Anda di halaman 1dari 14

CEDERA KEPALA

Muhammad Zuhdi
15-011
 Lesi yang dapat timbul pada trauma
kepala
• Kulit kepala robek atau mengalami perdarahan subkutan.
• Otot-otot dan tendon pada kepala mengalami kontusio.
• Perdarahan terjadi dibawah galea aponeurotika.
• Tulang tengkorak patah
• Gegar otak.
• Edema serebri traumatik.
• Kontusio serebri.
• Perdarahan subarahnoid.
• Perdarahan epidural
• Perdarahan subdural.
Klasifikasi
• BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
• Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tapi hanya
kehilangan fungsi otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca
cedera kepala.
• Kontusio serebri : kerusakan jaringan otak + pingsan > 10 menit atau
terdapat lesi neurologik yang jelas.
• Laserasi serebri : kerusakan otak yang luas + robekan duramater +
fraktur tulang Tengkorak terbuka.
• BERDASARKAN GCS:
• GCS : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bila ada lucid interval/
riwayat kesadaran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal
serebral + tanda-tanda vital.
• GCS 9-12 : Cedera kepala sedang periksa dan atasi gangguan nafas,
pernafasan dan sirkulasi, penurunan Kesadaran, pupil, tanda fokal
serebral, leher, cedera organ lain, CT scan kepala, obsevasi.
• GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel + perdarahan
intrakranial dengan GCS ringan /sedang.
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan kepala, mata, hidung, ekstremitas bila terdapat luka
diberikan penanganan, ukuran luka dicatat.
• Pemeriksaan neurologis : GCS, tanda tekanan intrakranial meningkat
(pusing/sakit kepala, muntah, kesadaran menurun, kadang kejang).
Pupil, defisit neurologis lain (lateralisasi, paresis saraf kranialis ).
• Rontgen kepala, CT scan otak
EPIDURAL HEMATOM
• Pengumpulan darah diantara tengkorak dg duramater. Biasanya
berasal dari arteri yang pecah oleh karena ada fraktur atau robekan
langsung.
• Gejala (trias klasik) :
1. Interval lusid.
2. Hemiparesis/plegia.
3. Pupil anisokor.
• Diagnosis akurat dengan CT scan kepala : perdarahan bikonveks atau
lentikulerdi daerah epidural.
Hematom Intraserebral
• Terkumpulnya darah secara fokal yg diakibatkan oleh regangan atau
rotasional terhadap pembuluh. Darah intraparenkim otak/ cedera
penetrans.
• Gambar khas lesi perdarah diantara neuron otak yang relatif normal.
Tepi bisa tegas/ tidak tergantung apakah ada oedem otak/tidak.
• Perdarahan intraserebral bisa timbul beberapa hari kemudian sesudah
trauma monitor dengan pemeriksaan Tanda vital, pemeriksaan
Neurologis, bila perlu CT scan ulang.
SUBDURAL HEMATOM
• Perdarahan yang mengumpul diantra korteks serebri dan duramater
dimana membuat regangan dan robekan vena-vena drainase yg
terdapat di rongga subdural antara Permukaan otak dg sinus duramater.
• Gejala klinik biasanya tidak terlalu hebat kecuali bila terdapat efek
massa.
• Berdasarkan kronologis SDH dibagi menjadi :
• SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.
• SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.
• SDH khronis : > 21 hari.
• gambaran CT scan kepala terdapat lesi hiperdens berbentuk bulan sabit
yg sering terjadi pada daerah yang berseberangan dengan trauma
(Counter Coup)
• Tindakan operasi dilakukan bila pdrh > 40 cc.
Bila komplikasi akut : gangguan Parenkim otak, gangguan Pembuluh
darah arteri.
• Bila tidak ada komplikasi disebabkan : atrofi otak menyebabkan
perdarahan dan putusnya vena, gangguan Pembekuan.
• Tindakan operasi dilakukan bila :
• Perdarahan berulang.
• Kapsulisasi.
• Lobulat (multilobulat)
• Kalsifikasi.
Subarachnoid Hematom
• Perdarahan fokal di daerah subarahnoid CT scan terdapat lesi
hiperdens yg mengikuti arah girus-girus serebri daerah yg berdekatan
dengan hematom.
• Gejala klinik = kontusio serebri.
• Penatalaksanaan : perawatan dengan medikamentosa dan tidak
dilakukan operasi
 EDEMA SEREBRI
• Tertimbunnya cairan yang berlebihan baik pada ruang inti atau ekstra
sel otak. (berbeda dengan pembengkaan otak karna tumor, abses)
• Penyebab secara umum karena meningkatnya kadar air di jaringan
Otak disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas pembuluh Darah
otak/ kerusakan sawar darah otak.
• Pembagian edema serebri :
1. Edema vasogenik : permeabilitas pembuluh darah ↑.
2. Edema sitotoksik : disebabkan karena jaringan saraf mengalami
hipoksia.
Fraktur Impresi
• Ada 2 macam fraktur impresi :
• Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan benda keras yang
mengakibatkan tulang kepala melesak kedalam dengan memberikan
tekanan/tidak terhadap parenkim otak tanpa mengakibatkan
robeknya kulit kepala dan hubungan dengan dunia luar.
• Impresi fraktur terbuka : impresi tulang kepala + robekan kulit kepala
dan tejadi hubungan dengan dunia luar, bila impresi hebat dapat
terjadi robekan pada duramater.
• pemeriksaan fisik dilakukan cermat untuk menentukan operasi
segera/ terencana atau konservatif.
PENATALAKSANAAN
• Airway, Breathing, Circulation.
• Membersihkan hidung dan mulut dari darah dan muntahan
• Melonggarkan pakaian yang ketat.
• Menghisap lendir dari mulut, tenggorok dan hidung.
• Bila ada gigi palsu sebaiknya dikeluarkan.
• Bila perlu pasang pipa endotrakhea atau lakukan trakheostomi
• O diberikan bila tidak ada hiperventilasi.
• Posisi tidur sebaiknya miring kecuali bila ada kecurigaan fraktur servikal.
• Pada CKB kepala ditinggikan 20-30º dg kepala dan dada dalam 1 bidang.
Jangan fleksi/ laterofleksi.
• Cairan : cc/hr. pada awal dapat diberikan cairan RL atau KaEn 3B. Bila terdapat
tanda edema serebri hati-hati dengan jumlah cairan Balans cairan !
• OPERATIF
• tergantung K.U pasien.
• Pada trauma tertutup :
1. Fraktur impresi.
2. EDH.
3. SDH akut
4. ICH
• Pd trauma terbuka :
1. Perlukaan kranioserebral, fraktur multipel, dura yg robek, + laserasi otak.
2. Liquorhoe (keluar cairan otak)
3. Pneumocephali (terisi udara).
4. Corpus alienum (benda asing).
5. Luka tembak pada kepala

Anda mungkin juga menyukai