Anda di halaman 1dari 32

ASKEP LANJUT USIA

DG GANGGUAN KARDIOVASKULER

Suparno, Skep, Ns
Instalasi geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang
PENYAKIT KARDIOVASKULER
• Menurut Stieglitz (1954) penyakit yag banyak
pada lansia:
a. penyakit kardiovaskuler
b. penyakit endokrin dan metabolik
c. penyakit tulang dan sendi
d. penyakit keganasan
• Penyakit kardiovaskuler penyebab kematian
terbesar populasi > 65 th.
Perubahan anatomik pada jantung

• Penurunan elastisitas dinding aorta seiring


peningkatan usia.
• Hipertropi jantung; massa jantung bertambah
( +1 gr/th pada laki2, 1,5 gr/th pada wanita) pada
usia 30 – 90 th
• Daun katup aorta kaku bising sistolik
• Pada mitral bising sistolik, insufisiensi katup
mitral
• Atropi miokard, lesi fibrotik, infark
JANTUNG
MEMOMPA
DARAH DARI
DAN KE
SELURUH
TUBUH
Perubahan fisiologi jantung
• Penurunan pengatur irama inheren oleh SA
node
• Penurunan denyut jantung maksimum pada
latihan
• Penurunan COP
• Fungsi sistolik relatif tdk berkurang;
pengurangan peninggian fraksi ejeksi pada
latihan, CO dipertahankan dg penambahan
LVEDP (left ventricular end diastolic presure )
FUNGSI
JANTUNG
DIPENGARUHI
OLEH STATUS
VASKULARISASI
OTOT JANTUNG
( ARTERI
KORONARIA )
Gejala dan tanda penyakit jantung
pada lansia
• Nyeri daerah prekordial dan sesak napas
• Nyeri angina pectoris jarang ditemui,krn
iskemik pada koroner kecil dan ujung saraf
sesorik menurun.
• Rasa cepat lelah lebih sering terasa, sesak
malam hari >>
• Insomnia, sinkope/hipotensi sering
merupakan manifestasi dari penyakit jantung.
• Ekg, foto thorak dan echokardiografi penting
untuk memastikan gangguan jantung.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah
keadaaan dimana terjadi ketidakseimbangan
antara kebutuhan otot jantung atas oksigen
dengan penyediaan yang di berikan oleh
pembuluh darah koroner.
Penyakit jantung iskemik banyak dijumpai pada
usia 40-70 dg kematian 20 %
meningkatknya PJK erat kaitannya dengan
perubahan gaya hidup.spt minimnya aktivitas
fisik dan olah raga, kebiasaan konsumsi
makanan tinggi lemak, kolesterol, kurangnya
konsumsi sayur dan buah
Faktor Resiko PJK
• Usia ( pada laki2 > 45 th, permpn > 55 )
• Riwayat Penyakit jantung
• Diabetes
• Merokok
• Hipertensi
• kegemukan, obesitas
• Gaya hidup buruk, stress
Manifestasi klinis
• Nyeri, pada lansia kadang tidak khas atau
tak ada (silent iskemia)
• Sesak napas
• Kelelahan, pada lansia sering dianggap
biasa; proses penuaan
• Palpitasi, berdebar2
• Pusing, pingsan
Diagnostik
• Rekam EKG lengkap : T inverted, ST
depresi atau Q patologis
• Foto Thorak
• Kateterisasi
• Laboratorium ( Darah rutin, Kadar
enzym : CK, CKMB, Fungsi ginjal, Fungsi
hati, Lipid, Troponin T
Penatalaksanaan
• Mengatasi iskemia (obat vasodilator, nitrat,
beta blocker dsb)
• Obat diuretik, anti hiprtensi, anti kolesterol,
anti platelet dan simtomatis.
• Angioplasty koroner (PTCA)
• Bedah Bypas (CABG)
Diagnosa keperawatan
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.
• Intoleransi aktivitas berhubungan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan
iskemi pada miokard.
• Resiko terjadinya penurunan cardiac output
berhubungan dengan perubahan dalam rate,
irama, konduksi jantung, menurunya preload
atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Gagal Jantung Kongestif (CHF)

