• Cedera kepala :
trauma pada kulit kepala,tulang tengkorak /otak -- gangguan fungsi normal otak
akibat injury baik secara langsung maupuntidak langsung pada kepala (trauma tumpul/tajam)
deficit neorologis terjadi karena robekan subtansia alba, iskemia, dan pengaruh massakarena
hemorogik,serta edema serebral disekitar jaringan otak
Etiologi
1. Kecelakaan mobil
2. Perkelahian
3. Jatuh
4. Cedera olahraga
5. Dll
BAGAIMANA CIDERA KEPALA BISA TERJADI
• Benturan pada kepala dapat mengakibatkan pendarahan dan
pembengkakan otak yang meningkatkan tekanan di dalam
kepala. Peningkatan tekanan di dalam kepala tersebut menyebabkan
otak terdesak sehingga saraf-saraf di dalamnya rusak dan mengalami
gangguan.
• Otak dapat mengalami kerusakan secara langsung jika terjadi trauma
tembus atau penetrasi pada kepala, misalnya karena luka tusuk atau
luka tembak.
Macam Cidera
• Cidera primer adalah kerusakan akibat langsung trauma,misal fraktur tulang
tengkorak robeknya pembuluh darah, kerusakan jaringan otak.
• Cidera sekunder adalah kerusakan lanjutan karena cidera primer yang berlanjut
melampaui batas kompensasi ruang tengkorak.
• Cidera fokal -- akibat kerusakan setempat yang biasanya dijumpai pada kira-
kira separuh dari kasuscedera kepala berat (Sept. kontusi kortikal, hematom
subdural, epidural dan intraserebral)
• Cidera otak difus --disfungsi otak yang luas & tidak tampak secara mikroskopis,
melibatkan akson-akson (cedera aksional difusa)
Comosio Cerebri (Geger Otak)
• Komosio serebri yaitu disfungsi neuron otak sementara yang disebabkan
oleh trauma kapitis tanpa menunjukkan kelainan mikroskopis jaringan
otak.
• tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan fungsi.
• otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca C K .
• batang otak lebih menderita drpdfungsi hemisfer.
Klasifikasi Cidera Kepala
Cidera Kepala ringan (GCS 13-15)
• Pasien sadar dan menuruti perintag pemeriksa
• Tidak ada penurunan kesadaran atau kehilangan kesadaran <20 menit
• Tidak ada gangguan saraf
• Tidak ada muntah
• Pasien dapat mengeluh nyeri kepala atau pusing
Cidera Kepala sedang (GCS 9-12)
• Pasien tidak dapat atau dapat menuruti perintah pemeriksa, namun respon yang diberikan tidak sesuai
• Kehilangan kesadaran >20 menit dan <36 jam
• Amnesia post traumatik < 24 jam dan < 7 hari
• Muntah menyemprot
• Kejang
Cidera kepala berat (GCS 3-8)
• Pasien mengalami penurunan kesadaran yang progresif atau kehilangan kesadaran > 36 jam
• Amnesia post traumatik > 7 hari
• Tanda kerusakan saraf lokal (sesuai lokasi otak yang mengalami kerusakan, misalnya gangguan penglihatan,
gangguan nafas dan kelumpuhan.
Tanda dan Gejala Cidera Kepala
1. fisik/somatik: nyeri kepala, dizziness, nausea, vomitus
2. kognitif: gangguan memori, gangguan perhatian dan berfikir kompleks
3. emosional/kepribadian: kecemasan, iritabilitas
B
R
Y
BREATHING
S
U
R
V
E
Y
C CIRCULATION
D DISABILITY
Secondary Survey
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda
trauma, jejas, hematom, vulnus pada kepala atau
regio maksilofasial
4. Inspeksi tanda fraktur basis kranii
• Racoon’s eyes : periorbital ecchymoses
• Battle’s sign : postauricular ecchymoses
• CSF rhinorrhea/otorrhea
• Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius
eksternus
Informasi Penting
Usia dan mekanisme trauma status respirasi & kardiovaskuler kesadaran,
reaksi pupil, lateralisasi adanya trauma non serebral dan Hasil
pemeriksaan diagnostic sangat penting untuk dikaji.
Contoh Hasil CT Scan:
Penatalaksanaan di RS
• Penderita dgn GCS<13
Umum
Oksigen dgn masker
Pasang collar brace
Atasi hipotensi dengan RL atau NaCl 0,9% sampai tanda-tanda perfusi baik
Infus D51/2NS 30-40 cc/kgBB/24 jam
Posisi berbaring, kepala lebih tinggi 20° dari badan
Pasang NG tube untuk mengeluarkan isi lambung, mencegah aspirasi
Periksa kadar Hb dan gula darah
Observasi ketat : tiap 15 menit selama 6 jam pertama, dan 30 menit
selama 6 jam berikutnya (dicatat!!!)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cidera
Kepala
Pengkajian
1. Primary Survey: A,B,C,D
2. Secondary survey:
Riwayat kesehatan
pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostik: CT scan
Diagnosa Keperawatan
• Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d penghentian aliran darah oleh
(hemoragi, hematoma).
• Pola nafas tidak efektif b.d kerusakan neurovaskuler
• Perubahan persepsi sensori b.d trauma atau defisit neurologis
• Perubahan proses pikir b.d perubahan fisologis
• Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan persepsi atau kognitif. Resiko
tinggi infeksi b.d jaringan trauma.
Trauma Leher
• Semua kejadian trauma wajah dan dada harus dicurigai adanya
trauma leher
• Keberhasilan penanganan trauma leher sangat ditentukan oleh
penanganan awal pasien datang
Anatomi
• Pertama kali diklasifikasikan menjadi
3 zona dalam naskah terbitan
Monson et al Cook County Hospital
1969
• Zone I clavicula sampai pada cricoid
• Zone II cricoid sampai pada angulus
madibula
• Zone III Angulus mandibula sampai
pada basis cranii
Zona I Zona II Zona III
32
• intubasi atau cricothyrotomy
• Harus dianggap ada cervical spine injury sampai terbukti
sebaliknya
44
Trauma Spinal
• Penyebab
• Kecelakaan kederaan bermotor (50%)
• Jatuh (21%)
• Luka tembus(15%)
• Cedera olahraga(14%)
45
Trauma Spinal
• Penyebab
• Axial loading
• Flexion, hyperextension, hyperrotation
• Excessive lateral bending
• Distraction
46
Klasifikasi Trauma Spinal
• Sprains
• Strains
• Fractures
• Dislocations
• Sacral fractures
• Coccygeal fractures
• Cord injuries
Trauma Spinal
• Ketidakstabilan tulang belakang hanya dapat dinyatakan dengan
pemeriksaan klinis, radiologis, dan mekanisme trauma
Kecurigaan Trauma Spinal jika:
• Kejang • Trauma diatas clavicula
• Nyeri & parastesi di leher dan • Jatuh dari ketinggian 3x tinggi
lengan badan
• Nyeri leher • Jatuh dengan patah pada
• Tidak sadar ec cedera kepala kedua tumit
• Cedera akibat KLL dengan
kecepatan tinggi
48
Klasifikasi Spinal Cord Injuries
• Primer
• Timbul pada saat kejadian
• Sekunder
• Timbul lama kemudian akibat:
• Pembengkakan
• Iskhemi
• Pergerakan fragmen tulang kecil
49
Kompresi Spinal Cord
Cord Injuries
• Komosio (disfungsi neuron otak sementara)
• Kontusio (trauma benda tumpul yang menyebabkan
kerusakan jaringan)
• Kompresi
• Laserasi
51
Spinal Cord Lesions
Lesi (transections) spinal cord di klasifikasikan :
• Komplit (Complete): Biasanya ada fraktur atau dislokasi, Hilangnya rasa nyeri, tekanan
dan sensasi sendi, Paraplegi di bawah level trauma, Quadriplegia (Trauma pada cervical, Kehilangan
semua fungsi sensoris di bawah level trauma), Paraplegia (Level trauma pada Thorakal atau lumbal,
Kehilangan semua fungsi tungkai). Biasanya disertai Bradycardia, Hypotension, Priapism, Loss of sweating
and shivering, Loss of bowel and bladder control
52
Pra RS (Prehospital)
• Kecurigaan trauma spinal:
• Amati TKP
• Kinematik
• Riwayat kejadian
• Imobilisasi segera
• Oxygen
53
Dermatome
• Pedoman sederhana
• C2 - C4: Sekitar leher dan
dada sedikit di bawah
clavicula
• T4: putting susu
• T10: Umbilicus
• S1: tumit kaki
54
Trauma spinal
• Tidak adanya defisit neurologis tidak menjamin
tidak ada trauma spinal
55
Spinal Immobilization
Primary goal
Mencegah trauma lanjut
56
Rigid Cervical Collars
• Mencegah kompresi tulang belakang
• Mengurangi gerakan leher-kepala
• Tidak menjamin imobilisasi spinal yang adekuat
• Beberapa ukuran (ada yang adjustable)
• Pilih ukuran yang dapat mencegah fleksi/hiperekstensi
• Tidak boleh:
• Menghalangi mulut terbuka
• Menghalangi jalan nafas atau ventilasi
• Pakaikan setelah segaris tubuh dan kepala
57
Petunjuk Penatalaksanaan Umum
Resusitasi Emergensi (ABCDE)
Imobilisasi spinal
Pendekatan komprehensif
Asesmen Neurologis dan Radiologis
Selalu pikirkan adanya trauma ganda (neuroexam,
chest, abdomin, muskuloskeletal..)
Bedakan shock hemoragis dan neurologik
Koreksi pembedahan bila fraktur UNSTABLE
58
General Management Guidelines
External vs Internal stabilization