Anda di halaman 1dari 55

DEPARTEMEN ILMU LAPORAN KASUS

KESEHATAN ANAK JULI 2022


UNIVERSITAS BOSOWA

DEMAM BERDARAH
DENGUE (dbd)
Disusun Oleh :
Putu Rian Widianto
4521112028

Dokter Pembimbing:
dr. Hj. A. Hilda Novita, Sp.A
1

Laporan
01 kasus
Identitas pasien
 Nama : An. MLS
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 12 tahun
 Nama Ayah : Wiwing Mustafa
 Nama Ibu : Isdawati
 Tanggal Lahir : 17-04-2010
 Alamat : Jl. Landak, Kanal
 Tanggal masuk RS : 05-07-2021
 R. Perawatan : GED.C LT 3 PICU
 No.RM : 221804
Anamnesis
KELUHAN UTAMA Demam, mual muntah

ANAMNESIS TERPIMPIN

Pasien laki-laki berusia 12 tahun datang dengan keluhan demam terus


menerus 4 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa sakit kepala, nyeri
pada perut, mual, muntah 2-3x sehari sejak 4 hari yang lalu, pasien mengaku
mimisan 2x pada hari ke 4 demam, nafsu makan pasien menurun akhir akhir
ini, terakhir pasien buang air besar 4 hari lalu, pasien tidak mengalami flu
maupun sesak, dan buang air kecil kesan baik, Riwayat minum paracetamol
namun demam tidak turun.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Tidak Ada


STatus medis pasien
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Belum pernah
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama : Saudara kandung demam
Riwayat penyakit terdahulu : Tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat pemakaian obat terdahulu : ada paracetamol
Status Neonatal
Tempat lahir : RS/RB/Rumah
Ditolong oleh : dr/Bidan/Dukun
Lahir : Spontan/Sc/Vakum
Segera menangis : Ya/tidak

BCB/BKB/BLB
SMK/KMK/BMK
BBL : 3100 gr
PBL : 48 cm
Status medis pasien
Status Gizi :
ASI : Ya, Sampai 6 bulan

Status Tumbuh Kembang


Berbalik : 6 bulan
Gigi Pertama : 8 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 11 bulan
Jalan sendiri : 11 bulan
Bicara : 7 bulan

Status Imunisasi : Lengkap


Anak Ke 2 dari 3 bersaudara
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5

Status Gizi
Inspeksi Umum : Proporsi tubuh baik 

Data Antropometrik
BB : 40kg
TB : 145 cm
LK : 51 cm
LD : 69 cm
LP : 65 cm
Interpretasi
Usia 12 tahun, BB 40 kg ,TB 145 cm
BB/U : 100% (berat normal)
TB/U : 97% (perawakan normal)
BB/TB : 108% (gizi baik)
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital
Tekanan darah : 110/75 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 26x/menit
Suhu Badan : 38,9°C
Sp02 : 98%
Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephal Bibir : Kering (+), Pucat (+),
Muka : Simetris bilateral Sianosis (-)
Rambut : Hitam, distribusi rata, tidak Lidah : Tidak kotor
mudah tercabut Sel mulut : stomatitis (-)

Ubun-ubun besar : Sudah menutup Leher : Kaku kuduk (-)

Mata : Isokor, konjungtivitis (-), Kelenjar limfa : Tidak ada

reflek cahaya (+), icterus (-) pembesaran kelenjar


Gigi : Tidak ada caries
Hidung : Simetris, deformitas(-),
Tenggorok : Tidak ada hiperemis
Pernafasan cuping hidung (-), rinore (-)
Tonsil : T1/T1
Telinga : Tidak ada otore
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Paru
Bentuk : simetris kiri dan kanan, normochest
PP : Bentuk simetris, tidak ada retraksi
Jantung PR : fremitus taktil (+) kesan normal
PP : Iktus kordis tidak tampak PK : Sonor pada kedua lapang paru
PR : Thrill tidak teraba PD : bunyi nafas Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
PK :
Batas kiri : Ics V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : Ics IV linea parasternalis dextra
Batas atas : Ics II Linea parasternalis dextra
PD : Bunyi jantung I dan II murni regular,
murmur (-), Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Genitalia
PP : Datar, mengikuti gerakan nafas (+) Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
PD : peristalti kesan normal Ekstremitas : Akral hangat, Deformitas (-), CRT <2 dtk
PR : nyeri tekan (-) Kulit : Ikterik (-), Sianosis (-),
PK : Timpani Refleks Fisiologis :
KPR +/+ ,
APR +/+
BPR +/+ ,
TPR +/+
Reflex patologi : Tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Parameter 05 April 06 April 07 April 08 April 09 April Nilai Rujukan
2022 2022 2022 2022 2022
RBC 4.67 106/uL 4.38 106/uL 4.56 106/uL 4,92 106/uL 4.58 106/uL 4,50- 5,90
HGB 13.2 g/dl 12.3 g/dl 12.8 g/dl 13,7 g/dl 12,8 g/dl 14,0-17,5
HCT 40,6 % 42,1% 41,2 % % % 41,5-50,4
MCV 80.1 um3 80.4 um3 80.5 um3 80,9 um3 81,7 um3 80,0-96,1
MCH 28.3 pg 28.1 pg 28.1 pg 27,8 pg 27,9 pg 27,5-33,2
MCHC 36.0 g/dL 34.9 g/dL 34.9 g/dL 34.4 g/dL 34.2 g/dL 33,4-35,5
PLT 129 103/uL 95 103/uL 59 103/uL 73 103/uL 113 103/uL 172-450
PCT 0.12 % 0.09 % 0.06 % 0.07 % 0.12 % 0,17-0,35
MPV 9.5 um3 9.9 um3 10.4 um3 10.2 um3 10. um3 9,0-13,0
PDW 9.2 um3 10.3 um3 11.2 um3 11.9 um3 12.1 um3 9,0-17,0
WBC 103/uL 1.91 103/uL 2,74 103/uL ,13 103/uL 4,64 103/uL 4’11-11,30
resume
Pasien laki-laki berusia 12 tahun datang dengan keluhan demam terus menerus 4 hari
sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa sakit kepala, nyeri pada perut, mual, muntah 2-3x
sehari sejak 4 hari yang lalu, pasien mengaku mimisan 2x pada hari ke 4 demam, nafsu makan
pasien menurun akhir akhir ini, terakhir pasien buang air besar 4 hari lalu, pasien tidak
mengalami flu maupun sesak, dan buang air kecil kesan baik, Riwayat minum paracetamol
namun demam tidak turun.
Pemeriksaan fisik didapatkan kondisi kepala normocephal, bibir kering dan pucat, pada
auskultasi paru didapatkan bunyi pernafasan vesikuler, di keluarga pasien ada yang menderita
demam sebelumnya yaitu kakaknya
TERAPI

1. IVFD Asering 30 tpm


2. Paracetamol 400mg/8jam/IV
3. Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
4. Ondansetron 4mg/12jam/IV
5. Ranitidin 40mg/12 jam/IV
Diagnosa
Diagnosis
Demam Berdarah Dengue derajat II

Diagnosis Banding  :
- Demam Tifoid
- Malaria
- Campak
- Chikungunya
FOLLOW UP
Hasil Pemeriksaan
Tanggal Analisis Dan Tindak Lanjut Instruksi Dokter

S/ Demam (-), batuk (-), flu (-),


P/
muntah (-) , belum BAB sejak 3
- IVFD RL 30 tpm
hari yang lalu. BAK normal
- PCT 400mg/8 jam/iv
O/ :
- Ceftriaxone 1g/12
- KU : sakit sedang; Compos
jam/IV
Mentis
06-07-2022 - Ondansetron 4mg/12
- TD : 110/60 mmHg
jam/IV
- HR: 95x/menit
- Ranitidin 40mg/12
- RR: 24x/menit
jam/IV
- S : 37,3c
- Kontrol DR perhari
- SPO2 : 98%
A/ DBD
FOLLOW UP
Hasil Pemeriksaan
Tanggal Analisis Dan Tindak Lanjut Instruksi Dokter

