Anda di halaman 1dari 22

Epilepsi

oleh:
Relly Vioni Putri
71170891112

Pembimbing:
Dr. Sumarnita Tariigan, Sp.S
Epilepsi
Definisi
• Menurut International League Against Epilepsy (ILAE) tahun
2005, secara konseptual, epilepsi didefinisikan sebagai
kelainan otak yang ditandai oleh adanya kecenderungan untuk
menimbulkan bangkitan epilepsi secara terus menerus dengan
konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial.

• Epilepsi juga diartikan sebagai suatu gangguan atau


terhentinya fungsi otak secara periodik yang disebabkan oleh
terjadinya pelepasan muatan listrik secara berlebihan dan
tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba, sehingga
penerimaan dan pengiriman impuls antara bagian otak dan
dari otak ke bagian yang lain tubuh terganggu.
Gambaran EEG

Epilepsi

Normal
Cenderung
seperti rumput

Setelah mencapai
lonjakan tertinggi
Epidemiologi
• 60 % kasus tidak dapat ditemukan penyebabnya
secara pasti

• Laki-laki > Perempuan

• Epilepsi paling sering terjadi pada anak dan orang


lebih tua (di atas 65 ahun). Pada 65 % pasien,
epilepsi dimulai pada masa kanak-kanak. Puncak
insidensi epilepsi terdapat pada kelompok usia 0-
1 tahun, kemudian menurun pada masa kanak-kanak,
dan relatif stabil sampai usia 65 tahun.
Etiologi
• Etiologi dari epilepsi adalah multifaktorial, tetapi sekitar 60 % dari
kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti atau yang
lebih sering kita sebut sebagai kelainan idiopatik
• Sementara epilepsi yang faktor-faktor penyebabnya diketahui
disebut dengan epilepsi simtomatik.

• Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, (ibu


menlan obat-obatan, mengalami infeksi, minum alkohol, atau
mengalami cidera dan mendapat terapi radiasi)
• Tumor otak
• Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak.
• Miningitis atau radang otak.
• Penyakit keturunan, seperti fenilketouria, sklerosis tuberose dan
neurofibromatosis.
• Kecendrungan timbulnya epilepsi yang diturunkan.
Etiologi Epilepsi
Kejang Fokal Kejang Umum

a. Trauma kepala
b. Stroke a. Penyakit metabolik
c. Infeksi b. Reaksi obat
d. Malformasi vask uler c. Idiopatik
e. Tumor (Neoplasma) d. Faktor genetik
f. Displasia e. Kejang fotosensiti
g. Mesial Temporal Sclerosis
Patofisiologi
• Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik dan
dibawa neurotransmiter seperti GABBA (gamma aminobutric
acid glutamat) melalui sel-sel saraf ke organ tubuh lainnya.

• Faktor-faktor penyebab epilepsi mengganggu GABBA


sehingga menyebabkan ketidak seimbangan aliran listrik.

• Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :

• Kurangnya transmisi inhibitori  setelah pemberian antagonis


GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA
(alkohol, benzodiazepin)

• Meningkatnya aksi eksitatori  meningkatnya aksi glutamat


atau aspartat
Klasifikasi bangkitan Epileptik menurut ILAE

Bangkitan Umum Bangkitan Parsial/Fokal

• Tonik – klonik • Parsial sederhana


• Absans • Parsial kompleks
• Klonik • Kejang umum sekunder
• Tonik
• Atonik
• Mioklonik
Bangkitan Umum

• Terjadi pada seluruh area otak. Kesadaran akan


terganggu pada awal kejadian kejang. Kejang
umum dapat terjadi diawali dengan kejang parsial
simpleks atau kejang parsial kompleks. Jika ini
terjadi, dinamakan kejang umum tonik-klonik
sekunder.
A. Tonik – Klonik (Grand Mal)

• Diawali dengan hilangnya kesadaran dan sering penderita akan


menangis. Jika berdiri, orang akan terjatuh, tubuh menegang
(tonik) dan diikuti sentakan otot (klonik). Bernafas dangkal
dan sewaktu-waktu terputus menyebabkan bibir dan kulit
terlihat keabuan/ biru. Air liur dapat terakumulasi dalam mulut,
terkadang bercampur darah jika lidah tergigit. Dapat terjadi
kehilangan kontrol kandung kemih. Kejang biasanya
berlangsung sekitar dua menit atau kurang. Hal ini sering
diikuti dengan periode kebingungan, agitasi dan tidur.
B. Absens (Petit Mal)

• Diawali mendadak ditandai dengan menatap, hilangnya


ekspresi, tidak ada respon, menghentikan aktifitas yang
dilakukan. Terkadang dengan kedipan mata atau juga gerakan
mata ke atas. Durasi kurang lebih 10 detik dan berhenti secara
tiba-tiba. Penderita akan segera kembali sadar dan melanjutkan
aktifitas yang dilakukan sebelum kejadian, tanpa ingatan
tentang kejang yang terjadi. Penderita biasanya memiliki
kecerdasan yang normal.
C. Mioklonik

