3. Nizatidine

Golongan Obat resep

Kategori Antagonis H2

Mengobati sakit maag, tukak lambung, ulkus duodenum, atau


Manfaat
penyakit asam lambung

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak usia ≥12 tahun

Nizatidine untuk ibu Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan
hamil dan menyusui adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.
Nizatidine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu
dengan dokter.

Bentuk obat Kapsul

Merek dagang nizatidine: -


Kondisi: Tukak lambung, ulkus duodenum, atau luka saluran pencernaan akibat OAINS

 Dewasa: 300 mg sebelum tidur atau dibagi menjadi 2 dosis terpisah, selama 4–8
minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg sebelum tidur.

Kondisi: Sakit maag

 Dewasa: 75 mg per hari, dosis dapat diulang jika perlu. Dosis maksimal 150 mg per
hari, selama 2 minggu.

Kondisi: Penyakit asam lambung (GERD)

 Dewasa: 150–300 mg, 2 kali sehari, selama 12 minggu.


 Anak-anak usia ≥12 tahun: 150 mg, 2 kali sehari, selama 8 minggu.

4. Ranitidin

Golongan Histamin H2- receptor antagonist

Kategori Obat resep

Manfaat Menurunkan sekresi asam lambung berlebih

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada
Ranitidin untuk ibu
studi terkontrol pada wanita hamil.Ranitidin terserap ke dalam
hamil dan menyusui
ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet, kaplet, injeksi.

Merek dagang: Ranitidin, Ranitidine, Ranitidine Hydrochloride, Ranitidine HCL

Dosis dan Aturan Pakai Ranitidin


Pembagian dosis ranitidin ditentukan berdasarkan usia, kondisi yang ditangani, keparahan
kondisi, obat lainnya yang sedang digunakan, serta respons tubuh terhadap obat.
FENOTIAZIN
Fungsi Antipsikotik Fenotiazin
Antipsikotik fenotiazin merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi halusinasi
dan delusi yang berhubungan dengan psikosis[2].
Antipsikotik fenotiazin digolongkan sebagai antipsikotik tipikal (juga disebut dengan
antipsikotik generasi pertama). Hal ini dikaitkan dengan efek samping ekstrapiramidal yaitu
gangguan gerakan yang diinduksi obat termasuk :

 Distonia
 Gejala parkinson
 Gelisah
 Kaku
 Terdive dyskinesia
 Tremor dan gerakan tidak diinginkan lainnya.

Efek Samping Antipsikotik Fenotiazin

 Sakit kepala , pusing, mengantuk


 Mulut kering, hidung tersumbat
 Mual, sembelit
 Peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan
 Penglihatan kabur
 Agitasi, merasa gelisah, sulit tidur
 Kulit kemerahan, gatal, atau ruam
 Melewatkan periode menstruasi
 Impotensi , ejakulasi abnormal
 Masalah dengan keseimbangan atau gerakan otot
 Kehilangan nafsu makan
 Mulut mengeluarkan air liur
 Peningkatan keringat atau buang air kecil
 Payudara bengkak atau nyeri
 Perubahan dalam periode menstruasi
 Bengkak di tangan atau kaki
 Gatal ringan atau ruam kulit

Beberapa contoh antipsikotik fenotiazin dengan resep dokter dan yang dijual bebas
termasuk[2]:

 Prochlorperazine
 Klorpromazin
 Fluphenazine
 Thioridazine
 Perphenazine
 Mesoridazine

Dosis:
4 mg, 3 kali/hari, sesuaikan dengan respons. maksimal 24 mg/hari. LANSIA: seperempat
sampai setengah dosis dewasa. ANAK di bawah 14 tahun tidak dianjurkan.

OBAT ANTI HISTAMIN ANTI KOLINERGIK

Antihistamin merupakan golongan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gejala


akibat reaksi alergi. Reaksi alergi yang biasanya dapat diatasi oleh obat ini adalah reaksi
alergi akibat sengatan serangga, alergi makanan, biduran, rinitis, dan urtikaria. Obat ini juga
digunakan untuk mengatasi mual atau muntah yang diakibatkan oleh mabuk perjalanan.

Peringatan:

 Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan, perlu
menyesuaikan jenis dan dosis antihistamin menurut anjuran dokter.
 Hati-hati jika ingin memberikan antihistamin pada anak-anak. Penggunaan tiap jenis
obat antihistamin berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.
 Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika menderita gangguan ginjal,
gangguan hati, tukak lambung, obstruksi usus, infeksi saluran kemih, pembengkakan
prostat, dan glaukoma.
 Jika diresepkan obat antihistamin golongan pertama, hindari mengonsumsi zat alkohol
atau minuman beralkohol karena dapat memperparah efek rasa kantuk.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan antihistamin bersama dengan obat-obatan
lainnya, termasuk produk herba, karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek
samping yang membahayakan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Berikut beberapa obat-obatan yang masuk ke dalam golongan antihistamin, antara lain:
1. Akrivastin
2. Astemizol
3. Azatadine maleate
4. Bepotastine besilate
5. Brompheniramine maleate
6. Levocetirizine
7. Ketotifen
8. Deksklorfeniramin maleat
9. Hydroxyzine
10. Desloratadine
11. Difenhidramin hidroklorida
12. Dimenhidrinat
13. Loratadine
14. Cetirizine
15. Fexofenadine HCl
16. Feniramin maleat
17. Hidroksizin hidroklorida
18. Homoklorsiklizin hidroklorida
19. Klemastin
20. Klorfeniramin maleat

Efek Samping Antihistamin


Sama seperti obat-obat lain, obat antihistamin juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang umumnya terjadi setelah mengonsumsi obat antihistamin ini
adalah:

 Mengantuk
 Mulut kering
 Disfagia
 Pusing
 Sakit kepala
 Nyeri perut
 Sulit buang air kecil
 Mudah marah
 Penglihatan kabur.

Jenis-Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Antihistamin


Berikut ini dosis antihistamin berdasarkan jenis-jenis obatnya. Sebagai informasi,
penggunaan masing-masing jenis obat ini dilarang bagi kelompok usia yang tidak disebutkan
di bawah.
Untuk mendapatkan penjelasan secara rinci mengenai efek samping, peringatan, atau
interaksi dari masing-masing obat antihistamin, silahkan lihat pada Obat A-Z.

Brompheniramine

indikasi Gejala akibat alergi

Kategori Obat Bebas Terbatas

Konsumsi Anak-anak dan dewasa

Kelas Antihistamin dan Anti – Alergi

Bentuk Tablet, kapsul, suspensi, dan suntikan


Kontraindikasi Hipersensitif. Bronkitis dan Penyakit jantung akut dan kehamilan trimester ke

Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum m


→ Pasien yang memiliki alergi terhadap Brompheniramine
→ Pasien dengan glaukoma, kejang, dan gangguan tiroid
→ Pasien yang memiliki asma, bronkitis akut, penyakit jantung, penyakit arte
pernapasan
→ Pasien yang memiliki tekanan darah yang parah (hipertensi) dan diabetes
→ Pasien dengan tukak lambung dan penyumbatan atau gangguan saluran pe
→ Pasien yang memiliki pembesaran pada prostat dan gangguan pada kandun
→ Pasien dengan gangguan hati dan ginjal
→ Pasien yang mengkonsumsi alkohol dan narkotika
→ Pasien yang sedang menjalani pengobatan lain khususnya obat untuk meng
Peringatan → Pasien dengan kelainan pada tubuh yang tidak bisa menguraikan asam ami
→ Pasien yang sudah lanjut usia atau berusia di atas 65 tahun
→ Anak-anak, ibu hamil khususnya kehamilan trimester ke 3 dan menyusui

Beberapa anjuran yang diberikan saat penggunaan Brompheniramine adalah :


→ Tidak mengendarai mobil atau motor dan tidak menggunakan mesin atau p
membutuhkan ketelitian
→ Tidak menggunakan Brompheniramine sebagai obat tidur pada anak
→ Tidak menggunakan alkohol dan obat terlarang
→ Tidak menggunakan obat anti depresi atau penenang dan obat untuk penya
→ Jika akan menjalani operasi dan sedang menggunakan obat ini, harap mem
medis

Cara Pemberian Obat:


Kategori Obat pada ↔ Melalui PO / Parenteral (Diminum/ Suntikan)
Kehamilan & Menyusui Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada jani
terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih be
Tinjauan
Brompheniramine adalah obat untuk anak - anak dan dewasa yang berbentuk tablet, kapsul,
suspensi, dan suntikan dan berguna untuk mengobati berbagai kondisi akibat dari reaksi alergi.
Dosis :
Anak usia 13 tahun hingga dewasa: 4 mg tiap 4-6 jam.
Anak usia 7-12 tahun: 2 mg tiap 4-6 jam.
Anak usia 2-6 tahun: 1 mg tiap 4-6 jam.
Tablet / kapsul / suspensi :
→ Simpan antara 15-30 ° C.
Penyimpanan
→ jangan simpan di freezer.
→ Lindungi dari cahaya, panas, dan kelembaban.
METOCLOPRAMIDE

Indikasi:
dewasa: mual dan muntah pada gangguan saluran cerna dan pada pengobatan dengan
sitotoksik atau radioterapi; untuk kontrol muntah karena operasi abdominal dan prosedur
diagnostik; migrain. Pasien di bawah 20 tahun, batasi pada kasus muntah berat dengan sebab
yang jelas, muntah karena obat sitotoksik dan radioterapi; bantuan pada intubasi saluran
cerna, pramedikasi; dosis sebaiknya ditentukan menurut berat badan.

Peringatan:
gangguan hati, gangguan ginjal (lihat Lampiran 3); lansia, dewasa muda, dan anak (hitung
dosis secara akurat, lebih baik menggunakan pipet); dapat menutupi penyakit utama seperti
iritasi serebral; epilepsi; kehamilan (lihat Lampiran 2); porfiria.

Kontraindikasi:
obstruksi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan; 3-4 hari setelah operasi gastrointestinal;
feokromositoma; epileptik, gejala ekstrapiramidal dari tipe parkinson, menyusui (lihat
Lampiran 4).

Apa Itu Metoclopramide

Golongan: Antiemetik

Kategori: Obat resep

Manfaat: Meredakan mual dan muntah

Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak

Metoclopramide untuk ibu hamil dan menyusui:

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko


terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Pada ibu menyusui,
metoclopramide dapat terserap ke dalam ASI dan tidak boleh digunakan selama menyusui.

Bentuk obat: Sirup, tablet, kaplet, suntik

Penyimpanan :

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap
Vertigo

1.antihistamin

Meclizine

Meclozine digunakan untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan pusing yang
disebabkan oleh mabuk perjalanan. Paling efektif jika diminum sebelum gejala muncul.

Indikasi:

Vertigo dan mabuk perjalanan.

Kontra indikasi :

Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan
Meclozine:
→ Pasien dengan asma hiperplasia prostat.
→ Pasien dengan glaukoma sudut sempit
→ Pasien dengan obstruksi leher kandung kemih.
→ Pasien dengan striktur urin.
→ Pasien yang menderita obstruksi pilorus atau duodenum.
→ Pasien dengan polimorfisme CYP2D6.
→ Pasien dengan Gangguan ginjal dan hati.
→ Kehamilan dan menyusui.
→ Anak-anak dan lansia.

Bentuk sediaan yang ada diindonesia:

1. Antivert
2. Bonine
3. Dramamine less drowsy
4. Verticalm
5. Meclicot
6. Agyrac
7. Zentrip
8. Medivert
Indikasi Mual dan muntah terkait kehamilan

Kategori Obat Resep

Konsumsi Dewasa

Kelas Antiemeitik

Bentuk Tablet

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap meclizine hydrochloride dan pyridoxine hydrochloride.

Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mengguna
→ Pasien dengan hipertrofi prostat.
→ Pasien dengan obstruksi kandung kemih.
Peringatan → Pasien dengan glakoma sudut tertutup.
→ Stenosis pilorus.
→ Jangan mengoperasikan mesin saat menggunakan obat ini.
→ Kehamilan.

Cara Pemberian Obat:


↔ Melalui PO(diminum):
Penggunaan dalam masa kehamilan: Meclizine adalah obat dengan Kategori B. Penel
belum menunjukkan efek buruk pada janin. Telah disarankan bahwa Meclizine menu
Kategori Obat pada dan merupakan obat pilihan utama dalam mengobati mual dan muntah selama keham
Kehamilan & Menyusui kategori A. Pyridoxine sendiri dianggap aman selama kehamilan dan telah digunakan
kerusakan janin.

Penggunaan saat menyusui: Meclizine dapat didistribusikan ke dalam ASI. Namun m


didokumentasikan. Di sisi lain, Pyridoxine tidak memiliki efek buruk selama menyusu

Dosis aturan pakai

Dosis Dewasa

Oral/Diminum:
⇔ Vertigo:
→ 25-100 mg setiap hari dalam dosis terbagi tergantung pada respon klinis.

Oral/Diminum:
⇔ Mabuk Perjalanan:
→ 25-50 mg 1 jam sebelum perjalanan, ulangi setiap 24 jam jika perlu.
Dosis Anak-anak

Oral/Diminum:
⇔ Vertigo:
→ ≥ 12 tahun, 25-100 mg setiap hari dalam dosis terbagi tergantung pada respon klinis.

Oral/Diminum:
⇔ Mabuk Perjalanan:
→ 2-6 tahun 6,25 mg sekali sehari.
→ 6-12 tahun 12,5 mg sekali sehari.
→ > 12 tahun Sama dengan dosis dewasa.
→ Semua dosis harus diminum 1 jam sebelum perjalanan, ulangi setiap 24 jam jika perlu.
Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui

Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi
yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil.

Penyimpanan

→ Simpan antara 20-25° C.


→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.

PROMETHAZINE

Indikasi

Promethazine adalah obat untuk meredakan reaksi alergi, mabuk perjalanan, mual
dan muntah, serta insomnia. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat penenang
sebelum prosedur medis tertentu.

Kontraindikasi

 Jangan menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap promethazine. Beri tahu
dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang atau baru saja menjalani pengobatan dengan obat
golongan MAOI. Promethazine tidak boleh digunakan pada pasien yang sedang atau
baru saja mengonsumsi obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda menderita asma, PPOK, sleep apnea, alergi sulfa, BPH,
tukak lambung, glaukoma, penyakit jantung, sumbatan usus, penyakit
hati, pheochromocytoma, rendahnya kadar kalsium di dalam darah, atau hipertensi.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan
kewaspadaan, selama menjalani pengobatan dengan promethazine, karena obat ini
dapat menyebabkan pusing atau kantuk.
 Batasi atau hindari terlalu lama beraktivitas di bawah sinar matahari langsung selama
menjalani pengobatan dengan promethazine, karena obat ini bisa menyebabkan kulit
lebih sensitif terhadap sinar matahari.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal
tertentu,
 Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek
samping serius setelah menggunakan promethazine.

Bentuk sediaan yang ada diindonesia

Berlifed, Bufagan Expectorant, Erpha Allergil, Gigadryl, Guamin, Hufallerzine Expectorant,


Metagan Expectorant, Mezinex, Nufapreg, Phenerica, Prome, Promedex, Promethazine,
Prozine Expectorant, Rhinathiol Romethazine, Winasal, Zenirex

Dosis aturan pakai

Bentuk: Sirop dan tablet

 Dewasa: 25 mg, dikonsumsi pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25
mg, 2 kali sehari.
 Anak-anak usia 2–5 tahun: 5–15 mg per hari, dikonsumsi 1–2 kali sehari.
 Anak-anak usia 5–10 tahun: 10–25 mg per hari, dikonsumsi 1–2 kali sehari.

Bentuk: Suppositoria

 Dewasa: 25 mg, 1 kali sehari, digunakan sebelum tidur, atau 12,5 mg, 2 kali sehari.

Kondisi: Insomnia
Bentuk: Sirop dan tablet

 Dewasa: 20–50 mg, 1 kali sehari, dikonsumsi pada malam hari.


 Anak-anak usia 2–5 tahun: 15–20 mg, 1 kali sehari, dikonsumsi pada malam hari.
 Anak-anak usia 5–10 tahun: 20–25 mg, 1 kali sehari, dikonsumsi pada malam hari.

Kondisi: Mual dan muntah


Bentuk: Sirop dan tablet

 Dewasa: 12,5–25 mg, 4 kali sehari, atau sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Anak-anak usia 5–10 tahun: 12,5–37,5 mg per hari.

Bentuk: Suppositoria

 Dewasa: 12,5–25, 4 kali sehari, atau sesuai dengan respons dan kebutuhan pasien.

Kondisi: Mabuk perjalanan


Bentuk: Sirop dan tablet

 Dewasa: 20 mg atau 25 mg, dikonsumsi pada malam sebelum perjalanan. Dosis dapat
diulang setelah 6–8 jam bila diperlukan.
 Anak-anak usia 2–5 tahun: 5 mg, diberikan pada malam sebelum perjalanan. Dosis
dapat diulang setelah 6–8 jam bila diperlukan.
 Anak-anak usia 5–10 tahun: 10 mg, diberikan pada malam sebelum perjalanan.
Dosis dapat diulang setelah 6–8 jam bila diperlukan.

Bentuk: Suppositoria

 Dewasa: 25 mg, digunakan 30–60 menit sebelum perjalanan. Dosis dapat diulang
8–12 jam kemudian sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan 25 mg dua kali sehari.

Kondisi: Penenang sebelum prosedur medis


Bentuk: Suppositoria

 Dewasa: 25–50 mg, digunakan pada malam hari sebelum prosedur dilakukan.

Dosis promethazine krim akan ditentukan dokter berdasarkan kondisi pasien. Sementara itu,
promethazine bentuk suntik akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter sesuai dengan kondisi, usia, respons tubuh, dan kebutuhan pasien.
Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui

kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Promethazine dapat terserap ke dalam ASI, tidak boleh digunakan selama menyusui.
Penyimpanan
Simpan obat di tempat yang kering, pada suhu ruangan, dan terhindar dari paparan sinar
matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
dimenhidrinate
indikasi

Dimenhidrinat (dimenhydrinate) adalah obat antihistamin yang digunakan untuk mencegah


dan mengobati mual, muntah, dan pusing yang disebabkan oleh mabuk perjalanan.
Kontra indikasi

 Jangan mengonsumsi dimenhydrinate jika Anda alergi terhadap obat ini.


 Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat selama menjalani
pengobatan dengan dimenhydrinate, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan
penglihatan kabur.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki sedang atau pernah menderita penyakit
ginjal, kejang, penyakit hati, BPH, penyakit jantung, glaukoma, hipertensi, obstruksi
usus, asma, PPOK, fenilketonuria, atau hipertiroidisme.
 Jangan memberikan dimenhydrinate pada anak di bawah 2 tahun, bayi yang baru
lahir, atau bayi yang lahir prematur.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk
suplemen, atau produk herbal.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang merencanakan operasi, termasuk operasi gigi.
 Segera ke dokter jika Anda mengalami overdosis, reaksi alergi obat, atau efek
samping yang lebih serius setelah menggunakan dimenhydrinate.

Bentuk sediaan yang ada diindonesia


Antimo, Antimo anak, Antimab, Contramo, Dramamine, Dimenhydrinate, Dramasine,
Mantino, Omedrinat, Stop-Mun, Wisatamex

Dosis aturan pakai

 Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 50–100 mg, tiap 6–8 jam.
Dosis maksimal: 400 mg per hari.
 Anak usia 2–6 tahun: 12,5-25 mg, tiap 6–8 jam.
Dosis maksimal: 75 mg per hari.
 Anak usia 6–12 tahun: 50 mg, tiap 6–8 jam.
Dosis maksimal: 150 mg per hari.

Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui


Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau
menyusui.
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan
risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori
B menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat.
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan di
Amerika Serikat:
 A = Tidak berisiko,
 B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
 C = Mungkin berisiko,
 D = Ada bukti positif dari risiko,
 X = Kontraindikasi,
 N = Tidak diketahui
Dimenhidrinat kemungkinan mengalir keluar tubuh melalui ASI dalam jumlah sedikit. Oleh
karena mungkin ada potensi efek samping pada bayi yang menyusui, ada baiknya ibu
menyusui berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter mengenai konsumsi dimenhidrinat.

Penyimpanan

Simpan dimenhydrinate di dalam tempat penyimpanan yang tertutup rapat dan jauh dari
jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari
secara langsung.

2. antikolinergics

Scopolamine

Indikasi
Scopolamine adalah obat untuk mengatasi kram perut, usus, atau saluran kemih.
Scopolamine dikenal juga dengan nama hyoscine. Hyoscine terdiri dari dua jenis,
yaitu hyoscine butylbromide dan hyoscine hydrobromide.

Kontraindikasi

Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

 Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Scopolamine tidak boleh
digunakan oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami glaukoma sudut tertutup, sumbatan di
usus, tidak bisa berkemih, myasthenia gravis, atau penyakit paru yang parah.
Scopolamine sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan kondisi tersebut.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita pembesaran prostat,
sumbatan kandung kemih, penyakit ginjal, penyakit hati, asma, penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, cedera kepala, radang usus, atau tumor otak.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan
kewaspadaan setelah menggunakan scopolamine, karena obat ini dapat menyebabkan
kantuk atau penglihatan kabur.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal
tertentu.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang
menyusui.
 Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau
overdosis setelah menggunakan scopolamine.

Bentuk sediaan yang ada diindonesia

Buscopan, Buscotica, Gitas, Hyorex, Scobutrin, Scopamin, Scopamin Plus

Dosis aturan pakai

Bentuk: Tablet

 Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 20
mg, 4 kali sehari.
 Anak-anak usia 6–11 tahun: 10 mg, 3 kali sehari.

Kondisi: Kram perut akibat gangguan saluran pencernaan atau saluran kemih
Bentuk: Tablet

 Dewasa: 20 mg, 4 kali sehari.


 Anak-anak usia 6–11 tahun: 10 mg, 3 kali sehari.

Bentuk: Suntik
 Dewasa: 20 mg, disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) atau ke pembuluh darah
(intravena/IV). Dosis maksimal 100 mg per hari.

Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui

kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
Scopolamine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa memberi tahu dokter.
Penyimpanan
Simpan scopolamine di dalam suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari
langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

3. benzodiazepines
Diazepam
Indikasi
Diazepam adalah obat untuk mengobati kecemasan, gejala putus alkohol, dan kejang. Obat
ini juga digunakan untuk melemaskan kejang otot dan sebagai obat penenang menjelang
prosedur medis.
Diazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang bekerja di otak dan saraf (sistem saraf
pusat) untuk menghasilkan efek tenang. Obat ini bekerja dengan meningkatkan efek bahan
kimia otak tertentu. Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah mimpi buruk (night
terror)
Kontraindikasi

 Jangan menggunakan diazepam dalam jangka panjang atau tidak sesuai dengan
anjuran dokter karena dapat menyebabkan kecanduan dan overdosis.
 Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat dan bahan lain
yang mungkin terkandung dalam obat ini.
 Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda menderita
penyakit myasthenia gravis, sleep apnea, asma, gangguan ginjal, gangguan hati,
gangguan mental, serta glaukoma.
 Temui dokter jika Anda mengalami perubahan pola pikir atau perilaku. Obat ini bisa
menyebabkan kebingungan, halusinasi, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol untuk menghindari terjadinya efek samping
saat menjalani pengobatan dengan diazepam.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, seperti obat antialergi,
termasuk suplemen dan obat herbal.
 Diazepam dapat mengakibatkan rasa kantuk, pusing, dan penglihatan kabur. Jangan
mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini.
 Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.
Bentuk sediaan yang ada diindonesia
Analsik, Diazepam, Potensik, Prozepam, Trazep, Stesolid, Valdimex, Valisanbe
Dosis aturan pakai
Dosis dewasa

 Gangguan kecemasan
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.

 Kejang
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.

 Gejala putus zat akibat alkohol


5-10 mg setiap 6-8 jam.

Dosis lansia atau pasien dengan kondisi khusus


Dimulai dari 2-2,5 mg, dikonsumsi 1-2 kali. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika
dibutuhkan.
Dosis anak-anak
1-2,5 mg, dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika dibutuhkan.
Untuk diazepam dalam bentuk suntik atau supositoria, dokter akan menyesuaikannya dengan
kondisi pasien di rumah sakit.

Penggunaan bagi ibu hamil dan menyusui


Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya
manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
yang mengancam jiwa.
Diazepam dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa memberi tahu dokter.
Penyimpanan
Simpan diazepam di tempat yang tertutup dalam suhu ruangan dan tidak dibekukan.
Hindarkan dari hawa panas, ruangan lembap, dan paparan sinar matahari langsung, serta
jauhkan dari jangkauan anak-anak.

4. shympathomethics
Amphetamine
Indikasi : Amfetamin atau amphetamine adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang
digunakan untuk menangani attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi.
Amfetamin bekerja dengan cara meningkatan aktivitas dopamine dan noradrenalin di otak.
Cara kerja ini akan meredakan gejala narkolepsi dan membantu penderita ADHD untuk lebih
fokus dalam beraktivitas.
 Kontra indikasi : Jangan mengonsumsi amfetamin jika Anda alergi terhadap obat ini.
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
 Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan
amfetamin.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat golongan monoamine oxidase
inhibitors (MAOI), seperti isocaboxazid, selegiline, atau tranylcypromine, dalam 14
hari terakhir. Amfetamin tidak boleh diberikan pada pasien yang sedang atau baru
saja mengonsumsi obat tersebut.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita hipertensi, hipertiroidisme,
atau gangguan cemas yang berat. Amfetamin tidak boleh diberikan kepada pasien
dengan kondisi tersebut.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit jantung,
glaukoma, stroke, depresi, gangguan bipolar, penyakit ginjal, sindrom Tourette,
kejang, penyakit arteri perifer, kecanduan alkohol, epilepsi, penyalahgunaan NAPZA.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang membutuhkan
kewaspadaan setelah mengonsumsi amfetamin, karena obat ini dapat menyebabkan
pusing, sakit kepala, dan kantuk.
 Diskusikan perihal penggunaan amfetamin pada anak, karena penggunaan obat ini
dalam jangka panjang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk
suplemen, atau produk herbal.
 Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek
samping yang serius setelah mengonsumsi amfetamin.

Bentuk sediaan yang ada di indonesia :amphetamine

 Dosis aturan pakai : Dewasa: Dosis awal 2,5 atau 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari.
Dosis maksimal tidak lebih dari 20 mg per hari.
 Anak-anak usia 3–5 tahun. Dosis awal 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai kebutuhan.

Kondisi: Narkolepsi

 Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun: Dosis awal 10 mg, 1 kali sehari, di
pagi hari. Dosis maksimal tidak lebih dari 60 mg per hari.
 Anak-anak usia 6–11 tahun: Dosis awal 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari. Dosis
dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.

Kondisi: Penurunan berat badan pada pasien obesitas

 Dewasa: 5–10 mg, per hari, diminum 30–60 menit, sebelum makan. Dosis maksimal
30 mg per hari.

Penggunaan bagi hamil dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.
Amfetamin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Penyimpanan : Simpan amfetamin di tempat kering, tertutup, dan terhindar dari paparan sinar
matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Apredrine
Indikasi : Ephedrine adalah obat tetes yang digunakan untuk meredakan gejala asma ringan
seperti sesak napas, sesak dada, dan mengi. Obat ini bekerja dengan mengurangi
pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah pada saluran hidung dan memperlebar
saluran udara paru-paru, sehingga memungkinkan untuk bernapas lebih mudah.
Kontra indikasi : Obat ini dikontraindikasikan dengan beberapa kondisi. Konsultasikan
dengan dokter jika memiliki salah satu atau beberapa dari kondisi berikut:

 Kelenjar tiroid yang terlalu aktif


 Gangguan psikotik
 Glaukoma sudut tertutup
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Aliran darah berkurang melalui arteri jantung
 Penyakit arteri koroner
 Rendahnya suplai darah kaya oksigen menuju jantung
 Irama jantung abnormal
 Pembesaran prostat

Bentuk kesediaan di indonesia : OBH

Dosis aturan pakai : Berikut ini dosis ephedrine HCL untuk meredakan gejala asma:

 Dosis obat dalam sediaan tablet sebanyak 12,5-25 mg diminum setiap 4 jam. Dosis
sebaiknya tidak melebihi 150 mg dalam 24 jam.
 Dosis untuk mengatasi hidung tersumbat pada orang dewasa sebanyak 25-50 mg
diminum setiap 6 jam.
 Dosis dewasa dalam sediaan larutan adalah 1%, diteteskan melalui masing-masing
lubang hidung sebanyak 1-2 tetes. Obat dapat diberikan sampai 4 kali sehari. Dosis
untuk anak berusia di atas 12 tahun sama dengan orang dewasa.

Penggunaan bagi ibu hamil :

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Ephedrine
terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.

Penyimpanan : Berikut ini adalah cara menyimpan obat dengan baik dan benar:

 Obat ini sebaiknya disimpan dalam suhu ruangan, untuk menjaga kualitas dan
fungsi ephedrine, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 Disarankan menyimpannya di kotak obat atau P3K (pertolongan pertama pada
kecelakaan).

Anda mungkin juga menyukai