Anda di halaman 1dari 4

NAMA :Dani Arif Indrawan

NIM :C1019061
KELAS :1B
ANTI DIARE
Tujuan dari terapi menggunakan obat antiare adalah untuk mencegah: 1.

dehidrasi dan deplesi elektrolit 2.

bab berlebihan 3.

indikasi secara umum obat diare adalah : 4.

feses terlalu cair 5.

frekuensi bab dalam sehari melebihi frekuensi normal 6.

melawan overdosis obat laksatif (hein et al, 2017)


1.

Kelompok Anti-Sekresi Selektif


Farmakodinamik : bermanfaat sebagai penghambat enzim enkephalinase, sehingga enkephalin dapat bekerja
normal kembali. perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi elektrolit, sehingga keseimbangan cairan dapat
dikembalikan. Contoh obat racecadotril efek samping yang ditimbulkan antara lain : mual, sakit kepala,
angioedema, ruam, rasa sakit, pembengkakan kelopak mata. Kontra indikasi pemberian obat yaitu : darah di
tinja, diare, hamil, penyakit hati yang parah atau penyakit ginjal, hipersensitivitas, insufisiensi ginjal.
Interaksi obat dengan amikacin, amiodarone, procainamide, quinidine, sotalol. Dosis obat 100-200 mg 3x
sehari sebelum makan (farrar et al, 2013)
2.

Kelompok Opioid
Aktivasi reseptor opioid di plexus enterik akan menyebabkan inhibisi aktivitas motorik dan pemicu aktivitas
segmentasi. Efek samping yang ditimbulkan sedasi, depresi pernapasan, dependensi Farmakodinamik efek
kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan, sehingga dapat
memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi diare. bila diberikan dengan benar cukup aman
dan dapat mengurangi frekuensi defekasi sampai 80%. Kontraindikasi obat ini tidak dianjurkan pada diare
akut dengan gejala demam dan sindrom disentri. Contoh obat antara lain : kodein fosfat, loperamid hcl, serta
kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat. Dosis dari kodein adalah 15-60 mg 3x sehari, loperamid 2-4
mg/3-4 kali sehari
3.

Kelompok Absorbent
Terdiri dari materia yang tidak dapat diabsorbsi. material ini dapat mengikat toksin, menginaktivasinya,
dan mengeliminasi toksin tersebut. Farmakodinamik zat ini dapat menyerap bahan infeksius atau toksin.
melalui efek tersebut, sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang
sekresi elektrolit. Contoh obat : arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau
smektit dengan dosis 4-8 gram (hein et al, 2017)
4.

Probiotik
Bila meningkat jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek positif karena berkompetisi untuk nutrisi
dan reseptor saluran cerna sehingga akan mengurangi kehilangan cairan elektrolit pada kasus diare.
untuk mengurangi/ menghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah adekuat. Contoh obat:
lactobacillus dan bifi dobacteria atau saccharomyces boulardii. Kontraindikasi pada : pasien yang berada
dalam kondisi kritis, penderita gangguan pada pankreas, penderita gangguan sistem imunitas, penderita
diare akut, pasien paska pembedahan, pasien dengan kateter vena sentral, pasien dengan kadar asam
laktat yang tinggi (terutama pada bayi), penderita sindrom usus pendek (terutama pada anak di bawah
tiga tahun). Efek samping obat yang ditimbulkan adalah : diare, gas di dalam perut, kembung, reaksi
alergi (amin et al, 2015)
5.

Demulsen
Contoh obat golongan ini adalah pectin. mekanisme kerjanya yaitu demulsen merupakan karbohidrat
yang memiliki kemampuan menyerap air, mengurangi kemungkinan dehidrasi. Indikasi pemberian obat
ini antara lain : diare, tingkat kolesterol yang tinggi, lesi racun sumac, diare mengalir kering, menangis
poison ivy, poison oak, anorektal gatal, tingkat trigliserida tinggi, kanker usus besar, kanker prostat,
diabetes, dan penyakit gastroesophageal reflux . Efek samping dari obat golongan ini yaitu
pneumokoniosis, kembung, diare, penurunan nafsu makan, dan penipisan mineral. Kontra indikasi
pemberian obat ini adalah disentri, ibu hamil dan menyusui, dan hipersensitivitas. Interaksi obat dengan
obat berikut : acetaminophen, ascorbic acid, cholecalciferol, clindamycin, clopidogrel, dan
cyanocobalamin
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Lz. 2015. Tatalaksana Diare Akut.Vol.42. No.7. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/Rsupn Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia Farthing M,
Salam Ma, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, Et Al. Acute Diarrhea In Adults And Children:
A Global Perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. J Clin Gastroenterol.
2013; 47(1): 12-20. Farrar
J, Hotez Fj, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White N. Acute Diarrhea. Manson’s
Tropical Diseases. Elsevier; 2013. Hein, L. Luellmann,H. Mohr, K. 2017. Color Atlas Of Pharmacology.
Ed.5. Thieme. Katzung, Bg. Masters, Sb. Trevor, Aj. 2012. Basic & Clinical Pharmacology. Ed.12. Mc-
Graw Hill Lange
D

Anda mungkin juga menyukai