b. Pengkajian Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji yaitu:
1) Respon keluarga terhadap pasien
2) Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
3) Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4) Kapasitas dan sistem pendukung yang ada
5) Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
6) Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan
yang terjadi
c. Pengkajian Lingkungan
Hal-hal yang perlu dikaji yaitu:
1) Sumber daya yang ada
2) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3) Kesediaan untuk memenuhi kebutuhan
4) Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan
d. Faktor Pendukung
1) Biologis :Genetik, Status nutrisi
2) Psikologis : Pengetahuan, kemampuan, moral, personal, pengalaman.
3) Sosial Budaya : Umur, gender, pendidikan, budaya, kepercayaan,
e. Faktor Pencetus
1) Biologis : Neroanatom, Nerofisiologi, Nerokimia, Tingkat kematangan dan
perkembangan organik
2) Psikologis : Peran ayah, interaksi ibu-anak (rasa percaya dan rasa nyaman),
persaingan antara saudara kandung, inteligensi, hubungan dalam keluarga,
pekerjaan, permainan, dan masyarakat. kehilanga mengakibatkan kecemasan,
depresi, rasa malu dan rasa salah, konsep diri, pengertian identitas diri
sendiri, ketermpilan, bakat dan kreativitas, keterampilan bakat, dan kreativitas,
Pola adaptasi dan pembedahan sebagai reaksi terhadap bahaya, tingkat
perkembangan emosi.
3) Sosio-budaya : Kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat ekonomi,
pengaruh rasis dan agama, masalah kelompok minoritas, prasangksa dan
fasilitas kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan yang tidak memadai.
4) Penilaian respon terhadap stres
a) Afektif : Perasaan sedih, marah, takut, seang,rasa tidak
berdaya, putus asa, merasa sendirian)
b) Kognitif : Tidak mau berkonsentrasi, menyalahkan diri sendiri,
hilang perhatian, ilusi, bingung, ragu-ragu.
c) Psikologi : Peningkatan (gangguan pencernaan, lemas, letih,
lesu, pusing, perubahan berat badan .
d) Tingkah laku : Menarik diri, gangguan tingkat aktivitas, mudah
marah, menangis, dan tersinggung.
5) Sumber koping
a. Dukugan sosial : Mencari dukungan sosial seperti meminta kepada
keluarga, teman, tetangga.
b. Ekonomi : Ketersediaan materi
c. Kemampuan personal : Kemampuan untuk mengatasi yang terjadi
sebelumnya.
2. Diagnosis keperawatan
Menurut (Doenges et al., 2013) diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini
yaitu : Stress berlebihan berhubungan dengan stresor yang intens atau berulang (
penyakit kronis, penyakit terminal ).
a Koping tidak efektif ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stressor,
ketidakadekuatan strategi koping dan krisis situasional
b Ketidakberdayaan berhubungan dengan program perawatan/pengobatan yang
kompleks atau jangka panjang
c Keputusasaan berhubungan dengan stres jangka panjang dan penurunan kondisi
fisiologis
3. Intervensi Keperawatan
SLKI SIKI
Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami (mis. ansietas,
marah, sedih)
Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
dan pola respon yang biasa
digunakan
Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang tepat
4. Kolaborasi
Anjurkan mengungkaokan
perasaanterhadap kondisi dengan
realistis
Anjurkan mempertahankan
hubungan(mis. menyebutkan nama
orang yang dicintai)
Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan orang
lain
Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan
orang lain
4. Pelaksanaan
Menurut Dochterman dan Bulechek, (2004) penatalaksanaan yang dilakukan
a. Dukungan emosianal pada pasien dengan
1) Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan cemas, marah atau sedih
2) Medengarkan ekspresi perasaan pasien
3) Merangkul atau sentuh pasien dengan penuh dukungan
b. mengevaluasi tingkat depresi pada pasien
c. mendiskusikan situasi atau kondisi pasien dengan cara yang sederhana
d. melakukan pemberian non-farmakologi dengan metode penerapan terhadap penyakit yang diderita
5. Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan ,pasien akan menunjukan penurunan tingkat setres.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu untuk mengontrol diri.
c. Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat melakukan terapi mmandiri atau meminta bantuan keluarga