• CHF pada lansia ; prevalensi tinggi dangan


prognosis buruk
• Pada NYHA I-III: mortalitas 1 & 5 th
masing-masing 25 % & 52 %.
• Pada NYHA IV mortalitas 1 th 40-50 %
• Sindroma CHF terdiri atas:
Disfungsi ventrikel, aritmia cordis, intoleransi
latihan dan kongesti (sistemik / paru )
• Manifestasi klinik CHF:
Dyspneu, orthopneu, paroksismal nocturnal
dyspneu, edema, nokturia dan keluhan TGI.
Penatalaksanaan pada lansia
• Pemberian diuretika dan ACE inhibitor; dosis
disesuaikan dengan fungsi ginjal dan kadar
elektrolit.
• Pada disfungsi diastolik dapat diberikan
calsium antagonist, betabloker dan diuretika
• Pemberian digitalis pada disfungsi sistolik,
hati-hati karena efek toksik dekat sekali
dengan efek terapetik.
Terapi non farmakologik
• Diet rendah garam
• Pembatasan cairan
• Mengurangi berat badan
• Menghindari alkohol
• Manajemen stress
• Aktifitas fisik / latihan
Pengkajian keperawatan
• Biodata
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan dahulu
• Faktor pencetus
• Faktor resiko (hipertensi, dislipidemia, DM, krg
aktifitas )
• Aktifitas sehari-hari
Pengkajian keperawatan
• Biodata
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan dahulu
• Faktor pencetus
• Faktor resiko (hipertensi, dislipidemia, DM, krg
aktifitas )
• Aktifitas sehari-hari
• Pengkajian psikososial (keluarga,
aktifitas, konsep diri, Skor depresi)
• Pengkajian fungsional ( indeks katz,
indeks bartel )
Pemeriksaan fisik
• Kesadaran, TTV,
• Distensi vena jugularis >3cm
• Bising arteri karotis
• Pernapasan (frek, irama, ronkhi)
• Bising jantung (kegagalan PITTING EDEMA
pemompaan),
• Edema (paru, sistemik)
AUSKULTASI JANTUNG

23
MENGUKUR JVP
Pemeriksaan diagnostik
• Laboratorium (profil lipid, elektrolit, fungsi
ginjal, gula darah,BGA)
• Elektrokardiografi (iskhemik, LVH, Aritmia)
• Radiologi(edema alveolar, pelebaran vena
pulmonalis,pembesaran jantung)
• Echokardiografi
Masalah keperawatan
• Penurunan curah jantung b.d disfungsi
elektronik, mekanik jantung
• Pola napas tidak efektif b.d cemas menurunya
complience paru
• Bersihan jln napas tdk effektif b.d penumpukan
cairan pada alveoli, intersitial
• Ggn pertukaran gas b.d kegagalan difusi pada
alveoli.
• Gangguan keseimbangan cairan: kelebihan
vol cairan b.d menurunya aliran ke ginjal,
peningkatan tekanan aliran vena.
• Ggn nutrisi: kurang kebutuhan b.d
menurunnya intake akibat mual, muntah
sesak dan diet yang tidak sesuai.
• Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
• Dsb.
Perencanaan
Tujuan yg diharapkan:
• Curah jantung adekuat sesuai kebutuhan
pasien
• Komplikasi dapat dicegah / diatasi
• Aktifitas mencapai batas optimal
• Pasien mengerti tentang proses, prognosa
/pengobatan gagal jantung.
Intervensi
• Berikan posisi semi fowler
• Berikan lingkungan yang aman dan nyaman
• Berikan oksigen sesuai indikasi
• Monitor tanda-tanda vital
• Berikan obat-obatan sesuai indikasi
• Jelaskan tujuan , efek, efek samping obat yang
diberikan
• Monitor intake dan out put cairan
• Catat balance cairan 24 jam
• Berikan cairan sesuai kebutuhan
• Auskultasi paru adanya suara tambahan
• Auskultasi denyut jantung dan irama
• Moonitor dan catat suara jantung
• Monitor JVP, pulsasi perifer
• Ukur lingkaran perut ( ascites)
• Monitor warna kulit, kelembaban, sianosis
• Monitor EKG: aritmia
• Monitor tingkat kesadaran
• Kaji tingkat fungsional pasien (AKS)
• Berikan bantuan aktifitas sesuai indikasi
• Berikan makan sedikit tapi sering
• Berikan diet rendah garam dan lunak
• Monitor nilai laboratorium
• Dengarkan dan respon perasaan pasien
• Anjurkan menghindari aktifitas berlebihan
• Atur dan ajarkan pola aktifitas pasien,
tingkatkan sesuai kemampuan dan bertahap.

Anda mungkin juga menyukai