Anda di halaman 1dari 31

PEMBAHASAN KASUS

Nabila Maularizka
Bening Mauliddina R
Novi Adri
● Seorang wanita usia 25 tahun datang dengan benjolan di payudara kanan
depan ukuran 2x2x2 cm benjolan teraba keras, batas tegas, dan terasa nyeri
dan demam.
● Pasien sedang menyusui 3 bulan.
● Benjolan baru dirasakan 2 hari yang lalu sampai sekarang masih terlihat
berukuran seperti itu. Tidak ada riwayat demam.
● Penderita juga mengeluhkan ada benjolan di ketiak samping kanan satu buah
dan teraba keras dan nyeri.
● Tidak ada riwayat kanker dalam keluarga.
● Penderita tidak mengeluhkan keluhan lainnya.
Pendekatan diagnosis – Rencana
1 Diagnosis Banding 3 penatalaksanaan

Dasar pertimbangan diagnosis


– anamnesis, pemeriksaan Referensi
2 fisik, pemeriksaan penunjang 4
Diagnosis Banding
Keluhan utama: benjolan di payudara kanan depan
Mastitis Abses Payudara Ca Mammae Fibroadenoma Mammae
Mastitis merupakan suatu Abses payudara adalah Keganasan pada jaringan Tumor jinak payudara akibat
proses peradangan pada satu akumulasi pus pada payudara yang dapat berasal pertumbuhan berlebih
atau lebih segmen payudara jaringan payudara, umumnya dari epitel, duktus, maupun jaringan fibrosa (mesenkim)
yang mungkin disertai infeksi merupakan komplikasi dari lobulus dan jaringan glanduler
atau tanpa infeksi. mastitis. (epitel) didalam satu lobules
mammae.
Mastitis Abses Ca Mammae Fibroadenoma Mammae
Breast pain is the primary Abses mammae biasanya Kanker payudara adalah Inspeksi : Mammae tidak
symptom of mastitis. It is terbentuk sebagai komplikasi benjolan yang bersifat ganas terlihat perubahan kontur,
initially localised to one mastitis postpartum. yang seringkali tidak nyeri, KGB regional tidak membesar
segment of the breast, but teraba keras dan berbentuk
untreated can spread to affect tidak beraturan.
the whole breast.

High fever is common, Benjolan terasa lunak karena Perubahan bentuk puting: retraksi Palpasi :
generalised flu-like (malaise, berisi pus. Nyeri dan teraba masa puting, puting mengeluarkan Mammae 🡪 teraba benjolan 1-
lethargy, myalgia, sweating, yang fluktuatif.  nanah (nipple discharge), eksema 3cm, tunggal-multipel,
di sekitar puting, krusta pada
headache, sometimes nausea areola konsistensi kenyal-padat,
and vomiting) batas tegas, permukaan
licin,nyeri tekan (-).

Ada luka pada puting  payudara Demam dan kedinginan, Perubahan kulit: lesung pada kulit
Kulit payudara kemerahan atau menggigil. (dimpling), berkerut seperti kulit
mengkilat Malaise, dan timbul jeruk (peau d’orange), adanya
Terasa keras dan tegang limfadenopati pectoralis, axiller, ulserasi, edema, eritema, nodul
parasternalis, dan subclavia. satelit.

benjolan payudara: teraba keras, batas tegas, dan terasa nyeri Benjolan di aksila, supraklavikular,
infraklavikular
benjolan di ketiak samping kanan satu buah, teraba keras dan nyeri.
Mastitis Abses Ca Mammae FAM
Payudara membengkak, Penunjang: Penunjang: USG : massa bulat atau oval,
mengeras, lebih hangat, Pada penderita abses - Mamografi massa padat dengan kontur
kemerahan yang berbatas biasanya pemeriksaan darah - USG halus, batas tegas dengan
tegas menunjukkan peningkatan - MRI pseudocapsul tipis (jinak)
(Tanda Inflamasi) jumlah sel darah putih. Untuk - Imunohistokimia
menentukan ukuran dari
lokasi abses, bisa dilakukan - Biopsi
pemeriksaan USG atau CT
scan.

Inflammatory breast cancer is Mammografi : tampak gambaran


a rare presentation but should kalsifikasi Pop-Corn Appearance,
be considered if mastitis is not tampak massa bentuk bulat dan
batas tegas
responding to treatment.
Inflammatory breast cancer
may mimic mastitis.
Classically it presents with a
poorly defined clinical mass
with erythema, skin thickening
and peau d’orange (‘orange
peel’ appearance to the skin)
Mastitis Abses Ca Mammae FAM

MRI : penyerapan cepat tanpa


pembersihan khas pada
fibroadenoma

Histopatologi (FNAB, Biopsi terbuka,


Core Biopsi, Sentinel Node Biopsi) 🡪
Makroskopis : Padat, cokelat-putih,
bercak kuning-merah muda
Mastitis Abses Payudara Ca Mammae FAM

Faktor resiko: Faktor Risiko: Faktor Resiko


1. Primipara 1. Wanita 1. Usia <30 tahun (produktif)
2. Stress 2. Usia diatas 50 tahun, 2. Obesitas
3. Tehnik menyusui yang 3. Wanita yang sudah
tidak benar, sehingga 3. Riwayat keluarga dan melahirkan dan menyusui
proses pengosongan genetik (Pembawa 4. Penggunaan kontrasepsi
payudara tidak terjadi mutasi gen BRCA1, 5. Riwayat Keluarga
dengan baik BRCA2, ATM atau TP53 6. Stress
4. Penghisapan bayi yang (p53)), 7. Lingkungan
kurang kuat, dapat 4. Riwayat penyakit
menyebabkan statis dan payudara sebelumnya
obstruksi kelenjar (DCIS/Ductal carcinoma
payudara in situ pada payudara
yang sama,
LCIS/Lobular carcinoma
in situ, densitas tinggi
pada mamografi)
5. Usia menstruasi
Seorang wanita usia 25 tahun pertama kali dibawah 12
tahun
Pasien sedang menyusui 3 bulan 6. Usia menopause diatas
Tidak ada riwayat kanker dalam keluarga. 55 tahun
7. Tidak memiliki anak dan
tidak menyusui
Diagnosis Kerja

Mastitis Dextra dd/ Abses


Payudara
DASAR
PERTIMBANGAN
DIAGNOSIS
Mastitis
● Suatu proses peradangan/inflamasi pada satu atau lebih segmen
jaringan payudara yang disertai dengan atau tanpa infeksi
● Mastitis yang tidak diobati dapat berprogresi menjadi abses
payudara
● Abses payudara : kumpulan material purulent yang terlokalisir
pada payudara
Klasifikasi
Puerperal Mastitis Non-puerperal Mastitis