• Kejang berlangsung singkat, biasanya sentakan otot secara


intens terjadi pada anggota tubuh atas. Sering setelah
bangkitan mengakibatkan menjatuhkan dan menumpahkan
sesuatu. Meski kesadaran tidak terganggu, penderita dapat
merasa kebingungan dan mengantuk jika beberapa episode
terjadi dalam periode singkat. Terkadang dapat memberat
menjadi kejang tonik-klonik.
D. Tonik
• Terjadi mendadak. Kekakuan singkat pada otot seluruh tubuh,
menyebabkan orang menjadi kaku dan terjatuh jika dalam
posisi berdiri. Pemulihannya cepat namun cedera yang terjadi
dapat bertahan. Kejang tonik dapat terjadi pula saat tertidur.

E. Atonik
• Terjadi mendadak, kehilangan kekuatan otot, menyebabkan enderita
lemas dan terjatuh jika dalam posisi berdiri. Biasanya terjadi cedera
dan luka pada kepala. Tidak ada tanda kehilangan kesadaran dan
cepat pemulihan kecuali terjadi cedera.
Bangkitan Parsial / Fokal

• Kejang parsial mungkin tidak diketahui maupun dibingungkan


dengan kejadian lain. Terjadi pada satu area otak dan
terkadang menyebar ke area lain. Jika menyebar, akan menjadi
kejang umum (sekunder), paling sering terjadi kejang tonik
klonik. 60 % penderita epilepsi merupakan kejang parsial dan
kejang ini terkadang resisten terhadap terapi antiepileptik.
A. Parsial Sederhana
• Kejang singkat ini diistilahkan “aura” atau “warning” dan terjadi
sebelum kejang parsial kompleks atau kejang tonik klonik. Tidak ada
penurunan kesadaran, dengan durasi kurang dari satu menit.

B. Parsial Kompleks
• Serangan ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada area dimulai dan
penyebaran di otak. Banyak kejang parsial kompleks dimulai dengan tatapan
kosong, kehilangan ekspresi atau samar-samar, penampilan bingung.
Kesadaran terganggu dan orang mungkin tidak merespon. Kadang-kadang
orang memiliki perilaku yang tidak biasa. Perilaku umum termasuk
mengunyah, gelisah, berjalan di sekitar atau bergumam. Kejang parsial dapat
berlangsung dari 30 detik sampai tiga menit. Setelah kejang, penderita sering
bingung dan mungkin tidak ingat apa-apa tentang kejang.
Diagnosis

• Anamesis

• Pemeriksaan fisik umum dan neurologis

• Pemeriksaan penunjang :
• Elektroensefalografi (EEG)

• CT Scan

• MRI
Penatalaksanaan
Tujuan tatalaksana adalah status bebas kejang tanpa efek
samping. Obat-obat lini pertama untuk epilepsi antara lain:
• Karbamazepine  Dosis total 600-1200 mg dibagi menjadi
3-4 dosis per hari.
• Lamotrigine  Dosis 100-200 mg sebagai monoterapi atau
dengan asam valproat. Dosis 200-400 mg bila digunakan
bersama dengan fenitoin, fenobarbital, atau karbamazepine.
• Asam valproat  Dosis 400-2000 mg dibagi 1-2 dosis per
hari.
• Fenobarbital, dapat dimulai dengan dosis 60mg/hari per oral
dinaikkan 30 mg setiap 2-4 minggu hingga tercapai target 90-
120 mg/hari.1
• Fenitoin (300-600 mg/hari per oral dibagi menjadi satu atau
dua dosis)
Pembedahan
Merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan
memotong bagian yang menjadi fokus infeksi yaitu jaringan otak
yang menjadi sumber serangan. Diindikasikan terutama
untuk penderita epilepsi yang kebal terhadap pengobatan.

• Lobektomi temporal
• Eksisi korteks ekstratemporal
• Hemisferektomi
• Callostomi
Kesimpulan
• Epilepsi merupakan penyakit saraf yang ditandai dengan
episode kejang yang dapat disertai hilangnya kesadaran
penderita. Meskipun biasanya disertai hilangnya kesadaran,
ada beberapa jenis kejang tanpa hilangnya kesadaran. Penyakit
ini disebabkan oleh ketidakstabilan muatan listrik pada otak
yang selanjutnya mengganggu koordinasi otot dan
bermanifestasi pada kekakuan otot atau pun hentakan repetitif
pada otot.

• Tujuan tatalaksana adalah status bebas kejang tanpa efek


samping. Obat-obat lini pertama untuk epilepsi antara lain
karbamazepine, lamotrigine, asam valproat, fenobarbital,
fenitoin. Terapi lain berupa terapi non-farmakologi dan terapi
bedah (lobektomi dan lesionektomi).

Anda mungkin juga menyukai