S/ Demam (-), batuk (-), flu (-),


muntah (-) , belum BAB sejak 3 hari
P/
yang lalu. BAK normal
- IVFD RL 30 tpm
O/ :
- PCT 400mg/8 jam/iv
- KU : sakit sedang; Compos
- Ceftriaxone 1g/12 jam/IV
Mentis
07-07-2022 - Ondansetron 4mg/12
- TD : 116/65 mmHg
jam/IV
- HR: 80x/menit
- Ranitidin 40mg/12 jam/IV
- RR: 26x/menit
- Kontrol DR perhari
- S : 37,0c
- SPO2 : 98%
A/ DBD
FOLLOW UP
Hasil Pemeriksaan
Tanggal Analisis Dan Tindak Lanjut Instruksi Dokter

S/ Batuk (-), nyeri perut (+), mual


(+) , belum BAB, selera makan
menurun, BAK normal
O/ :
- KU : sakit sedang; Compos
P/
Mentis
08-07-2022 - Terapi lanjut
- TD : 105/59 mmHg
- Rencana pulang
- HR: 85x/menit
- RR: 24x/menit
- S : 36,9c
- SPO2 : 98%
A/ DBD
LANDAS
02 AN TEORI
DEFINISI
 Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit infeksi virus virus dengue,
 Manifestasi klinis bervariasi mulai demam 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan,
penurunan trombosit, adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma
 Ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau
Aedes albopictus

Tanto C. 2014
Kemenkes RI. 2017
Hadinegoro SR. 2014
EPIDEMIOLOGI
TAHUN
2019
112.954 kasus,
dengan jumlah
kematian sebanyak
751 orang

INDONESIA
TAHUN
2020 kasus
71.633 dan
jumlah kematian
sebanyak 459 orang

Kementrian Kesesehatan RI. 2020.


EPIDEMIOLOGI
10 provinsi yang melaporkan jumlah kasus terbanyak
Provinsi Jumlah Kasus
Jawa Barat 10.772
Bali 8.930
Jawa Timur 5.948
NTT 5.539
Lampung 5.135
DKI Jakarta 4.227
NTB 3.796
Jawa Tengah 2.846
Yogyakarta 2.720
Riau 2.255
Kementrian Kesesehatan RI. 2020.
etiologi
Virus Dengue

• Kelompok Arthopod Borne Virus

• Dikenal Genus Flavivirus, famili Flaviviricae

• Mempunyai 4 jenis serotipe yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4

• Serotipe dominan → DEN-3

Novrita B, Mutahar R, Purnamasari I. 2017


Siklus hidup nyamuk

Novrita B, Mutahar R, Purnamasari I. 2017


SIKLUS penularan nyamuk

Cecilia C, Sugianto JA, Cecilia C, Sugianto JA. 2019


PATOGENESIS

Permatananda, Pande Ayu Naya Kasih. 2020.


FAKTOR RISIKO
01 02 03
Umur Jenis kelamin nutrisi

04 05
Mobilititas 06
populasi penduduk lingkungan

07 08
Letak geografis musim
Novrita B, Mutahar R, Purnamasari I. 2017
KlASIFIKASI INFEKSI DENGUE
Infeksi virus dengue

Asimptomatik Simptomatik

Demam berdarah Expanded dengue syndrome


Demam tidak khas Demam dengue dengue (DBD) dengan / organopati
(Sindrom Infeksi Virus) kebocoran plasma (manifestasi tidak lazim)

Tanpa Dengan
DBD tanpa syok DBD dengan syok
perdarahan perdarahan
(Sindrom syok dengue (SSD))
MANIFESTASI KLINIS

Masa Inkubasi Fase Demam Fase Kritis Fase


(2 – 14 hari) (2 – 7 hari) (3 – 8 dari) Penyembuhan

Fase
Fase Demam
Fase Kritis
Penyembuhan
• Demam tinggi, mendadak
••• Penurunan
Keadaan
Eritema
suhu menjadi 37.5 –
kulit, umum membaik,
38°C atau kurang
•• Nafsu makan kembali,
Myalgia,
••
• Kebocoran
Nyeri retroorbital,
plasma →
Gejala gastrointestinal
Peningkatan hematokrit ≥ 20 % mereda
• Rasa sakit di seluruh tubuh,
• Status
dan hemodinamik stabil
Trombositopenia, Leukopenia
• Sakit kepala,
•• Diuresis
Anoreksia, Mualnormal
dan muntah
Kliegman, Robert., et al. 2016.
World Health Organization (WHO). 2015
Derajat keparahan dbd
DBD Derajat Tanda dan gejala Laboratorium
DBD I Demam dan manifestasi Trombositopenia <100.000
perdarahan (uji bendung positif) sel/mm3; peningkatan
dan tanda perembesan plasma hematokrit ≥20%
 

DBD II Seperti derajat I ditambah Trombositopenia <100.000


perdarahan spontan sel/mm3; peningkatan
hematokrit ≥20%

DBD III Seperti derajat I atau II ditambah Trombositopenia <100.000


kegagalan sirkulasi (nadi lemah, sel/mm3; peningkatan
tekanan nadi ≤ 20 mmHg, hematokrit ≥20%
hipotensi, gelisah, diuresis
menurun

DBD IV Syok hebat dengan tekanan darah Trombositopenia <100.000


dan nadi yang tidak terdeteksi sel/mm3; peningkatan
  hematokrit ≥20%
 

Hasan S, Jamdar SF, Alalowi M, Al Ageel Al Beaiji SM. 2016


diagnosis

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK PENUNJANG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
diagnosis
Anamnesis

• Onset demam
• Penilaian adanya keluhan nyeri perut, muntah persisten,
perdarahan mukosa, letargi dan adanya kegelisahan.
• Adanya perubahan status mental/ kejang nyeri kepala, nyeri otot
• Perdarahan dijumpai perdarah kulit dan mimisan
• Riwayat perjalanan ke daerah endemik dan kontak dengan
penderita DBD

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

• Penilaian status hidrasi


• Ditemukan hepatomegali dan kelainan fungsi hati
• Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena,
ataupun hematuria.
• Uji Tourniquet (uji Rumple Leed/ uji bendung)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
DIAGNOSIS
• Uji Turniquet (uji Rumple Leed/ uji bendung)
Hasil Uji Tourniquet dinyatakan positif (+) bila ditemukan ≥ 10 bintik perdarahan
(petekia), pada area dengan diameter 2,5 cm 2

Cara menghitung hasil uji torniquet Bintik-bintik perdarahan di bawah kulit


diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi
• Leukosit
• Trombosit
Pemeriksaan • Hematokrit
Laboratorium

• Pemeriksaan Hemaglutinasi Inhibisi (Haemaglutination Inhibition Test)


• Rapid test NS1
• ELISA (IgM/IgG) → Dengue Rapid Test
Pemeriksaan
Serologi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
DIAGNOSIS
Interpretasi Hemaglutinasi Inhibisi Interpretasi Rapid test NS1

• Infeksi primer, serum akut <l:20, • Hasil tes demam berdarah NS1 yang
serum konvalesens naik 4x atau lebih positif mengonfirmasi adanya infeksi
namun tidak melebihi l:1280 virus dengue.
• Infeksi sekunder, serum akut < I:20, • Hasil tes demam berdarah NS1 negatif
konvalesens 1:2560; atau serum akut belum tentu menyingkirkan
1:20, konvalesens naik 4x atau lebih kemungkinan infeksi. Pasien perlu
menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu
tes antibodi guna memastikan
kemungkinan paparan virus dengue.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
DIAGNOSIS
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Dengue Rapid Test

IgM IgG Interpretasi

Antibodi IgM → infeksi virus dengue


primer dan sekunder, (+) (-) Infeksi primer
Antibodi IgG → infeksi virus dengue
sekunder
(+) (+) Infeksi Sekunder
Pada infeksi primer IgG muncul pada
setelah hari ke-14, namun pada infeksi
sekunder IgG timbul pada hari ke-2.
(-) (+) Pernah Terinfeksi
20

diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan foto thorax, indikasi :


Dalam keadaan klinis ragu-ragu, curiga terdapat perembesan
plasma → efusi pleura
Pemeriksaan
Radiologi
2. USG: efusi pleura, ascites, kelainan (penebalan) dinding vesica
felea
KRITERIA DIAGNOSIS DBD
KRITERIA KRITERIA
KLINIS PENUNJANG
• Demam 2-7 hari , mendadak, tinggi, • Hemokonsentrasi, (terlihat dari
terus menerus peningkatan hematokrit >20%)
• Ada perdarahan spontan/ tourniquet (+) • Trombositopenia < 100.000/mm3
seperti petekie, purpura, ekimosis, • Ditemukan efusi pleura, asites
epistaksis, perdarahan gusi, • Hipoalbuminemia, hipopreteinemia
hematemesis dan atau melena
• Nyeri kepala, myalgia, artalgia, nyeri
Diagnosis klinis DBD : 2 kriteria klinis (+) trombositopenia dan
retroorbital hemokonsentrasi
• Pembesaran hati
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
Warning sign
Kriteria Klinis
● Demam turun, tapi keadaan memburuk

Warning Sign adalah tanda dan ● Nyeri perut


● Muntah persisten
gejala anak akan mengalami ● Letargi, gelisah
Sindrom Syok Dengue ● Pembesaran hepar > 2 cm
● Perdarahan mukosa
● Sakit tenggorokan, faring dan konjuntiva
Kriteria Laboratorium
● Peningkatan kadar hematokrit bersamaan
dengan penurunan cepat jumlah trombosit

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
23

Demam Berdarah Dengue dengan Syok


(Sindrom Syok Dengue/ SSD)
• Memenuhi kriteria Demam Berdarah Dengue
• Ditemukan adanya tanda dan gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi maupun yang
dekompensasi

Tanda dan gejala syok terkompensasi Tanda dan gejala syok dekompensasi
 Takikardia  Takikardia
 Kulit dingin  Hipotensi (sistolik dan diastolik turun)
 Anak gelisah  Nadi cepat dan kecil
 Waktu pengisian kapiler (capillary refill time/CRT) > 2 detik  Pernapasan Kusmaull atau hiperpnoe
 Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20  Penurunan perfusi otak
mmHg  Kulit lembap dan dingin
 Takipnea  Profound shock: nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
 Produksi urin (urine output) menurun terukur, sianosis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009
PERTOLONGAN PERTAMA
Antipiretik
Tirah baring selama
(Parasetamol 10-15 Kompres hangat
demam
mg/kgBB/ kali)

Bila terjadi kejang (jaga lidah


Oralit agar tidak tergigit, longgarkan
Konsumsi air minum
(1 sendok makan pakaian, tidak memberikan
(1-2 liter/hari) apapun lewat mulut selama
setiap 3 – 5 menit) kejang)

Hadinegoro, S. R., Kadim, M.,Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. G., 2012.
Arifputera A, dkk. 2014
TATALAKSANA
Prinsip umum terapi dengue ialah sebagai berikut:

