Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 1

KELOMPOK 3

PERTEMUAN 3 : GERD

Dosen Pengampu : Apt. Heni Lutfiyati, S.Si, M.Sc.

Disusun Oleh:

Mayla Eka Nadia 21.0605.0010

Vian Putri Widiastuti 21.0605.0014

Larisa Yusriyah 21.0605.0020

Diana Indin P 21.0605.0038

Lailatul Azizah O. N 21.0605.0041

May Fahtun Ninda 21.0605.0046

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2023
A. Capaian Pembelajaran
a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi
klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, Drug Related Problem
(DRP), Interaksi obat, Evidence Based Medicine (EBM), Pengobatan Obat
Rasional (POR), Undang-Undang Kefarmasian, dan kode etik profesi farmasi
b. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif solusinya untuk
mengoptimalkan terapi.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi pilihan terapi yang tepat pada pasien yang
mengalami gangguan GERD dan ulkus peptik sesuai pustaka yang relevan.
C. Dasar Teori
Beberapa penyakit yang dirasakan pada bagian pencernaan selama ini masih
belum banyak diketahui masyarakat secara umum. Biasanya hanya merasakan sakit
pada perut atau bagian pencernaanya dan baru mengkonsultasikannya kepada dokter
untuk dilakukan pengobatan. Sakit pada bagian pencernaan sebenarnya dapat
diketahui lebih dini melalui gejala-gejala yang ditimbukanya. (Sulistyhadi dan
Hidayat,2008:1).
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Penyakit asam lambung atau
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah Kondisi naiknya asam lambung
menuju esofagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada,
hal ini disebabkan karena otot-otot esophageal sphincter bagian bawah tidak berfungsi
normal. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena asupan dan kebiasaan makan
seseorang. Selain itu GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung
naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan
muntah. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar
esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn)
sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan. Makan makanan pedas, gorengan,
dan makan makanan berat di malam hari dan segera berbaring atau membungkuk
setelah makan dapat memicu penyakit GERD.
Gangguan saluran cerna dan tukak dapat terjadi pada penggunaan obat
anntinflamasi non steroid (AINS). Jika memungkinkan, penggunaan AINS sebaiknya
dihentikan pada keadaan ini. Pada individu yang berisiko mengalami tukak,
penghambat pompa proton atau antagonis reseptor- H2 seperti ranitidin diberikan dua
kali dosis lazim, atau misoprostol dapat dipertimbangkan untuk mencegah tukak
lambung dan tukak duodenum yang disebabkan oleh AINS; reaksi kolik dan diare
dapat membatasi dosis misoprostol [2]. Meskipun, peran anxiolytics dan antidepresan
dalam pengendalian GERD masih belum diketahui. Namun pemberian obat golongan
Selective Serotonin Receptor Inhibitor (SSRI) dosis rendah bisa menjadi pilihan yang
lebih baik pada GERD.
GERD juga umum terjadi pada wanita hamil karena terjadinya peningkatan
ukuran rahim dan berat badan sehingga memberikan tekanan pada perut. Prevalensi
GERD di Asia, termasuk Indonesia, relatif rendah dibanding negara maju.3 Di
Amerika hampir 7% populasi mempunyai keluhan nyeri dada, sedangkan di Asia
hanya 3%, laki-laki dan perempuan mempunyai risiko yang sama, namum insiden
pada laki-laki lebih tinggi dan GERD dapat terjadi di segala usia 3,6.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya GERD. Esofagitis
dapat terjadi sebagai akibat refluks esofageal apabila : 1). Terjadi kontak dalam waktu
yang cukup lama antara bahan refluksat dengan mukosa esofagus, 2). Terjadi
penurunan resistensi jaringan mukosa esofagus (Makmun, 2009). Esofagus dan gaster
dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high pressure zone) yang dihasilkan oleh
kontraksi Lower Esophageal Sphincter (LES). Pada individu normal, pemisah ini akan
dipertahankan kecuali pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari gaster ke
esofagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah
( Makmum, 2009)
D. Kasus
Ny TM, Wanita usia 42 tahun mengeluhkan Savere heartburn, suara serak di pagi
hari, laryngitis dan fatigue. Terjadi episode heartburn yang inten tiga hari terakhir
meskipun penggunaan antasida sudah ditingkatkan

 Riwayat Penyakit
Mengidap GERD selama 3 tahun, kadang-kadang mengalami heartburn biasanya
dapat diatasi dengan pemberian antasida; mengidap hipertensi selama lima tahun
yang dikontrol dengan obat verapamil dan propranolol; thrombosis vena (DVT)
terdiagnosa 3 minggu yang lalu diterapi dengan warfarin; mengalami motion
sickness yang dirasakan sejak satu bulan terakhir diatasi dengan penggunaan
Scopolamine transdermal dimulai sejak seminggu yang lalu.

 Riwayat Sosial
Merokok 1 pack perhari selama 20 tahun; minum Wine 2-3 gelas sehari

 Riwayat Alergi
NKDA—Riwayat alergi terhadap obat tidak diketahui.

 Riwayat Penggunaan Obat


a. Antasida yang mengandung aluminium hidroksida, magnesium karbonat dan
sodium karbonat, alginic acid dan sodium bikarbonat, 2 tablet PO q2h PRN
heartburn
b. Verapamil sustained release, 120 mg PO 1 kali sehari
c. Propranolol, 40 mg PO 2 kali sehari
d. Warfarin , 5 mg PO sekali sehari
e. Scopolamine system transdermal. 1 plaster secara topikal q 3 hari sudah satu
minggu.
E. Penyelesaian Kasus
F. Kesimpulan
G. Daftar Pustaka
Makmun, Dadang. 2009. Penyakit Refluks Gastroesofageal dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai