Anda di halaman 1dari 63

CEDERA KEPALA,

LEHER DAN TULANG


BELAKANG
OLEH
Ns. Fitri Mailani, M.Kep
Kuis dulu ya gaes…
• https://quizizz.com/join?gc=627055
Anatomi Eksternal Kepala
Anatomi Internal Kepala
Definisi Cidera Kepala
• Menurut Brain Injury Assosiation Of America (2001), cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan (benturan fisik dari luar,
yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

• Cedera kepala :
 trauma pada kulit kepala,tulang tengkorak /otak -- gangguan fungsi normal otak
 akibat injury baik secara langsung maupuntidak langsung pada kepala (trauma tumpul/tajam)
 deficit neorologis terjadi karena robekan subtansia alba, iskemia, dan pengaruh massakarena
hemorogik,serta edema serebral disekitar jaringan otak
Etiologi

1. Kecelakaan mobil
2. Perkelahian
3. Jatuh
4. Cedera olahraga
5. Dll
BAGAIMANA CIDERA KEPALA BISA TERJADI
• Benturan pada kepala dapat mengakibatkan pendarahan dan
pembengkakan otak yang meningkatkan tekanan di dalam
kepala. Peningkatan tekanan di dalam kepala tersebut menyebabkan
otak terdesak sehingga saraf-saraf di dalamnya rusak dan mengalami
gangguan.
• Otak dapat mengalami kerusakan secara langsung jika terjadi trauma
tembus atau penetrasi pada kepala, misalnya karena luka tusuk atau
luka tembak.
Macam Cidera
• Cidera primer adalah kerusakan akibat langsung trauma,misal fraktur tulang
tengkorak robeknya pembuluh darah, kerusakan jaringan otak.
• Cidera sekunder adalah kerusakan lanjutan karena cidera primer yang berlanjut
melampaui batas kompensasi ruang tengkorak.
• Cidera fokal -- akibat kerusakan setempat yang biasanya dijumpai pada kira-
kira separuh dari kasuscedera kepala berat (Sept. kontusi kortikal, hematom
subdural, epidural dan intraserebral)
• Cidera otak difus --disfungsi otak yang luas & tidak tampak secara mikroskopis,
melibatkan akson-akson (cedera aksional difusa)
Comosio Cerebri (Geger Otak)
• Komosio serebri yaitu disfungsi neuron otak sementara yang disebabkan
oleh trauma kapitis tanpa menunjukkan kelainan mikroskopis jaringan
otak.
• tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan fungsi.
• otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca C K .
• batang otak lebih menderita drpdfungsi hemisfer.
Klasifikasi Cidera Kepala
Cidera Kepala ringan (GCS 13-15)
• Pasien sadar dan menuruti perintag pemeriksa
• Tidak ada penurunan kesadaran atau kehilangan kesadaran <20 menit
• Tidak ada gangguan saraf
• Tidak ada muntah
• Pasien dapat mengeluh nyeri kepala atau pusing
Cidera Kepala sedang (GCS 9-12)
• Pasien tidak dapat atau dapat menuruti perintah pemeriksa, namun respon yang diberikan tidak sesuai
• Kehilangan kesadaran >20 menit dan <36 jam
• Amnesia post traumatik < 24 jam dan < 7 hari
• Muntah menyemprot
• Kejang
Cidera kepala berat (GCS 3-8)
• Pasien mengalami penurunan kesadaran yang progresif atau kehilangan kesadaran > 36 jam
• Amnesia post traumatik > 7 hari
• Tanda kerusakan saraf lokal (sesuai lokasi otak yang mengalami kerusakan, misalnya gangguan penglihatan,
gangguan nafas dan kelumpuhan.
Tanda dan Gejala Cidera Kepala
1. fisik/somatik: nyeri kepala, dizziness, nausea, vomitus
2. kognitif: gangguan memori, gangguan perhatian dan berfikir kompleks
3. emosional/kepribadian: kecemasan, iritabilitas

• Gambaran klinis secara umumpada trauma kapitis :


Pada kontusio segera terjadi kehilangan kesadaran
Pola pernafasan secara progresif menjadi abnormal
Responpupil mungkn lenyap.
Nyeri kepala dapat munculsegera/bertahap seiring dengan peningkatan TIK
Dapat timbul mual-muntah akibat peningkatan tekanan intracranial.
Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik
dapat timbul segera atau secara lambat.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Cidera Otak
• Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen dan glukosa
• Berat otak 2% dari BB tapi menerima 20% dari curah jantung
• 80% glukosa dan oksigen dikonsumsi oleh otak
• Cidera kepala berakibat lanjutan berupa gangguan suplai sel otak
terutama oksigen dan glukosa
• Sehingga cidera kepala harus terjamin kecukupan oksigen dengan
bebaskan airway dan oksigenasi
• Hukum Monroe Kelly (darah~CSF~parenkim)
• Ruang tengkorak tertutup dan volumenya tetap
• Volume dipengaruhi darah,liquor,dan parenkim otak
• Kemampuan kompensasi yang terlampaui akan berakibat kenaikan tek
intrakranial yang tinggi dan penurunan tekanan perfusi serebral(CPP)
• CPP=MAP-ICP
• Penurunan CPP<70 mmHg menyebabkan ischemik otak-> edema
sitostatik menyebabkan kerusakan seluler yang parah dan irreversible
Penatalaksanaan
Pre Hospital
• yaitu waktu dari terjadinya kecelakaan sampai dengan kedatangan di IGD juga
menentukan dalam outcome pasien cedera kepala.
• Waktu 6 – 12 jam setelah CKB, otak akan mengalami fase sistemik inisial
berupa penurunan TD, O2, temperatur, kontrol glukosa darah, status cairan,
infeksi dimana fase ini merupakan awal kematian.
• Pada fase ini telah terjadi cedera kepala sekunder dimana akan menyebabkan
iskemia otak yang akan menentukan outcome pasien cedera kepala
P
R
I
M
A
A
AIRWAY & C-SPINECONTROL

B
R
Y
BREATHING
S
U
R
V
E
Y
C CIRCULATION

D DISABILITY
Secondary Survey
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda
trauma, jejas, hematom, vulnus pada kepala atau
regio maksilofasial
4. Inspeksi tanda fraktur basis kranii
• Racoon’s eyes : periorbital ecchymoses
• Battle’s sign : postauricular ecchymoses
• CSF rhinorrhea/otorrhea
• Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius
eksternus
Informasi Penting
Usia dan mekanisme trauma status respirasi & kardiovaskuler kesadaran,
reaksi pupil, lateralisasi adanya trauma non serebral dan Hasil
pemeriksaan diagnostic sangat penting untuk dikaji.
Contoh Hasil CT Scan:
Penatalaksanaan di RS
• Penderita dgn GCS<13
Umum
Oksigen dgn masker
Pasang collar brace
Atasi hipotensi dengan RL atau NaCl 0,9% sampai tanda-tanda perfusi baik
Infus D51/2NS 30-40 cc/kgBB/24 jam
Posisi berbaring, kepala lebih tinggi 20° dari badan
Pasang NG tube untuk mengeluarkan isi lambung, mencegah aspirasi
Periksa kadar Hb dan gula darah
Observasi ketat : tiap 15 menit selama 6 jam pertama, dan 30 menit
selama 6 jam berikutnya (dicatat!!!)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cidera
Kepala
Pengkajian
1. Primary Survey: A,B,C,D
2. Secondary survey:
Riwayat kesehatan
pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostik: CT scan
Diagnosa Keperawatan
• Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d penghentian aliran darah oleh
(hemoragi, hematoma).
• Pola nafas tidak efektif b.d kerusakan neurovaskuler
• Perubahan persepsi sensori b.d trauma atau defisit neurologis
• Perubahan proses pikir b.d perubahan fisologis
• Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan persepsi atau kognitif. Resiko
tinggi infeksi b.d jaringan trauma.
Trauma Leher
• Semua kejadian trauma wajah dan dada harus dicurigai adanya
trauma leher
• Keberhasilan penanganan trauma leher sangat ditentukan oleh
penanganan awal pasien datang
Anatomi
• Pertama kali diklasifikasikan menjadi
3 zona dalam naskah terbitan
Monson et al Cook County Hospital
1969
• Zone I clavicula sampai pada cricoid
• Zone II cricoid sampai pada angulus
madibula
• Zone III Angulus mandibula sampai
pada basis cranii
Zona I Zona II Zona III

1. Trakea inferior dan 1. laring, hypopharing 1. Pharing


esophagus 2. arteri carotis communis 2. arteri carotis
2. Pembuluh darah dasar 3. arteri carotis interna 3. arteri vertebralis
leher: Trunkus dan externa 4. vena jugularis interna
brachiocephalica , arteri 4. vena jugularis interna
subclavia, arteri carotis 5. nervus cranialis 10, 11,
communis, trunkus dan 12,
thyrocervicalis 6. medula spinalis
3. ductus thoracicus
4. glandula thyroid
5. medula spinalis
Tipe trauma leher
- Trauma tajam leher
Luka tembak
Luka tusuk

- Trauma tumpul leher


Kecelakaan kendaraan bermotor
Luka karena olahraga
Tercekik
Pukulan

32
• intubasi atau cricothyrotomy
• Harus dianggap ada cervical spine injury sampai terbukti
sebaliknya

Trauma leher Zone I biasanya disertai trauma thorak


 pneumothorak
 hemopneumothorak
 tension pneumothorak

Luka tusuk hanya boleh diambil di OK.


• Didapatkan dari saksi atau pasien
• Mekanisme injuri
• Perkiraan blood loss
• Kemungkinan trauma thorax atau abdominal
• Neurologic history
Anamnesis
• Riwayat trauma
• Perubahan suara
• Dysphagia
• Odynophagia
• Kesulitan menelan
• Nyeri leher depan
Pemeriksaan fisik
• Stridor
• Suara parau
• Emfisema subcutan (Udara terdapat di bawah
jaringan kulit)
• Hemoptysis
• Kelemahan dan nyeri tekan laring, ecchymosis,
edema
• Kartilago thiroid tidak simetris
• luka vascular, cervical spine, esophagus
• Krepitasi
Pemeriksaan diagnostic/penunjang
• Lab :Cross-match, Darah Lengkap, Kimia darah, UL, FH, BGA
• Laryngoscopy
• C-spine Rx
• CT scan
• Endoscopic
• Angiography dan contrast esophagograms
• Surgical Exploration
Emerg Med Austalasia
Algoritma tata laksana trauma tajam leher

Mansour et al 1991 retrospective study


Zone I
• Sebelum naik ke OK kondisi pasien harus benar-benar dipastikan karena
tingkat kematian yang tinggi
• Konsul kepada BTKV
• 4 vessel Angiography dianjurkan karena mengidentifikasi cedera
intraoperatif relatif susah
Zone II
• Sebagian besar carotid injury terjadi disini
• penelitian menunjukkan CT Angiografi Lebih berguna dan sebanding
dengan angiografi konvensional dalam evaluasi vaskular inj.
Zone III
• Jika curiga ada cidera vaskuler dibutuhkan CT angiografi segera
• Pharyngoscopy dilakukan untuk menghilangkan curiga trauma
aerodigestive
Trauma Tulang Belakang
1. Berat lesi Medulla Spinalis (MS) tidak berhubungan erat dengan
derajat deformasi tulang. Tapi ditentukan oleh beratnya
gangguann fungsi sist.saraf
2. Tindakan ditempat kejadian (kecelakaan) dan metode
transportasi berpengaruh besar terhadap prognosa
3. Trauma MS harus dicurigai pada setiap kecelakaan (aksiden) pd
penderita yang menurun kesadarannya
Anatomi Spinal Column
• 33 vertebrae
• 7 cervical
• 12 thoracic
• 5 lumbar
• 5 sacrum (fused)
• 4 coccyx (fused)

44
Trauma Spinal
• Penyebab
• Kecelakaan kederaan bermotor (50%)
• Jatuh (21%)
• Luka tembus(15%)
• Cedera olahraga(14%)

• 40%korban dengan defisit neurologis yang menetap

45
Trauma Spinal
• Penyebab
• Axial loading
• Flexion, hyperextension, hyperrotation
• Excessive lateral bending
• Distraction

• Trauma stabil dan tidak stabil tergantung pada:


• Beratnya struktur yang rusak
• Struktur yang masih baik

46
Klasifikasi Trauma Spinal
• Sprains
• Strains
• Fractures
• Dislocations
• Sacral fractures
• Coccygeal fractures
• Cord injuries
Trauma Spinal
• Ketidakstabilan tulang belakang hanya dapat dinyatakan dengan
pemeriksaan klinis, radiologis, dan mekanisme trauma
Kecurigaan Trauma Spinal jika:
• Kejang • Trauma diatas clavicula
• Nyeri & parastesi di leher dan • Jatuh dari ketinggian 3x tinggi
lengan badan
• Nyeri leher • Jatuh dengan patah pada
• Tidak sadar ec cedera kepala kedua tumit
• Cedera akibat KLL dengan
kecepatan tinggi

48
Klasifikasi Spinal Cord Injuries
• Primer
• Timbul pada saat kejadian

• Sekunder
• Timbul lama kemudian akibat:
• Pembengkakan
• Iskhemi
• Pergerakan fragmen tulang kecil

49
Kompresi Spinal Cord
Cord Injuries
• Komosio (disfungsi neuron otak sementara)
• Kontusio (trauma benda tumpul yang menyebabkan
kerusakan jaringan)
• Kompresi
• Laserasi

• Keparahan trauma tergantung:


• Berat dan jenis penyebab
• Waktu kejadian sampai pertolongan

51
Spinal Cord Lesions
Lesi (transections) spinal cord di klasifikasikan :
• Komplit (Complete): Biasanya ada fraktur atau dislokasi, Hilangnya rasa nyeri, tekanan
dan sensasi sendi, Paraplegi di bawah level trauma, Quadriplegia (Trauma pada cervical, Kehilangan
semua fungsi sensoris di bawah level trauma), Paraplegia (Level trauma pada Thorakal atau lumbal,
Kehilangan semua fungsi tungkai). Biasanya disertai Bradycardia, Hypotension, Priapism, Loss of sweating
and shivering, Loss of bowel and bladder control

• Tidak Komplit (Incomplete): Central cord syndrome: Biasanya akibat trauma


hiperekstensi atau fleksi leher, Gangguan motorik lebih besar di ekstremitas
superior dibanding di ekstremitas inferior. Tanda dan gejala: Paralisis lengan,
Sacral sparing.

52
Pra RS (Prehospital)
• Kecurigaan trauma spinal:
• Amati TKP
• Kinematik
• Riwayat kejadian

• Imobilisasi segera

• Oxygen

• Koreksi kebutuhan cairan

53
Dermatome
• Pedoman sederhana
• C2 - C4: Sekitar leher dan
dada sedikit di bawah
clavicula
• T4: putting susu
• T10: Umbilicus
• S1: tumit kaki

54
Trauma spinal
• Tidak adanya defisit neurologis tidak menjamin
tidak ada trauma spinal

• Sanggup berjalan tidak berarti cedera spinal aman

55
Spinal Immobilization
Primary goal
 Mencegah trauma lanjut

Menanangi tulang belakang dari kepala sampai bokong


(head to pelvis)

Imobilisasi secara lengkap

Dimulai saat initial assessment

56
Rigid Cervical Collars
• Mencegah kompresi tulang belakang
• Mengurangi gerakan leher-kepala
• Tidak menjamin imobilisasi spinal yang adekuat
• Beberapa ukuran (ada yang adjustable)
• Pilih ukuran yang dapat mencegah fleksi/hiperekstensi
• Tidak boleh:
• Menghalangi mulut terbuka
• Menghalangi jalan nafas atau ventilasi
• Pakaikan setelah segaris tubuh dan kepala

57
Petunjuk Penatalaksanaan Umum
Resusitasi Emergensi (ABCDE)
Imobilisasi spinal
Pendekatan komprehensif
Asesmen Neurologis dan Radiologis
Selalu pikirkan adanya trauma ganda (neuroexam,
chest, abdomin, muskuloskeletal..)
Bedakan shock hemoragis dan neurologik
Koreksi pembedahan bila fraktur UNSTABLE

58
General Management Guidelines
External vs Internal stabilization

CharlesASjuntak, dr, SpOT, MPd 59


60

Anda mungkin juga menyukai