1. Pemberian cairan kristaloid isotonik selama periode kritis, kecuali pada bayi usia <6
bulan yang disarankan mengggunakan NaCl 0,45%;
2. Penggunaan cairan koloid hiperonkotik, misalnya dekstran 40, dapat dipertimbangkan
pada pasien dengan kebocoran plasma yang berat, dan tidak ada perbaikan yang adekuat
setelah pemberian kristaloid;
3. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan rumatan (maintenance) ditambah
5% untuk dehidrasi. Jumlah tersebut hanya untuk menjaga agar volume intravaskular
dan sirkulasi tetap adekuat;
4. Durasi pemberian terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24-48 jam pada kasus
syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih dari 60- 72 jam;
5. Pemberian cairan selalu disesuaikan dengan kondisi klinis.

Hadinegoro, S. R., Kadim, M.,Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. G., 2012.
Arifputera A, dkk. 2014
ALGORTIMA
TATALAKSANA
DBD

Hadinegoro, S. R., Kadim, M.,Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. G., 2012.
Arifputera A, dkk. 2014
ALGORTIMA
TATALAKSANA
DBD
RAWAT INAP

Hadinegoro, S. R., Kadim, M.,Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. G., 2012. pulang
Arifputera A, dkk. 2014
ALGORTIMA
TATALAKSANA
DBD
DERAJAT I
DAN ii

Hadinegoro, S. R., Kadim, M.,Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. G., 2012.
Arifputera A, dkk. 2014
ALGORTIMA
TATALAKSANA
DBD
DERAJAT iii
DAN iv ATAU
Dengue dengan
Syok (dss)

Hadinegoro, S. R., Kadim, M.,Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. G., 2012.
Arifputera A, dkk. 2014
Komplikasi dan prognosis
KOMPLI PROG
KASI NOSIS

• Ensefalopati • Prognosis DBD → keterlambatan diagnosis dan


pengobatan yang tertunda atau tidak tepat.
• Kelainan ginjal
• Kematian 40-50% pasien dengan syok
• Edema paru
• Perawatan intensif yang memadai → kematian < 1%
• Kejang demam
kasus.
• Kematian disebabkan oleh hidrasi berlebihan atau
pendarahan intrakranial

Arifputera A, dkk. 2014


PENCEGAHAN

PENCEGAHA PENCEGAHAN PENCEGAHA


N PRIMER SEKUNDER N TERSIER

Prasetyani RD. 2015


Pencegahan primer
Upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau
mencegah orang yang sehat menjadi sakit

1. Pengendalian kimiawi → insektisida


2. Pengendalian hayati atau biologik → predator pemakan jentik
seperti ikan dan mina padi, bakteri, virus, fungi
3. Pengendalian lingkungan → program Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dan 4M

Prasetyani RD. 2015


Program Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN)
dan 4M

Prasetyani RD. 2015


PENCEGAHAN Sekunder

1. Melakukan diagnosis sedini mungkin dan memberikan


pengobatan
Tindakan yang berupaya untuk 2. menemukan penderita dbd dan segera melaporkan ke
menghentikan proses penyakit pada puskesmas dan dinas kesehatan
tingkat permulaan sehingga tidak 3. Penyelidikan epidemiologi penderita dbd, pemeriksaan
akan menjadi lebih parah. jentik, dan juga dimaksudkan untuk mengetahui adanya
kemungkinan terjadinya penularan lebih rumah
penderita, disertai penyuluhan

Prasetyani RD. 2015


PENCEGAHAN tersier
Mencegah kematian akibat penyakit demam berdarah dengue dan melakukan
rehabilitasi.

Upaya pencegahan ini dapat dilakukan sebagai berikut:


Membuat ruangan gawat darurat khusus untuk penderita DBD di setiap unit pelayanan kesehatan
terutama di puskesmas agar penderita dapat penanganan yang lebih baik, transfusi darah
penderita yang menunjukkan gejala perdarahan, mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa
(KLB).

Prasetyani RD. 2015


TERI
MA
KASI
H

Anda mungkin juga menyukai