● Disebut juga lactational mastitis 🡺 ● Inflamasi jaringan payudara yang


sering terjadi pada ibu hamil dan ibu tidak berkaitan dengan kehamilan
menyusui dan menyusui
● Sering terjadi pada 6 bulan pertama ● Sering terjadi pada wanita
menyusui menopause, post-menopause, dan
● Usia: 18-50 tahun perokok
● ● Termasuk: periductal mastitis,
WHO: Sekitar 10-33% dari 9000 ibu
nonpuerperal abscess (peripher dan
menyusui
subareolar), dan idiopathic
granulomatous mastitis
Etiologi
1. Staphylococcus aureus
2. Coagulase-negative Staphylococci (Staphylococcus epidermidis)
3. Polymicrobial:
Staphylococcus, Streptococcus, Enterobacteriaceae, Corynebacteriu
m, Escherichia coli, and Pseudomonas); anaerobes
(Peptostreptococcus, Propionibacterium, Bacteroides) 
Anamnesis
● Keluhan utama: Nyeri/Benjolan ○ Keluhan lain:
i. Demam
● Riwayat Penyakit Sekarang:
ii. Payudara menegang
○ Benjolan: sejak kapan, ukuran awal,
iii.Payudara terasa penuh
ukuran sekarang, pembesaran
disertai nyeri, kemerahan, atau iv. Aliran ASI terhambat
hangat saat disentuh v. Retraksi puting
○ Nyeri: sejak kapan, progresivitas vi.Benjolan nyeri pada ketiak atau
nyeri berkurang/tetap/meningkat, leher
nyeri terlokalisir/menyebar vii.Lesu, myalgia
viii.Sakit kepala
ix.Mual muntah
Anamnesis
● Riwayat Penyakit Dahulu
○ Sebelumnya pernah menderita sakit seperti ini
● Riwayat Reproduksi
○ Usia menarche
○ Frekuensi dan lama menstruasi
○ Riwayat menyusui dan lama menyusui (perawatan payudara selama
menyusui)
○ Jumlah kehamilan dan kelahiran (GPA)
● Riwayat Penyakit Keluarga
○ Adakah anggota keluarga yang memiliki riwayat menderita penyakit keganasan
(ca mammae, ca cervix, dll)
Anamnesis
● Riwayat Faktor Risiko
○ Teknik menyusui yang kurang tepat dapat menyebabkan adanya cracked nipple dan
memudahkan masuknya bakteri masuk ke sistem duktus payudara 🡺 suckling hanya
pada puting (tidak dengan areola)
■ Tanyakan berapa kali ASI dikeluarkan dalam sehari? Apabila pasiennya tidak
bisa menyusukan ke anaknya, apakah dipompa atau tidak?
○ Breast care yang kurang adekuat
■ Apakah setiap menyusu dibersihkan?
○ Primipara 🡺 pasien yang baru pertama kali melahirkan biasanya mengalami
kesulitan dalam melakukan perawatan payudara selama menyusui
○ Stress
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik (Sistemik, Regionalis, Lokalis)
• Keadaan Umum: Baik/Sedang/Buruk
• Status generalis: tanda vital, antropometri, keadaan
umum, head to toe
Pemeriksaan Fisik
● Status lokalis dan regionalis:
○ Letak benjolan pada Kuadran: Lateral atas/ Lateral bawah/ Medial atas/
Medial bawah/ Sentral
○ Konsistensi benjolan: Kenyal/ Keras/ Kistik
○ Ukuran benjolan: …
○ Mudah digerakan/tidak, melekat pada kulit/ tidak, melekat ke otot pektoralis/
tidak, melekat ke dinding dada/ tidak
○ Perubahan warna kulit : kemerahan; luka/ulcus
○ Keluar darah/cairan ASI/nanah/ tidak
○ Retraksi puting dada/ tidak
○ Pembesaran kelenjar aksila dan supraklavikula/ tidak, jika ada deskripsi
jumlah, ukuran, konsistensi
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan darah rutin: peningkatan jumlah sel darah putih
● USG
● Pemeriksaan mikrobiologi
USG
● Biasanya dilakukan untuk evaluasi
abses payudara dan melihat
tampakan lesi payudara
● Abses terlihat seperti lesi kantung
hypoechoic, tidak ada vaskularisasi
pada bayangan hypoechoic,
accoustic enhancement
Pemeriksaan Mikrobiologi
● Discharge dari puting atau fistula dan sampel dari aspirasi dapat
dilakukan pemeriksaan gram staining dan kultur dan sensitivitas
● Selain dilakukan pemeriksaan mikrobiologi, juga dapat dilakukan
pemeriksaan sitologi untuk mencoret kemungkinan keganasan
apabila diagnosis kerja inkonklusif
TATALAKSANA
● Prinsip penatalaksanaan mastitis adalah kontrol gejala, pemberian antibiotik,
dan pengeluaran ASI terus menerus.
● Pemberian antibiotik dan analgesik tidak akan membahayakan bagi bayi.
● Ibu disarankan untuk terus menyusui bayi dan meminum banyak cairan.
● Analgesik
Paracetamol merupakan pengobatan lini pertama. NSAID dapat diberikan juga
pada ibu hamil.
● Kompres panas dan dingin
○ Masase dan kompres hangat sebelum menyusui 🡪 mendorong aliran ASI
○ Aplikasi kompres dingin setelah menyusui 🡪 mengurangi rasa sakit
● Pemberian Antiobiotik yang memadai sangat penting, berdasarkan kultur dan
sensitivitas bakteri.
● S. Aureus merupakan penyebab terbanyak, pilihan antibiotik adalah
flucloxacilin atau dicloxacilin dosis 4 x 500 mg per hari, selama 5 hari.
● Untuk alergi penisilin diberikan cephalexin atau clindamycin
● Antibiotik alternatif lain seperti amoxycillin/clavulanic acid dan macrolides
(erytromycin, clarithromycin)
● Hindari pemberian tetracycline, ciprofloxacin, dan chloramphenicol
● Tujuan terapi ini untuk memberikan ASI terus
menerus dan mengosongkan payudara semaksimal
mungkin 🡪 untuk mengurangi gejala dan
mengurangi kemungkinan terjadinya abses
payudara
● Pompa payudara dapat digunakan untuk
mengosongkan payudara sampai infeksi/
peradangan mereda.
● Ibu dengan mastitis harus ditinjau dalam (24-48 hr) untuk memastikan
peradangan berkurang.
● USG dapat mendeteksi adanya abses dan membantu dalam aspirasi.
● Ibu menyusui dengan abses payudara sering datang saat abses
terbentuk dan volume banyak.
● Sebelumnya tatalaksana abses dengan insisi dan drainase dengan
anestesi umum. Sekarang digantikan oleh aspirasi perkutan dengan
anestesi lokal.
Referensi
1. Boakes E, Woods A, Johnson N, Kadoglou N. Breast Infection: A Review of Diagnosis
and Management Practices. Eur J Breast Health. 2018
2. Cusack L. Lactational Mastitis and Breast Abscess. Australian Family Physician Vol.
40, No. 12, 2011
3. F. Gary Cunningham et al. Williams Obstetrics 25th edition. 2018.
4. Hoffman B, et al. Williams Gynecology 3rd edition. 2016.
5. JEANNE P. SPENCER, MD, Conemaugh Memorial Medical Center, Johnstown,
Pennsylvania. American Family Physician. 2008
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai