Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI DAN FISIOLOGI TENGGOROKAN

Nur Diana
Botha Wikrama
DM Kelompok F
2014

RSUD Bojonegoro Dr. R.


Sosodoro Djatikoesoemo
ANATOMI FARING
OROFARING
- Terdapat disebelah dorsal dari kavum oris yang dihubungkan
dengan kavum oris oleh ismus fausium
NASOFARING - Batas – batas :
Atas : palatum mole
- Letak paling tertinggi diantara bagian lain dari faring
Bawah : tepi atas epiglotis
- Tepatnya di sebelah dorsal kavum nasi dan dihubungkan dengan kavum
Belakang : vertebra servikal
nasi oleh koane
Depan : ismus fausium
- Batas batas :
Lateral : m.konstriktor faring superior
atas : basis kranii

bawah : palatum mole

belakang : vertebra servikalis


HIPOFARING
depan : koane
Bagian paling kaudal dari faring
lateral : ostium tuba Eustachius , torus tubarius, fossa
Letak sangat berdekatan dengan laring
Rosenmuler (resesus faringeus)
Batas – batas :
- Pada atap dan dinding belakang nasofaring terdapat adenoid atau tonsil
atas :tepi atas epiglottis
faringal
bawah :introitus esofagus
belakang :vertebra servikalis
depan :laring
ANATOMI TONSIL

Tonsil

Massa yang terdiri dari jaringan limfoid


dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan
kriptus di dalamnya terdapat tiga macam
tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid),
tonsil palatina, dan tonsil lingual yang
ketiga- tiganya membentuk lingkaran
yang disebut cincin Waldeyer
Ketiga macam tonsil ini satu sama lain dihubungkan oleh jaringan limfe,
sehingga membentuk suatu lingkaran mengelilingi lumen yang disebut

Waldeyer’s ring

• Pertahanan terhadap
kuman patogen
• Penghasil antibodi
spesifik (Ig)
• Penghasil limfosit
• Berperan terhadap proses
imunologis
TONSILITIS

Akut

Tonsilitis
Membranosa

Kronik
PERDARAHAN FARING

Faring menerima supply darah melalui

• Cabang A. Karotis Eksterna (cabang


A. Faring Asenden, A. Fasial, A.
maksilaris, A. lingual, A. tiroid
superior)
FISIOLOGI FARING

Faring merupakan persimpangan jalan proses menelan & pernafasan. Dimana dilalui
udara dari hidung ke laring dan makanan dari rongga mulut ke esofagus.

Fungsi faring terutama untuk pernafasan, menelan, resonansi suara dan artikulasi.

PROSES MENELAN

Fase Oral Fase Faringeal Fase Esofageal

Volunter
Involunter (Reflek)
(Sadar/disengaja)
F Terjadi secara sadar

A Makanan yg telah dikunyah dan bercampur dengan liur makanan akan

S membentuk bolus makanan

E Bolus bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah
akibat kontraksi otot intrinsik lidah

O Kontraksi M. levator veli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum


lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior

R
faring (Passavant’s ridge) terangkat pula

A Karena lidah terangkat ke atas, sehingga bolus akan terdorong ke posterior

L Bersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi M.


levator veli palatini

Selanjutnya terjadi kontraksi M.Palatoglosus yang menyebabkan Ismus fausium


tertutup, diikuti oleh kontraksi M.Palatofaring, sehingga bolus makanan tidak
akan berbalik ke rongga mulut
FASE FARINGEAL

Terjadi secara refleks pada fase oral, yaitu Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian
perpindahan bolus makanan dari faring ke aliran udara ke laring karena refleks yang
esofagus. menghambat pernapasan

Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi M.Stilofaring,


Sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran
M.Salfingofaring,
napas
M.Tirohioid dan M.Palatofaring

Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter


Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus,
laring, yaitu Plika Ariepiglotika, Plika Ventrikularis dan Plika Vokalis
karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus
tertutup karena kontraksi M.Ariepiglotika dan M.Aritenoid obliqus
FASE ESOFAGEAL
• Fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke lambung
• Dalam keadaan istirahat introitus esofagus selalu tertutup

Karena ada rangsangan bolus


Selanjutnya bolus makanan akan
makanan pada akhir fase faringeal,
didorong ke distal oleh gerakan
maka akan terjadi relaksasi m.
peristaltik esofagus
krikofaring

Adanya kontraksi dari m.konstriktor


Sehingga introitus esofagus terbuka faring inferior pada akhir fase
dan bolus makanan masuk ke faringeal, mempengaruhi gerakan
dalam esofagus. bolus

di bagian esofagus atas

Setelah bolus makanan lewat, maka


Sehingga makanan tidak akan
sfingter akan berkontraksi lebih
kembali ke faring. Refluks dapat
kuat, melebihi tonus introitus
dihindari
esofagus pada waktu istirahat
FARINGITIS

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lainnya

Viral

Faringitis spesifik
Faringitis kronik
Faringitis akut

Faringitis
Bacterial Kronik hiperplastik
tuberculosis

Fungal kronik atrofi Faringitis luetika

Gonore
ANATOMI LARING

Laring mempunyai bentuk sebagai piramid segitiga


dengan puncak dibawah yaitu kartilago krikoid

Dibentuk oleh kerangka yang terdiri dari tulang rawan


(kartilago) dan jaringan lunak sebagai pembungkus

Kerangka tulang rawan 9 biji, 4 biji sebagai kerangka


pokok dan 5 biji merupakan kerangka tambahan atau
penyokong, jaringan lunak pembungkus terdiri atas
mukosa, otot-otot, pembuluh darah, saraf dan lain-lain.
Struktur Rangka Laring

 Os hioid

 Kartilago tiroid

 Kartilago krikoid

 Kartilago epiglotis

 Kartilago aritenoid

 Kartilago kornikulata

 Kartilago kunaeiformis
• Ligamen dan membran
• Membran tirohyoid
• Membran krikotrakeal
• Ligamen hyoepiglotik
• Ligamen thyroepiglotik
OTOT – OTOT LARING

• Otot-otot ekstrinsik terletak :


Diatas tulang hioid (suprahioid)
• m. digastrikus
• m.geniohioid
• m.stilohioid dan
• m.milohioid
Di bawah tulang hioid (infrahioid):
• m.sternohioid
• m.omohioid dan
• m.tirohioid
• Otot-otot intrinsik :
Bagian lateral laring
• m.krikoaritenoid lateral
• m.tiroepiglotika
• m.vokalis
• m.tiroaritenoid
• m.ariepiglotika dan
• m.kriko­tiroid

Bagian posterior
• m.aritenoid transversum
• m.aritenoid oblik dan
• m.krikoaritenoid posterior.
SISTEM PERDARAHAN LARING

• Pendarahan untuk laring terdiri


dari 2 cabang :
• A. Laringis superior merupakan
cabang dari a.tiroid superior
• A. Laringis inferior merupakan
cabang. dari a.tiroid inferior
FISIOLOGI LARING

PROSES BERBICARA

Proteksi Jalan
Respirasi Fonasi
Nafas
PROTEKSI
Untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea

Kontraksi otot-otot
Kartilago aritenoid kiri dan
ekstrinsik laring >>
kanan mendekat karena
pengangkatan laring
aduksi otot- otot intrinsik
keatas

Karena aduksi plika


Penutupan aditus laring
vokalis

Kartilago aritenoid
bergerak ke depan
(kontraksi M.Tiroaritenoid
Penutupan rima glotis
& M.Aritenoid) &
M.Ariepiglotika berfungsi
sebagai sfingter.
FONASI
Laring sebagai fonasi - dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada

Ketegangan Plika Vokalis

Penutupan rima glKontraksi


serta mengendornya plika
Plika vokalis aduksi
vokalis akan menentukan tinggi
rendahnya nadaotis

(M.krikotiroid akan merotasikan


Kartilago tiroid ke bawah & ke Sebaliknya kontraksi m.
depan, menjauhi Kartilago krioaritenoid akan mendorong
aritenoid) bersamaan kartilago arotenoid ke depan
(M.Krikoaritenoid posterior sehingga plika vokalis akan
akan menahan atau menarik mengendor
Kartilago aritenoid ke belakang
• Disfonia istilah umum gangguan suara
yang disebabkan kelainan pada organ-
organ fonasi, terutama laring, baik yang
bersifat organik maupun fungsional.
• Laringitis akut : radang akut laring

• Laringitis kronis : radang kronis laring


disebabkan oleh sinusitis kronis, deviasi
septum yang berat, polip hidung atau
bronchitis kronis.
• Nodul pita suara : penyalahgunaan
suara dalam waktu lama, seperti pada
seorang guru, penyanyi dan sebagainya
ANATOMI ESOFAGUS

• suatu organ silindris berongga dengan panjang pada orang dewasa


sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm saat kosong dan 3 cm saat
berisi makanan.
• Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm.
• Ujung bagian atas pada tulang rawan krikoid (vertebra servikal 6) dan
bagian bawah pada orifisium kardia (vertebra torakal 10).
• Terdapat 2 sfingter : sfingter esofagus bagian atas (m. krikofaringeus)
dan sfingter esofagus bagian bawah
ABSES LEHER DALAM

• Abses leher dalam merupakan nyeri tenggorok dan demam yang disertai
dengan terbatasnya gerakan membuka mulut dan leher.

• Abses peritonsil, abses retrofiring, abses parafaring, abses submandibular,


angina ludovici
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai