KASUS MEDIK
EFUSI PLEURA ET CAUSA TUBEKULOSIS PARU
Diajukan kepada :
dr. Ike Indrayani
dr. Arief Tajally Adhiatma
: Tuberkulosis Paru
Tanggal (kasus)
: 1 Februari 2013
Pendamping
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik
Manajemen
Masalah
T Istimewa
Remaja
Dewasa
Neonatus
Bayi
Anak
Tinjauan Pustaka
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Wanita 75 th, batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu.
Tujuan:
Menegakkan diagnosis dan menetapkan manajemen Dengue Hemoragic Fever
Bahan bahasan
Tinjauan Pustaka
Cara membahas
Diskusi
Riset
DATA PASIEN
Nama
: Ny. Lasimah
Usia
: 75 tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Alamat
Pekerjaan
:-
No. RM
: 296021
Tanggal Masuk
: 1 Februari 2013
Kasus
Email
Audit
Pos
Sistem Cerebrospinal
Sistem Cardiovaskular
Sistem Respirasi
Sistem Genitourinari
Sistem Integumen
2. Obyektif
Keadaan Umum
Compos mentis, tampak lemah
Tanda Vital
Tekanan Darah: 130/ 80 mmHg
Nadi
Pernapasan
: 24 kali/menit
Suhu
: 36,1C
Pemeriksaan Fisik:
Kepala
Leher
: JVP (-)
Thorax
: Cor
Ekstremitas
Anogenital
: RT tidak dilakukan.
Pemeriksaan penunjang:
Lab: (3 Februari 2013)
Darah Lengkap
Hb
: 9.7 g/dL
13.2 17.3
AL
: 10.2/L
3.8 10.6
Hct
: 31.8 %
40.0 52.0
AE
: 4.7 106/L
4.4
AT
: 637. 103/L
150.0 440.0
MCHC
: 30
32-37
MCH
: 24.
27-32
5.9
Serologi
Hbs-Ag
negatif
Faal Ginjal
Ureum
25 mg/dl
10-50
Creatinin
0.9 mg/dl
0.4-1.1
transudat
dan
eksudat.
Pleuritis
tuberkulosis
biasanya
dan nyeri dada tanpa peningkatan leukosit darah tepi. Penurunan berat
badan dan malaise sering dijumpai pada pasien. Pada pasien dalam kasus
ini terdapat tanda dan gejala yaitu batuk berdahak kurang lebih sejak 1
bulan yang lalu, dahak berwarna kuning kadang bercampur darah,
berkeringat tiap malam, nafsu makan menurun dan berat badannya juga
menurun, nyeri dada. Pada pemerikaan paru didapatkan vokal fremitus
melemah, pada perkusi didapatkan daerah pekak, dalam keadaan duduk
permukaan cairan membentuk garis melengkung ( garis ellis damoiseu)
Diagnosa Tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisik, pemeriksan bakteriologi, pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Gejala klinis Tuberkulosis dapat dibagi
menjadi 2:
a. Gejala lokal
Yaitu bila yang tekena organ paru maka gejala lokal ialah gejala
respiratori atau gejala yang erat hubungannya dengan pernafasan
(sedang gejala lokal lainnya akan sesuai organ yang terlibat. Gejala
respiratori yaitu : batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah.
Bisa didapatkan nyeri dada dan sesak napas.
b. Gejala sistemik
Yaitu demam, malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan
menurun. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak ada
gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung luas lesi, sehingga
pada kondisi yang gejalanya tidak jelas terkadang pasien baru
mengetahui dirinya terdiagnosis Tuberkulosis saat medical check-up.
4. Plan:
Pemeriksaan sputum BTA S-P-S
Rontgen thorax
Diagnosis :
Efusi Pleura et causa Tuberkulosis Pulmonum
Pengobatan :
IVFD D5 + Aminofusin 20 tpm
Obat lain-lain lanjut (dr. Sardji, Sp.PD):
-
Rimstar 1x3
Cravit 1x1
Pendidikan :
Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyebab,
penularan, cara pencegahan, kondisi pasien, dan lama pengobatan yang
akan diberikan. Perlu juga di jelaskan mengenai komplikasi yang mungkin
akan terjadi.
Konsultasi :
Konsultasi ditujukan kepada dr. Sp.PD dan dr. Sp.B untuk mendapatkan
pengobatan dan tindakan lebih lanjut, hal ini guna mencegah terjadinya
kompikasi dari Tuberkulosis Pulmonum.
Rujukan :
Rujukan di tujukan kepada dokter spesialis penyakit dalam dan dokter
spesialis bedah.
Kontrol :
Kegiatan
Periode
Hasil yang
diharapkan
Tanda vital membaik
Klinis pasien baik
Mengobservasi tanda
RS
Pemeriksaan laborat
laboratorium
dilakukan secara
rutin untuk
memantau efek
Mengobservasi tanda
Keluhan
pada pasien
maupun
nyeri
dada
sesak
berkurang.
Pada
pemeriksaan didapatkan
perbaikan secara klinis
Mengobservasi tanda
Setelah 6hari di
tampak perbaikan
rumah sakit
secara klinis
-hasil lab dalam batas
Pemantauan kondisi
normal
klinis
Pemantauan kondisi
klinis
rumah sakit
rutin
minum
obat
hingga selesai
-edukasi
keluarga
pasien
untuk
selalu
memberikan dukungan
moril,
mengingatkan
jadwal
minum
obat,
menjelaskan
pencegahan
penularan
pengobatan
selesai
-keadaan klinis pasien
membaik
-monitor kepatuhan
minum OAT
-kontrol rutin 2 minggu
sekali
Mengetahui,