11
granulasi yang terdapat di dinding rongga. Hifa mengikuti pola radial di dalam
fungus ball,
dan berkembang di dalam kavitas dimana dindingnya diselimuti dan dikikis oleh epitel
metaplasi dari saluran respirasi (Soedarsono & Widoretno, 2017). Aspergilloma merupakan
bentuk aspergillosis paru non-invasif. Infiltrat radang berada di dinding, dan tidak terjadi
invasi hifa pada
host immunocompeten.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang ditemukan bervariasi dapat asimptomatik sampai batuk darah yang
mengancam nyawa. Gejala klinis lain yang dapat muncul adalah batuk kronik, malaise,
penurunan berat badan, sesak
Soedarsono, & Widoretno, E. (2017). Aspergilloma pada Tuberkulosis Paru.
Jurnal Respirasi Vol. 3 No. 2 Mei 2017
, 58-65.
Patofifiologi
Hifa jamur Aspergillus memiliki bentuk yang berbeda dibanding jamur lainnya. Dengan
pewarnaan perak, akan terlihat hifanya bercabang 45o yang tumbuh pesat pada suhu tubuh
normal manusia. Sistem imun alamiah akan berusaha menyingkirkan spora mulai dari lapisan
mukosa dan gerakan silia pada saluran pernapasan. Selanjutnya, jika spora sudah terlanjur
masuk, akan ada perlawanan dari makrofag dan netrofil melalui fagositosis. Beberapa spesies
Aspergillus memproduksi metabolit toksin yang menghambat proses fagositosis ini.
Kortikosteroid (terutama pada penderita asma) juga akan melemahkan proses fagositosis ini.
Keadaan imunosupresi lainnya (mis. AIDS, penyakit granulomatosa kronik, imunosupresi
farmakologis) juga menyebabkan disfungsi atau menurunkan jumlah netrofil. Pada pasien
imunokompromais, invasi vaskular lebih sering terjadi dan menyebabkan infark, perdarahan,
serta nekrosis jaringan paru. Individu dengan CNPA umumnya akan mengalami
pembentukan granuloma dan konsolidasi alveolar yang di sela-selanya terdapat hifa.
Aspergilloma terbentuk dari kolonisasi noninvasif pada rongga atau kavitas yang
sudah ada sebelumnya, kista, bula, atau ektasis bronkus. Kondisi paling sering yang
mendasarinya yang adalah tuberkulosis, sarkoidosis, dan bronkiektasis. Penyebab lainnya
bisa berupa fibrosis kistik, spondilitis ankilosa, kista bronkogenik, pneumonokoniasis,
sekuestrasi pulmonal, keganansan dengan kavitas, dan pneumatokel sekunder karena
Pneumocystis carinii
pneumonia.1,7...…….……………………………………………...…………………….
Secara histologis, aspergiloma merupakan gambaran dari adanya fungus ball (misetoma),
yakni sebuah konglomerasi seperti massa dari hifa yang tumpang tindih dengan fibrin, debris
selular, mukus, dan produk darah lainnya. Misetoma ini dapat mengalami kalsifikasi menjadi
gambaran amorf atau seperti cincin dari foto toraks. Lebih dari setengan pasien aspergiloma
akan mengalami peningkatan presipitin serum