“ FARMAKOTERAPI II”
OLEH :
NAMA : PUJA
KELAS :D
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2021
PENDAHULUAN
Tukak peptik merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di
bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, submukosa hingga lapisan otot dari suatu
daerah saluran cerna yang langsung berhubungan dengan cairan lambung asam/pepsin (Sanusi,
2011). Lebih dari setengah kasus adalah perempuan dan biasanya mengenai usia lanjut yang
mempunyai lebih banyak risiko komorbiditas daripada laki-laki. Penyebab utama adalah
penggunaan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs), steroids, merokok, Helicobacter
pylori dan diet tinggi garam (Saverio et al, 2014) .
TUKAK PEPTIC
Kasus:
Seorang pria 65 tahun dengan riwayat osteoarthritis dan COPD (Chronic Obstructive Pulmonary
Disease) mengeluh sakit seperti terbakar pada perut. Rasa nyeri terus memburuk selama 2
minggu terakhir, terutama pada malam hari dan setelah makan.
Osteoartritis selama 5 tahun, mulai menggunakan diklofenak sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat sosial : Merokok 1 bungkus per hari selama 40 tahun; minum bir 2 gelas / hari.
Pengujian Fisik:
Tanda-tanda vital : tekanan darah 125/85 mmHg, nadi 72 denyut per menit, laju pernafasan
12/minutes, suhu tubuh 37,5 ° C
Laboratorium:
Sel darah putih 9,9 x 103/mm3, Hemoglobin 12,1g/dL (7,5 mmol / L), Hematokrit 38,3%,
Trombosit 108 x 103/mm3
a. Apa saja faktor risiko ini pasien untuk Penyakit Tukak Peptik?
b. Tentukan tujuan terapi dan terapi nonfarmakologi & farmakologi untuk untuk pasien ini?
(gunakan algoritma terapi yang sesuai)
Penyelasaian Kasus :
A. Subjektif
Informasi Pasien :
Nama :-
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Presentasi klinis :
a. Gejala :
- Sakit seperti terbakar pada perut,
- Rasa nyeri terus memburuk selama 2 minggu terakhir, terutama pada malam hari dan
setelah makan
b. Tanda :
- Hepatosplenomegali
c. Diagnosis Data Laboratorium
d. Riwayat Penyakit
- Osteoartritis selama 5 tahun, mulai menggunakan diklofenak sejak 2 bulan yang lalu
- Menderita COPD selama 15 tahun.
e. Riwayat Lingkungan
- Merokok 1 bungkus per hari selama 40 tahun;
- Minum bir 2 gelas / hari.
f. Riwayat Pengobatan :
- Ipratropium metered dose inhaler (MDI) 2 puff setiap 6 jam
- Albuterol MDI 2 puff setiap 4 jam sesuai kebutuhan
- Prednison tablet 10 mg per hari
- Diklofenak tablet 75 mg dua kali sehari
- Aspirin tablet 81 mg per hari
B. Objektif
a. Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah 125/85 mmHg
- Nadi 72 denyut per menit
- Laju pernafasan 12/minutes
- Suhu tubuh 37,5 ° C
b. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan sel darah putih 9,9 x 103/mm3, Hemoglobin 12,1g/dL (7,5 mmol / L),
Hematokrit 38,3%, Trombosit 108 x 103/mm3
- EGD (Esophagogastroduodenoscopy) : Satu ulkus ditemukan di antrum lambung
berukuran diameter 3 cm, tidak ada perdarahan atau obstruksi.
C. Assesment
1. Faktor resiko
- Pasien telah berusia lebih dari 60 yang merupakan faktor risiko independen untuk
ulkus yang diinduksi NSAID, karena risiko meningkat seiring dengan usia pasien.
Selain itu pada usia ini, pasien akan lebih mudah mengalami stres.
- Mengonsumsi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID). Penggunaan NSAID
nonselektif (misalnya, Aspirin dan Diklofenat) terkait dengan peningkatan komplikasi
GI atas tiga hingga empat kali lipat, dan terdapat peningkatan dua hingga tiga kali
lipat dengan inhibitor COX-2. Risiko kejadian GI atas terkait dengan dosis, terjadi
pada dosis apa pun, termasuk NSAID OTC dosis rendah, 130 dan dapat terjadi kapan
saja selama pengobatan.
- Memiliki riwayat merokok dan mengonsumsi alkohol.
- Pengobatan mandiri pasien dengan dosis kardioprotektif (81–325 mg / hari) aspirin
yang dikombinasikan dengan NSAID (naproxen) meningkatkan risiko kejadian GI
bagian atas lebih besar daripada penggunaan salah satu obat saja. Penggunaan aspirin
dengan buffer atau enteric-coated tidak memberikan perlindungan tambahan dari
ulkus atau komplikasi GI bagian atas. (Dipiro et al, 2008)
Berdasarkan sumber, faktor resiko di atas maka pasien kemungkinan mengalami Tukak
Peptic.
D. Plan
1. Tujuan Terapi :
Untuk memperbaiki kondisi fisik pasien, maka akan dilakukan beberapa strategi terapi.
Pada kasus ini penyakit yang diderita pasien dan juga sebagai tujuan terapi antara lain :
Osteoartritis
CPOD
Tukak Peptic
2. Strategi Terapi :
Terapi non farmakologi
Perbaiki pola hidup dengan cara :
1. Hindari makanan, minuman yang meningkatkan asam lambung
2. Berhenti merokok
3. Kurangi stress (Alldredge et al, 2013)
Terapi Farmakologi
A. Terapi untuk pengobatan H. Pylori
Tujuan dari terapi H. pylori adalah untuk memberantas organisme secara efektif
menggunakan rejimen yang mengandung antibiotik. Terapi tunggal antibiotik atau terapi
tunggal obat penurun kadar asam terbukti tidak optimal untuk mengobati tukak yang
disebabkan oleh infeksi bakteri H.pylori. Oleh sebab itu untuk pasien yang positif
H.pylori diperlukan suatu kombinasi terapi yang terdiri dari antibiotika yang mampu
menurunkan kadar asam lambung (misalnya penghambat pompa proton atau antagonis
reseptor H2) (Chisholm-Burns dkk., 2016).