Anda di halaman 1dari 60

SITUASI

HIV/AIDS
INDONESIA
DINKES PROVINSI JAWA
TIMUR
drg. Ansarul Fahrudda, MKes
Surabaya 12 s/d 16Maret 2012
10 Provinsi dengan Kumulatif Kasus AIDS
Terbanyak Sampai dengan Desember 2011

2011: s.d. Desember


Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi se
indonesia, 2011
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV di
Jawa Timur Tahun 2010
Estimasi ODHA di Jawa Timur
Tahun 2010
Situasi Jatim s/d Desember 2011
HIV :
Estimasi ODHA di Jatim = 27.062
Sejak 2003 Jatim ditetapkan sebagai Daerah HIV (+) : 12.447
epidemi terkonsentrasi (45,9%)
1. Dilokalisasi PSK yang terinfeksi HIV lebih AIDS : 5.195
dari 5%
2. Pada populasi penasun di Surabaya
sebanyak 54% terinfeksi HIV.
AIDS :
Jumlah kasus AIDS di Jatim menduduki
peringkat ke-2 di Indonesia diikuti
Papua,Jawa barat dan Bali
Faktor Penularan utama melalui
heteroseksual (56,2 % ) dan NAPZA (23,9 %) ESTIMASI :
Angka Kematian = 1.345 kasus (25,9 %) 14.615
Laki-laki : 3.471 (66,8 %) ; Wanita : 1.724
(33,2 %) HIV (+) BELUM
Penderita anak < 15 th = 156 (3 %) DIKETEMUKAN
15,64% atau sebanyak 663 orang adalah Ibu
RT, melebihi jumlah PSK (9,13%)
Bayi lahir dari ibu HIV (+) = 129
KEBIJAKAN
PROGRAM HIV/AIDS
VISI PENGENDALIAN
HIV /AIDS
TERKENDALINYA
PENYEBARAN INFEKSI
HIV DAN PMS DAN
PENINGKATAN KUALITAS
HIDUP ODHA
MISI PENGENDALIAN
HIV /AIDS
Pengendalian penyebaran infeksi
HIV, PMS dan dampak HIV & AIDS
dilakukan melalui upaya pencegahan,
meningkatkan kualitas pelayanan
serta jangkauan ODHA dan
masyarakat.
Strategi Pengendalian HIV-AIDS dan IMS
di Indonesia

1. Pemberdayaan masyarakat swasta dan madani


2. Mengutamakan upaya promotif-preventif
3. Pembiayaan
4. Pengembangan dan pemberdayaan SDM
5. Pengobatan, pemeriksaan penunjang
6. Manajemen pengendalian
KEBIJAKAN NASIONAL
1. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan
pengembangan kapasitas.
2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan
profesionalisme dalam pengendalian HIV-AIDS dan
IMS.
3. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
4. Meningkatkan jangkauan pelayanan
5. Mengutamakan program berbasis masyarakat.
6. Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan kerja
sama.
7. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber
daya.
8. Mengutamakan promotif dan preventif.
TUJUAN UMUM
Meningkatnya pengendalian
HIV-AIDS dan IMS secara
berhasil-guna dan berdaya-guna
dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
TUJUAN KHUSUS
1. Menurunnya jumlah kasus baru HIV serendah
mungkin (target jangka panjang: zero new infection)

2. Menurunnya tingkat diskriminasi serendah


mungkin(target jangka panjang: zero
discrimination)
3. Menurunnya angka kematian AIDS serendah
mungkin (target jangka
panjang: zero AIDS related
deaths)

4. Meningkatnya kualitas hidup ODHA. )


Sasaran
Target
Kegiatan Indikator
2010 2011 2012 2013 2014

Pengendalian 1.Prevalensi HIV pada 0,2% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5%


HIV-AIDS penduduk usia 15-49 tahun.
2.Persentase penduduk usia 65% 75% 85% 90% 95%
15-24 tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensif
tentang HIV-AIDS
3.Jumlah penduduk usia 15 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000
tahun atau lebih yang
menerima konseling dan tes
HIV
4.Persentase kabupaten/kota 50% 60% 70% 80% 90%
yang melaksanakan
pencegahan penularan HIV
sesuai pedoman,
5.Penggunaan kondom pada 25% (P), 35% (P), 45% (P), 55% (P), 65% (P),
kelompok risiko tinggi 20% (L) 20% (L) 30% (L) 40% (L) 50% (L)
6.Persentase ODHA yang 70% 75% 80% 85% 90%
mendapatkan pengobatan
Antiretroviral
7.Persentase Rumah Sakit 60% 70% 80% 85% 90%
Pemerintah yang
menyelenggarakan pelayanan
rujukan bagi ODHA .
PAYUNG KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS

- Perpres No. 75 tahun 2007

- Permendagri No. 20 Tahun 2007

- Permenko Kesra No. 02/Permenko/Kesra/I/2007

- Stranas Penanggulangan HIV/AIDS 2007-2010

- Renstra Penanggulangan HIV/AIDS KPA Provinsi Jawa


Timur tahun 2006-2009

- Peraturan Daerah Provinsi Jatim No 5 tahun 2004


ttg Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS, tgl
23 Agustus 2004.
Kebijakan Operasional Pengendalian HIV dan
AIDS sektor Kesehatan di Jawa Timur (1)
Percepatan pencapaian MDGs, tersebut dalam Inpres no 1 Tahun
2010, yang disusul dengan Inpres no 3 tahun 2010.
Penyelenggaraan dan pelaksanaan program dilakukan sesuai azas
desentralisasi dengan Kab/kota sebagai titik berat manajemen
program.
Menjamin tersedianya ARV maupun reagen pemeriksaan secara
berkesinambungan.
Upaya pencegahan HIV dan AIDS pada anak sekolah, remaja dan
masyarakat umum diselenggarakan melalui kegiatan
komunikasi, informasi dan edukasi.
Upaya pencegahan yang efektif termasuk penggunaan kondom
100% pada setiap hubungan seks berisiko, semata-mata hanya
untuk memutus rantai penularan HIV.
Kebijakan Operasional Pengendalian HIV dan AIDS
sektor Kesehatan di Jawa Timur (2)
Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV dan AIDS harus
didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan
yang bersangkutan (informed consent). Konseling yang memadai
harus diberikan sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan hasil
pemeriksaan diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip kerahasiaan.
Setiap pemberi pelayanan berkewajiban memberikan layanan tanpa
diskriminasi kepada ODHA dan menerapkan prinsip keberpihakan
kepada ODHA dan masyarakat (patient and community centered).
Upaya mengurangi infeksi HIV pada pengguna napza suntik melalui
kegiatan pengurangan dampak buruk (harm reduction)
dilaksanakan secara komprehensif dengan juga mengupayakan
penyembuhan dari ketergantungan pada napza.
Kebijakan Operasional Pengendalian HIV dan
AIDS sektor Kesehatan di Jawa Timur (3)
Pengembangan layanan bagi ODHA dilakukan melalui pengkajian
menyeluruh dari berbagai aspek yang meliputi : situasi epidemi daerah,
beban masalah dan kemampuan, komitmen, strategi dan perencanaan,
kesinambungan, fasilitas, SDM dan pembiayaan.
Penguatan dan pengembangan program diprioritaskan bagi peningkatan
mutu pelayanan, dan kemudahan akses terhadap pencegahan, pelayanan
dan pengobatan bagi ODHA.
Layanan bagi ODHA dilakukan secara holistik, komprehensif dan
integratif sesuai dengan konsep layanan perawatan yang
berkesinambungan.
Pengembangan layanan dilakukan secara bertahap pada seluruh
pelayanan yang ada sesuai dengan fungsi dan strata pelayanan dengan
mempertimbangkan kemampuan dan kesiapan sarana, tenaga dan dana.
5 strategi mencapai tujuan program:
1. Meningkatkan dan mengembangkan program (Program Expansion Strategy)
dengan memfokuskan akses layanan bermutu, penguatan jejaring
layanan, pelibatan semua penyedia layanan (care provider) dan merespon
tantangan baru seperti drug resistance, kolaborasi TB-HIV.
2. Meningkatkan dan memperkuat kebijakan dan kepemilikan program melalui
regulasi, standarisasi layanan program, mobilisasi dan harmonisasi
sumber daya dan alokasi pembiayaan.
3. Meningkatkan dan memperkuat sistem kesehatan dan manajemen program,
melalui peningkatan kapasitas program, pengembangan SDM program
yang profesional, manajemen logistik, kegiatan M&E program dan
promosi program.
4. Meningkatkan dan menguatkan sistem Informasi strategis melalui
pengembangan kegiatan surveilans generasi kedua, penelitian operasional
untuk memperoleh data dan informasi bagi pengembangan program
pengendalian HIV dan AIDS.
5. Memberdayakan ODHA dan masyarakat dalam upaya pencegahan,
perawatan, dukungan, pengobatan dan upaya kegiatan program lainnya.
88 TUJUAN
TUJUAN MDGs
MDGs
TUJUAN 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
TUJUAN 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
TUJUAN 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK
TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

