SH A B R I N A A D Z A N I A – 1 3 0 11 2 1 9 0 6 1 4
F K U N I V E R S I TA S PA D J A D J A R A N
IDENTITAS
• Nama : An. R T
• Tanggal lahir : 23 September 2011
• Usia : 9 tahun 7 bulan
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Agama : Islam
• Nama orangtua : Ibu . E
• Alamat : Sukasirna RT 01 RW 12 Bayongbong
• Tanggal Masuk : 29 April 2021
• Tanggal pemeriksaan : 29 April 2021
ANAMNESIS
Keluhan utama: Demam
Demam dikeluhkan sejak 10 hari SMRS. Demam muncul tiba-tiba, hilang timbul. Suhu
tidak diukur oleh ibu pasien. Keluhan disertai pucat, lemas, mudah lelah saat aktivitas,
benjolan di leher dan selangkangan, pusing, nyeri perut, pegal-pegal. Pucat dan lemas
sudah dirasakan pasien sebelum keluhan demam muncul. Aktivitas pasien sehari-harinya
dinilai menurun oleh ibu pasien.
Keluhan penurunan kesadaran ,kejang, muntah, batuk, pilek, sesak napas, nyeri dada, perut
membesar, kulit atau mata menjadi kuning,gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
mimisan berulang, gusi berdarah, sakit gigi, penurunan berat badan, nyeri tulang, lebam,
ruam merah, keluhan BAB, keluhan BAK disangkal oleh pasien.
Pasien belum pernah merasakan keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien sudah berobat ke
klinik dan diberi obat tetapi demam timbul kembali dan benjolan tidak menghilang. Pasien
juga mengeluhkan mual setelah meminum obat yang diberikan.
.
ANAMNESIS
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapat ASI hingga usia 2 tahun didampingi makanan lain seperti
bubur dan sereal bayi. Pasien sempat diberi susu formula tetapi muntah.
Sehari-hari pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, tahu, tempe,
terkadang makan daging. Pasien sering jajan di luar dan meminum minuman
kemasan.
STATUS
IMUNISASI
RIWAYAT SOSIOEKONOMI
Status Antropometri
• Berat badan 20 kg
• Tinggi badan 119.3 cm
• IMT = 14 kg/m2
IMT = 14 kg/m2
IMT/U: < -1 SD
Malnutrisi Ringan
TB = 119,3 CM
TB/U = < -2 SD
Perawakan Pendek
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Keadaan sakit : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Nadi : 96 kali/menit
Respirasi : 32 kali/menit
Suhu : 39,4˚C
Saturasi Oksigen: 99% Tanpa O2
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala:
Normocephal
Konjungtiva anemis (+/+)
Sklera ikterik (-/-)
Perioral sianosis (-)
Leher :
Pembesaran KGB (+/+) a/r submental, submandibular, colli dextra et
sinistra
Multiple, batas tegas, menyebar, mobile, nyeri tekan (+)
Thoraks:
Bentuk dan gerakan simetris, massa mediastinum (-)
Paru: VBS kanan = kiri, Ronchi (-/-) Wheezing (-/-) Retraksi (-)
Jantung: bunyi jantung S1-S2 regular, murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen:
• Cembung, lembut
• Bising usus (+), Nyeri tekan (-), Timpani
• Hepatomegali ± 2 cm dibawah arcus costae
• Splenomegali Schuffner 2
• Ekstremitas:
Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-)
• Urogenital
Pembesaran KGB a/r inguinal dextra et sinistra multiple, batas tegas, mobile, menyebar,
nyeri tekan (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG 29/4/21
Darah Rutin Hitung Jenis Leukosit
• Hb : 4,8 g/dl (11,5-15,5)
Basofil : 0 %(0-1)
• Ht : 16% (35-45)
• Leukosit : 206.390 /mm3(4.500-13.500) Eosinofil : 0%(1-6)
