Anda di halaman 1dari 2

REFLUKS GASTROESOFAGUS

No. Dokumen :
Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Ny.Th.M. Foudubun,SKM
NIP.197010031999052005

1.Pengertian Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD (ICD X: K21.9) adalah


mekanisme refluks melalui inkompeten sfingter esofagus.

1.Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pedoman pengobatan pasien refluks


gastroesofageal di Puskesmas
2.Kebijakan Dibawah Pengawasan dan Tanggung Jawab Dokter Puskesmas
3.Referensi Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi I. Jakarta. 2013
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks
Gastroesofageal (Gastroesofageal Reflux Disease/ GERD) di
Indonesia. 2013
4.Peralatan 1. Obat-obatan: Proton Pump Inhibitor (Omeprazole 20mg atau
Lansoprazole 30mg) atau H2 Blockr (Simetidin 400-800mg,
Ranitidin 150mg, atau Famotidin 20mg), Domperidon 10mg.
2. Kuesioner GERD-Q
5.Prosedur Gejala klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yang cermat.
Keluhan
Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan dapat
menjalar ke leher. Hal ini terjadi terutama setelah makan dengan
volume besar dan berlemak. Keluhan ini diperberat dengan posisi
berbaring terlentang. Keluhan ini juga dapat timbul oleh karena
makanan berupa saos tomat, peppermint, coklat, kopi, dan alkohol.
Keluhan sering muncul pada malam hari.
Keluhan lain akibat refluks adalah tiba-tiba ada cairan asam di mulut,
cegukan, mual, dan muntah. Refluks ini dapat terjadi pada pria dan
wanita. Sering dianggap gejala penyakit jantung.
Faktor risiko
Usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, kopi, alcohol, coklat,
makan berlemak, beberapa obat diantaranya nitrat, teophylin dan
verapamil, pakaian yang ketat, atau pekerja yang sering mengangkat
beban berat.
Pemeriksaan fisik

Diagnosis
1. Skor GERD-Q > 8
2. Respon PPI test (+)
Diagnosis Banding
1. Angina pektoralis
2. Akhalasia
3. Dyspepsia
4. Ulkus peptic
5. Ulkus duodenum
6. Pankreatitis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Modifikasi gaya hidup:


Mengurangi berat badan, berhenti merokok, tidak menkonsumsu zat
yang mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alcohol. Posisi
tidur sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi. Tidur minimal
setelah 2 sampai 4 jam setelah makan. Makan dengan porsi kecil
dan kurangi makanan berlemak

Terapi Farmakologi:
Berikan Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi selama 7-14 hari.
Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-75%) maka
diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD. PPI dosis tinggi berupa
Omeprazole 20mg per 12 jam dan Lansoprazole 30mg per 12 jam.
Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat diteruskan sampai 4
minggu dan boleh ditambah dengan prokinetik seperti Domperidon
10mg per 8 jam. Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka dapat
digunakan H2 Blocker berikut, Simetidin 400-800mh per 12 jam,
atau Ranitidin 150mg per 12 jam, atau Famotidin 20mg per 12 jam.

Konseling & Edukasi


Edukasi pasien dan keluarga mengani GERD dan terutama dengan
pemilihan makanan untuk mengurangi makanan yangberlemak dan
dapat mengiritasi lambung (asam, pedas).

Kriteria rujukan
1. Pengobatan empiric tidak menunjukkan hasil
2. Pengobatan empiric menunjukkan hasil namun kambuh kebali
3. Adanya alarm symptom:
a. Berat badan menurun
b. Hematemesis melena
c. Disfagia (sulit menelan)
d. Odinofagia (sakit menelan)
e. Anemia
6. Distribusi 1. Dokter
2. Perawat
7. Dokumen Terkait 1. Rekam medis
2. Informed consent

Anda mungkin juga menyukai