TUJUAN 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA


DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
TUJUAN 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
TUJUAN 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN
DITINGKAT GLOBAL

25
25
Instruksi Menteri Kesehatan RI nomor :
72/MENKES/INST/II/1988 tentang kewajiban
melaporkan penderita dengan gejala AIDS.

Unit layanan kesehatan baik pemerintah maupun


swasta yang menemukan adanya seseorang dengan
gejala AIDS, wajib segera melaporkan secara rahasia
(memperhatikan kerahasiaan pribadi penderita)
menggunakan form laporan yang sudah ditetapkan
(laporan surveilan AIDS).
KEGIATAN PROGRAM
HIV/AIDS dan
HASIL CAPAIANNYA
KEGIATAN-KEGIATAN PROGRAM:
Kegiatan Manajemen Kegiatan Teknis Program
Program 1. Intervensi Perubahan Perilaku
1. Perencanaan dan 2. Konseling dan tes HIV
pengembangan program 3. Perawatan, dukungan dan
2. Pengorganisasian dan pengobatan
pelaksanaan program 4. Pencegahan Penularan HIV dari
3. Pemantauan dan penilaian ibu ke anak
program 5. Pengendalian IMS
4. Pengembangan SDM 6. Pengurangan dampak buruk
program Napza suntik
5. Manajemen Logistik 7. Kolaborasi TB-HIV
6. Informasi strategis program 8. Kewaspadaan Universal
9. Pengamanan darah
Fasilitas Layanan Kesehatan di Kab/Kota

Program penanggulangan HIV-AIDS


N Kab/Kota IMS VCT CST PMTCT PTRM TB -
o HIV
1 Bangkalan
2 Bojonegoro + +
3 Bondowoso
4 Gresik + + + +
5 Jombang + + + +
6 Jember + + + + +
7 Kediri + + + +
8 Kediri Kota + + + +
9 Lamongan + +
10 Lumajang +
11 Mojokerto + + +
12 Mojokerto K + + + + +
13 Malang + + + + + +
Fasilitas Layanan Kesehatan di Kab/Kota

Program penanggulangan HIV-AIDS


N Kab/Kota IMS VCT CST PMTCT PTRM TB -
o HIV
14 Malang K + + + + + +
15 Madiun + + +
16 Madiun Kota + + + + + +
17 Ngawi
18 Nganjuk + + +
19 Pasuruan + +
20 Pasuruan +
Kota
21 Ponorogo
22 Pacitan
23 Sidoarjo + + + + +
24 Situbondo +
25 Trenggalek
26 Tulung + + + + +
Fasilitas Layanan Kesehatan di Kab/Kota

Program penanggulangan HIV-AIDS


N Kab/Kota IMS VCT CST PMTCT PTRM TB -
o HIV
27 Blitar + + +
28 Blitar Kota +
29 Probolinggo + +
30 Probolinggo +
K
31 Magetan + +
32 Sampang +
33 Pamekasan
34 Sumenep
35 Surabaya + + + + + +
36 Tuban
37 Banyuwangi + + + + +
38 Batu
LAYANAN

VCT
(VOLUNTARY COUNSELING AND
TESTING)
ATAU
KONSELING DAN TES
SUKARELA

di Jawa Timur
Layanan
VCT :
4 PRINSIP
: Sukarela
1
Rahasia
2
Adanya persetujuan tertulis
(Informed Consent)
Adanya HASIL
konseling 3
sebelum dan TES
sesudah tes 4

3MOTIF :
1.KESADARAN KLIEN
2.INISIASI DARI PETUGAS KESEHATAN PITC
(PROVIDER INITIATED COUNSELING AND TESTING)
3.MANDATORY KEWAJIBAN UNTUK TEST
DIKALANGAN TNI
CAPAIAN HASIL KEGIATAN
Hasil Capaian VCT Kumulatif Periode 2005 s/d
Desember 2011
Klien yang melakukan
HIV (+) Keterangan
test HIV
132.434 orang 12.447 orang Ditemukan 46% HV (+)
(9,4%) dari Estimasi ODHA di
Jatim 27.062
LAYANAN

C S T
CARE SUPPORT AND
TREATMENT
PERAWATAN, DUKUNGAN DAN
PENGOBATAN
di Jawa Timur
1 KEGIATAN PADA LAYANAN
PERAWATAN, DUKUNGAN DAN
PENGOBATAN

5 DI RS RUJUKAN HIV
Konseling dan tes
HIV sukarela
Penguatan sistim
rujukan
Manajemen Kasus Dukungan psikologi,
Tatalaksana klinis, dan spiritual
Asuhan Perawatan dirumah
keperawatan Promosi gizi yang baik
Laboratorium Dukungan keluarga,
Pemberian ART masyarakat
Pengobatan IO Hotline service
Pengobatan Paliatif Pencatatan dan
Pelaporan
22 Approved Antiretrovirals (~1,540 Possible
Combinations)

??
?
Hasil ART Bulan Desember 2011
26 Klinik CST Aktif
Jawa Timur Masuk Perawatan HIV+=
11,585
35 %
65 %
Belum Memenuhi syarat medis untuk
di ART 4,053
Memenuhi syarat medis untuk di ART =
7,532
32 %
68 %
Belum Pernah menerima ART = 2,394
Pernah menerima ART= 5,138

Meninggal 22 %
10 % Rujuk keluar
1,150
14,8 % 48 % 3% 495
Lolos follow-up Aktif menerima
ART 2,471 Menghentikan atau
524 stop 148

1%
72 % 27 %
Original 1 line
st Switched 2nd line
Substituted 1st line
1.774 34
663
LAYANAN IMS
Program Pencegahan Melalui
Transmisi Seksual
Strategi PPT/Periodic Presumptive
Treatment atau Pengobatan
presumtive berkala di lokalisasi
Penyuluhan
Promosi penggunaan komdom
Pemberian Kondom
Skrining IMS
Pengobatan Azytthromycin dan
Cefixime,
Di Jatim ada di 14 Kab/Kota
Data Capaian Layanan IMS
Tahun 2011
N Variabel Jumlah
o
1 Jumlah Kunjungan Layanan 21279
IMS
2 Jumlah Kasus IMS yang 13570
diobati
3 Jumlah yang di tes Sifilis 2580
4 Jumlah yang positip Sifilis 183 ( 7,1 %
Target Sifilis secara program < 1 %
Sumber data dari 11 layanan IMS yang
melaporkan
DI RUMAH SAKIT DAN
PUSKESMAS
1. LAYANAN KESEHATAN DASAR
KHUSUS PENGGUNA NAPZA
2. LAYANAN TERAPI PEMULIHAN
NAPZA
3. LAYANAN JARUM SUNTIK
4. TERAPI RUMATAN METHADONE
Capaian Indikator Program Metadon
Semester I
di JATIM Tahun 2010 dan 2011

Penasun
yang
berkunj
ung
PENCEGAHAN PENULARAN DARI IBU KE ANAK
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke
Bayi dan Kegiatan Pendukungnya
- Penyuluhan HIV/AIDS ;
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV - Pelatihan Perubahan
Perilaku;
- Penyebarluasan Materi
Cetak tentang
HIV Positif HIV Negatif Pencegahan HIV ;
- Layanan VCT; dll.

Perempuan HIV Positif Cegah Kehamilan - Konseling;


- Sarana Kontrasepsi

Hamil Tidak Hamil


- Pemberian ARV;
- Konseling Kesehatan

Perempuan Hamil HIV (+) Cegah Penularan ke Bayi Ibu Hamil


- Konseling Pemberian
Makanan Bayi;
- Persalinan yang Aman

Bayi HIV Positif Bayi HIV Negatif

- Pengobatan ARV;
Perempuan Post Partum
- Dukungan Psikologis,
- Pengobatan Infeksi
Oportunistik;
HIV Positif Sosial & Perawatan - Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
CAPAIAN HASIL KEGIATAN PMTCT

Bumil HIV Diprofil Bayi Bayi


Tahun Bayi HIV
+ ksis lahir dites

2009 76 49 53 15 5

2010 31 19 28 9 3

2011 65 36 48 7 7

Jumlah 172 104 129 31 15


ODHA 40-70% DI JAWA TIMUR MENDERITA
TB
PENDERITA TB 0,8% TERINFEKSI HIV
SKRINING PADA PENDERITA HIV
PENILAIAN RISIKO PADA PENDERITA TB
PEMBERIAN PENGOBATAN
MENEKAN ANGKA KEMATIAN ODHA
DAERAH UJI COBA DI 6 KAB/KOTA :
SURABAYA, MALANG KAB/KOTA, SIADOARJO,
MADIUN KOTA DAN BANYUWANGI
CAPAIAN KOLABORASI TB-HIV DARI 6
KAB/KOTA
(SURABAYA, SIDOARJO, KO MALANG, MALANG, BANYUWANGI DAN KO
MADIUN)
N URAIAN VARIABEL TH TH
O 2010 2011
1. PASIEN TB YG DIANJURKAN KE
VCT 62 336
2. PASIEN TB YG DIKONSELING HIV
27 267
3. PASIEN TB YG DITES HIV
24 267
4. PASIEN TB YG HIV (+)
7 21
5. ODHA YG DISKRINING GEJALA TB
286 1079
6. ODHA YG DIDIAGNOSIS TB
112 304
7. ODHA YG MENDAPAT OAT DAN ARV
43 190
PERMASALAHAN
&
RENCANA TINDAK
LANJUT
Issue-Issue Utama
terkait dalam layanan
kesehatan:
1. Perubahan Perilaku
2. Penularan penyakit yang
meningkat
3. Layanan kesehatan
4. Komitmen pengambilan
kebijakan
1. Perubahan Perilaku
Pencegahan Penularan IMS
&Pengetahuan
HIV masihmasyarakat
rendah
- Populasi pelajar dan Mahasiswa
rendah (Usia 15-24 tahun)
- Populasi paling berisko
Sikap dan perilaku populasi berisiko
- Penggunaan Kondom rendah
- Sharing Injection masih tinggi
Kesadaran untuk mengetahui status
HIV pada populasi berisiko
- Cakupan VCT : < 5%
- Tindak lanjut & dukungan pasca tes :
sulit
Persentase Penduduk Umur 15-24 Tahun yang Pernah
Mendengar HIV/ AIDS menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Persentase Penduduk Umur 15-24 Tahun dengan
Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS menurut
Provinsi, Riskesdas 2010
2. Penularan IMS dan HIV
Masih tinggi
Kecenderungan peningkatan:
Pengguna Napza Suntik
WPS, Waria dan LSL
Pelanggan Penjaja Seks
Ibu Rumah Tangga dan Anak

3. Keterbatasan layanan kesehatan


program penanggulangan HIV-
AIDS
Jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan
Keterjangkauan di semua kab/kota.
Penerapan Universal Precaution.
Sarana dan prasarana
Dukungan logistik
Jumlah tenaga kesehatan terlatih dan terampil.
4. Belum optimalnya Dukungan
Komitmen Pengambil
Kebijakan dan
Alokasi dana Masyarakat
pemerintah terbatas
terutama di Kab/Kota
Kemitraan, koordinasi LP/LS, swasta.
Isue-isue kontroversial :
Kondom100%.
Harm Reduction (layanan preventif bagi
penasun)
Peran/kontribusi berbagai sektor
strategis dalam merespons HIV.
Partisipasi masy. : pola hidup sehat
rendah risiko penularan.
Rencana Tindak lanjut
Pengembangan klinik IMS, VCT dan RS
rujukan ODHA (CST) di kab/kota di Jawa
Timur.
Dalam Koordinasi Komisi Penanggulangan
AIDS Provinsi Jawa Timur untuk
peningkatan sosialisasi dan peningkatan
penjangkauan kepada populasi risiko tinggi
Dinas Kesehatan Provinsi Jatim
memfasilitasi pendampingan program,
peningkatan SDM, pemenuhan buffer
logistik reagen IMS dan HIV serta obat ARV.
KESIMPULAN ....1
1.Kebijakan operasional program pengendalian HIV-
AIDS bidang kesehatan di Jatim meliputi:
penyelenggaraan dan pelaksanaan program
sesuai azas desentralisasi,
terjaminnya obat ARV dan reagensia, upaya
pencegahan, pengembangan layanan,
informed consent, konseling pre test dan post
test, prinsip kerahasian,
layanan tanpa diskriminasi dan menerapkan
keperpihakan kepada ODHA,
pendekatan harm reduction,
peningkatan dan jaga mutu layanan,
pengembangan layanan secara bertahap
didahului dengan assessment
KESIMPULAN ....2
2. Jawa Timur menduduki peringkat ke-1 di
Indonesia diikuti Papua, DKI Jaya dan Jabar
3. Jumlah di Jatim s/d September 2011, HIV (+) :
11.069 (40% atau dari estimasi) dan AIDS :
5.091 (45%) dengan 1.331 kasus diantarannya
meninggal (26%), Laki-laki : 3.405 (67%),
Wanita : 1.686 (33%), Kasus anak < 15 th = 146
(3%)
4. Faktor Penularan utama melalui seksual (58% )
dan NAPZA (24%);
5. Kasus AIDS pada IRT terus meningkat dari
tahun-ketahun dan melebihi PSK
KESIMPULAN ....3
6. Belum semua Kab/Kota di Jawa Timur memiliki layanan
untuk ODHAyang komprehensif sudah meningkat, namun
masih di 19 Kab/Kota.
7. Belum semua para pengambil kebijakan mempunyai
komitmen tinggi untuk berupaya mengendalikan HIV-AIDS
8. Keterbatasan dalam menjangkau populasi berisiko
tinggi,.
9. Masih kuatnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA,
sehingga ada kendala dalam menjangkau kelompok
berisiko tinggi untuk mengikuti konseling dan tes HIV
secara sukarela.
10.Dinkes Provinsi siap memfasilitasi pendampingan
program, peningkatan SDM sesuai kebutuhan,
pemenuhan buffer logistik reagensia HIV-IMS, dan obat
ARV
Trend Epidemi HIV dengan
berbagai cakupan program sampai
2020

PILIHAN ADA PADA WARNA BIRU,


MANA 80% POPULASI RISTI TERJANGKAU PROGRAM

Anda mungkin juga menyukai