• Trombosit : 83.000 /mm3 (150.000-440.000) Neutrofil batang : 0 % (3-5)
• Eritrosit: 1.76 juta/mm3 (4,43-6,02)
Neutrofil segmen : 3 %(50-70)
• LED 38/65 mm/jam (0-10)
Limfosit : 10 % (30-45)
Monosit : 0%(2-10)
Kimia Klinik
AST (SGOT): 131 (s/d 31) Blast: 87%
Diagnosis Kerja
ALL + Malnutrisi Ringan + Perawakan Pendek
RENCANA TATA LAKSANA
• Rawat inap
• Hidrasi infus D5 ¼ NS 3000cc/24 jam
• Inj. Ceftazidime 3 x 400 mg
• Pro Transfusi PRC 200 cc dalam 4 jam
• Rujuk Konsultan Hemato-Onkologi untuk Kemoterapi sesuai Protokol Indonesia
LLA 2018 IDAI
USULAN PEMERIKSAAN
Darah Rutin
• Hb : 6,9 g/dl (11,5-15,5)
• Ht : 20% (35-45)
• Leukosit : 90.160 /mm3(4.500-13.500)
• Trombosit : 42.000 /mm3 (150.000-440.000)
• Eritrosit: 2.42 juta/mm3 (4,43-6,02)
PROGNOSIS
• Batasan: Penyakit keganasan pembuat sel darah disebabkan oleh proliferasi patologis
sel hematopoetik muda seri limfoblas yang ditandai kegagalan sumsum tulang
CLINICAL MANIFESTATIONS
• signs and symptoms of bone marrow failure become more obvious with the
occurrence of pallor, fatigue, exercise intolerance, bruising, oral mucosal bleeding or
epistaxis, as well as fever, which may be caused by infection or the disease.
• Organ infiltration can cause lymphadenopathy, hepatosplenomegaly, testicular
enlargement, or central nervous system (CNS) involvement (cranial neuropathies,
headache, seizures).
• Respiratory distress may be caused by severe anemia or mediastinal node
compression of the airways.
HIPERLEUKOSITOSIS
• Hiperleukositosis adalah peningkatan jumlah sel leukosit darah tepi melebihi 100 000/ul.
Peningkatan berlebihan sel leukosit ini terjadi akibat gangguan pengaturan pelepasan sel leukosit
dari sumsum tulang sehingga leukosit yang beredar dalam sirkulasi berlebihan
• Hiperleukositosis dapat menyebabkan viskositas darah meningkat, terjadi agregasi serta trombus
sel blas pada mikrosirkulasi
• Sel blas: lebih besar, kurang fleksibel, -> leukostasis (terperangkap dan bikin oklusi
mikrosirkulasi)
• Organ tubuh yang paling sering mengalami leukostasis adalah susunan saraf pusat dan paru.
• Leukostasis menyebabkan perfusi yang buruk dan terjadi hipoksia, metabolisme anaerob,
asidosis laktat, akhirnya akan menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah dan perdarahan.
• Leukostasis di SARAF PUSAT: pusing, penglihatan kabur, tinitus, ataksia, delirium, perdarahan
retina dan perdarahan intra kranial.
• Leukostasis PARU: takipne, dispne, hipoksia dan gagal nafas.
SINDROM LISIS TUMOR
• merupakan suatu sindrom yang terdiri dari 2 gejala, yaitu demam yang didefinisikan
sebagai temperatur oral ≥38,3C sekali pengukuran, atau temperatur ≥38OC untuk
pengukuran selama 1 jam terus-menerus, atau pada 2 kali pengukuran dengan jarak
minimal 12 jam,2-6 dan neutropenia yang didefinisikan sebagai hitung neutrofil total
(absolute neutrophils count/ANC) <500 sel/mm3.
• Demam neutropenia termasuk kegawatan di bidang hematologi karena penurunan
jumlah neutrofil sebagai salah satu pertahanan tubuh utama terhadap mikroba, pasien
menjadi sangat rentan terhadap infeksi berat dan kematian.
• Risiko infeksi semakin meningkat seiring penurunan jumlah neutrofil ketika jumlah
neutrofil antara 100-500/mm3
• Komplikasi dari ALL
(3+0) x 206.390/100 = 6910