Referensi :
1. Makmun D. Penyakit Refluks Gastroesofageal. Dalam : Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. 2015.
2. Syam AF, Aulia C, Renaldi K, Simadibrata M, Abdullah M, Tedjasaputra.2013. Revisi konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (Gastro-esophageal Reflux
Disease/ GERD) di Indonesia 2013. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia
Differential Diagnosis 2
GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas 5. Pemeriksaan manometri
2. Esofagografi Dengan Barium 6. Scintigrafi Gastroesofageal
3. Pemantauan Ph 24 Jam 7. Tes supresi asam
Penatalaksanaan
1. Modifikasi gaya hidup
2. Terapi Medikamentosa : Antasid sehari 4x1 sendok, Antagonis Reseptor H2 rantidin 4x150 mg, Obat prokinetik (Metoklopramid 3x 10 mg,
Domperidon 3x10-20 mg, Cisapride 3x10 mg), Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa oktasulfat) 4x1 gram, Proton pump inhibitor/PPI
Omeprazole : 2x20 mg.
3. Terapi Bedah : Fundoplikasi Nissen
4. Terapi Endoskopi
Komplikasi Prognosis
- Esofagitis Membaik dengan pengobatan, relaps mungkin muncul setelah terapi dan memerlukan terapi medis yang lebih
- Striktura Esofagus lama. Bila disertai komplikasi, biasanya memerlukan terapi pembedahan. Prognosis untuk pembedahan
- Barrett’s Esophagus biasanya baik
Referensi :
1. Makmun D. Penyakit Refluks Gastroesofageal. Dalam : Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. 2015.
2. Syam AF, Aulia C, Renaldi K, Simadibrata M, Abdullah M, Tedjasaputra.2013. Revisi konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (Gastro-esophageal Reflux
Disease/ GERD) di Indonesia 2013. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia